Chereads / Five Power Flowers / Chapter 13 - Part 13 : Boneka Hadiah Bombi

Chapter 13 - Part 13 : Boneka Hadiah Bombi

Di sebuah pabrik boneka. Para buruh harian sedang bekerja memenuhi pesanan boneka berskala besar. Berbagai macam model boneka sedang dalam proses pembuatan. Mulai dari boneka yang paling murah harganya. Hingga boneka termahal semuanya distok di pabrik boneka tersebut. Dengan proses pembuatannya menggunakan mesin-mesin yang sangat modern.

"Hai, jangan malas kerjanya!" teriak seorang mandor di tengah para buruh yang sedang bekerja.

"Hari ini kalian semua lembur."

"Sebab, kita harus menyiapkan pesanan itu hari ini juga!" kata sang mandor.

"Siap, bos!" jawab para buruh.

Kemudian, sang mandor pun memeriksa ke bagian lainnya. Bagian pengemasan boneka. Sang mandor mengamati para buruh yang tengah mengemas boneka dengan sangat teliti.

"Kemas yang rapi!"

"Jangan ada yang kurang jumlahnya!"

"Nanti bos besar bisa mengamuk, kalau ada kesalahan." Katanya mengingatkan para buruh bagian pengemasan.

"Baik, bos!"

Dengan membawa buku catatan dan pena di tangannya. Sang mandor terus berkeliling memastikan kinerja anak buahnya. Bagian pengemasan barang telah diperiksanya. Kini, sang mandor masuk ke bagian pengiriman barang. Satu persatu dus-dus berukuran besar diperiksanya.

"Hari ini juga semua barang harus dikirim."

"Baik, bos."

"Apa ada yang kurang?" tanya sang mandor sambil terus mengawasi anak buahnya.

"Tidak, bos." Jawab salah seorang buruh bagian pengiriman.

"Eh, kamu ke sini!"

"Coba kamu lihat tulisan di kotak pengiriman itu!"

"Apa sesuai dengan yang aku bacakan?"

"Siap, bos!"

Sang buruh pun mendengarkan alamat tujuan pengiriman barang-barang tersebut. Ternyata, seluruh sekolah dan perkantoran mendapat kiriman boneka dalam jumlah yang sangat besar.

"Sudah benar semuanya, bos!"

"Aku boleh bertanya bos."

"Tanya aja."

"Untuk apa orang-orang itu diberi boneka?" tanya sang buruh dengan takut-takut.

"Kamu tuh bodoh apa goblok!"

"Yah, untuk hadiah!"

"Siapa yang berani memberi hadiah boneka dalam jumlah banyak?" sang buruh kembali bertanya.

"Duh, pusing aku. Kamu tuh benar-benar bodoh yah!"

"Sudah pasti ya orang kaya yang banyak uangnya."

"Ngerti kamu?!

"Sudah sana kerja lagi, tidak usah banyak tanya."

"Yang penting kamu bisa kerja dan dapat uang!" kata sang mandor panjang lebar.

Buruh itu pun mengangguk mendengar perkataan sang mandor. Kemudian, dia pun kembali bergabung dengan buruh lainnya yang ada di bagian pengiriman barang. Sedangkan sang mandor masih terus mengecek semua barang yang akan dikirim. Setelah semuanya dirasa lengkap sang mandor pun pergi meninggalkan ruangan pengiriman barang.

#########################################

"Tok...tok...tok...!"

Candytuft yang mendengar pintu kelasnya diketuk seseorang. Segera berhenti menulis. Padahal saat itu, dia sedang menulis tugas ulangan untuk anak didiknya. Tanpa berkata apapun kepada anak didiknya. Candy langsung bergegas membuka pintu kelasnya. Ternyata, penjaga sekolah sudah berdiri di depan pintu kelas.

"Maaf bu, ini ada kartu pengiriman boneka untuk anak-anak di kelas ibu."

"Dari siapa yah, pak?!"

"Di sini tidak ada nama pengirimnya, bu."

"Apa kelas yang lain dapat juga?"

"Satu sekolah dapat semua, bu."

"Silahkan tanda tangan di sini, bu!"

"Nanti saya antar ke kelas ibu semua bonekanya."

"Baiklah, pak!"

Candy pun langsung membubuhkan tanda tangannya di kartu penerimaan barang. Setelah mendapatkan tanda tangan dari Candy. Penjaga sekolah langsung mendatangi kelas lainnya. Hingga semua wali kelas yang ada di sekolah itu, memberikan tanda tangan penerimaan boneka untuk semua anak didiknya.

Candy kembali melanjutkan menulis di papan tulis. Baru saja beberapa baris Candy menulis. Tiba-tiba, pintu kelasnya kembali diketuk oleh seseorang. Candy pun bergegas membukanya. Ternyata, penjaga sekolah datang dengan membawa dus besar berisi boneka-boneka lucu. Dus besar itu pun diletakkan oleh penjaga sekolah di tengah kelas.

"Terima kasih, pak!" ucap Candy kepada sang penjaga sekolah. Penjaga sekolah pun mengangguk dan cepat-cepat keluar dari kelas Candy.

Suasana di dalam kelas sangat ribut. Anak didik Candy sudah tidak sabar ingin memegang boneka yang masih terbungkus di dalam dus. Candy yang memberikan tugas ulangan, terpaksa membatalkan pelaksanaan ulangan pada hari itu. Karena, Candy merasa anak didiknya tidak akan fokus mengerjakan soal ulangan yang diberikannya.

"Baik anak-anak ibu, tugas ulangan hari ini akan kita undur sampai besok!"

"Hore.....!" sorak anak-anak dengan gembira.

"Ayo, rapikan dulu peralatan sekolah kalian!"

