Chereads / Goo Eunbyul, Road To Kingdom / Chapter 7 - Secret

Chapter 7 - Secret

Tempat ini Eunbyul namanya secret garden. Sebuah paviliun bergaya tradisional dengan atap dari genteng tanah liat dan dinding kayu. Dikelilingi tembok batu bata yang tingginya hampir sama dengan bangunan utama. Sekilas, ini seperti tempat yang sudah lama ditinggalkan pemiliknya. Terlebih letaknya berada di desa lotus, sebuah desa kecil di belakang kerajaan kakao, yang biasanya dijadikan tempat pengasingan bagi keluarga kerjaan. Dan paviliun ini yang dulunya di tempati mendiang selir Goo selama mengidap penyakitnya. Namun jika ditelisik lebih dalam, ternyata tempat ini cukup indah dan nyaman. Terlebih di belakang pavilun, terdapat kolam yang sekelilingnya dihiasi taman dengan berbagai macam bunga. Di tengah kolam terdapat sebuah gazebo yang terawat dengan baik, jauh dari kesan kotor bahkan berdebu.

"Aku tidak tahu ada masih ada tempat klasik seperti ini," gumam Lee Taehyung agak ragu ketika mengatakan kata klasik. Entahlah, yang jelas tempat ini mengingatkannya pada tempat tinggal orang-orang terdahulu yang dibacanya di buku-buku sejarah. Maklum, karena kerajaan bighit didirikan di zaman yang lumayan agak modern-- dimana sudah ada pengaruh barat. Sementara kakao, bisa dibilang salah satu kerajaan tua di daratan taeso. Lebih dulu dibangun daripada bighit, meski dari segi kemakmuran maupun pembangunan lebih lambat.

Goo Eunbyul mengangkat bahunya. "Ya hanya seperti ini," balasnya. Sebenarnya bukan niatnya membawa pria itu ke sini. Setelah insiden memalukannya barusan-- pria itu mengetahui identitas aslinya, mengetahui perihal dirinya yang berpura-pura menjadi orang dewasa dan mengancam Lee Jungkook agar membocorkan jadwal perburuannya dua minggu lalu, dan parahnya sadar, kalau dirinya adalah wanita yang beberapa waktu lalu mengintip kegiatan panas sepasang kekasih di kedai. Oh Eunbyul malu sekali! Pantas saja agak merasa familiar dengan pangeran Lee itu di pesta perayaan tahun baru. Ternyata pria itulah yang menutup mata dan membungkam mulutnya-- memergoki dirinya tengah mengintip kamar orang lain, yang baru ia ketahui bahwa kedua orang itu-- yang melakukan seks adalah Lee Hoseok, pangeran Bighit yang kemarin ditolongnya dengan... Koo Irene, tunangan Lee Taehyung.

"Ngomong-ngomong aku masih tidak menyangka, kalau Koo Irene wanita yang seperti itu." Eunbyul kembali memulai konversasi. Masih tidak percaya kalau wanita itu-- Koo Irene berani menghianati Lee Taehyung yang notabenya seorang pangeran berparas sempurna. Memangnya apa yang kurang dari pangeran Lee itu sampai-sampai Irene mencari kehangatan dari pria lain?

Lee Taehyung mengedikkan bahunya. Enggan memberi komentar. Hatinya terlalu sakit jika mengingat akan hal itu. Sebuah rahasia yang baru kali ini dikatakannya pada seseorang.

"Dan lagi... Kau menyelamatkan nyawa saudaramu itu, meski dia telah berhianat. Aku benar-benar tak tahu jalan pikiranmu, pangeran."

"Menyelamatkan nyawa seseorang dalam kecelakaan dengan membalas perbuatan jahatnya, itu dua hal yang berbeda, lady. Terlebih jika kau seorang calon pemimpin yang dituntut harus selalu bijak dalam mengambil keputusan."

"Tapi dia telah berbuat yang tidak pantas! Meniduri calon permaisurimu di belakangmu, padahal dia adalah calon kakak iparnya. Dan wanita itu? Sok suci dan berani menggodamu. Menjijikkan sekali," ucap Eunbyul dengan menggebu-gebu. Sebelah tangannya mengepal. Kesal sendiri jika memikirkan perbuatan bejat keduanya.

Namun dari kaca mata Lee Taehyung, ekspresi wanita itu terlihat menggemaskan. Membuat sudut bibirnya terangkat. Entah kenapa, hatinya merasa lebih ringan sekarang.

