Chereads / Without you (Azzurra and Kevin) / Chapter 17 - 16. masalah

Chapter 17 - 16. masalah

Tepat hari selasa

Micky kembali datang kesekolah dengan diantar oleh sekumpulan pengawal. Ketika masuk kekelas, kelas sudah hampir penuh karna memang tiga menit lagi bel masuk akan berbunyi

Semua mata tertuju padanya. Micky masuk dengan wajah pucat dan rambut yang biasa di capol kini tergerai. Membuat ia terlihat tambah cantik tapi sayang ia hanya memasang muka dinginnya

Ia melangkah menuju bangkunya, dan langsung duduk. Terdenagr ia menghela nefas panjang oleh Tama yang memperhatikannya

"Papan tulis di depan, bukan di gua" ucap Micky dingin yang membuat orang mengalihkan tatapannya dari Micky

"Mic... " ucapan Jonathan terputus saat ada orang yang mengetuk pintu kelas. Membuat semua mata tertuju padanya, kecuali Micky yang malah memasukkan kepalanya kedalam lipatan tangannya di atas meja

"Kevin gitar pratama" ujar orang itu di depan pintu

"Ia kenapa? " Tanya tama

"Oh lo tetnyata, lo di panggil pak Jojo. Disuruh kekantor" orang itu memberi pesan yang diberi pak Jojo saat ia melewati kantor tadi

Tama mengangguk, orang itupun langsung pergi dari situ. Tama melangkahkan kakinya menuju kantor

Entah sudah berapa lama Micky tertidur dengan posisinya itu, tiba-tiba ada benturan keras yang mengenai mejanya sehingga membuat ia terbangun

Jangan tanya dimana guru yang mengajar, karna tadi setelah Tama kembali dari kantor ia menerima pesan dari pak Jojo kalau buk Lisa tidak datang dan tidak di perbolehkan untuk keluar masuk kelas. Yang artinya kelas itu sekarang sedang jam kosong

Dan dimana Tama sekarang?

Jawabannya Tama sedang permisi ketoilet untuk memenuhi panggilan alam. Mungkin

Micky menegakkan kepalanya dan hal pertama yang ia lihat adalah orang yang menghajar Brayen dengan membabi buta bahkan tidak ada yang berani melerainya

Dengan cepat Micky berdiri dan menahan tangan orang itu yang hendak mendarat untuk entah kesekian kalinya, ia menepis tangan orang itu

"Ngapain lo bikin ribut di sini" ujar Micky dingin

Vernon menatap Micky dengan khawatir. Tama yang baru datang langsung berjalan menghampiri mereka

Tanpa aba-aba pria tersebut menpar Micky keras, membuat Alex maupun Jonathan tak lagi bisa diam. Bahkan siswi dikelas itu memekik ngeri saat mendengar bunyi tamparan di pipi kanan Micky Yang nyaring

Saat orang itu akan bertindak, mereka melihat ke arah Micky. Micky berjalan satu langkah kedepan dan tersenyum, ia meletakkan helayan rambutnya kebelakang telinga

"Gua benci saat orang yang gua sayang malah terluka didepan mata gua sendiri" ucapnya ke Brayen dan menggeleng " gua juga gak suka memulai kekerasan tapi kalau udah di mulai maka dengan sangat terpaksa gua yang akan menuntaskannya" ujarnya yang membuat orang yang mendengarnya merinding

Orang itu memegang kra baju Micky dengan cepat Micky menepisnya dan membalas tamparan tadi dengan tamparan yang tak kalah keras. Yang membuat orang merasa ngeri

Pria itu kembali mendekat tapi yang ia dapat adalah hantaman kuat di perutnya yang membuatnya mundur membentur meja dibelakangnya dan terguling

Micky berjalan mendekat, ia menginjak tangan sebelah kiri pria itu dengan kaki kirinya sedangkan kaki kanannya ia arahkan tepat di leher pria tersebut, berniat menginjaknya

Micky tersenyum dan berujar membuat wajah peria itu menjadi pucat pasi " apa perlu gua menuntaskannya?" ujarnya dan tersenyum miring

Alex melangkah mendekat dan menenangkan Micky, ia tau emosi Micky belum lah reda

"Princess udah ya"

Micky menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan guna mengatur emosinya

Micky berujar " kalau brani lo nyentuh salah satu dari mereka lagi, gua pastiin lo beneran akan masuk kedalam lahat" setelah mengatakan itu Micky berbalik, saat baru bua langkah tiba-tiba ada suara gaduh.  Ternyata Jonathan mencoba melindunginya saat pria tersebut ingin melayangkan kursi ke arah micky, yang membuat Wanita yang ada dalam kelas berteriak

Emosi micky yang sempat ia tahan tadi kembali memuncak tanpa aba-aba ia kembali menendang perut peria tersebut, pria itu mendekat untuk memeukul Micky, tapi sayang pululan Tama lah yang mendapat di pipinya. Alex mengambil alih dengan menghajar pria tersebut dengan membabi buta. Hingga Tama menarik Micky kebelakang agar Micky tidak mengabulkan ancamannya  pada pria tersebut. Biarkan Alex Yang menyudahinya

©©©

Disinilah mereka sekarang

Micky, Alex, Brayen, Tama dan pria tadi. Jonathan? Micky menelfon Ben, Ia memerintahkan untuk membawa Jonathan kerumah sakit karna tidak sadarkan diri