"Setelah itu ibu akan membagikan hadiah boneka kepada kalian semua!"

"Baik, bu!"

Anak didik Candy pun dengan cepat melakukan yang diperintahkan oleh Candy. Hanya dalam hitungan tidak sampai sepuluh menit, meja kelas sudah rapi dari alat-alat sekolah. Kemudian, Candy mulai memanggil anak didiknya satu persatu. Dan memberinya boneka lucu sebagai hadiah. Dalam waktu sekejap boneka di dalam dus pun hanya tersisa satu.

"Siapa yang belum mendapat boneka?" tanya Candy sambil mengangkat satu boneka yang tersisa. Tidak satu pun anak didiknya yang mengangkat tangan. Semuanya sibuk bermain dengan boneka mereka.

"Kalau tidak ada yang mengangkat tangan, boneka ini menjadi milik ibu." Jelas Candy. Tapi, tidak satu pun anak didiknya yang mendengar ucapannya. Akhirnya, Candy pun memegangi boneka lucu itu dan meletakkannya di atas meja.

"Teng.....teng.....teng.....!"

Bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa pun berhamburan keluar kelas. Candy sengaja meninggalkan bonekanya di atas meja. Karena, dia ingin pergi ke ruang majelis guru. Namun, Candy merasa heran saat melintas di halaman sekolah. Seluruh siswa sibuk berbicara dan tertawa bersama boneka hadiah yang baru saja mereka terima.

"Ah, mungkin perasaan aku saja." Kata Candy dalam hati. Dia pun melanjutkan langkahnya ke ruang majelis guru. Betapa kagetnya Candy saat masuk ke ruang majelis guru. Seluruh guru terlihat mencium-cium boneka hadiah itu. Dengan cepat Candy pun mendatangi ruang kepala sekolah. Ternyata, kepala sekolah juga sibuk membelai-belai kepala boneka hadiah yang baru diterimanya. Melihat keanehan itu Candy pun bergegas menemui penjaga sekolah di dekat gerbang.

"Aaaaa...!!!"

"Ini tidak mungkin!" teriak Candy yang terkejut melihat penjaga sekolah yang sedang menimang-nimang sebuah boneka.

"Aku harus bagaimana?"

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Oh ya, bonekaku ada di atas meja kelas!" Candy yang teringat boneka hadiah miliknya, langsung berlari menuju ruang kelasnya.

"Tidak....!" Candy tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Boneka hadiah miliknya sedang bergoyang-goyang di atas meja kelas. Dengan cepat Candy pun mengambil boneka itu. Lalu, melemparnya ke lantai. Di luar dugaannya, ternyata boneka itu langsung berdiri dan menantangnya. Candy pun langsung menendang boneka itu, hingga membentur dinding. Candy yang melihat boneka itu jatuh, langsung meninggalkannya.

Dengan cepat Candy berlari ke tempat parkiran. Dan langsung menelephon Sakura yang tengah bekerja di kantornya. Tapi, Sakura tidak menerima panggilannya. Candy pun menelephon Camelia yang berada di rumah. Camelia langsung menjawab telephonnya.

"Kakak akan segera datang, dek!" jawab Camelia melalui sambungan telephon. Kemudian, Candy juga menghubungi Peony dan Allamanda. Ternyata, keduanya sedang menuju ke sekolah tempat Candy mengajar.

Di tempat parkiran Candy duduk di atas motornya. Dia sedang memikirkan bagaimana caranya menghadapi boneka-boneka yang telah menghipnotis pemiliknya. Jumlah mereka sangat banyak. Sedangkan keselamatan para pemiliknya jadi taruhan.

Di saat Candy sedang serius berfikir. Tiba-tiba, dia merasa celana panjangnya seperti tersangkut. Tanpa melihat ke bawah, Candy pun menariknya pelan. Dan kembali dia merasakan hal yang sama. Karena, merasa risih Candy pun menengok ke bawah celana panjangnya. Ternyata, boneka hadiah itu mengikutinya hingga ke tempat parkiran.

Dengan sangat emosi Candy pun menendang boneka itu, hingga menggelinding ke jalan raya. Candy berharap ada mobil yang melindasnya. Tapi, ternyata boneka itu seperti memiliki nyawa. Dia bangkit dan melompat ke arah Candy. Matanya yang bulat, membelalak dengan besar seakan ingin melumat tubuh Candy.

Candy pun memasang kuda-kuda dan siap bertarung dengan boneka jadi-jadian itu. Tapi, pada saat bersamaan muncul boneka-boneka lain mengerumuni Candy. Candy terkepung oleh ratusan boneka jadi-jadian. Dengan cepat Candy menendang boneka-boneka itu, dengan tendangan menarik ke samping. Dan boneka-boneka itu pun berjatuhan ke selokan yang ada di dekat parkiran.

Tanpa menunggu serangan balasan. Candy kembali mengulangi tendangan yang serupa dengan yang tadi. Hingga hampir keseluruhan boneka-boneka itu tercebur ke dalam selokan yang cukup deras airnya.

Dan ketika Candy akan menghabisi beberapa boneka yang tersisa. Tiba-tiba, Camelia, Peony dan Allamanda muncul secara bersamaan. Keempatnya langsung merapat dan bersiap mengakhiri pertarungan.

Candy yang menoleh ke arah ketiga kakaknya, tidak menyadari adanya serangan balik dari boneka-boneka itu. Dengan sekali lompatan boneka-boneka itu berhasil bergelayutan di tubuh Candy. Candy yang panik tidak bisa lagi mengontrol kekuatannya. Serangan dadakan dari boneka-boneka itu membuatnya jatuh tergeletak di tanah. Dengan sisa tenaga yang ada Candy pun berusaha berontak. Agar ia dapat terlepas dari cengkraman boneka-boneka itu.

