Chereads / Five Power Flowers / Chapter 12 - Part 12 : Buket Bunga Yang Cantik

Chapter 12 - Part 12 : Buket Bunga Yang Cantik

Cuaca minggu pagi yang cerah. Udara yang sejuk dan sinar matahari yang menghangatkan tubuh. Membuat kakek Dato dan kelima cucunya bersemangat menggerakkan tubuh mereka dengan bercocok tanam.

Kakek Dato sudah terlebih dulu pergi ke kebun yang ada di belakang rumah. Menurut beliau, hari minggu ini beliau akan memanen beberapa buah-buahan lokal yang tumbuh subur di kebun belakang rumah. Dengan mengenakan baju kaos berwarna gelap dan celana jeans biru. Serta sepatu bott dan topi capling memperlihatkan betapa kakek Dato sedang bersemangat berkebun.

Sakura dan keempat adiknya juga tidak mau kalah dengan sang kakek. Kelimanya memilih untuk mempercantik taman buatan yang ada di halaman depan rumah. Kelimanya sudah berpenampilan santai layaknya orang bercocok tanam.

"Cabut dulu rumput liarnya!"

"Apa rumput yang ini, kak?" tanya Candy pada Sakura yang tengah asyik mencabuti rumput-rumput liar sekitar taman.

"Benar, dek!"

Candy dan Sakura memilih mencabuti rumput-rumput liar. Sedangkan Allamanda dan Peony mempercantik tanaman bunga yang tumbuh di taman dengan menggunting dan menanamnya kembali. Camelia terlihat sibuk menyiram tanaman bunga yang telah tertata dengan rapi. Semuanya terlihat sangat menikmati suasana kebersamaan di hari minggu. Hari liburnya anggota keluarga.

Di saat kelimanya tengah asyik dengan tanaman bunga di taman. Tiba-tiba, bel di pagar rumah berbunyi. Candytuft yang berada tidak jauh dari pagar, dengan cepat menghampiri pagar di depan rumah. Ternyata, ada buket bunga yang menggantung di pagar. Candy pun membuka pintu pagar. Dan mencari keluar rumah, orang yang telah meletakkan buket bunga di pagar rumahnya. Candy menengok ke sana kemari, berharap bertemu langsung dengan si pengirim buket bunga. Tapi, harapan Candy sia-sia. Karena, tidak ada siapapun di luar pagar. Candy pun kembali masuk ke dalam dan menutup pagar rumahnya. Buket bunga yang didapatnya diletakkannya di meja ruang tamu. Kemudian, ia pun kembali menemui keempat kakaknya yang masih sibuk mengurus tanaman bunga di taman.

Matahari sudah semakin meninggi. Dan panasnya mulai terasa menyengat. Tiba-tiba, kakek Dato muncul dari belakang rumah dengan membawa hasil panennya. Candy yang melihat kemunculan sang kakek langsung menyambutnya. Dan mengambil hasil panen buah yang dibawa kakeknya. Kemudian, Candy pun mengajak sang kakek untuk duduk di teras rumah.

Sakura dan yang lainnya dengan cepat merapikan pekerjaannya. Kemudian, ikutan berkumpul bersama Candy dan kakek Dato. Mereka pun menyantap buah rambutan yang baru saja dipanen kakek Dato.

"Nah, yang ini nanti aku goreng pakai tepung, pasti lezat!" ucap Allamanda sambil memegangi pisang kepok yang baru saja dipanen sang kakek.

"Banyak juga pohon buah kakek yang panen kali ini." Kata Peony sembari menikmati jeruk manis yang baru saja selesai dikupasnya. Kakek Dato hanya tersenyum mendengar perkataan Peony.

"Oh ya, kek tadi ada buket bunga di pagar rumah. Tapi, tidak ada pengirimnya!" tiba-tiba Candy memberitahukan perihal buket bunga yang baru saja diterimanya.

"Mana buket bunganya?" tanya Sakura yang penasaran dengan buket bunga yang dikatakan Candy.

"Iya mana? Aku juga mau lihat!" sahut Peony.

"Aku juga mau lihat." Allamanda pun ikut menimpali.

Candy yang melihat kakak-kakaknya yang penasaran ingin melihat buket bunga yang baru diterimanya, langsung beranjak dari tempat duduknya. Dan pergi mengambil buket bunga yang dia letakkan di meja ruang tamu. Tidak berapa lama Candy telah kembali berkumpul dan menunjukkan buket bunga berwarna hijau muda dan bunga putih yang indah.

"Kejutan...!" Sambil tersenyum Candy pun menunjukkan buket bunga yang cantik.

"Wow, cantiknya!" ucap Camelia.

"Hati-hati, lihat saja!" tegur kakek Dato kepada kelima cucunya. Tapi, teguran sang kakek ternyata diabaikan oleh ketiga cucunya. Sakura, Peony dan Allamanda dengan cepat merebut buket bunga dari tangan Candy. Dan secara bersamaan ketiganya mencium aroma harum bunga putih itu dengan sepenuh hati.

Kejadian tak terduga menimpa ketiga cucu kakek Dato. Mendadak Sakura, Peony dan Allamanda jatuh dan tidak sadarkan diri. Camelia dan Candy yang berada tidak jauh dari ketiganya, langsung berteriak histeris.

"Kakak...!"

"Peony...!"

"Allamanda.....!" Candy dan Camelia berusaha menyadarkan ketiganya. Namun, Sakura, Peony dan Allamanda tidak juga bangun.

"Bangunlah, cu!" kakek Dato yang masih duduk bersama mereka, juga berusaha membangunkan ketiga cucunya yang jatuh pingsan. Tapi, usaha kakek Dato juga sia-sia. Sakura, Peony dan Allamanda tetap saja diam tidak sadarkan diri.

Akhirnya, kakek Dato pun menyuruh Camelia dan Candy untuk segera memindahkan ketiga saudaranya ke ruang tengah. Dengan patuh Camelia dan Candy pun mengangkat tubuh ketiga saudaranya secara bergantian ke ruang tengah.