Mereka sekarang sedang duduk di ruang BP

"Saya akan menelfon orang tua kalian" ujar pak Tomo selaku guru BP

"kamu lagi, kamu lagi, saya sudah bosan meliat kamu" ujar pak Tomo pada pria tadi "untuk kali ini saya akan benar-benar memanggil orang tua lamu Doni" lanjutnya

"Dan kalian mana no. Orang tua kalian? " pak Tomo mengalihlan pandangannya dari Doni ke arah Micky, Alex, Brayen dan Tama

"Pak apa harus no. Orang tua ya pak?" tanya Brayen

"Harus" jawab pak Tomo

Merekapun memberi no. Orang tua mereka kepada pak Tomo kecuali Micky. Pak Tomo menatap Micky "kamu, no. Orang tua kamu mana?" tanyanya pada Micky

"Orang tua saya tidak di indonesia pak" jawab Micky seadanya

"Memengnya dimana orang tua kamu?"

"Kanada"

Jawaban Micky sukses membuat pak Tomo tercengang, ia mengerjapkan matanya beberapa kali "terus wali kamu? Jangan bialng wali kamu juga ada di kanada"

Micky memutar bola matanya malas "gak usah ketemu wali saya pak, nanti bak bisa nyesal" jawab Micky yang membuat pak tomo kesal, Tama dan Doni tidak percaya dengan apa Yang di ucapkan gadis itu, sedangkan Alex dan Brayen sudah tau maksut Micky tersebut

"Sudah-sudah sini no. Wali kamu" paksanya pada Micky, sehingga mau tidak mau Micky memberikan no. Kakeknya

Di saat mereka sedang menunggu orang tua atau wali mereka, Alex berbisik pada Micky yang dapat di dengar oleh Tama "Tadi yang ngangkat si J pengawal lo, kan?" Micky menjawabnya dengan dehaman

"Berarti pengawl lo nungguin lo sampai pulang sekolah di luar sekolah?" tanya Alex lagi

"Iya" jawab Micky 

Ucapan mereka terhenti saat seorang pria perubaya yang merupakan orang tua Doni masuk kedalam ruang BP dan tidak lama setelah itu masuk empat pria paruh baya lainnya yang Micky yakini salah satu pria itu adalah ayah tama karna ia tau tiga pria lainnya adalah ayah Brayen,  Jonathan dan Alex. Pak Tomo melihat ke arah micky "apa wali kamu masi lama?" tanyanya pada micky

"Micky, kapan sampai ke indo?  Kok gak main kerumah om" ujar Ferdi terkejut "Micky sayang orang tua kamu di indo?" tanyanya pada Micky

Micky menggeleng "enggak om mereka masih di kanada" jawabnya

"Astaga micky, wajah kamu kenapa sayang?" tanyanya cemas dan beralih melihat Alex dan Brayen "loh kok kurang satu?" tanyanya heran karna tidak menemukan Jonathan disitu

"J dirumah sakit pa, tadi waktu dia lemparkan kursi ke Micky, di tahan J" jelas Alex pada ayahnya dengan menunjuk Doni, Ferdi terkejut mendengar penuturan Alex

"APA" bukan Ferdi ayah Alex, melainkan Adam Kakek Micky,  yang entah sejak kapan datang yang membuat semua orang disitu terkejut

Ia berjalan menghampiri micky dan melihat wajah pucat dan bekas tamparan diwajah cantiknya. Adam menitihkan air mata yang cepat di hapus oleh Micky "aku gak papa kok kek, kakek gak usah khawatir ya" ujarnya menenangkan

Semua orang disitu tampak tegang, bagaimana tidak mereka akan berhadapan dengan Adam kusuma diningrat, seorang milyarder berdarah biru yang mempunyai kekuasaan yang sangat besar bahkan sampai keluar negri

"Kenapa cucu saya sampai terluka seperti ini? Bahkan semut pun tidak penah menyentuhnya dan sekarang ada Yang berani melukainya? Hebat sekalai kalian, Saya yakin bukan cucu saya yang memulainya, tolong panggil kepala sekolah saya akan bicara padanya" ujarnya

"Kamu" tunjuk Adam pada Tama

"Saya kek?" tanya Tama sopan

"Iya, apa yang ter jadi sebenarnya sampai cucu saya terluka"

"Maaf sebelumnya kek. Tapi Kalau untuk awalnya jujur saya tidak tau menau kek, tapi waktu saya datang kekelas saya melihat kak Doni nampar Micky" jawab Tama sopan

"..., sampai Micky terpaksa saya arik micky menjauh" Tama menceritakan kronologinya tanpa kurang ataupun bumbu lainnya

"Terimakasi karna telah melindungi cucu Saya" ucapnya, Adam tersenyum dan memegang piundak Tama. Entah apa yang sedang ia pikirkan

Hanya dia dan tuhan Yang mengetahui apa Yang di rencanakan oleh Adam tersebut

Masalah ini selesai dengan Doni Yang di skors Dan mendapat Sp3 dari Pak Tono, Dan Yang lain kembali kekelas

#TBC

Jangan lupa like and comments guys

Mohon maaf utuk typo Yang bertebaran di mana-mana, maklum kandang gak ngeh salah ketik.