Chapter 15 - 14

Pagi ini Micky datang kesekolah lebih awal karna bosan dirumah. Saat keluar dari mobil, Terlihat baru beberapa siswa yang datang dan melaksanakan piket

Micky menelusiri koridor sekolah dengan irphon di telinga

Menyadari ada orang disampingnya, ia berhenti

"Pagi" sapa orang itu

"...." Miky nenoleh dan hendak melangkahkan kakinya lagi tapi ditahan oleh Adrian

"Kalau orang ngomong tu di dengar bukan di abaikan" ketusnya pada Micky

"Masalah? Ngapain gagu pagi-pagi" kesal Micky merasa terganggu

"Kok pesan gua gak lo baca" tanya Adrian lembut seraya mengatur emosinya

"Siapa lo?" ketus micky pada Adrian "dan ingat kata-kata gua kemaren, jangan dekat-dekat sama gue kalau lo gak mau sakit hati" lanjut Micky melangkah pergi, tapi tangan Adrian tidak kalah cepat dari langkah kaki Micky, menahannya

"Apa lagi sih?" Micky mencoba tak emosi

"Kenapa gua harus sakit hati?" tanya Adrian pada Micky.

Micky maju satu langkah kedepan dan "karna lo adalah bahan taruhan gua sama teman-teman gua" jawabnya

Kesal? Jelas. Tapi Adrian tampak mengatur emosinya agar tidak meledak "memangnya kalian taruhan apa" tanyanya penasaran setelah emosinya kembali terkontrol

"Lo gak perlu tau" jawabnya

"Dari mana gua gak perlu tau, jelas lo jadiin gua mainan lo" ketusnya 

"Karna itu gua suruh lo jauh-jauh dari gua"

"Memangnya lo gak mau menang dalam taruhannya"

"Menang udah pasti, tapi gua gak mau main-main sama hati"

"Terus apa taruhannya" tanyanya lagi, Micky tak menjawab membuat Adrian terus mendesaknya

"Taruhannya kalau gua bisa kencan sama lo maka teman gua bakal belanjain gua dengan total 1 M, dan kalau kalah gua harus rela dicium ama dia. Puas"

"Kalau gitu, gua mau lo yang menang" ujarnya pada Micky, Micky berhenti dan mengangkat satu alisnya seraya tak percaya

"Lo rela jadi mainan gua, buset lo begok apa gimana?" Micky tak habis fikir

"Gua gak ngerasa jadi mainan" ucapnya santai "malahan gua bisa untung dapat kencan sama lo"

"besok malam gua jemput lo kerumah. Kita kencan" ujarnya lagi " good by Micky, see you next time "

"Orang gila" ucap Micky sambil meng gelengkan kepalanya

Di belakangnya tepatnya di dalam toilet Tama menguping pembicaraan mereka

Flashback

Saat akan keluar dari toilet,  Tama mendengar suara orang Yang berdebat.  Ia merasa suara itu sangat familiar ditelinganya,  karna penasaran ia sedikit mengintip dan melihat Micky dan Adrian sedang berdebat

Terdengar jelas Micky berbicara dengan nada yang tidak bersahabat. Ia juga baru tau bahwa bahan taruhan Alex dan Micky adalah Adrian

Dan hal yang paling membuatnya tercengang, Micky yang dengan santainya mengatakan bahwa Adrian adalah bahan taruhannya, Yang paling gak masuk akal adalah Adrian dengan senanghati menerima ia menjadi mainannya. Ya walaupun tantangan  itu menguntungkan Adrian. Mungkin

©©©

Rabu malam

Brayen, Jonathan dan Alex sudah ada di kediaman Micky

"Princess gak usah pergi ya? biar gua yang ngurusnya nanti" ucap Brayen lagi mencoba meyakinkan Micky

"Ia princess gak usah pergi ya" Jonathan ikut membujuk 

Alex hanya diam menatap Micky yang terlihat anggun, ada rasa gak rela saat Micky harus berkencan dengan orang lain selain mereka bertiga. Ya mereka sering dinner berdua atau bersama entah Micky-Brayen, Micky-Alex, Micky-Jonathan atau Micky dan tiga orang itu

"Kalian kenapa sih?" tanyanya heran, dari pulang sekolah hingga sekarang mereka terus membujuk Micky untuk tidak pergi "lagian Adrian bentar lagi  datang"

Tit tit

Terdengar suara klatson mobil di luar rumah "udah ya gua pergi dulu good by everybody "

CUP

CUP

CUP

Ia mencium pipi sahabat²nya itu, tersenyum dan melambaikan tangan. Saat di pintu ia monoleh kebelakang ke arah Alex "Lex, siap-siap 1Mnya" ucapnya kepada Alex dan berhanti melihat kearah Brayen dan Jonathan "kalian juga, jangan lupa buat listnya" ujarnya dan menghilang diikuti pintu yang ikut tertutup

Micky berjalan santai menelusuri halaman rumahnya menuju mobil yang terparkir di luar pagar

"Maaf lama" ucapnya, yang tidak terlihat seperti orang yang merasa bersalah

Adrian yang melihatnya cukup terkesima, Micky menggunakan gaun hitam selutut yang terlihat pas dibadannya dan polesan make-up natural yang membuatnya tambah sempurna

Adrian yang sempat terbengong tersadar "gak papa kok"

"Kita kemana?" tanya Micky

"Duduk aja, nanti juga tau"

Sekitar tiga puluh menit didalam molil tidak ada yang membuka percakapan, Adrian yang sedang fokus ke arah jalan dan Micky yang sibuk dengan ponselnya, sesekali Adrian meliriknya yang sedang asik main game.