"Lalu, wanita seperti apa dirimu yang mengintip perbuatan seperti itu dan bahkan membaca komik dewasa sebelum waktunya?" Balas Taehyung tak kalah menohok. Membuat Eunbyul diam memikirkan jurus pembelaan.

"Ya... Ya... Itu kan perkara lain. Sudahlah, jangan dibahas lagi! Ya, aku kan juga manusia biasa yang punya nafsu," kilah Eunbyul.

Lagi-lagi tingkahnya mengundang gelak tawa Taehyung. Wajah wanita itu, kini memerah seperti tomat. Ah, menggemaskannya.

"Nah, seperti itu juga mereka. Mereka juga manusia biasa yang bisa khilaf-- melakukan kesalahan."

"Jadi kau memaafkan mereka? Semudah itu?"

Lee Taehyung kembali mengedikkan bahunya.

"Ayolah pangeran, kesalahan mereka itu tidaklah kecil. Kau--"

"Ngomong-ngomong, kenapa kau terus berbicara informal denganku? Aku lebih tua empat tahun darimu loh," potong Taehyung.

Eunbyul menggaruk telinganya sambil nyengir. Iya juga, baru sadar kalau pria dihadapannya ini selain lebih tua, mereka juga sebenarnya tak seakrab itu untuk berbicara informal. "Jeosonghamnida," ucapnya sambil membungkukkan kepala.

Membuat Taehyung lagi-lagi tertawa.

"Tidak ada yang lucu, tahu," sindir Eunbyul. Tak mengerti dimana letak kelucuan dari dirinya karena sudah beberapa kali ditertawai.

"Karena aku senang..." Taehyung membuang pandangannya ke arah kolam yang dihiasi tamanam air, lotus. Menatap lamat pada bunga-bunga lotus putih. "...bertemu denganmu," lanjut Taehyung. Kini menatap tepat ke dua iris Eunbyul.

Goo Eunbyul kembali tersihir. Tidak hanya oleh ketampanan pria itu, tapi juga tatapan teduhnya yang belum pernah ia lihat dari pria yang terkenal dengan sikap dinginnya itu. Apalagi senyum kotaknya yang terlihat seratus kali lipat lebih tampan. Sialan! Pria itu adalah candu yang telah merusak akal para wanita, tak terkecuali dirinya.

"Mau berciuman?" Ucap Eunbyul tanpa sadar. Tentu saja masih dalam pengaruh guna-guna, ah tidak, maksudnya sihir seorang Lee Taehyung. Ralat, pria itu tak perlu menggunakan guna-guna untuk menahlukkan wanita. Yah, parasnya saja sudah lebih dari cukup.

"Hm?" Tanya pria itu.

"Mau berciuman denganku?" Ulang Eunbyul. Dan sepersekian detik kemudian sadar akan ajakan bodohnya.

Eunbyul membuang pandangannya asal. Menepuk bibirnya pelan atas kebodohannya. Merasa sangat malu sekaligus kecewa pada dirinya sendiri. Kalau begini, apa bedanya dirinya dengan wanita penggosip yang pernah ditegurnya. Menyerahkan diri dengan cuma-cuma hanya demi selangkangan seorang pria. Ya, walaupun pada kasusnya baru mengajak berciuman. Tapi kan tetap saja--

Eunbyul terkesiap. Lamunannya terpotong kala pria itu-- Lee Taehyung menarik lengannya. Membawa dirinya ke dalam pelukan pria itu. Tidak, tunggu! Apa ini? Mimpikah? Halusinasikah?

Lee Taehyung memeluknya? Iya! Seorang pria tengah memeluknya.

"Apa yang kau lak--" ucapan Eunbyul terputus. Lee Taehyung mendekatkan wajahnya. Jantungnya berpacu lima kali lipat. Tidak, Eunbyul tidak yakin seberapa cepat. Yang jelas, suaranya sampai terdengar ke telinganya sendiri.

"Bisa kau ulangi permintaanmu tadi?" Tanya Lee Taehyung dengan suaranya yang sangat errr-- seksi.

"Apa?" Jawab Eunbyul gugup. Bagaimana tidak gugup ketika diperlakukan seperti ini oleh pria yang disukai. "Yang mana?"

"Yang tadi itu..."

"Apasih? Tentang ciuman itu? Itu kan aku hanya... salah bicara. Iya, salah bicara."

"Becanda?"

"Ya, tidak juga sih. Tapi--"

"Jadi kau ingin?"

"Ingin apa?"

"Ya berciuman."

"Eoh. Eoh? Bukan! Maksudku... Mmm..."

"Bicara yang jelas, lady Goo Eunbyul!"