Camelia, Peony dan Allamanda yang berada di dekat Candy. Langsung membantu Candy dengan menarik boneka-boneka itu dari tubuh adiknya. Dan melempar boneka-boneka itu ke dalam selokan.

Meskipun tubuhnya masih terasa lemas, tapi Candy berusaha bangun. Dibiarkannya baju yang dikenakannya kotor. Karena, tadi dia jatuh tergeletak di tanah. Camelia, Peony dan Allamanda tersenyum melihat keadaan adik bungsunya.

"Kalian kenapa tersenyum seperti itu?" tanya Candy dengan nada kesal.

"Dan kamu kenapa bisa lemah melawan boneka-boneka itu?" Allamanda malah balik bertanya kepada Candy. Candy pun terdiam.

"Tuh kan kamu tidak menjawab!" sahut Peony.

"Tadi aku sangat panik melihat ratusan boneka mengerumuniku." Jawab Candy pelan.

"Ingat pesan kakek, dalam situasi apapun kita semua harus tetap tenang. Kerena, itu inti sebuah kekuatan!" Camelia dengan bijak mengingatkan adik-adiknya akan pesan sang kakek.

"Kak Sakura mana?" tanya Peony.

"Mungkin dia sedang siaran." Jawab Camelia

"Aku tadi menelephonnya, tapi kakak tidak menerima panggilanku." Jelas Candy.

"Hari ini seluruh kota mendapat hadiah boneka." Kata Allamanda.

"Termasuk sanggar tariku."

"Sepertinya ini bukan sekedar kiriman hadiah yang biasa aja." Sahut Camelia.

"Maksud kakak, apa?" tanya Candy.

"Seperti yang kamu alami hari ini, semuanya terasa aneh." Jawab Camelia.

"Benar, boneka itu hidup dan berusaha mencelakakan kita semua." Sahut Peony.

Candy pun terdiam mendengar perkataan ketiga kakaknya. Dan dia berusaha mengingat seluruh kejadian yang dialaminya sejak tadi pagi.

"Yang kakak katakan benar!"

"Kita harus segera bertindak!"

"Kita pergi ke kantor kak Sakura, sekarang!" ajak Camelia.

Keempat bersaudara itu pun pergi meninggalkan tempat parkiran. Mereka langsung menuju ke kantor Sakura.

############################################

Hanya beberapa menit mengendarai motor. Camelia, Peony, Allamanda dan Candy sampai juga di kantor Sakura. Setelah memarkirkan motor mereka. keempat bersaudara itu pun bergegas naik ke lantai atas gedung penyiaran.

"Apa kakak sudah tahu kedatangan kita?" tanya Candy yang merasa segan masuk ke kantor kakaknya.

"Kita buat kejutan saja!" jawab Camelia.

"Bagus juga, biar kakak terkejut melihat kita! Timpal Allamanda.

Keempatnya sudah berdiri di depan pintu masuk ruangan kerja Sakura. Tapi, mereka merasa ragu untuk masuk ke dalam. Camelia mendorong Peony untuk mengetuk pintu kaca yang ada di hadapan mereka.

Perlahan Peony pun mengangkat tangannya ke arah pintu kaca tersebut. Tapi, baru saja dia hendak mengetuknya. Tiba-tiba, Peony melihat pemandangan yang tidak wajar di balik pintu kaca. Dia pun langsung mundur ke belakang sambil menutup wajahnya.

"Ada apa, dek?" tanya Camelia heran. Begitu pun dengan Allamanda dan Candy yang keheranan melihat sikap Peony.

"Ada apa, kak?" tanya Candy sambil menarik tangan Peony yang menutupi wajahnya. Peony tidak sanggup berbicara. Wajahnya pucat dan bibirnya gemetar. Dia terlihat sangat syok setelah melihat sesuatu di balik kaca. Camelia, Allamanda dan Candy yang penasaran langsung mendekati pintu kaca. Betapa sangat terkejutnya mereka, saat menyaksikan pemandangan yang tidak wajar di balik pintu kaca.

"Oh, tidak!"

"Itu bukan kakak!" tunjuk Camelia dengan suara bergetar.

"Tidak mungkin kakak melakukan itu!"

"Tidak.....!"

"Kakak tidak akan berani berbuat kotor di depan umum!"

"Kenapa kakak bisa berciuman dengan boneka jadi-jadian itu?" tanya Candy dengan sangat marah.

"Ini tidak bisa dibiarkan!"

"Dobrak pintunya, dek! Pinta Allamanda dengan nada geram.

Dengan cepat Candy pun melakukan yang disuruh Allamanda. Pintu kaca yang tertutup rapat itu pun hancur berantakan terkena tendangannya. Pecahan kacanya berhamburan di lantai. Membuat keempat bersaudara itu harus pelan-pelan melangkahi serakan kacanya.

Ternyata suara tendangan Candy yang sangat kuat, tidak juga menyadarkan Sakura. Sang kakak masih asyik berciuman dengan boneka di tangannya. Begitu juga para karyawan penyiaran yang lainnya. Mereka semua melakukan hal yang sama dengan Sakura.

"Sungguh pemandangan yang sangat menjijikkan," ucap Camelia.

"Aku harus segera menyadarkannya."

Dengan langkah pelan Camelia berusaha mendekati Sakura. Lalu, dengan satu kali gerakan Camelia langsung mengusapkan air bunga sakura ke wajah sang kakak. Seketika itu juga tubuh Sakura tidak sadarkan diri. Sedangkan boneka jadi-jadian itu langsung ditangkap dan diinjak oleh Peony.