Ruang tengah yang sudah dirapikan oleh kakek Dato layaknya kamar tidur itu. Kini, beralih fungsi menjadi tempat untuk meletakkan tubuh Sakura, Peony dan Allamanda yang masih tidak sadarkan diri.

"Apa yang harus kita lakukan, kek?" tanya Candy dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Tetap tenang, jangan khawatir!"

"Mereka hanya tertidur," tunjuk kakek Dato ke tubuh ketiga cucunya.

"Tapi, mereka tidak bergerak, kek!"

"Mereka bergerak, tapi dalam dunia mimpi!"

Camelia dan Candy tidak dapat memahami ucapan sang kakek. Keduanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Karena, tidak mengerti maksud perkataan kakek Dato.

"Maksud kakek, apa?!" Camelia memberanikan diri untuk bertanya kepada sang kakek.

"Iya kek, maksudnya apa?" Candy pun ikut menanyakan hal yang sama dengan Camelia.

"Tadi kakek sudah mengingatkan kepada kalian berlima. Buket bunganya dilihat saja. Karena, kita tidak mengenal siapa orang yang telah mengirim buket bunga ke rumah kita. Ternyata benar saja, di buket bunga si pengirim sudah menyemprotkan cairan pengharum penarik mimpi. Jadi, siapa saja yang menghirup aroma harumnya, seketika itu juga tubuhnya akan tertidur dan tertarik ke dalam dunia mimpi. Mimpi yang mereka inginkan. Dan tidak ada batasan waktu mereka akan terbangun. Seperti halnya yang dialami oleh Sakura, Peony dan Allamanda."

Camelia dan Candy hanya terdiam mendengar penjelasan kakek dato. Namun, sang kakek dapat melihat raut kekhawatiran di wajah keduanya. Dan beliau pun segera mengambil tindakan, agar kedua cucunya tidak terlalu cemas dengan keadaan ketiga saudaranya yang sedang tergeletak tidak sadarkan diri.

"Mendekatlah, dan duduk di sini!" kakek Dato pun meminta Camelia dan Candy untuk duduk di dekatnya.

"Duduklah bersila!"

"Kita bertiga saling berhadapan!"

"Dan tempelkan kedua telapak tangan kalian ke telapak tangan lainnya yang ada di sebelah kalian!"

Candy dan Camelia pun langsung mengikuti yang diperintahkan oleh sang kakek.

"Tutup mata kalian berdua!"

"Konsentrasilah!"

"Ingat, yang kalian fikirkan hanya ketiga saudara kalian bukan yang lain!"

"Jika kalian tidak fokus, kalian akan terjebak di dalam mimpi mereka!"

Candy dan Camelia pun mengangguk tanda mengerti dengan semua penjelasan sang kakek. Kakek Dato, Camelia dan Candy mulai berkonsentrasi dengan fikiran mereka. Ketiganya telah menutup mata dan berusaha tenang dan fokus mengikuti semua yang disarankan oleh sang kakek.

"Bersiaplah!"

"Kekuatan lima bunga, menyatulah!"

"Gabungkan kami dengan kekuatan lima bunga!" ucap kakek Dato.

Perlahan-lahan keluar asap putih dari tubuh kakek Dato, Camelia dan Candy. Lalu, bumbungan asap putih melayang di atas tubuh Sakura, Peony dan Allamanda.

Kakek Dato dapat mengajak bicara Camelia dan Candy melalui mata batinnya.

"Cucu-cucuku, kalian dengar suara kakek?"

"Kami mendengarnya, kek."

"Tetaplah berkonsentrasi!"

"Kita bertiga akan pergi ke dalam mimpi Sakura."

"Bersiaplah!" perintah kakek Dato kepada Camelia dan Candy.

#############################################

"Hah! Tempat apa ini?!"

"Aku ada dimana?"

"Kenapa sepi sekali?"

"Kakek.....!"

"Dimana adik-adikku?"

"Apa aku sudah meninggal dunia?"

"Bagaimana aku keluar dari sini?"

Sakura terus saja berteriak. Dia memanggil-manggil kakek dan adik-adiknya. Tapi, tidak seorang pun yang menjawab panggilannya. Sakura pun berlari ke sana kemari. Mencari jalan keluar dari dinding merah muda yang tidak bersudut, tidak beratap dan tidak berlantai. Semuanya terlihat merah muda. Sedikit pun tidak tersentuh warna lain. Termasuk tubuh dan pakaian yang dikenakan oleh Sakura. Seluruhnya berwarna merah muda.

"Kamu terjebak dalam mimpimu."

"Kamu tidak akan dapat keluar dari sana."

"Siapa kamu?" tanya Sakura dengan sekuat tenaga.

"Kamu akan mati dalam mimpimu sendiri!"

"Tidak.....itu tidak akan terjadi!"

"Aku akan keluar dari sini!"

Sakura mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk dapat keluar dari dalam mimpinya. Dia mulai mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menghantam dinding mimpi. Dia pun mencoba menghancurkan lantai mimpi. Dan menerobos terbang ke atap mimpi. Lagi-lagi Sakura gagal dan terjatuh di lantai. Lantai mimpi sungguh sangat tebal dan kuat, hingga tidak bisa dipukul dengan tenaga dalamnya.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Kamu akan kehabisan tenaga dalammu sendiri."

"Kamu hanya bertarung melawan dirimu sendiri."

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Sebentar lagi kamu akan mati sia-sia!"

"Keluarlah, kalau kamu berani hadapi aku!" teriak Sakura menantang suara lelaki di alam mimpinya. Tapi, tidak ada jawaban atas tantangan yang dilontarkan Sakura. Justru suara itu menghilang begitu saja. Dan Sakura pun mulai merasakan putus asa. Karena, tidak menemukan jalan untuk keluar dari dunia mimpi.

