Chapter 11 - 10

Setelah istirahat ke dua, ada yang berbeda dari kelas XI.5 karna semua murit tidak ada yang berisik seperti biasa, mereka semua menunduk kara ulah seorang guru paling killer masuk sekelasnya, siapa lagi kalau bukan Suryo guru fisika yang terkenal pemarah dan guru paling gila, karna ia bahkan tidak segan-segan menghukum sampai mengeluarkan murit dari sekolah itu se-enek jidatnya

Ia menulis satu soal fisika ke papan tulis, dan setelah itu ia mulai membuka suara

"Kerjakan ini" perintahnya pada semua murit

"Tapi pelajaran kami belum sampai ke situ pak" jawab Tara pada Suryo

Suryo melihat kearahnya dan tersenyum meremehkan "apa kalian biang? belum belajar sampai sini. Memengnya apa aja yang udah kalian pelajari ha?" bentaknya "memang sampah kalian semua" lanjutnya

Micky kesal dan memutuskan tidak memperdulikannya.

"Kalu kalian gak ada yang bisa jawab saya pastikan kelask kalian akan di bubarkan dan kalian semua akan di keluarkan dari sekolah ini" ancamnya yang sukses membuat banyak murit tercengang sampai ada yang nangis

"Lu apa yang harus gue bilang sama nenek gua kalau gua sampai dikeluarkan nanti lu, nenek gua bisa sedih dan makin sakit nanti" ucap salah satu murit yang berada di samping kanan Micky kepada temannya yang bernama Lulu

"Sanbar na" jawab temannya

"Kalau gue keluar, gimana gua bisa sekolah lagi, nenek gue gak akan mampu nyekolahkan gua, gue disini aja gue bisa sekolah cuma gara-gara beasiswa" ucap Lena pilu

Emosi Micky sudah sampai di ubun-ubun saat melihat banyak murit yang menangis sampai terisak. Karna sekeras apapun Micky mem-batu tapi tetap ia mempunyai hati yang lembut

Micky berdiri dan membuat semua orang menatapnya. Micky menghembuskan nafas kasar melangkahkan kakinya menuju papan tulis dan mengambil kapur di atas meja dan menatap Suryo dengan tatapan kebencian

Micky menjawab soal yang dibri suryo dalam waktu kurang dari 3 menit, lalu kembali kebangkunya

Anak kelas XI.5 menatap Micky dengan kagum dan meberi tepuk tangan yang meriah untuk Micky

Tepuk tangan itu membuat orang yang sedang lewat di koridor kelas itupun ikut melihat kedalam kelas

Setelah Micky kembali duduk, Micky berujar "Saya sudah menjawabnya anda bisa periksa apa jawaban saya salah atau benar"

"Gimana pak benar gak? " tanya Gery pada Sryo. Dengan berat hati Seryo menjawab "Benar" lalu menatap Micky tajam

"Kalau udah benar, bapak bisa keluar" lanjut Micky dingin, dan membuat orang yang mendengarnya jadi merinding

Suryo menyeringai menatap Micky, ia berjalan ke arah Micky dan membaca teg nama micky yang ada di bajunya

"Micky azzura" ia menatap Micky "ya, saya akan keluar" katanya lagi sambil menggantung ucapannya "tapi kamu harus ikut, kalu tidak semua orang disini yang akan tau sangsinya" ancamnya Lalu berbalik

Micky melihat kearah teman-temannya yang berharap padanya. Ia memejamkan matanya sesaat dan membukanya lagi . petanda ia pasrah

Micky kembali berdiri dan mulai melangkahkan kakinya, tapi tiba-tiba Suryo berbalik dan menatapnya "bawa tas kamu sekalian" lanjutnya saat Micky berjalan tanpa membawa tasnya

"Kok bapak maunya banyak banget si" ketus Micky pada Suryo

"Ikuti saja yang saya bilang kalau kamu tidak mau temanmu yang lain yang terkena masalah" ancamnya lagi

'Ni orang kayak gua takut aja sama dia, dia buat sakali pites mapus lo' Ujar Micky dalam hati

Micky mengambil tasnya dan mengikuti Suryo dari belakang, Ia sempat heran dengan tempat tujuan Suryo ini

XI.1 adalah tempat tujuan Suryo. Ia masuk begitu saja kedalam kelas itu sedangkan masih ada guru yang sedang menerangkan pelajaran

Micky tidak mengikuti Suryo masuk kedalam, ia berhenti di dekat ambang pintu kelas tersebut

'Memang gak ada sopan santun ni tua bangka lanjut' gumam micky

Semua murit dibuat heran karna buk Ana tiba-tiba berhenti menerangkan karna melihat  pak Suryo tiba-tiba masuk, itupun tanpa salam

"Maaf telah mengganggu waktu belajar kalian semua" kata Suryo tanpa merasa bersalah

Buk Ana hanya menganggukkan kepala saat pak Suryo menatapnya

"Hari ini saya cuma mau mengantarkan salah seorang teman baru kalian yang akan menjadi murit kelas XI.1" ucapnya menggantung kata-katanya "Kamu silahkan masuk" lanjutnya sambil melambaikan tangan pada Micky

Perlahan tapi pasti Micky melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, semua murit yang ada di kelas tampak tercengang+bingung karna setau mereka Micky adalah murit kelas XI.5