Injakan kaki Peony ternyata tidak berpengaruh apa-apa buat sang boneka. Dengan cepat boneka itu bangkit dan melompat ke arah Peony. Tapi, Peony dengan gesit dapat menghindar dari lompatannya. Camelia masih memegangi Sakura yang tengah pingsan. Sedangkan Allamanda dan Candy berusaha menghalau para boneka yang masih bercengkrama dengan para karyawan penyiaran.

Akhirnya, Sakura siuman juga. Dan dia langsung menanyakan apa yang telah terjadi padanya. Camelia yang berada tepat di sebelah Sakura, langsung menceritakan yang mereka lihat barusan. Mendengar apa yang diceritakan oleh adiknya, Sakura pun naik pitam. Dengan cepat dia berdiri dan menyerang beberapa boneka yang berada di dalam ruangannya.

Melihat aksi Sakura, keempat adiknya pun tidak tinggal diam. Mereka pun secara bersama menyerang boneka-boneka itu. Tapi, serangan mereka tidak sedikit pun melemahkan sang boneka. Justru boneka-boneka itu bangkit dan bangkit lagi melakukan perlawanan.

"Bagaimana ini?" tanya Sakura yang mulai merasa cemas.

"Mereka tidak bisa binasa." Jawab Camelia.

"Tapi, mereka bisa diam dan tidak bergerak."

"Jika.....!"

"Terkena air," lanjut Peony.

"Benar, seperti tadi disekolahku!" sambung Candy.

"Awassss...!" Allamanda dengan cepat mendorong tubuh Candy ke samping. Ternyata, ada boneka yang berusaha melompat ke tubuh Candy.

"Cepat....kita cari air yang banyak!" teriak Sakura.

"Biar aku dan Camelia yang berada di sini, untuk menghalau para boneka itu!"

Peony, Allamanda dan Candy langsung bergegas pergi ke toilet yang berada di dalam ruangan kerja Sakura. Setelah menghidupkan kran air dengan sangat kuat. Ketiganya pun menyambungkannya dengan selang panjang yang ada di dekat kamar mandi. Kemudian, selang air itu pun disemprotkannya ke arah beberapa boneka yang masih melakukan aksinya.

Semprotan air yang sangat kuat membuat boneka-boneka itu lemas. Dan akhirnya diam dan tidak bergerak lagi. Meskipun ruangan kerjanya penuh dengan genangan air. Tapi, Sakura sedikit dapat bernafas lega. Karena, dapat menghentikan aksi boneka jadi-jadian itu. Dan semua kru penyiaran pun dengan sendirinya kembali sadar.

"Apa yang harus kita lakukan, bos?" tanya Sakura kepada rekan kerjanya.

"Bagaimana kalau kamu siaran langsung?"

"Untuk menolong warga kota." Jawab Sakura.

"Ide bagus, kak!" sahut Camelia.

"Dengan begitu mengurangi penerimaan hadiah boneka ke seluruh kota." Lanjut Peony.

"Baiklah, saya siap bos!" Sakura pun menyetujui permintaan rekannya.

Dengan penuh kesiapan Sakura telah berdiri di depan kamera, yang akan menyiarkan langsung berita ke seluruh kota. Sakura pun memberikan kode kepada rekannya kalau dirinya telah siap.

"Ok, bos!"

"Camera on!"

��Selamat siang pemirsa."

Masih bersama saya Sakura di gedung penyiaran.

Siang ini sebuah peristiwa besar telah terjadi di kota kita.

Pengiriman boneka-boneka lucu dan menggemaskan. Hampir menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Dan kini semua penerima boneka-boneka itu disibukkan dengan bercengkrama bersama boneka yang ada di tangan mereka. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan kita semua.

Melalui berita yang saya sampaikan ini. Saya ingin mengajak kepada seluruh masyarakat, sedapat mungkin menghindari penerimaan hadiah boneka. Karena, bisa menjadi petaka buat kalian.

Sampai pada saat saya menyampaikan berita ini. Kita semua tidak mengetahui siapa orang yang telah memberikan hadiah boneka untuk seluruh warga kota.

Dan kita juga tidak mengetahui rencana besar orang itu dengan memberi kita semua hadiah boneka.

Pada saat ini saya hanya dapat mengingatkan kepada kalian semua. Untuk menghindar atau menolak menerima boneka hadiah. Demi keselamatan diri kalian. Tetaplah waspada dalam segala situasi.

Demikian berita siang ini. Dan sampai jumpa pada berita saya selanjutnya.

"Mudah-mudahan orang di luar sana mendengar yang saya sampaikan." Kata Sakura.

"Yang terpenting kita sudah mengingatkan dan semuanya kembali kepada pribadi masing-masing." Sambung rekan Sakura.

"Kalau begitu aku pulang dulu, bos!"

"Empat adikku sudah menunggu sejak tadi."

"Ok, deh!"

"Terima kasih buat semuanya!" ucap rekan kerja Sakura.

"Untuk apa?" Sakura pura-pura tidak tahu.

"Kalian sudah melepaskan kami dari cengkraman boneka jadi-jadian itu."

"Sudahlah, kita semua kan kawan!" sambil tersenyum dan Sakura menepuk pundak rekannya. Lalu, Sakura dan keempat adiknya keluar dari ruang penyiaran.

"Kita langsung pulang atau.....!" tanya Candy pada keempat kakaknya.

"Kita langsung pulang, biar dapat istirahat!" jawab Allamanda.

"Lalu, bagaimana dengan boneka hadiah itu?" tanya Camelia.

"Bagaimana kita menolong warga kota?"

"Bagaimana juga kita mengetahui si pengirim itu?"

"Dimana kita mencarinya?" Rentetan pertanyaan yang diajukan Camelia membuat keempat saudaranya terdiam. Tidak satu jawaban pun keluar dari mulut keempatnya.

