Beginikah rasanya dilecehkan? Terimakasih karena kamu mengajarkan aku arti mencintai. Aku akan tetap mencintaimu meski hanya luka yang kudapatkan.
Aluna
***
Kynan benar-benar tidak beruntung sore ini, bukannya mendapat dua tamparan Kynan mendapatkan tiga. Satunya berasal dari Vania. Wanita itu merasa dipermainkan oleh Kynan, padahal selama ini Vania yang menawarkan dirinya kepada Kynan.
Kynan mengambil ponselnya berusaha menghubungi Aluna. Panggilannya terhubung tapi tidak lama sesaat kemudian di reject. Kynan menghubungi lagi dan sekarang ponsel Aluna mati. Kynan kesal, melemparkan ponselnya ke kursi penumpang di sebelahnya. Tangannya memukul keras setir mobilnya.
"Aaarrrggghhh!"
"BRENGSEEEKK!"
"Tidak! Tidak! aku harus menemuinya. Aku harus membuat gadis itu menjadi milikku sebelum dia pergi mengambil beasiswanya dan jauh dariku." Kynan bermonolog, dengan kecepatan penuh dia mengendarai mobilnya menuju rumah kontrakan Aluna. Dia yakin Aluna berada di dalam kontrakannya.
Tok... Tok... Tok...
Kynan mengetuk pintu kontrakan Aluna dengan keras. Hampir terdengar seperti gedoran.
Ting!
Ponsel Kynan berbunyi, tanda ada pesan masuk di ponselnya. Kynan segera membuka pesan tersebut setelah melihat siapa pengirimnya.
"Kakak pulang saja. Terimakasih, dan ma'af Luna yang lancang mencintai kakak. Luna tidak apa-apa kak. Luna lelah ingin istirahat." pesan itu dari Aluna. Dengan cepat Kynan menekan tombol panggilan menghubungi ponsel Aluna tapi ponselnya sudah mati.
"Luna!! Aku akan menunggumu sampai kamu keluar! Tidak peduli kapan kamu akan keluar. Aku akan tetap disini. Lunaaa! Luuuunnn!" teriak Kynan memanggil Aluna tetapi tidak sedikitpun mendapat jawaban dari dalam rumah. Terlihat dari luar, rumah itu sedang kosong ditinggal pergi penghuninya, karena sampai jam tujuh malam rumah itu masih gelap, lampu-lampu belum dihidupkan oleh pemiliknya.
***
Malam sudah sangat larut, jam di dinding kamar Aluna menunjukkan pukul sebelas malam. Aluna merasa haus karena menangis semalaman tenggorokannya terasa kering, kakinya melangkah menuju dapur untuk mengambil air dingin didalam lemari es. Matanya tanpa sengaja melihat sekelebat bayangan diluar rumahnya. Memberanikan diri dia mencari alat untuk memukul dan melihat siapa yang berada di halaman rumahnya, jika ada maling dia sudah bersiap akan menghajar maling itu. Berjalan mengendap-endap dia memberanikan membuka gorden jedela rumahnya. Matanya melotot seakan mau keluar melihat seseorang yang berada di halaman rumahnya. Kynan menggigil kedinginan di luar sana, saat ini udara di Jakarta tidak menentu, dan malam ini udara terasa lebih dingin dari biasanya. Bibir Kynan terlihat memucat. "Apakah pria itu belum makan? Bukannya pria itu baru saja jalan sama pacarnya? Kenapa pria itu masih bersikukuh berada disini? Apa yang sebenarnya diinginkan pria ini?" Pertanyaan demi pertanyaan muncul dengan sendirinya di kepala cantik Aluna. Aluna membuka pintu dan Kynan langsung menoleh, pria itu tersenyum dengan bibir yang terlihat pucat dan sedang kedinginan.
"Akhirnya, Aluna.... Aku mau.... ehm....mau..."
"Mau apa kak? Kenapa kakak tidak pulang? Ini sudah sangat malam. Besok kakak kan kerja, jadi kakak pulanglah." Aluna memotong kata yang keluar dari bibir pucat Kynan, Aluna tidak ingin terhanyut lagi kepada Kynan. Dia harus membentengi dirinya setinggi mungkin.
