Chereads / ALWAYS LOVING YOU / Chapter 8 - TUJUH

Chapter 8 - TUJUH

Mencoba bersama bukanlah hal yang buruk, yang buruk adalah ketika kita mempunyai kesempatan tetapi tidak digunakan.

Anonymous

***

Hari ini adalah hari pertama mereka bersama. Kynan begitu posessif. Saat Aluna memakai pakaian yang menurutnya biasa saja tapi Kynan sudah uring - uringan. Hot pants yang dipadukan dengan sweater putih membuat tampilan Aluna sederhana tapi sangat menarik.

"Love! Kamu memakai pakaian seperti ini? Yang benar saja? Cepat ganti!" protes Kynan. Kynan tidak rela, tubuh menarik Aluna menjadi konsumsi banyak orang, apalagi oara pria di luar sana.

"Sudah tanggung. Ayo! Aku sudah lapar. Katanya tadi kamu juga lapar. Ayooo!" Aluna menarik tangan Kynan keluar. Kynan yang masih belum setuju dengan cara berpakaian Aluna merasa sangat malas untuk keluar.

"Jangan gitu! Nanti gantengnya hilang lo." ucap Aluna seraya mengecup pipi Kynan. Kynan tersenyum. Baru kali ini Aluna berani menciumnya meskipun cuma di pipi.

Mereka masuk ke dalam mobil, menyalakannya dan bergegas menuju sebuah rumah makan yang berada di dekat rumah kontrakan Aluna.

Sampai dinrestoran, mereka langsung memesan makanan sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang mereka berdua menikmati pemandangan disekitar restoran itu. Tempatnya cukup menyenangkan, pas buat nongkrong, dan minum kopi dengan teman sehabis kuliah. Di kepala Aluna sudah tersusun rencana untuk membawa Kendra ke tempat ini. Sahabatnya itu harus tau jika ada tempat yang asyik digunakan buat kongkow.

"Mikirin apa?" tanya Kynan saat merasa dirinya diabaikan oleh Aluna.

"Nggak ada, cuma pengen ngajak Kendra nanti kesini. Tempatnya enak buat nongkrong."

"Segitu sayangnya sama Kendra, aku nggak diajakin nih?" Aluna menggelengkan kepala, ngajak orang di depannya bisa bikin kacau semuanya, pikirnya.

"Awas saja kalau aku nggak ada disisi kamu mata kamu kemana-mana!" Aluna mencebikkan bibirnya, pria ini kenapa berubah 360 derajat? Dari yang super cuek jadi cerewet minta ampun!

Makanan yang mereka pesan sudah datang, Aluna dan Kynan menikmati makanan mereka dalam diam, sesekali Kynan melihat wajah Aluna yang tampak serius dengan makanannya. Aluna memang tidak pernah jaim di depan orang lain. Mau makan banyak atau nggak yang penting perut kenyang.

"Love, bagaimana dengan beasiswamu?"

"Apanya yang gimana?" Aluna yang tidak tahu arah pembicaraan Kynan jadi bingung, pria ini tiba - tiba membicarakan beasiswa yang pada dasarnya Aluna tidak pernah menceritakan pada Kynan. Gimana mau cerita, hubungan mereka baru saja dimulai pagi ini.

"Universitas mana yang menerima beasiswamu?" Kynan tidak mungkin memaksa Aluna untuk membatalkan beasiswanya. Kynan tahu Aluna sangat menginginkannya.

"Heeemmm, ada dech! Udah ah, jangan bicarain yang lain. Makan dulu 'tu sarapannya. Sakit lagi baru tahu rasa!"

"Enakan sakit. Aku sakit kamu peluk."

"Yeeeyy maunya!" Aluna mencibir, Kynan tertawa melihat ekspresi Aluna. Selama ini dia tidak pernah melihat Aluna yang seperti ini. Aluna yang dia lihat selama ini adalah Aluna yang takut kepadanya. Mungkin ini juga salahnya. Dia terlalu keras dengan Aluna.

Aluna dan Kynan kembali menyantap sarapan mereka. Kynan yang baru kali ini memandang wajah Aluna secara detail baru melihat, Aluna adalah sosok gadis yang cantik dibalik kesederhanaannya. Wanita didepannya ini meski pendiam, dia tidak pernah jaim dan terlihat apa adanya.

Aluna gadis sederhana tapi  menarik. Periang dan pintar. Kynan selama ini hanya dibutakan dengan kecantikan luar saja. Dia lupa jika mencintai seseorang kecantikan dari dalam juga diperlukan, jika hanya keseksian dan kecantikan banyak salon kecantikan dan klinik kecantikan yang dapat dengan mudah merubah bentuk muka seseorang.

Ponsel Aluna berdering, Kynan menjadi penasaran siapa yang menghubungi kekasihnya di jam seperti ini. Dengan mata tajam ditatap Aluna yang sepertinya berniat mengangkat panggilan itu.

"Yap, halo.... Luna speaking...hahaaa...." Luna tertawa dengan mudahnya dengan seseorang di sambungan telepon membuat Kynan semakin penasaran.

"..."

"Oke lah, nanti aku kesana. kamu nggak usah kerumah. Aku sedang berada diluar sekarang. Nanti habis ini aku meluncur ya...thanks ya, Ton." balas Aluna yang diyakini Kynan seseorang diseberang sana mengajak bertemu. Dan kata terakhir dari bibir Aluna membuat Kynan mengepalkan tangannya.

"....."

"Oke. Bye! See you latter." Aluna mematikan ponselnya dan terkejut melihat tatapan Kynan yang dipenuhi amarah.

"Ada apa?" tanya Aluna

"Siapa?" bukannya menjawab kynan malah balik bertanya.

Aluna menghembuskan nafas, pertanda akan datang badai yang tidak disertai dengan hujan.

"Teman."

"Teman? Punya nama kan dia? Masih manusia kan?" suara Kynan sedikit meninggi, Aluna melihat kiri dan kanan, dia merasa tidak enak dengan pengunjung lain dan menganggukkkan kepala berusaha meminta ma'af. "Jawab, Love!"

"Oke, itu tadi Toni. Kamu kenapa sih kok jadi seperti ini? Padahal dulu aku tidak pernah terlihat oleh kamu."

"Dulu kamu bukan milikku, tapi sekarang kamu milikku!" tegas Kynan dengan menatap mata Aluna tegas.

"Whatever! Aku sudah selesai. Aku pulang dulu. Malas aku bertengkar." Aluna beranjak dari tempat duduknya. Sebelum melangkah tangan Aluna sudah dicekal Kynan dan tatapan Kynan tajam penuh ancaman.

***