Di dalam lift lima bersaudara itu hanya terdiam. Hingga akhirnya, Sakura membuka pembicaraan.

"Kakak sudah menyiarkan beritanya ke seluruh kota."

"Pasti kita akan segera mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan Camelia."

"Lihat, sebentar lagi lantai dasar!" tunjuk Sakura ke deretan tombol lift.

"Jangan terlalu difikirkan, rileks aja!"

Pintu lift pun terbuka. Sakura dan keempat adiknya langsung berjalan menuju pintu keluar kantor. Betapa terkejutnya mereka, ketika pintu terbuka. Sungguh pemandangan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Betapa tidak, di halaman kantor ada ratusan boneka menghadang Sakura dan keempat saudaranya.

"Dari mana boneka-boneka itu datang?" tanya Peony dengan mata melotot.

"Sungguh aku tidak percaya, hal ini akan terjadi!" kata Camelia sambil mengusap dadanya.

"Bersiaplah!" perintah Sakura dengan wajah yang tegang. Tanpa menengok keempat adiknya, dia pun langsung memasang kuda-kuda.

"Tetap tenang, jangan panik!"

"Kita selesaikan sekarang!"

Baru saja Sakura selesai berbicara. Dari belakang ratusan boneka, muncullah sosok lelaki bertubuh pendek dan gempal. Wajahnya yang bulat lebar dan kepalanya yang botak. Hampir menyerupai bentuk boneka yang mengelilinginya.

"Kalian beraninya mengusik mainanku!"

"Siapa kamu?" tanya Sakura.

"Kamu tidak kenal aku?"

"Aku pemilik toko boneka terbesar di kota ini."

"B.....O....M....B....I."

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Hentikan membuat onar!" bentak Sakura dengan suara kuat.

"Tarik kembali boneka-boneka itu!

"Kamu akan menyesal berhadapan dengan kami!"

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Aku akan bakar seluruh kota dengan bonekaku!"

"Seperti mereka membakar toko bonekaku."

"Serbu......!"

"Serang mereka!"

Ratusan boneka yang dikendalikan Bombi langsung berlarian ke arah Sakura dan keempat adiknya. Sakura yang telah siap sejak tadi, langsung menyambut serangan itu dengan sigap. Begitu juga dengan Camelia dan ketiga saudaranya yang lain. Kelimanya melayani serangan para boneka jadi-jadian itu.

Serangan boneka yang membabi buta kepada Sakura dan adik-adiknya. Sudah sangat tidak terkendali. Hingga membuat Sakura harus bertindak cepat. Sakura pun mengajak keempat saudaranya untuk berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung bergerak. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area perkantoran.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Bombi yang menyaksikan perubahan yang terjadi pada Sakura dan keempat adiknya, merasa sangat geram. Dengan kekuatan fikirannya dia mengendalikan ratusan boneka untuk menyerang kelimanya tanpa henti.

Five Power Flowers dengan seluruh kekuatannya berusaha melemahkan pertahanan Bombi dan bonekanya. Tapi, hal itu tidak mudah. Karena, boneka yang mereka hadapi merupakan benda mati. Benda mati tidak akan merasakan lelah dan sakit. Begitu pun dengan ratusan boneka yang sedang dihadapi FPF. Tendangan dan pukulan yang dilayangkan kepada para boneka itu, seakan tidak berpengaruh apa-apa. Bombi yang bersembunyi di belakang boneka-bonekanya, tersenyum bangga. Dia merasa tidak akan ada yang dapat mengalahkan kekuatan fikirannya.

"Keluarkan seluruh kekuatan yang kita punya!" teriak Sakura dan dianggukkan oleh keempat saudaranya.

"Cepat, buat formasi melingkar!"

Five Power Flowers secara serentak membentuk lingkaran. Lalu, kelimanya mengangkat kedua tangannya ke atas. Dan menghadapkan kedua telapak tangannya ke langit. Kemudian, perlahan-lahan kelimanya berputar dan terus berputar. Hingga putarannya menjadi sangat kuat.

"Kekuatan air mancur lima bunga, keluarlah!" teriakan kelimanya menggema dan menggetarkan area perkantoran.

Seketika itu juga air bermancuran dari kedua telapak tangan kelimanya. Tubuh FPF yang masih terus berputar. Membuat air mancur lima bunga berhamburan ke segala penjuru.

Wajah Bombi terlihat panik melihat kedahsyatan kekuatan FPF. Dia berlari ke sana kemari berusaha menyelamatkan ratusan boneka miliknya. Dia sangat takut boneka-bonekanya terkena air mancur lima bunga. Tapi, usaha Bombi sia-sia. Air mancur lima bunga sudah membasahi tubuh ratusan boneka miliknya.

Five Power Flowers masih terus menyemburkan air mancur lima bunganya. Hingga area perkantoran penuh dengan genangan air. Dan ratusan boneka milik Bombi pun tergeletak di air tanpa daya. Bombi yang ketakutan langsung melarikan diri sambil berteriak-teriak.

"Tunggu, pembalasanku!"

"Aku pastikan akan menuntut balas kepada kalian berlima!"

Five Power Flowers membiarkan Bombi melarikan diri. Untuk sementara sasaran FPF adalah ratusan boneka milik Bombi.

"Ayo, kita bereskan ratusan boneka ini!" ajak Sakura.

"Gunakan pusaran angin lima bunga."

"Kekuatannya akan mendorong boneka-boneka itu ke aliran kali yang ada di depan sana."

Akhirnya, Five Power Flowers pun kembali melompat dan melayang ke udara. Sambil berpegangan tangan dan berputar. Kelimanya pun serentak berteriak.