"Silahkan perkenalkan diri pada teman- teman mu" lanjut Suryo

Micky menunduk, menghembuskan nafas berat dan kembali melihat kedepan, ia melihat alex, jonatan dan brayen tersenyum padanya micky membalas senyum mereka tulus yang membuat penghuni kelas terbuai dengan senyum yang amat indah dari Micky tersebut tak terkecuali Tama dan Vernon

"Hy semuanya nama saya micky azzura, saya pindahan dari kelas XI.5 dan sekolah asal saya Branksome hall Kanada"

Buk Ana terkejut atas penuturan micky tersebut, bagaiman tidak sekolah itu merupakan sekolah paling ternama di Kanada

"Kamu di situ ikut asrama" tanya buk Ana lembut

Micky menggelengkan kepala

"Tidak, saya tidak dibolehkan oleh orang tua saya" jawab Micky sopan

"Terus kenapa lo pindah dari kelas lo ke kelas kami, atau lo mau caper? " tanya Sesil yang di hadiahi pelototan dari sahabat Micky

"Caper?" tanya Micky dan menggantungkan kata-katanya "Maaf ya mbak, saya masuk kesini aja gak ogah, karena saya baru saja di ancam oleh sesorang kalau saya gak kesini maka orang itu akan menghancurkan orang lain" jelas Micky sambil tersenyum yang mendapat tatapan sinis dari pak Suryo

"Baik, kamu bisa duduk di sebelah Kevin" perintah Suryo sambil menunjuk bangku yang pernah ia duduki sebelumnya, ya ia sebangku dengan Tama

Micky melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya dan kembali mengeluaarkan nafas berat

"dan saya harap kalian akan menjadi teman yang baik" lanjutnya

Suryo permisi pada buk Ana dan segera keluar

©©©

Bel pulang berbunyi

Micky memejamkan matanya sejak untuk menjernihkan fikirannya

Tama menyentuh pundak micky, ia berfikir kalau Micky tertidur. Micky membuka matanya perlahan dan menatap Tama. Tama untuk pertama kalinya ketika di tatap cewek darahnya terasa terhenti. 

"Ehm. Lo gak pulang?" Tama berdeham dan bertanya

Micky menganggukkan kepala dan melihat kearah teman-temannya yang terlihat kesal

"Oh iya kita belum kenalankan" lanjut Micky sambil mengulurkan tangannya pada Tama "Micky azzura" tama membalasnya "Kevin gitar pratama"

Kedua tangan mereka terlepas saat jonatan berbicara "princess, gua pikir lo tadi tidur, karna itu, gak gua bangunin" sambil menatap Tama tajam

"Gua gak tidur, gua cuma lagi kesal sama tu setan nampak yang seenak jidat dia aja ngancam buat pindah" jelas Micky

"Setan nampak? " Tanya Ilham pada Micky

"Iya, bener tu memang setan nampak tu si Suryo kampret" jawab Gery di ambang pintu kelas "Micky gua hawatir sama lo, lo gak papakan?  Lo gak di apa-apainkan sma tu setan" lanjutnya

"Jangan sok-sok akrap lo nyet" sahut Ilham

"Apa si lo, jelas Micky itu calon pacar gue" jawabnya santai

Vernon yang melihat mereka sedari tadi sudah tidak tahan dan melangkahkan kakinya ke arah Micky

"Au ah, gua capek" keluhnya "kalian ngantar gua pulang atau gua suruh ben yang jemput? " tanya Micky pada 3 sahabatnya itu

"Gak ada ben ben-an, jelas lo tadi berangkat barng kita ya pulangnya juga harus bareng kita juga" jawab Alex

"Ya udah, ayo pulang" lanjut Micky

Saat kaki Micky akan melangkah, tiba-tiba tangannya di cekal oleh Vernon dengan cepat Micky menepisnya kasar

"Apa lagi? " teriaknya pada Vernon "gua capek, jangan ganggu gua. kalau lo masi mau hidup tenang" ancamnya dan meninggalkan orang-orang disitu yang di ikuti Jonatan dan Alex yang berlari untuk menyamakan langkahnya dengan Micky dengan mngapit dan merangkul Micky

Sedangkan Brayen masih disitu ia menatap Vernon tajam "Jangan dekat-dekat sama dia kalau lo mailu hidup aman di sekolah ini" ancamnya pada Vernon, dan melangkah keluar kelas kelas menuju parkiran

Selah itu Vernon ikut keluar dari kelas dengan raut muka Yang sulit di artikan. Tinggallah Tama, Ilham dan Gery

"Kok gua ngerasa kalau brayen suka ya sama si Micky" ucap Gery heran

"Gue juga mikir gitu" jawab Ilham

"Tam, lo ngerasa gak si" tanya Ilham pada Tama

Tama cuma mengangkat bahunya acuh.

"Oh iya, baru ingat. Atau Alex, Jonatan ama Brayen ketiganya suka sama micky. Soalnya gua sering banget ngeliat mereka sama Micky bahkan dicuekinpun mereka tetap ngikutin dia" jelas Gery

"Mungkin juga tu, soalnya kemaren gua minta id linenya Micky sama ketiganya eh mala gak ada satupun yang mau ngasi" jelas Ilham pada Gery

"Udah ah, yok pulang" ujar Tama melangkah keluar kelas

#TBC

Maaf masih banyak tayponya

Jangan lupa like and comments guys

🙏👋