Dalam keadaan yang tidak menentu dan berputus asa. Tiba-tiba, Sakura teringat satu kata sang kakek "tenanglah". Sakura pun duduk bersila dengan kedua tangannya direntangkan memegangi lututnya. Kemudian, dia pun menarik nafas panjang. Dan menutup kedua matanya.

"Tenanglah!"

"Dengan kekuatan bunga sakura."

Sakura sudah bisa mengendalikan dan menenangkan dirinya. Pada saat Sakura tengah berkonsentrasi dalam alam mimpinya. Tiba-tiba, dia mendengar suara kakek Dato memanggilnya namanya. Dan Sakura pun juga mendengar suara Camelia dan Candy yang berteriak memanggil-manggil dirinya. Tapi, Sakura tetap berusaha tenang. Dia menganggap itu semua hanya suara dari alam fikirannya saja. Sakura masih memejamkan mata, ia berusaha berkonsentrasi penuh. Hingga tiba-tiba ada tiga orang yang memeluk tubuhnya. Sakura pun berusaha tenang. Tapi, pelukan mereka terlalu kuat. Sampai akhirnya Sakura pun membuka matanya. Dan melihat kakek Dato, Camelia dan Candy sudah berada di dekatnya.

"Apakah ini nyata?" tanya Sakura.

"Bukan cucuku, kita semua berada dalam dunia mimpimu!" kata kakek Dato.

"Bagaimana kita keluar, kek?" Sakura kembali bertanya.

"Tetaplah tenang!"

"Buatlah formasi duduk seperti tadi!"

"Pegang tangan kami dan kita semua keluar dari sini!"

Sakura pun mengikuti saran yang diberikan oleh sang kakek. Mereka berempat duduk bersila sambil berpegangan tangan dan berkonsentrasi penuh. Sakura merasakan tubuhnya sangat dingin dan menjadi ringan. Lama kelamaan tubuh keempatnya berubah menjadi gumpalan asap putih. Dan akhirnya memudar lalu menghilang.

"Tolong.....!" tiba-tiba Sakura berteriak dan terbangun.

"Kakek.....!" Sakura pun menggoyang-goyangkan tubuh kakek Dato yang masih duduk bersila. Perlahan kakek Dato membuka matanya. Dan tersenyum ke arah Sakura.

"Syukurlah, kamu sudah kembali!"

"Cucuku.....!"

"Bukalah mata kalian berdua!"

"Kakak kalian sudah kembali!"

Perlahan Camelia dan Candy membuka mata keduanya. Saat dilihatnya Sakura telah duduk di hadapan keduanya, Camelia dan Candy pun langsung memeluk Sakura.

"Kami sangat mengkhawatirkan kakak!"

"Sekarang tugas kalian menjemput Peony!"

"Biar kakek yang menjaga tubuh kalian semua disini!"

"Baik, kek!"

Sakura, Camelia dan Candy tengah memfokuskan fikiran mereka. ketiganya tengah bersiap menjemput Peony yang masih terjebak di dalam mimpinya.

###########################################

Peony memandangi sekelilingnya yang berwarna putih. Dia mengitari ruangan bening dan berwarna putih itu. Dilihatnya dengan penuh keheranan.

"Ruangan apa ini?"

"Aku tidak bisa menyentuhnya."

"Seluruhnya berwarna putih."

"Aku terjebak dimana?"

"Kemana semua saudaraku?"

"Kakek.....!"

Saat Peony sedang memikirkan keadaan dirinya. Tiba-tiba, dia melihat ada bayangan putih melintas di hadapannya. Dia berusaha mengejar bayangan putih itu. Tapi, bayangan itu dengan cepat menghilang dari pandangannya. Peony pun kembali duduk.

"Ingin rasanya aku berontak."

"Tapi, entah mengapa tubuhku terasa lemas."

"Aku hanya dapat berbicara melalui hatiku."

"Selamat datang di kehidupan mimpimu gadis cantik."

Mendadak Peony mendengar sebuah suara yang menyapanya. Tapi, tidak seorang pun di sekelilingnya.

"Wahai suara, kamu siapa?" sapa Peony dengan ramah.

"Aku adalah buket bunga yang menarikmu ke dunia mimpi."

"Tolong.....!"

"Keluarkan aku dari sini!" pinta Peony dengan memelas.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Kamu tidak akan keluar dari mimpimu!"

"Kamu akan tewas mengenaskan dalam mimpimu sendiri."

"Tidak.....!"

Peony pun menutup kedua telinganya dan berusaha memejamkan matanya. Dia tidak ingin mendengar suara aneh itu lagi.

"Aku harus mengingat keluargaku."

"Aku sayang mereka."

"Aku hanya bermimpi."

"Aku akan kembali dalam kehidupanku."

"Tidak.....!"

Tiba-tiba, sebuah tangan menyentuhnya dengan lembut. Peony pun tersentak saat dilihatnya Sakura sudah duduk dihadapannya.

"Kakak.....!" Peony memeluk erat tubuh Sakura.

"Ini nyatakan, kak!"

"Tidak, ini mimpimu dek!"

"Ayo, kita pulang dek! Peony pun mengangguk. Dengan cepat dia pegang tangan Sakura.

"Bersiaplah!" Sakura, Peony, Camelia dan Candy saling duduk berhadapan dan berpegangan tangan.

"Berkonsentrasilah!"

"Abaikan semua godaan yang ada!"

Dengan tenang keempatnya terus memfokuskan diri. Perlahan Peony merasakan tubuhnya sangat dingin dan menjadi ringan. Lama kelamaan tubuh keempatnya berubah menjadi gumpalan asap putih. Dan akhirnya memudar lalu menghilang.

"Kakek.....!" teriak Peony sambil memeluk kakek Dato yang tengah duduk dihadapannya.

"Aku sudah kembali, kek."

"Syukurlah!"