"Kekuatan pusaran angin lima bunga, keluarlah!" seketika itu juga pusaran angin berputar-putar menggulung semua yang ada di area itu.

Five Power Flowers terus menggiring kekuatan pusaran angin. Dan ratusan boneka yang tergulung di dalamnya menuju kali. Sampai akhirnya, ratusan boneka itu tenggelam di dalam kali dan terbawa hanyut. Setelah merasa aman FPF pun kembali seperti sediakala.

Sakura dan keempat adiknya berjalan menuju tempat parkiran. Kelimanya berniat mengambil motor mereka yang dititipkan di sana. Sesampainya di parkiran kelimanya mengeluarkan motor masing-masing.

"Kita akan kemana, kak?" tanya Peony.

"Kita datangi pabrik boneka yang ada di kota ini." Jawab Sakura.

"Lalu, bagaimana dengan Bombi?" Allamanda pun ikutan bertanya kepada Sakura.

"Si Bombi tidak usah dikejar."

"Bukankah dalang keonaran ini adalah dia!" sahut Camelia.

"Benar, tapi kita selesaikan dulu yang berkaitan dengan dia!" jelas Sakura.

"Pabrik boneka merupakan satu-satunya tempat yang memproduksi boneka berskala besar."

"Di antara kita siapa yang pernah ke pabrik boneka?" tanya Candy.

"Kita berlima tidak pernah ke sana." Sahut Sakura.

"Dimana kita harus mencari alamat pabrik boneka?" Candy kembali bertanya.

"Nih, lihat!" Sakura menunjukkan secarik kertas kepada keempat adiknya.

"Apa itu kak?" Peony yang penasaran langsung bertanya kepada sang kakak.

"Ini alamat pengirim boneka." Jawab Sakura.

"Di kertas ini tertulis pengirim boneka-boneka itu, yah pabrik boneka!"

"Darimana kakak mendapatkannya?" tanya Camelia.

"Dari dus besar berisi boneka yang datang ke ruang kerja kakak."

"Sudahlah, kita berangkat sekarang!" ajak Sakura.

Tanpa membuang waktu lagi kelimanya pun langsung mengendarai motor mereka masing-masing. Dan dengan cepat kelimanya sudah melaju di jalan raya menuju pabrik boneka.

Ternyata, di belakang sebuah toko yang berada tepat di depan kantor penyiaran. Seseorang terus mengawasi gerak-gerik Sakura dan keempat saudaranya. Dan orang itu pun mengikuti terus perjalanan Sakura dan yang lainnya menuju pabrik boneka.

"Mereka akan menuju ke sana." Kata orang itu.

"Aku akan menunggunya!"

############################################

Sakura dan keempat adiknya masih terus menyusuri jalanan beraspal di pinggir kota. Jalanan yang sepi dari lalu lintas kendaraan. Dengan deretan pabrik-pabrik besar yang tidak memiliki plang nama perusahaan di depan pintu gerbangnya. Sakura dan yang lainnya perlahan-lahan mencari alamat lokasi pabrik boneka yang tertera di kertas pengiriman barang. Sudah beberapa kali putaran kelimanya mondar-mandir di kawasan pabrik dengan pintu gerbang tertutup rapat. Tapi, tidak ada tanda-tanda di kawasan itu ada pabrik boneka. Karena, merasa tidak mendapatkan hasil. Sakura pun menghentikan motornya. Begitu juga dengan keempat saudaranya yang melakukan hal yang sama. Kelimanya lalu turun dari motor mereka. Dan duduk di bawah sebuah pohon yang cukup rindang.

"Sudah jauh datang ke sini. Tapi, tidak menemukan yang dicari!" keluh Candy.

"Aku yakin, hari ini semuanya akan terselesaikan." Ucap Sakura menyemangati keempat adiknya.

Baru saja Sakura selesai berbicara. Tiba-tiba, sebuah gerbang pabrik terbuka.

"Kita mendekat ke sana, kak!" ajak Candytuft.

"Kita amati saja dari sini."

Dan sebuah mobil box tertutup keluar dari dalam pabrik.

"Lihat itu!" tunjuk Sakura ke arah mobil box yang melintas di hadapan mereka.

"Logo perusahaannya sama dengan yang ada di kertas ini."

"Itu pabriknya!" Sakura pun melompat kegirangan. Camelia dan yang lainnya merasa heran dengan tingkah kakaknya.

"Sory, aku terlalu senang!"

"Itu pabrik boneka."

"Ayo cepat, kita masuk ke sana!" ajak Sakura kepada keempat adiknya. Tapi, baru saja kelima bersaudara itu hendak melangkah. Tiba-tiba, pintu gerbang pabrik tertutup secara otomatis. Kelimanya pun menghentikan langkah mereka.

"Kita ambil jalan pintas!" kata Sakura tegas.

"Baik, kak!" serentak keempat adiknya menjawab.

"Kita berubah sekarang!"

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura, keempat adiknya langsung bergerak. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area pabrik.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Kemudian, dengan menggunakan ilmu peringan tubuh yang mereka miliki. Kelimanya berlari di udara dengan sangat ringan ke arah pabrik boneka. Sesampainya di depan pintu gerbang pabrik, kelimanya kembali beraksi.

Ilmu peringan tubuh yang mereka gunakan, membuat kelimanya dapat melompati pintu gerbang pabrik boneka yang sangat tinggi.

"Kita berpencar!"

"Masuklah dengan cepat bila menemukan celah!" perintah Sakura kepada keempat adiknya.

"Kita bertemu di dalam!"

Kelimanya pun berpisah. Dan masing-masing mencari jalan untuk masuk ke dalam. Setelah beberapa menit berpisah. Ternyata kelimanya kembali ke tempat semula mereka berkumpul.

