Chapter 12 - 11

Hari jumat

Micky melangkahkan kakinya menuju kelas barunya. Ia tau dengan baik saat ia melangkahkan kakinya, banyak pasang mata yang memperhatikannya, bahkan ada yang terang terangan memotretnya

Jika kalian tanya dimana Brayen and the geng, maka jawabannya mereka tidak bersamanya. Micky memberitahu mereka kalau ia akan pergi agak siang karna ada sedikit hal yang harus ia urus

Saat kakinya hendak masuk kedalam kelas, tiba-tiba ada orang yang mencekal tangannya, ia menatapnya dengan wajah dingin dan datar

Orang itu tersenyum, saat orang yang tidak Micky ketahui itu hendak mengeluarkan sesuatu dari sakunya, tangannya di hempaskan oleh micky hingga ringisan terdengar karena tangannya terbentur pintu kelas, membuat mereka menjadi pusat perhatian

"Ma-maaf" kata orang itu

"...."

"Hai Micky, lo mungkin gak kenal gua tapi gua kenal lo" kata pria itu sambil tersenyum , pria itu hendak melanjutkan ucapannya tapi Micky sudah melangkahkan kaki menuju bangkunya. Meninggalkan pria tersebut

Pria itu hendak masuk kekelas XI.1 untuk menyusul, namun langkahnya terhenti saat melihat sorot mata tajam seolah tatapan itu dapat membunuhnya

Dilain sisi ada pria dewasa tersenyum melihat kearah mereka sambil berguman

"Ternyata  masih sama, princess I miss you" ucap Harry

Ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk, ia melihat kearah ponsel itu dan langsung mengangkatnya

"....."

"Ya"

"...."

"Baik saya segera kesana"

Setelah itu dia pergi meninggalkan perkarangan sekolah dan menuju ke suatu tempat

©©©

Micky melihat kearah tiga sahabatnya sambil tersenyum hangat, bahkan Ilham sampai salah tingkah dengan senyuman itu yang jelas bukan di tujukan untuknya

Melihat Ilham salah tingkah, Tama mengernyitkan keningnya dan melihat kearah Micky yang tengah tersenyum kaearah mereka, senyum yang indah dan sangat manis hingga mampu membuat jantungnya berpacu. Ia segera mengalihkan pandangannya kesembarang tempat

Tama melihat senyum yang sangat tulus dari Micky, hampir 3 tahun ia kenal lara  tapi ia tidak pernah melihat senyum setulus senyum yang di berikan Micky sekarang

Hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya dan melihat kearah sumber suara

"Ngapain lo senyum-senyum sama cowok gua" bentak Sesil, yang di balas dengan acuh oleh micky

"Princess, urusan apa yang buat lo baru sampai jam segini? " tanya brayen lembut

"Mamy tadi nelfon, katanya ada kejutan tapi gak mau ngasi tau" jawab Micky enteng

"So? " tanya Brayen

"Pokok intinya mamy itu rindu gua, dan tanya segala hal yang gak penting sama gua. Dan itu aja, gak ada yang lain" jelasnya panjang lebar yang di balas anggukan

"Princess, ngapain Lo sama Ray tadi? " tanya Alex 

Micky menaik kan sebelah alisnya

"Ray?  Ray mana?" tanyanya bingung

"Yang depan pintu" jawab Alex

"Oh. Orang gak jelas tadi tu namanya Ray" jawab Micky santai "gak tau, tiba-tiba datang  langsung nahan gue, reflek deh" jelasnya

"Micky, lo gak kenal rray itu siapa? " tanya Ilham tak percaya 

"Emang apa untungnya gua kenal atau enggak" balasnya santai

Ilham senang karna Micky menanggapi omongannya "Ray itu ketua osis cantik"

Micky mendengarnya males. Ia menoleh pada Tama yang sedang mengangkat telfon yang entah dari siapa, tak sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan Vernon yang ternyata sedang menatapnya.

Tatapan mereka terputus saat Tama berdiri dan melangkahkan kaki kedepan kelas

"Perhatian, hari ini kita jam kosong, karan buk Vera sedang sakit" katanya dengan suara yang tegas dan dibalas dengan sorakan heboh oleh penghuni kelas "dan kalau kalian gak mau pak Fody masuk, jangan keluar masuk kelas dan jangan ribut" lanjutnya dan kembali ke tempat duduknya

©©©

Alex kini tengah duduk di bangku Rosa yang kebetulan sedang permisi. Ia tersenyum misterius pada Micky

Tama melihat kearah Alex dan menatap  micky yang sedang main game di ponselnya

"Lo mau ngomong apa?" tanyanya pada Alex tanpa melihat

"Taruhan yuk" ajaknya antusias

Micky meletakkan ponselnya di atas meja dan melihat ke arah Alex

"Taruhan apa" jawabnya

"Lo harus bisa kencan sama satu cowok dalam waktu satu minggu" Tantangnya

Tama, Brayen, Jonathan, Ilham dan Vernon yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing terhenti dan menoleh kearah Alex

"Taruhannya apa? " Tanya Micky yang di sambut tatapan horor dari anggota kelasnya Yang mendengar

"Kalau lo kalah lo harus rela gua ciuim tapi kalu menang lo bisa minta apa aja dari gua" jawabnya dan mendapat hadiah tempeleng dari Jonathan

"Sakit Anjing" umpatnya dan dapat hadiah sama dari Micky "sakit Princess" lanjutnya

"Kalau lo kesal sama J gak usah ngumpat ke gua" kesal Micky

"Ok, gak masalah" jawabnya santai seolah itu tidak berdampak apapun pada orang di sekelilingnya " tapi gua gak mau satu ciuman gua di hadiahi sekitar jutaan.. "Ucap micky sambil menggantung menatap Alex dengan tatapan tidak terbaca "gua mau shoping 1  billion" lanjutnya

Tama mendengar itu memberikan tatapan horor pada dua orang itu

"Yah 1 milyar kebanyakan princess" ptotes alex

"Jangan sok miskin, yes or no? " jawab Micky

Alex berfikir cukup keras, karna yang di minta adalah 1 milyar. 1 milyar oy, walaupun Alex tau Micky belanja dengan jumblah milyaran itu sudah biasa. Gimana gak biasa, orang dia keturunan darah biru yang tajir melintir

"Mic, mending lo taruhannya sama gue" ucap Jonatan tiba-tiba

"Gak ada- gak ada,  orang gua yang ngajak" tolak Alex tidak terima

"Lah, ngarap banget kalian gua cium, lagian mending jangan deh entar lo bangkrut"

Micky melihat ke Alex dan tersenyum "jadi gimana? "

Alex memajukan tangannya kehadapan micky yang langsung disambut Micky

"Deal?"

"Deal"

Merekapun melepaskan jabatan tangannya, orang Yang menyaksikannya menggeleng tidak percaya

"Jadi siapa targetnya? " tanya Micky pada Alex

"Nanti pas istirahat gua bilang" jawab Alex

" Micky " panggil Brayen

Micky menatap Brayrn dan tersenyum " tenang gua gak akan kalah, gua bukan sombong tapi akan gue usahain buat menang" ujarnya menenangkan

#TBC

MONMAAP TIPO DIMANA-MANA, MAKLUM YANG NGETIK MANUSIA

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENTS, SELAGI GAK BAYAR LUR