Mobil Adrian berhenti di sebuah kafe kekinian yang sering digunakan para remaja untuk berkumpul, nama kafe tersebut tergolong cukup unik yaitu 'nongkrong dudu' itu lah nama kafe tersrbut

Begini lah mereka, mereka sedang

duduk di bangku yang di pesan oleh Adrian tanpa sepatah katapun, tidak lama makanan yang telah dipesan Adrian datang

"Silahkan menikmati" ujar pelayan yang mengantar makanan tersebut

Di balas anggulan oleh mereka

Dikediaman Micky

Brayen, Jonathan dan Alex tengah duduk di sofa ruang tamu

Brayen terus melirik jam tangan dan pintu sedangkan Alex sibuk menghayal apa yang sedang dilakukan Micky dengan Adrian cowok dingin dan kasar itu. Jonatan yang sudah leleh melihat kedua temannya itu mulai membuka suara

"Tenang aja, Micky baru juga berangkat gak akan langsung pulang dan gua yakin Adrian gak bakal ngapa-ngapain Micky" ujarnya seakan bisa membaca pikiran dua sahabatnya itu

©©©

Esok paginya

Micky dan tiga sahabatnya brangkat dengan satu mobil yaitu mobil Brayen. Micky duduk di bangku penumpang sebelah kemudi sedangkan Alex dan Jonathan duduk di bangku penumpang belakang

"Beneran gak ada apa-apakan malam tadi?" tanya Brayen "dia gak jahatin lo kan?"

Micky menghela nafasnya berat, sejak pulang tadi malam, Brayen terus menanyainya pertanyaan yang sama hingga Micky tertidur.

Mobil Brayen berhenti di parkiran sekolah. Mereka jalan beriringan seperti biasa menuju kelasnya

Di sisi lain Lara terus melihat gerak gerik keempatnya dan mengepalkan tangannya "gua akan balas lo, liat aja entar" gumamnya

Tama melihat Lara dan mendatanginya "Lara lo kemaren kemanasi, lo pergi kerumah nenek lo atau lo pergi ngehindar dari Jonathan" tanya Tama curiga

Lara tersenyum pada Tama "apa sih Tam, kan kaemaren gua udah bilang sama lo" Lara menggantung ucapannya "nenek gua sakit gak ada yang jagain, karna itu gua langsung pergi" lanjutnya sambil memutus kontak mata dengan Tama

"Gue duluan" pamitnya pada Tama

Ilham yang disamping Tama mengenyitkan dahi menatap kepergian Lara.  Gery datang

"Hoy" kejutnya "bengong aja lu pada" lanjutnya yang di hadiahi pelototan dari Tama dan jitakan gratis dari Ilham

"Ngagetin lu nying" ucap Ilham nyolot

"Salah lo pada, siapa suruh bengong" Gery  cengengesan

"Tam, lo ngerasa gak si? Lara cuma manfaatin lo, kalau gak lo dibuang Tam"  Ilham menasehati "buka mata lo" lanjutnya

Tama tidak menanggapi, ia sudah sering dengar hal itu dari Ilham. Tapi menganggap ucapan itu angin lalu

"Yang dibilang Ilham benar" Gery mencoba meyakinkan "gini, siapapun yang liat tatapan lo ke Lara pasti tau kalau lo tu suka sama dia. Dan lo juga tau Lara itu tipekal cewek yang mudah peka akan keadaan" lanjutnya

Tama mulai berfikir. Ia sebenarnya juga merasa kalau Lara tau kalau ia menyukainya. Tapi kenapa Lara selalu bertindak seolah acuh kalau ia menyukainya

"Gua rasa Lara cuma memanfaatin lo Tam" Ilham menepuk pundaknya "gua ngomong gini bukan karna gua benci Lara atau apa, tapi ngerasa kalau lo teman gua. Gak lebih" lanjutnya

"Oh iya"  Gery  mengingat sesuatu.

"Gua tadi dengar Lara ngomong, gua rasa dia berencana ngapin Micky" sontak Tama dan Ilham menatapnya penuh Tanya

"Lo dengar apa?" tanya Tama

"Dia bilang dia akan balas Micky nanti, mengkin ini semua ada kaitannya sama Jonathan" jawab gery

Mereka bertiga bubar menuju kelas masing-masing. Tama dan Ilham kekelas XI.1 dan dan Gery ke XI.5

Sesampai di kelas, mata Tama langsung tertuju pada Micky yang sedang membaca novel dengan irphon di telinganya

Tama berjalan menuju Micky, eh maksutnya menuju bangkunya. Baru juga duduk Jonathan langsung ke arah Micky "princess nyontek pr" ujarnya yang di abaikan oleh Micky

Jonatan menarik irphon Micky yang di hadiahi plototan, Jonathan memasang wajah memelas

"Jijik" ucap Micky padanya

"Princess nyontek pr. Ya ya ya" mohonya pada Micky

"Lo seharian penuh dirumah gua dari kemaen, sekarang baru brisik minta pr" ucap Micky kesal "niat sekolah gak si?" lanjutya

"Tau lo, jangan kasi princess" Brayen mengompori

"Princess cepat, lo mau liat gua di hukum Suryo" ucapnya melemas

"Ia princess ceptan"  Alex ikut meminta

"Heh malam tadi kalian ngapain aja sih di rumah gua? " tanya Micky gak santai

"Malam tadikan kami mikirin lo, gara-gara itu gua lupa prnya"  Alex membela diri

Micky memutar bola matanya malas dan akhirnya mengalah, ia memberikan buku prnya pada dua curut itu yang di balas senyuman lebar dari keduanya

#TBC

MONMAAP TIPO DIMANA-MANA, MAKLUM YANG NGETIK MANUSIA

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENTS, SELAGI GAK BAYAR LUR