"Tidak ada celah untuk masuk, kak!" jelas Peony.

"Semua pintu secara otomatis tertutup!" sahut Allamanda.

"Ini sangat menyulitkan kita." Sambung Candy.

"Ada satu jalan," ucap Camelia. Ucapan yang dilontarkan Camelia membuat saudara-saudaranya langsung menatapnya dengan tajam.

"Aku serius!"

"Jalan apa?" tanya Sakura yang merasa kurang yakin dengan ide Camelia.

"Ini!" Camelia menunjukkan sebuah pistol yang ada di belakang bajunya.

"Itu kan pistol kakek!" kata Candy.

"Dengan pistol ini kita dapat membuat lubang rahasia untuk masuk ke dalam pabrik." Jelas Camelia.

"Kalian ingatkan, saat kakek Dato mengeluarkan para gadis yang di sekap di gudang QXZ!"

"Kami ingat!"

"Pistol inilah yang digunakan kakek. Ini pistol kimia. Kakek telah mendesain pistol ini sedemikian rupa. Pistol ini tidak mengeluarkan peluru. Tapi, pistol ini dapat melepaskan tembakan cairan kimia. Cairan kimia yang terdapat dalam pistol ini, dapat dengan mudah melumerkan tembaga, besi dan sejenisnya. Juga mampu membentuk lubang besar seukuran badan manusia."

"Kita bergerak sekarang!" ajak Sakura.

Ajakan Sakura disambut anggukan oleh keempat adiknya. Lalu, kelimanya menyelinap ke belakang pabrik. Setelah mereka menemukan posisi dinding baja yang dianggap strategis untuk tempat masuk. Camelia pun mulai menembakkan pistol kimia ke dinding tersebut. Hanya dalam beberapa menit saja lubang rahasia sudah nampak di hadapan para Five Power Flowers.

Kelimanya kemudian masuk ke dalam pabrik melalui lubang rahasia. Ternyata, lubang yang mereka buat tembus ke ruangan yang berisi dus-dus besar.

"Ruangan apa ini?" tanya Allamanda.

"Sepertinya ini ruangan penyimpanan dus-dus yang akan dikirim." Jawab Peony sambil memegangi dus-dus besar yang bertumpuk dihadapannya.

Sakura dan yang lainnya berpencar mengelilingi ruangan yang berukuran luas itu. Tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka.

"Siapa itu?" teriak salah satu dari tiga lelaki yang masuk ke dalam ruangan. Dua lelaki yang lainnya langsung berlari mengitari ruangan.

"Tidak ada siapa-siapa!" katanya.

"Aku tadi lihat bayangan menyelinap di sebelah sana."

"Coba kita periksa!" ketiga lelaki itu pun mengitari ruangan tersebut.

"Memang tidak ada siapa-siapa!"

"Cepat cek dus yang di sana, lalu kita keluar!" dua lelaki langsung mendekati dus yang dimaksud. Candy yang bersembunyi di antara dus yang akan mereka periksa. Langsung melayangkan tinju dan tendangannya kepada keduanya. Hingga dua lelaki itu tidak sadarkan diri.

Camelia yang berada di atas dus tepat dibawahnya satu lelaki berdiri. Dengan cepat melesat turun dan menendang punggung lelaki tersebut, hingga dia jatuh tersungkur. Lelaki itu pun langsung bangkit dan membalikkan tubuhnya ke arah Camelia.

"Wanita kurang ajar!" satu tendangan dilayangkan lelaki itu ke arah Camelia. Namun, dengan cepat Camelia dapat menghindarinya. Perkelahian antara keduanya pun tidak terhindarkan lagi.

Pada saat bersamaan Sakura dan yang lain muncul di tengah perkelahian. Camelia pun dengan kelihaiannya terus memberikan serangan kepada lelaki tersebut. Hingga akhirnya lelaki itu pun jatuh tidak sadarkan diri.

Kelimanya dengan cepat meninggalkan ruangan tersebut. Dan masuk ke dalam pabrik yang sangat luas itu. Tiba-tiba, mata Peony melihat keberadaan Bombi di tengah para buruh pabrik. Bombi yang merasa ada yang sedang mengamatinya, langsung bergerak cepat. Bombi menekan alarm bahaya yang terdapat di dalam pabrik. Alarm berbunyi dengan sangat kuat. Hingga semua buruh pabrik berdatangan kepadanya.

"Periksa semua ruangan!" perintah Bombi.

"Ada penyusup berhasil masuk."

Semua buruh langsung menyebar ke seluruh ruangan. Dan kembali dengan cepat menghadap Bombi. Mereka tidak menemukan adanya penyusup di dalam pabrik. Bombi melempar pandangannya ke seluruh sudut pabrik. Tiba-tiba, dia berteriak dengan sangat kuat.

"Itu mereka di atas sana!" tunjuk Bombi ke atas atap pabrik.

"Benar, itu penyusupnya!" teriak para buruh.

"Tangkap mereka!"

"Tapi, bagaimana bos mereka jauh di atas?!"

"Tolol, pakai otakmu!"

"Selamat bertemu kembali B O M B I!" ucap Sakura dan keempat adiknya.

"Beraninya kalian ke sini!"

"Urusan kita belum tuntas B O M B I!"

"Dan sekarang kita tuntaskan semuanya B O M B I!"

Kemudian, kelimanya pun melayang turun ke bawah. Dan langsung menghajar para buruh pabrik yang berusaha menyergap kelimanya. Para buruh pabrik pun tidak tinggal diam. Semuanya menyerang FPF dengan sangat gencar. Pertarungan di antara kedua belah pihak tak terelakkan.