"Iya! Aku ingin! Aku ingin berciuman denganmu! Aku jatuh cinta padamu sejak di pesta tahun baru waktu itu. Makanya aku mengikutimu sampai ke hutan larangan. Sudah puas?!" Eunbyul mendorong dada Lee Taehyung, menarik diri dari jeratan pria itu. Sayangnya sudah terlambat... Pria itu kembali menarik lengannya, memeluknya, menjerat dirinya dengan sebuah ciuman.

Diawali dengan kegiatan menempalkan bibir. Lalu Lee Taehyung memberi kecupan lembut bergantian di bibir bawah dan atas Eunbyul dengan memejamkan mata. Membuat mata bulat Eunbyul membola sempurna. Terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.

Suara Taehyung menyadarkan Eunbyul, "Balas ciumanku jika memang ini yang kau inginkan!" Lalu kembali memagut bibir Eunbyul.

Tanpa diperintahkan dua kali, Eunbyul kini membalas ciuman Taehyung. Sebenarnya agak kaku diawal, tapi otaknya langsung teringat dengan buku-buku maupun komik dewasa yang pernah dibacanya, dan secara naluriah akhirnya bisa mengikuti tempo pria itu. Ini adalah ciuman sekaligus pengalaman pertama bagi Eunbyul. Akhirnya... Dia memiliki kesempatan untuk mempraktekkan ini.

Ciuman keduanya seperti tak ada akhirnya. Ketika merasa kehabisan oksigen, mereka berhenti sebentar lalu memulainya kembali. Saling memiringkan kepala agar lebih mudah mencuri nafas. Saling menukarkan saliva, juga saling membelitkan lidah.

Dan biarlah ini menjadi rahasia bagi keduanya.

"Agashi, anda baik-baik saja?" Tegur Ryujin karena ladynya itu sejak tadi bersikap aneh. Selain suka senyum-senyum sendiri, juga memegangi kedua pipinya yang merah.

"Anda sakit? Atau demam?" Ryujin berniat mengecek suhu tubuh sang majikan. Namun ditepis oleh Eunbyul.

"Tidak apa. Aku hanya sedikit senang," bohong Eunbyul. Bukan sedikit, tapi sangat-sangat senang.

"Tumben. Padahal kan anda sedang dihukum. Apa ada hal baik yang terjadi?"

Eunbyul menggeleng lalu mengangguk. Ya, dirinya kembali dapat hukuman kurung selama tiga hari karena pulang terlambat. "Bukan urusanmu. Kau boleh kembali ke kamarmu sekarang!"

"Ye?" Ryujin benar-benar merasa aneh. Kalau biasanya ladynya itu butuh teman untuk melampiaskan kekesalannya karena dihukum, tapi sekarang malah mengusirnya?

"Agashi! Tidak ada hal buruk yang menimpa anda kan?" Ryujin sekali lagi memastikan.

"Tidak ada Ryujin-ku sayang... Aku hanya ingin langsung tidur. Kau boleh pergi dan selamat beristirahat." Bahkan Eunbyul mengucapkannya dengan tersenyum. Membuat Ryujin merasa lega sekaligus ngeri secara bersamaan. Lega karena sang lady sepertinya memang dalam mood yang bagus, ngeri karena perubahannya yang cukup drastis. Tapi apapun itu, Ryujin akhirnya pergi dari kamar Eunbyul. Sekali-kali dapat diskon waktu untuk bebas dari perkerjaannya.

Sementara Eunbyul ternyata tak langsung tidur. Justru pikirannya melayang pada kejadian sore tadi. Ya, kegiatan panasnya bersama sang pangeran tampan. Auw! Sohyun malu sekali jika mengingat bahwa bibirnya tak lagi perawan. Tak hanya tampan, ternyata pria itu juga sangat handal dalam urusan mencium.

"Aku sangat menyukainya, pangeran... Tapi apa yang kita lakukan ini, apakah benar?" Itu yang tadi Eunbyul katakan sesaat setelah menyelesaikan kegiatan mereka. Lee Taehyung menangkup kedua pipinya. Membuat dirinya mendongak untuk menatap kedua mata teduhnya. Ibu jarinya mengusap bekas saliva di bibirnya.

"Beri aku waktu," katanya. "Aku akan berusaha menyelesaikannya. Entah menunda atau membatalkan pertunanganku. Apakah kau bisa menungguku?"

Kepala Eunbyul mengagguk saat itu juga.

Kalau dipikir-pikir lagi, apakah tadi itu sebuah pernyataan cinta? Oh entahlah... Yang jelas Goo Eunbyul saat ini sedang kasmaran dengan Lee Taehyung!