Kynan gelagapan. Mungkin dia malu atau apalah. Sikap Kynan ke Aluna selama ini menunjukkan jika pria itu sangat sombong, angkuh, arogan, egois, dan keras kelapa. Aluna paham dengan sikap buruk yang dimiliki Kynan. Dari semua sikap buruk yang dimiliki Kynan, Aluna tahu Kynan adalah seorang yang sangat penyanyang, apalagi kepada ibunya. Aluna mencintai Kynan karena sifat Kynan yang sangat mencintai ibunya, meski Aluna tidak bertemu langsung dan melihat langsung perhatian Kynan kepada ibunya, cerita yang keluar dari Violetta ibu Kynan dan juga Kendra sudah mewakili semuanya.
"Aluna.....Lun....sayaaa....."ย
Brruuukkkk...
"Kaaaaakkkk....." Aluna berteriak saat tubuh Kynan jatuh tersungkur, pria itu pingsan. Aluna segera menghampirinya dan mencoba membangunkan Kynan. Aluna menepok pipi Kynan perlahan dan memanggil nama Kynan berkali-kali tapi pria itu tetap tidak merespon.
"Kak, bangun kak! Kak....!" tangan Aluna masih memukul pipi Kynan perlahan, Aluna memegang kening Kynan dan demam. pria itu demam saat ini. "Apa Kynan sakit?" monolog Aluna saat merasakan kening Kynan memang terasa panas.
***
Aluna membaringkan tubuh Kynan di atas ranjangnya, setelah dia meminta bantuan penjaga kompleks tempatnya mengontrak untuk membawa Kynan masuk. Awalnya penjaga kompleks menyarankan untuk membawa ke rumah sakit melihat kondisi Kynan yang pingsan tetapi ditolak oleh Aluna, biar Aluna yang merawatnya untuk yang terakhir kali sebelum dia pergi meninggalkan semua cinta dan harapannya kepada Kynan.
Dengan telaten Aluna mengompres kening kynan, membuatkan bubur untuk dimakan Kynan jika dia sudah sadar nanti.
"Lun..." desis Kynan dalam tidurnya, Aluna yang mengira Kynan sudah bangun terlonjak dari sofa kamarnya melangkah segera mungkin melihat keadaan Kynan yang sepertinya tengah memanggil namanya.
"Dingin...." ucap Kynan sekali lagi. Aluna segera berlari kearah almari mencari bedcover yang tersisa. Tubuh Kynan ternyata semakin panas, pria itu terus mengigau. Aluna semakin bingung. jam di dindingnya menunjukkan pukul setengah tiga dini hari. Tidak mungkin dia menghubungi Kendra, sahabatnya itu pasti sedang istirahat. Berjalan mondar-mandir Aluna kebingungan, apa yang akan dia lakukan? Memeras otaknya dan tiba-tiba terfikirkan untuk browsing, mencari tau bagaimana cara mengurangi demam selain mengompres. Lama dia mengotak - atik ponselnya dan ditemukannya artikel cara mengurangi demam bisa dengan menyalurkan demam ke orang lain dengan cara skin to skin.ย
"Gila ini. Bagaimana bisa aku melakukan skin to skin sama Kak Kynan? Hilang sudah kesucian tubuhku jika harus skin to skin." Aluna tetap berbicara sendiri berjalan mondar - mandir memikirkan cara yang akan dilakukannya untuk mengurangi demam Kynan.
"Dingin...." Suara Kynan terdengar lagi, semakin menggigil dan ditambahi bunyi gigi bergemeletuk. Aluna panik. Tanpa pikir panjang lagi Aluna naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut. memeluk tubuh gemetar Kynan dan ajaib. Setelah mendapat pelukan dari Aluna tubuh Kynan berhenti bergetar dan pria itu sudah mulai tenang, nafasnya sudah kembali teratur, Aluna yang juga merasakan kenyamanan itu ikut memejamkan matanya, dan akhirnya mereka tertidur dengan saling berpelukan.
***