Diam-diam Bombi pergi ke lantai atas. Dengan kekuatannya dia ingin menghabisi FPF dari belakang.

"Matilah kalian!" dengan kuat Bombi melempar koin-koin beracun ke arah FPF. Meskipun kelimanya sedang bertarung. Tapi, lewat ekor mata tajam mereka. Kelimanya dapat melihat serangan curang Bombi.

Dengan sangat cepat kelimanya langsung melompat ke udara. Sambil berputar kelimanya langsung menarik selendang di pinggang mereka.

"Dengan kekuatan lima bunga!"

"Sabetan selendang bunga!"

Secara bersama Five Power Flowers menyabetkan selendang mereka secara bergelombang. Sabetan selendang bunga langsung menghantam balik koin-koin beracun milik Bombi. Hingga koin-koin itu berjatuhan mengenai para buruh pabrik.

"Aaaaaaaaaaaaa.....!!!" jerit para buruh yang terkena koin beracun. Dan mereka pun tewas seketika.

Bombi merasa kesal dengan serangan balik FPF. Dengan cepat dia pun melenturkan tubuhnya membentuk boneka bola. Dan melambungkan dirinya menghantam tubuh FPF. Boneka bola Bombi yang berukuran besar itu berhasil membuat FPF kewalahan.

Meskipun berukuran besar. Tapi, gelindingan boneka bola Bombi sangat lincah. Dia membenturkan tubuhnya yang lentur pada FPF. Sedikitpun Bombi tidak merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. Justru FPF yang merasakan tubuhnya sakit. Karena, terkena hantaman benturan bola besar.

Sakura dan yang lainnya segera bertindak. Kelimanya tidak mau dibuat sakit oleh Bombi. Five Power Flowers pun mengeluarkan seluruh kekuatannya. Kelimanya membentuk formasi garis lurus.

"Dengan seluruh kekuatan lima bunga!"

"Bersiaplah!"

"Tendangan beruntun lima bunga!"

Boneka bola Bombi yang datang menyerang kembali ke arah FPF. Langsung merasakan kuatnya tendangan lima bunga dari FPF. Seketika itu juga, boneka bola Bombi membentur dinding pabrik. Dan mengakibatkan dinding pabrik hancur. Boneka Bola Bombi terlempar jauh keluar.

Para buruh pabrik yang masih tersisa kembali menyerang FPF. Sebagai bentuk balasan untuk bos mereka. Para buruh itu mempersenjatai diri mereka dengan benda-benda tajam yang tersedia di pabrik. Tanpa memberi kesempatan FPF untuk menarik nafas. Para buruh itu pun langsung menyerang FPF dengan membabi buta.

Five Power Flowers dengan senang hati menyambut serangan mereka. Pertarungan pun terjadi kembali. FPF yang hanya menggunakan tangan kosong, mampu mengimbangi serangan senjata para buruh.

"Lihat, Bombi datang kembali!" tunjuk Camelia.

"Waspada dengan serangannya!" seru Sakura.

"Kita habisi dulu para buruh ini!"

"Siap, kak!"

"Cepat....!!!!"

Five Power Flower pun kembali melompat ke udara. Dengan posisi berdiri melayang di udara. Kelimanya berdiri sejajar.

"Lemparan duri tangkai bunga!" secara bersamaan FPF beraksi. Dengan seluruh kekuatan yang dimiliki FPF. Mereka pun melemparkan duri tangkai bunga kepada para buruh. Duri tangkai bunga memiliki racun yang mematikan pihak lawan. Lemparan duri tangkai bunga pun tertancap di kening para buruh pabrik. Dan mereka pun mati seketika.

Bombi yang sudah kembali normal, mendatangi FPF dengan merangkak. Dengan penuh kewaspadaan FPF menyambut kedatangan Bombi. Dalam posisi merangkak Bombi menggoyang-goyang pantatnya. Perlahan-lahan tubuh Bombi berubah menjadi boneka hewan berekor.

"Kalian semua akan aku terkam!"

"Rasakan ini!" dengan cepat boneka hewan berekor Bombi menerkam FPF.

"Bersiaplah!" teriak Sakura.

"Pukulan telapak lima bunga!"

Terkaman Bombi bertemu dengan pukulan telapak lima bunga di udara. Kedua-duanya pun terpental karena terlalu kuat. Dan menimbulkan ledakan dahsyat. FPF jatuh terlentang ke tanah. Sedangkan Bombi memuncratkan darah dari mulutnya.

Baru saja FPF akan bangkit. Bombi kembali menyerang dengan kibasan ekornya. Yang membuat FPF jatuh kembali. Dengan cepat FPF pun bangun dan membalas serangan Bombi dengan kekuatannya yang lain.

"Kita akhiri pertarungan ini!" perintah Sakura kepada keempat saudaranya.

"Serang dia dengan lilitan tangkai bunga." Ucap Sakura. Dan dianggukkan oleh keempat saudaranya. Sakura pun langsung berteriak. Dan diikuti dengan lompatan keempat adiknya ke udara.

"Lilitan tangkai bunga, keluarlah!" dengan cepat tangkai-tangkai bunga keluar dari telapak tangan FPF. Lalu, tangkai-tangkai itu menjalar, melilit dan membelit tubuh boneka hewan berekor Bombi.

Bombi meronta kesakitan. Tapi, FPF membiarkannya berguling-guling di tanah.

"Semakin kamu meronta."

"Semakin mempercepat proses kematianmu!"

Five Power Flowers pun kembali merubah wujud mereka. Dan meninggalkan Bombi di dalam pabrik bonekanya. Kelimanya pun melompat kegirangan. Sambil terus berjalan ke bawah pohon tempat motor mereka diparkir.