"Kalian bertiga, bukalah mata kalian!" suara kakek Dato menyadarkan Sakura, Camelia dan Candy. Ketiganya pun tersenyum menyambut kehadiran Peony di tengah-tengah mereka.

"Sekarang tugas kalian berempat, pergilah ke dunia mimpi Allamanda!"

"Biar aku di sini menjaga jasad kalian berlima."

"Baik, kek!" serentak keempatnya menjawab dengan kompak.

Sakura, Camelia, Peony dan Candy langsung menyiapkan diri untuk menjemput satu lagi saudara mereka yang terjebak dalam alam mimpinya. Allamanda yang masih belum kembali.

"Bersiaplah!"

"Kita jemput Allamanda!" ucap Sakura.

###############################################

Allamanda dengan gemulainya meliuk-liukkan tubuhnya. Dia memperlihatkan kepiawaiannya membawakan sebuah tarian. Beberapa gerakan tarian sudah diperlihatkannya. Tinggal dua gerakan lagi. Tapi, mendadak dia menghentikan gerakan tarinya.

Allamanda pun kebingungan saat menyadari kalau dia hanya menari seorang diri.

"Dimana murid-muridku?"

"Dimana kakek dan keempat saudaraku?"

"Kenapa aku hanya sendirian saja?"

Allamanda mencoba berlari dan menendang dinding kuning yang ada di depannya. Tapi, Allamanda tidak berhasil meruntuhkan dinding tersebut. Meskipun dia mengetahui betapa sulit menghancurkannya. Tapi, Allamanda terus berusaha. Hingga akhirnya dia pun merasa kelelahan.

"Dinding apa ini?"

Allamanda meraba-raba dinding kuning yang mengurungnya.

"Ini bukan dinding batu!"

"Dinding ini seperti memantul."

Allamanda pun mencoba menempelkan wajahnya ke dinding kuning tersebut. Saat Allamanda menempelkan wajahnya, ia merasakan wajahnya seperti terbenam. Allamanda pun terus menekan wajahnya ke dinding berwarna kuning itu.

Betapa terkejutnya dia, saat melihat ada seorang pemuda tampan di balik dinding. Pemuda tampan itu sedang duduk bersila sambil memejamkan matanya. Allamanda terdiam sejenak, dia terpesona dengan ketampanan sang pemuda.

Allamanda pun tersentak kaget, saat dia merasakan ada seseorang yang menyentuh pundaknya.

"Kakak.....!"

"Kalian ada di sini!"

Ternyata Sakura dan yang lainnya telah dapat menjumpai Allamanda di dunia mimpinya.

"Kamu kenapa terkejut?"

"Kamu sedang melihat apa?" Camelia terus bertanya kepada Allamanda yang sempat salah tingkah melihat kehadiran saudara-saudaranya.

"Aku lihat.....!" Allamanda pun tidak melanjutkan ucapannya.

"Jangan tergoda dengan yang kamu lihat!" Sakura berusaha mengingatkan adiknya.

"Ini hanya sebuah mimpi dan kamu telah terjebak di dalamnya."

"Apa, mimpi?!" Allamanda terkejut mendengar penjelasan Sakura. Akhirnya, dia pun menyadari kalau dirinya telah terpedaya dengan sosok pemuda tampan yang ada di balik dinding kuning.

"Itu yang aku lihat!" tunjuk Allamanda ke arah dinding kuning.

"Tapi, kami tidak melihat apa-apa." ujar Candytuft.

"Tempelkan wajah kalian ke dinding!" Sakura dan yang lainnya langsung melakukan yang dikatakan oleh Allamanda. Empat bersaudara itu pun terkejut, saat melihat pemuda tampan yang duduk di balik dinding.

"Ini kan cuma mimpi," ucap Camelia.

���Benar juga katamu, dek!"

"Bagaimana mungkin mimpi Allamanda bersebelahan dengan mimpinya?" tanya Sakura. Keempat adiknya hanya terdiam, mereka tidak tahu harus menjawab apa.

Saat kelimanya sedang memikirkan yang mereka alami dalam mimpi Allamanda. Tiba-tiba, terdengar suara kakek Dato memanggil Sakura.

"Sakura.....!"

"Iya kek, ada apa?"

"Pemuda tampan itu bukan mimpi. Dia nyata dan dia juga yang menjerumuskan kalian berlima dalam dunia mimpi. Bereskan dia atau dia yang akan menghabisi kalian berlima!"

"Baik, kek!"

"Kami berlima faham."

Setelah berkomunikasi dengan sang kakek melalui mata batinnya. Akhirnya, Sakura meminta keempat empat adiknya untuk bersiap keluar dari mimpi Allamanda. Dan masuk ke dunia nyata sang pemuda tampan.

Kelimanya pun membentuk formasi duduk melingkar. Lalu, menyilangkan kedua tangan mereka. Dengan tetap saling berpegangan. Kemudian, perlahan-lahan kelimanya menutup rapat mulut dan kedua mata mereka.

"Bersiaplah!

"Kita berkomunikasi melalui hati dan fikiran." Kata Sakura kepada keempat saudaranya.

"Konsentrasi penuh!"

"Tinggalkan fikiran yang lain!"

"Kita akan masuk ke dunia nyata lelaki tampan itu."

Kelimanya pun langsung berkonsentrasi penuh. Lalu, secara perlahan-lahan kelimanya merasakan tubuh mereka sangat dingin. Tubuh kelimanya menjadi bergetar dan berguncang hebat. Kemudian, kembali tenang dan menjadi ringan. Lama kelamaan tubuh kelimanya berubah menjadi gumpalan asap putih. Dan akhirnya memudar lalu menghilang. Dan mereka pun keluar dari dalam mimpi Allamanda.

#####################################

"Siapa kalian?" tanya lelaki tampan yang tersentak kaget dengan kehadiran Sakura dan keempat adiknya.

"Kamu yang telah membawa kami ke dunia mimpi." Jawab Sakura.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Bukan kalian saja yang terbuai dengan mimpi kalian!"

