Sesampainya mereka dikelas Tama terus memperhatikan Micky. Awalnya Micky tidak peduli hingga akhirnya ia risih dan kesal, menoleh kearah Tama dan tatapannya langsung beradu dengan mata tama
"Apa? " tanya Micky datar, Tama tidak menjawab ia terus menatap Micky. Membuat micky semakin kesal "lo salah minum obat?"
Vernon Yang berada disamping Tama menendang kursinya, membuatnya mengalihkan pandangannya pada Vernon "lo gak dengar apa Yang di bilang cewek gue" ujar vernon
Tama mengalihkan tatapannya kepapan tulis, kata-kata Adam ters terngiang di telinganya saat mereka keluar dari ruang Bk tadi
"Nama kamu siapa?"
"Kevin gitar pratama,kek" Adam tersenyum
"Kamu tau kenapa saya tadi bertanya sama kamu bukan pada Alexander?" tanyanya Tama menggeleng karna dia memang tidak tau "karna kalau saya bertanya pada Brayen ataupun Alexander sudah jelas karna Brayen salah satu korban karna mukanya juga babak belur dan kalau saya tanya alexander sudah pasti dia akan membela micky" jelasnya panjang lebar
Karna penasaran Tama bertanya "kenapa sudah pasti Alex membela Micky kek, apa Micky pacar Alex?" tanyanya yang tidak tau dapat keberanian darimana
Adam tersenyum, "bukan, Alex bukan pacar Micky dan gak akan pernah" Adam menggantung ucapannya "Micky, Alexander, Jonathan dan Brayen, mereka sudah berteman sejak kecil bahkan saat micky sebelum pergi ke kanada, mungin watu itu umur micky sekitar 5 tahun" jelasnya lagi
"Jadi mereka itu berteman sejak kecil?" Adam menjawab dengan anggukan
©©©
Pulang sekolah Micky dijeput langsung oleh Adam. Micky heran, tumben kakeknya turun tangan langsung untuk menjemputnya, atau karna kejadian tadi?
"Kakek gak sibuk? " tanya Micky ketika sampai di depan mobil Adam
Adam tersenyum, ia menyuruh Micky masuk kedalam mobil dan Micky menurut. Dalam perjalanan pulang Micky mengernyit karna jalan yang dilalui bukan jalan menuju rumahnya melainkam jalan menuju kediaman sang kakek
"Kita gak kerumah mictky kek? " tanyanya. Adam tidak menjawab hingga mobil mereka masuk ke perkarangan rumahnya
Pintu mobil di bukakan oleh para pengawal, mereka turun dari mobil menuju rumah, telah ada Ilyas-kepala pelayan rumah Adam di depan pintu rumah untuk menyambut kedatangan mereka
"Ayo masuk" Adam menggandeng tangan cucu satu-satunya itu masuk kedalam rumah
©©©
"Princess, kamu tau kenpa kakek bawa kamu kesini?" tanya Adam saat mereka telah duduk di sofa ruang tamu. Micky menggeleng
"Kakek tidak mau kalau kamu terluka seperti ini lagi, dan mulai hari ini kamu akan tinggal dengan kakek tidak ada penolakan" lanjutnya
"Tapi kek" sela Micky
"Gak ada tapi-tapi"
"Kek" panggil Micky melemas
"Baik, kakek akan kasi kamu tiga pilihan"
Micky antusias, karna ia tidak mau hidup dengan sang kakek, bukan tidak mau lebih tepatnya itu akan membuatnya merasa terkekang "apa?"
Adam meneringai "baik. Pilihan pertama, kamu tinggal sama kakek Dan di awasi oleh pengawal. Kedua, kamu kembali keKanada dan kakek akan mengatakan yang terjadi sama grandpa and kedua orange tua mu" Adam menggantung ucapannya Dan melihat ke arah Micky yang syok dengan yang ia katakan "pilihan ketiga, kamu bersedia kakek jodohkan atau lebih tepatnya kakek nikahkan" ucapan itu membuatnya tambah syok, nikah? Ini benar-benar Hal gila, tapi entah kenapa pilihan terakhir lebih terasa aman
Micky berfikir keras karna semua pilihan yang diberi kakeknya itu, ia tau semua adalah hal gila bagaimana tidak pilihan pertama sama saja dengan penjara untuknya, pilihan kedua itu lebih tidak mungkin karna jika grandpanya tau maka Brayen, Alex dan Jonathan akan kena imbasnya juga dan ia tidak pernah menginginkan hal itu bahkan hanya untuk membayangkannya ia tak mau. Ya walaupun hubungan Micky dan Jonathan sedang tidak baik tapi percayalah ia tidak pernah rela jika melihat salah satu sahabatnya kesusahan bahkan sampai terluka. Tapi untuk pilihan terakhir itu tidak mungkin mengingat ia masih duduk di bangku sma dan kelas XI pula, 'apa mungkin jika ia memilih pilihan terakhir ia tidak akan di kekang dan di biarkan tinggal di rumahnya sendiri?' pertanyaan itu terus terngiang di otaknya
Micky melihat kearah Adam "kalau Micky milih pilihan terakhir, apa Micky bisa bebas?" tanyanya pada Adam yang membuat Adam ikut berfikir
"Mungkin" jawabnya
"Baik, aku pilih pilihan ketiga" jawabnya dan pergi meninggalkan sang kakek menuju kamarnya di lantai dua
"Ilyas, apa menurut mu saya terlalu kejam padanya" Adam meminta pendapat Ilyas karna merasa sedikit bersalah
"Saya rasa tidak tuan, karna nona muda tidak pernah mau diperhatikan, saat anda perhatian padanya, dia mengganggap anda mengekangnya. Tapi kalau seperti ini mau tidak mau dia akan mengikuti dan menjaga hubungannya nanti" jawabnya sopan
"Apa menurutmu dia tidak terlalu cepat mengambil keputusannya"
Ilyas tersenyum "saya rasa tidak tuan. Saya melihat nona muda benar-benar berfikir keras dan kita juga tau dia adalah orang yang pintar"
©©©
Micky turun dari lantai dua dengan pakayan santai dan kunci mobil di tangan
"Micky" panggil Adam saat melihat Micky hendak keluar rumah "kamu mau kemana?" tanyanya agak risau karna dari percakapan sore tadi baru sekatang Micky keluar dari kamarnya
Micky menghentikan langkahkakinya saat sang kakek memanggilnya "Keluar bentar" jawabnya
Adam melihat jam di pergelangan tanhannya yang menunjukkan pukul 7:51 malam "kemana? ini kan udah malam sayang" terlihat raut kawatir diwajahnya "besok aja keluarnya" bujuknya
"Aku cuma mau kerumah sakit, mauliat keadaan J" jawab Micky
"Ya udah, tapi kamu mau di antar sama Ben ya sayang"
"Gak usah aku nyetir sendiri aja, aku lagi mau sendiri" ucapnya sopan dan pergi menuju mobilnya yang terparkir,
Sekitar 45 menit ia mengemudi, kini sampailah ia dirumah sakit besar yang ternama dimana Jonathan sekarang sedang di rawat. Micky berjalan menelusuri kotidor rumah sakit setiap orang yang berpapasan dengannya maka orang itu akan membungkuk seraya memberi hormat padanya
Ya ini adalah rumah sakit yang sama dengan yang waktu tangannya terluka, ini adalah rumah sakit suasta miliknya. Micky berjalan menuju lif pribadinya
Sesamapainya di depan kamar inap viv Jonathan. Micky benhenti sejenak dan melangkah menuju pintu ia memegang kenop pintu dan pintu terbuk terlihat Jonathan yang sedang tertidur di benkernya sedangkan Alex dan Brayen tertidur di sofa kamar tersebut
Micky berjalan mendekat ke benker Jonathan ia duduk di kursi pangunjung. Melihat wajah damai Jonathan ketika tidur, tidak terlihat Jonathan yang sok kegantengan dan pecicilan.