"Tapi, seluruh warga kota akan terlena dengan mimpi mereka sendiri!"

"Dan akhirnya mereka tersesat dan mati bersama mimpi."

"Ha.....ha.....ha.....!" lelaki tampan itu terus tertawa terbahak-bahak.

"Wahai, pemuda tampan!" suara Peony yang lembut membuat sang pemuda terdiam.

"Siapa kamu?"

"Mengapa kamu rusak ketampananmu dengan perilaku jahat seperti ini?"

"Dengan tersenyum kamu dapat memikat banyak hati wanita."

"Wajahmu mencerminkan kalau kamu pemuda baik hati."

Perkataan Peony meluluhkan hati sang pemuda tampan yang berdiri membelakangi kelimanya. Tidak terdengar lagi tawanya yang terbahak-bahak. Perlahan dia membalikkan tubuhnya dan menatap wajah Sakura dan keempat adiknya.

"Aku memang tampan, tapi hatiku hancur karena mereka semua."

"Mereka memberikan mimpi-mimpi indah kepada keluargaku, hingga mereka semua mati dalam mimpi yang tidak pernah menjadi nyata."

"Tinggal aku sendiri yang bertahan."

"Dan aku akan menghancurkan kalian semua dengan mimpi kalian sendiri."

"Terimalah ini! Sang pemuda tampan itu menarik syal hijau di lehernya dan menyabetkannya ke arah Sakura dan keempat adiknya.

"Awassss...!!!" teriak Camelia yang sejak tadi sudah memperhatikan gelagat yang tidak baik dari pemuda tampan itu.

Kelimanya pun langsung mundur ke belakang menghindari sabetan syal pemuda itu. Melihat Sakura dan keempat saudaranya yang dapat menghindari sabetannya. Pemuda itu pun mengulangi sabetannya dengan gencar. Hingga sakura dan keempat adiknya harus melompat ke sana kemari dan terus berkelit.

Lalu, pemuda itu pun mengangkat satu tangannya ke atas. Dan menepukkan ke dadanya sebanyak tiga kali. Sakura dan keempat saudaranya bersiap menghadapi sang pemuda tampan yang keilmuannya tidak bisa dianggap sebelah mata.

Benar saja, setelah tepukan yang ketiga. Tiba-tiba saja, rumah sang pemuda bergoncang sangat kuat. Dinding rumah yang terbuat dari papan pun terlepas menghantam ke sana kemari.

Sakura dan yang lainnya berusaha bertahan dengan berdiri tegak dan berpegangan. Hantaman papan masih terus berlangsung dengan sangat kuat. Tidak hanya dinding rumah sang pemuda yang terlepas. Lantai rumahnya pun meledak dan hancur. Hingga mengenai atap rumah yang dengan cepat ambruk menimpa Sakura dan keempat saudaranya.

Tetapi, pada saat bersamaan kelimanya telah membentuk formasi. Dengan cepat Sakura pun mengajak keempat saudaranya untuk berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung bergerak. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area rumah.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Baru saja Five Power Flowers akan beraksi. Tiba-tiba, gulungan angin sangat kencang datang ke arah mereka. Angin itu sangat kencang dan kekuatannya berhasil menggulung FPF, hingga kelimanya harus terpisah.

Sakura yang masuk dalam gulungan angin itu. Berusaha keluar dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya.

"Gunakan kekuatan bunga kalian!" teriak Sakura mengingatkan keempat adiknya. Kelimanya pun mengerahkan kekuatan bunga yang mereka miliki. Setelah beberapa saat bergulung-gulung dengan angin yang sangat kencang. Akhirnya, kelimanya pun berhasil keluar dengan selamat.

Rumah dan seluruh isinya sudah hancur berantakan. Tidak satu pun barang yang utuh. Semuanya tinggal puing-puing yang tidak beraturan letaknya. FPF pun mengamati keadaan sekitar rumah.

"Rumah ini sudah hancur!" kata Sakura.

"Kalian merasakan ada yang aneh?"

"Aku tidak melihat ada kehidupan lain di sini." Jawab Camelia.

"Benar, kak!" sahut Candy.

"Sepertinya kita dijebak."

Kemudian, kelimanya pun berpencar untuk melihat keadaan sekitar. Setelah berkeliling, kelimanya pun berkumpul kembali di tempat tadi mereka berdiri.

"Apa yang kalian temukan?" tanya Sakura kepada keempat saudaranya.

"Aku hanya melihat hamparan tanah tandus yang tidak berujung." Jawab Camelia.

"Aku tidak melihat ada manusia lain selain kita berlima." Jawab Peony.

"Aku juga tidak melihat pohon dan hewan berkeliaran di sekitar sini." Jawab Allamanda.

"Kalau kamu bagaimana, dek?" tanya Sakura kepada Candy yang masih terdiam.

"Aku hanya ingat pemuda tampan itu."

"Maksud kamu?" suara Sakura tinggi menahan amarahnya.

"Kakak jangan marah!"

"Maksudku, dimana keberadaan pemuda tampan itu sekarang?"

Mendengar pertanyaan Candytuft, keempat kakaknya hanya dapat terdiam. Melihat semuanya diam. Camelia pun angkat bicara.

"Benar katamu, dek!"

"Ayo, kita cari pemuda si pemimpi itu!"

Saat kelimanya hendak melangkah meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba, terdengar suara lelaki terbahak-bahak dari kejauhan.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Mau kemana kalian?"

"Mau mencariku?"

"Kalian tidak akan bisa menemukanku!"

"Kalian terjebak dalam dunia mimpi."

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Hai, keluarlah!" teriak Sakura.

"Cuma pengecut yang beraninya dalam mimpi!"

"Kamu akan menyesal telah mempermainkan kami!"

Suara laki-laki yang tidak kelihatan wujudnya itu pun tidak terdengar lagi. Setelah mendapat gertakan dari Sakura. Dengan cepat Sakura mengajak keempat adiknya untuk menghancurkan dunia mimpi yang telah mempermainkan mereka.