Perlahan tapi pasti Micky mengangkat tangannya menuju kepala Jonathan, ia mengusap lembut kepala tersebut hingga sang empu terbangun dan memegang tangan Micky
Micky menatapnya dengan mata teduh, "princess, maaf" ujar Jonathan dengan suara bergetar menahan tangis, Micky kembali mengusap lembut kepalanya
"Princess, gua mohon maafin gua" tangisnyapun pecah hingga membuat Alex dan Brayen terbangun dari tidurnya
"Princess, disini?" tanya Alex setengah sadar
"Kamu kapan sampainya? Kok gak bangunin aku" tanya Brayen, sedangkan Jonathan terus menangis tanpa niat untuk berhenti
"Cengeng lo, malu napa udah gede masi nangis, mala nangisnya ngegas lagi" Micky mengejek
"Tau lo, mala gua ngantuk banget lagi" timpa Alex kesal karna tidurnya Yang terganggu
Micky kembali mengusap kepalanya dengan lembut "masi sakit?"
"Kalau lo maafin gua, gua sehat" uacapnya disela cegukannya
"Ce ilah, lo nangis dikit aja langsung cegukan" ejek Alex dan mendapat lemparan bantal dari Jonathan, Brayen dan Micky hanya tertawa melihat kedua sahabatnya itu
"Lo gak malu J kalau ada cewek yang liat kelakuan memaluakan lo" ledek Brayen, jonatan merajuk
"Gak usah sok imut lo" ujar Micky, Jonathan tersenyum padanya dan memegang tangannya "maafin gua ya?" mohonnya sekali lagi dan mendapat anggukan dari Micky. Ia memeluk micky dengan hangat "lo pelukan gak ngajak-ngajak" kesal alex
Micky menarik Alex dan Brayen dan biginilah mereka berpelukan dengan hangat, mereka berempat duduk di benker jonatan
"Princess, gua mau pulang. Gak enak disini" rengeknya entah yang ke berapa
"Lo sakit dikit aja lebay " kesal alrex
"Sakit dikit bapak lo Suryo" ujarnya kesal
"Princess" mohonnya lagi, Micky mengambil ponsel di saku celana jinsnya dan menekan satu nomor dan mengirim pesan pada orang itu
Sekitar 5 menit, seorang dokter masuk. Ia memberi hormat pada Micky "gimana keadaannya?" tanya Micky
"Begini presdir, tuan Jonathan mengalami patah tulang dan sedikit pendarahan di otak" micky mengangguk mengerti
"Apa dia boleh pulang sekarang?" tanya micky lagi yang membuat Jonathan senyam senyum sendiri dan menggenggam tangan Micky lembut
"Sekarang belum presdir" ujar dokter tersebut, Micky melihat raut kecewa di wajah jonatan
"Kalau saya yang mau dia pulang sekarang gimana?" tanya Micky lagi
Dokter itu sontak mengerti kalu Micky bukan sedang bertanya tapi memerintah "baik presdir, saya akan mengutus beberapa perawat kekediaman tuan Jonathan"
"Baik, lakukan sekarang" perintah Micky. Setelah dokter itu menghilang dibalik pintu, Micky kembali membuka suara "lo senang?" Jonathan mengangguk, mendapat gelengan kepala dari Alex dan Brayen
"Sebenarnya ada yang mau gua ceritain sama kalian tentang masalah gua, tapi besok aja lah. sekarang kita beresin semua barang-barang lo, telfon bunda Lo dulu nanti dia kesini lagi"
"Lo pulang kemana?" tanya alex karna saat pulang sekolah tadi ia melihat micky di jemput sang kakek
"Kerumah kakek" Alex mengangguk mengerti dan tidak mau bertanya lagi karna ia tau Micky akan menceritakannya tapa di minta
#TBC
Jangan lupa like and comments guys
Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.