"Bersiaplah!"

Five Power Flowers dengan sigap langsung melompat ke udara. Dalam posisi berdiri dan melayang di udara, kelimanya telah bersiap mengeluarkan cambuk akar pohon.

"Cambuk akar pohon, keluarlah!"

Seketika itu juga cambuk akar pohon muncul di tangan FPF. Dengan cepat Sakura memerintahkan yang lainnya untuk segera memukulkannya ke tanah yang tadi mereka pijak.

"Pukulan cambuk akar pohon!"

Cambuk akar pohon yang memiliki kekuatan luar biasa itu mendarat di atas tanah mimpi yang FPF pijak. Tanah itu pun langsung hancur berhamburan.

"Berpencarlah!" perintah Sakura kepada yang lainnya.

"Buatlah formasi berputar di udara!"

Five Power flowers pun berpencar. Kemudian, kelimanya berputar di udara. Dan kembali memukulkan cambuk akar pohonnya sambil berputar. Sabetan cambuk akar pohon yang berputar di udara, mengenai dinding mimpi. Yang akhirnya, dinding mimpi pun hancur berantakan.

Melihat hal itu Sakura langsung meminta keempat saudaranya untuk segera mengakhiri dunia mimpi.

"Lemparkan cambuk akar pohon!"

Five Power Flowers dengan seluruh kekuatannya melempar cambuk akar pohon ke langit mimpi. Dalam waktu sekejap langit mimpi pun meledak dan hancur. Semburan ledakan langit mimpi langsung mengenai FPF yang masih melayang di udara. Hingga kelimanya terpental jauh dan terpisah satu dengan yang lainnya.

Saat terpental Sakura dan keempat adiknya melihat dunia mimpi yang tidak berujung dan tidak bertepi. Semuanya hancur dan tidak berbentuk. Lalu, keadaan pun berubah menjadi gelap. Dan kelimanya pun tidak sadarkan diri dengan apa yang terjadi.

#######################################

Tiba-tiba, Sakura terbangun dari tidurnya. Dia merasakan wajahnya sangat dingin. Dia pun langsung duduk. Ternyata, kakek Dato telah duduk tepat di hadapannya.

"Kakek!"

"Semua sudah berakhir!" ucap kakek Dato.

"Apa yang kakek lakukan?" tanya Sakura.

"Kakek menyadarkanmu dengan usapan air bunga sakura." Jelas sang kakek.

Kemudian, kakek Dato mendekati Camelia. Dan mengusapkan air bunga camelia ke wajah cucunya yang kedua. Camelia pun langsung terbangun. Lalu, kakek Dato beralih kepada Peony. Dan mengusapkan air bunga peony ke wajah cucunya yang ketiga. Begitu pun kakek Dato memperlakukan hal yang sama kepada Allamanda dan Candy. Kelima cucunya tersadarkan dari mimpinya dengan diusapkan air bunga masing-masing yang menjadi sumber kekuatan kelimanya.

Setelah kelimanya sadar, mereka pun duduk menghadap kakek Dato.

"Semua yang kalian alami cuma mimpi." Ucap kakek Dato.

"Tapi.....kek!" sela Sakura memotong pembicaraan sang kakek.

"Sudahlah!"

"Sekarang kalian kembali ke dunia nyata."

"Lakukan aktifitas seperti biasa." Ujar kakek Dato.

Kakek Dato pun berdiri dan meninggalkan kelima cucunya yang masih duduk dan terdiam. Tidak ada pembicaraan di antara kelimanya. Mereka hanya saling melempar pandangan.

Akhirnya, Sakura berdiri dan pergi meninggalkan keempat adiknya. Begitu pun dengan Camelia yang melakukan hal yang sama dengan kakek Dato dan Sakura. Peony pun mengikuti yang diperbuat oleh kedua kakaknya. Allamanda dan Candy akhirnya bangun juga dari duduknya. Lalu, pergi ke kamar masing-masing.

"Kek.....aku pergi kerja!" teriak Sakura dari depan kamar kakek Dato.

"Kenapa kakak berteriak?" tanya Candy yang mendadak keluar dari dalam kamarnya.

"Tadi kakak sudah mengetuk pintu kamar kakek sebanyak tiga kali. Tapi, tidak ada jawaban." Jelas Sakura.

"Nanti, kamu aja yang memberitahu kakek kalau kakak sudah berangkat kerja."

"Ok."

Setelah mengiyakan pesan kakaknya. Candy pun berlalu dari hadapan Sakura dan pergi ke dapur.

Dengan santainya Sakura melangkah meninggalkan rumah kakek Dato dengan mengendarai motor kesayangannya.

Pagi itu suasana jalan sangat lengang. Tidak ada satu pun kendaraan lain yang melintas. Sakura masih terus mengendarai motornya. Hingga lampu merah ketiga, Sakura merasa ada sesuatu yang aneh.

"Kenapa hanya aku sendiri aja yang melintas di jalan?" tanya Sakura dalam hati kecilnya.

"Ah, mungkin hanya perasaanku saja." Sakura mempercepat laju motornya. Tiba di depan jalan protokol, Sakura pun menghentikan motornya. Dia mencoba mengamati situasi jalan. Dan memperhatikan bangunan bertingkat di sepanjang jalan protokol.

"Biasanya jalan ini padat dengan kendaraan bermotor."

"Dan Bangunan-bangunan itu setiap harinya ramai oleh para pekerja." Gumam Sakura dalam hati kecilnya.

"Tapi, kenapa hari ini seluruh aktifitas seakan terhenti?" Sakura yang merasa heran terus bertanya-tanya dalam hati.

Tiba-tiba, ponsel Sakura berbunyi. Hingga membuyarkan lamunannya.

"Halo!"

"Iya dek, kamu dimana sekarang?" tanya Sakura.

"Aku di sekolah, kak." Jawab Candy melalui ponselnya.

"Di sini tidak ada siapa pun, kak."

"Di sepanjang jalan kakak juga tidak bertemu siapapun." jelas Sakura.

"Kamu hubungi yang lain, kita bertemu di pusat kota!"

"Baik, kak."

Setelah mematikan ponselnya. Sakura pun bergegas meninggalkan jalan protokol dan meluncur ke pusat kota.

############################################

Betapa sangat terkejutnya Sakura. Sesampainya dia di sana, ternyata pusat kota layaknya kota mati. Tidak seorang pun terlihat melakukan aktifitas.

Sambil menunggu kedatangan keempat adiknya. Sakura pun memantau keadaan pusat kota dengan berkeliling. Ternyata, pusat kota sudah tidak lagi berpenghuni.

Akhirnya, Sakura pun memutar balik motornya ke tempat dia membuat janji dengan keempat adiknya. Dan pada saat bersamaan, tiba-tiba dia dikejutkan dengan kehadiran sosok pengemis yang berdiri di depan motornya. Pengemis itu menutupi sebagian wajahnya dengan topi. Hingga membuat Sakura kesulitan mengenalinya.

"Maaf, pak!"

"Bapak ini siapa, yah?"

"Bapak tahu tidak, kemana perginya warga kota?!" Sakura mencoba bertanya kepada sang pengemis. Si pengemis hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Karena, mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan. Sakura pun kemudian membelokkan motornya.

"Saya pergi dulu, pak!"

Di luar dugaan Sakura. Tiba-tiba, sang pengemis justru mengangkat tongkatnya ke atas motor Sakura. Sakura yang terkejut langsung membentak pengemis itu.

"Siapa kamu?" bentak Sakura.

Sakura yang menyadari dirinya sedang dalam bahaya. Langsung melompat turun dari motornya.

"Terima ini!"

Dengan sangat cepat sang pengemis melempar topi yang tadi menutupi wajahnya. Topi itu pun melayang dengan cepat ke arah Sakura. Namun, dengan lincah Sakura langsung menekuk tubuhnya ke aspal. Hingga topi sang pengemis itu pun jatuh ke aspal dan menimbulkan ledakan.

"Kamu!"

Ternyata, si pengemis itu pemuda tampan si pemimpi yang sedang menyamar.

"Jadi, ini ulahmu!"

"Rasakan ini!" Dengan penuh amarah Sakura langsung menendang si pengemis. Namun, si pengemis dengan mudahnya berkelit dari tendangan Sakura.

Kali ini Sakura tidak memberi kesempatan lagi kepada si pengemis. Dia pun terus menyerang dengan tendangan beruntun. Hingga si pengemis jatuh terlentang di aspal.

Si pengemis alias pemuda pemimpi itu langsung duduk bersila. Dia terlihat sangat berkonsentrasi. Sakura pun langsung melakukan hal yang sama dengan pemuda tersebut. Keduanya sama-sama berkonsentrasi dengan semua kekuatan yang mereka miliki.

Tiba-tiba, langit berubah menjadi gelap dan suara petir terdengar menggelegar. Angin pun bertiup dengan sangat kencang. Pohon-pohon besar yang ada di pusat kota, mulai banyak yang tumbang. Dua kekuatan saling mengadu tenaga dalamnya.

Camelia dan ketiga adiknya yang baru sampai. Langsung membentuk formasi duduk bersila di dekat Sakura. Lalu, kelimanya saling berpegangan tangan dan berkonsentrasi penuh. Hingga akhirnya sebuah ledakan dahsyat terdengar di tengah-tengah mereka.

Suara ledakan membuat Sakura dan yang lainnya kehilangan konsentrasi. Dan kelimanya pun akhirnya bangkit dari duduknya. Saat kelimanya berdiri, ternyata mereka telah dikelilingi oleh banyak pemuda yang berwajah sama.

Akhirnya, Sakura pun memutuskan untuk berubah. Dengan cepat dia mengajak keempat saudaranya untuk berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung membentuk formasi. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area pusat kota.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers langsung melompat ke udara. Kelimanya membentuk formasi melingkar. Lalu, dengan cepat FPF melemparkan jaring tangkai bunga.

"Jaring tangkai bunga!" serentak kelimanya melempar jaring tangkai bunga ke arah segerombolan pemuda yang berwajah sama dengan si pemuda pemimpi. Jaring tangkai bunga pun langsung membungkus tubuh mereka semua. Hingga semuanya tidak dapat berkutik. Dan tidak bisa lolos dari jeratan jaring tangkai bunga. Yang pada akhirnya semua pemuda itu pun menghilang.

Tinggallah si pemuda pemimpi seorang diri. Dia terlihat sangat marah. Karena, kekuatannya satu persatu dihancurkan oleh FPF. Dengan wajah penuh amarah, si pemuda pemimpi itu pun memukulkan tongkat pengemisnya ke tanah.

Five Power Flowers langsung melompat menghindar. Pukulan tongkat pengemis membuat tanah pijakan terbelah dua.

"Kurang ajar!"

"Dasar perempuan bangsat!"

"Beraninya kalian menghancurkan dunia mimpiku!" pemuda tampan itu teus memaki FPF.

"Bukan kami yang kurang ajar!"

"Tapi, kamu yang telah merusak ketenangan kota!"

"Kembalikan mereka semua!" teriak Sakura yang membuat si pemuda melotot kepadanya.

"Ha.....ha.....ha.....!" tawa sang pemuda mengejek teriakan Sakura.

"Bukan mereka yang kembali!"

"Tapi, kalian yang menyusul mereka!"

"Terimalah ini!"

"Tongkat pengemis putaran mimpi!" teriak si pemuda tampan pengemis.

"Awas.....kakak!" Camelia meneriaki Sakura yang hampir terkena pukulan tongkat pemuda itu.

Tongkat pengemis itu terus saja diputar-putar oleh sang pemuda. Hingga putarannya membuat kepala FPF pusing.

"Jangan lihat putaran tongkatnya!"

"Bersiaplah!"

"Kepung dia!" perintah Sakura kepada keempat adiknya. Five Power Flowers pun mengepung sang pemuda tampan dengan penuh kewaspadaan.

"Keluarkan lilitan benang sari!"

Five Power Flowers dengan cepat membentangkan kedua tangan mereka menghadap ke pemuda tampan. Lalu, membuka kedua telapak mereka dan mengarahkannya kepada pemuda tampan itu. Tanpa menunggu waktu lama benang sari pun keluar dari telapak tangan kelimanya. Benang-benang sari itu pun mulai menjalar menuju sang pemuda.

Dengan kejeliannya sang pemuda tidak membiarkan benang sari menjalar kepadanya. Dia pun dengan sekuat tenaga memukul-mukul benang sari yang semakin lama semakin banyak dan semakin menjalar kepadanya.

Hingga pemuda tampan itu kewalahan menghadapinya. Dan dia pun tidak bisa lagi memukul-mukul benang sari. Karena, tongkat pengemisnya telah terbelit dengan lilitan benang sari yang begitu tebal. Akhirnya, tongkat pengemis itu pun dilemparnya dan hancur.

Si pemuda tampan pengemis perlahan mundur kebelakang. Dia berusaha menghindari benang sari yang terus mendekatinya. Five Power Flowers masih terus mengeluarkan benang sari dari kedua telapak tangannya.

Sambil tersenyum si pemuda pengemis itu pun mengeluarkan topi pengemisnya. Dengan kekuatan penuh dia lempar topinya ke arah FPF. Tapi, FPF dengan tenang meniup topi pengemis dengan tiupan angin lima bunga. Dua kekuatan pun bertemu di udara. Dan meledak dengan sangat dahsyat.

Si pemuda pengemis terlihat ketakutan. Karena, senjata andalannya telah hancur. Five Power Flowers masih terus mengeluarkan benang sari. Dan membiarkan benang sari menjalar kemana-kemana mengejar si pemuda. Hingga si pemuda tampan itu pun kelelahan dan jatuh berguling-guling di atas tanah. Nafasnya terengah-engah, wajahnya memerah dan matanya membelalak karena takut. Tetapi, benang sari tidak berhenti menjalar.

Five Power Flowers yang melihat keadaan sang pemuda sudah tidak berdaya lagi. Sedikit pun tidak menaruh rasa kasihan. Justru FPF menambah kekuatan lilitan benang sari. Hingga akhirnya benang sari pun melilit sekujur tubuh sang pemuda tampan pengemis.

Dengan suara pelan menahan sakit si pemuda memohon ampunan dari FPF. Tapi, FPF sedikit pun tidak menaruh belas kasih kepadanya.

"Tolong.....lepaskan lilitan ini dari tubuhku!" rintih sang pemuda.

"Semakin kamu merintih, maka lilitannya akan bertambah kuat!" jawab Sakura.

"Sekarang, kamu lepaskan semua warga kota dari dalam mimpi mereka." pinta Sakura kepada sang pemuda.

"Dengan begitu meringankan sedikit penderitaanmu!"

Sang pemuda tampan itu pun terdiam. Meskipun keadaan dirinya sedang merasakan sakit terbelit benang sari. Tapi, dia masih mempertimbangkan permintaan Sakura. Sampai akhirnya dia pun menyerah.

"Baiklah, aku akan melepaskan semua warga kota." Katanya pelan.

"Lakukanlah!" perintah Sakura.

Si pemuda tampan itu pun menutup kedua matanya. Lalu, dengan suara pelan dan hampir tidak terdengar dia mengucapkan mantra mimpinya.

"Ambillah sebuah botol dari dalam saku celanaku!"

"Untuk apa?!" tanya Sakura ragu-ragu.

"Di dalam botol ada cairan pengharum penarik mimpi." Jelas sang pemuda.

"Kalian lempar botol itu ke udara, lalu pecahkan!"

"Aroma harum penarik mimpi akan terbang terbawa angin."

"Dengan begitu semua warga kota akan kembali terbangun dari tidur panjang mereka."

Five Power Flowers mendengarkan penjelasan sang pemuda dengan seksama. Dan mempercayakan sepenuhnya kepada Sakura. Dengan penuh hati-hati Sakura pun mendekat ke tubuh pemuda tampan yang telah terbelit lilitan benang sari. Lalu, dengan cepat Sakura mengambil botol yang dimaksud.

Dalam satu kali gerakan FPF pun melompat dan melayang ke udara. Lalu, dengan cepat Sakura melempar botol cairan pengharum penarik mimpi. Kemudian, menghantamnya dengan pukulan telapak bunga. Botol itu pun hancur seketika. Dan cairannya menyebar di udara.

Seketika itu juga perubahan terjadi. Pusat kota kembali normal seperti sediakala. Namun, Five Power Flowers tidak melepaskan si pemuda tampan begitu saja.

"Dia terlalu berbahaya buat kita semua." Ucap Sakura.

"Habisi dia sekarang juga!" perintah Sakura kepada keempat adiknya.

Dengan cepat kelimanya pun kembali membentuk formasi.

"Bersiaplah!"

"Pukulan telapak bunga!"

"Tolong.....jangan.....!" teriak sang pemuda.

Tapi, pukulan telapak bunga seketika itu juga menghantam tubuhnya dengan sangat kuat. Hingga akhirnya dia pun tewas seketika.

Five Power Flowers pun kembali berubah. Kelimanya tersenyum melihat keadaan pusat kota yang kembali ramai dengan berbagai aktifitas.

"Kita kemana sekarang, kak?" tanya Candy manja.

"Sekarang kita pulang.....!" sahut Camelia mengejek.

"Ha.....ha.....ha.....!" sambil berpegangan tangan kelimanya tertawa bahagia. Dan mereka pun meninggalkan pusat kota dengan perasaan lega.