Chereads / Five Power Flowers / Chapter 16 - Part 16 : White Hospital Gang

Chapter 16 - Part 16 : White Hospital Gang

"Sakura.....!"

"Sakura.....!"

"Bangunlah!" teriak kakek Dato melalui sambungan telephon jam tangan. Tetapi, Sakura tidak juga menjawab panggilan sang kakek. Kemudian, kakek Dato menghubungi keempat cucunya yang lain. Tapi, tidak ada juga yang menjawab panggilan kakek Dato.

"Ada apa dengan kelima cucuku?" kakek Dato bertanya-tanya dalam hati kecilnya.

"Tidak biasanya mereka berlima tidak menjawab panggilan telephonku." Kakek Dato mulai tidak tenang akan keadaan kelima cucunya.

Dan beliau pun bergegas membuka layar lebar yang menempel di dinding ruang kerjanya. Kakek Dato ingin melihat langsung rekaman gambar yang terhubung dengan kamera kecil yang terpasang pada baju kelima cucunya.

Layar lebar itu telah dihidupkan oleh kakek Dato. Tapi, tidak ada rekaman gambar yang muncul pada layarnya.

"Pasti ada sesuatu yang telah terjadi pada kelima cucuku!"

Kakek Dato mulai merasa khawatir dengan keadaan kelima cucunya.

"Aku harus bergerak cepat!"

Kakek Dato pun beranjak dari tempat duduknya. Dan membuka alat pendeteksi sinyal. Alat itu biasa beliau gunakan untuk mendeteksi keberadaan kelima cucunya.

"Dengan alat ini, aku harap bisa menemukan titik lokasi keberadaan kelima cucuku."

Tanpa membuang waktu lagi, kakek dato pun langsung menekan tombol alat pendeteksi sinyal. Dan harapan kakek Dato terkabul. Lampu merah pada alat tersebut masih menyala. Dan memberitahukan lokasi keberadaan kelima cucu kakek Dato. Kakek Dato pun tersenyum senang, karena bisa menemukan titik lokasi terakhir keberadaan kelima cucunya.

Setelah bersiap dengan segala perlengkapannya, kakek Dato pun bersiap pergi ke titik lokasi yang ada di alat pendeteksi sinyal. Lokasi terakhir yang muncul di alat tersebut terowongan kereta api.

######################################

Dengan menggunakan motor, kakek Dato langsung berangkat menuju terowongan kereta api. Motor yang dikendarai kakek Dato melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

Meskipun khawatir dengan keadaan cucunya. Tapi, beliau tetap berusaha tenang menyusuri jalur rel kereta api. Jalan di sebelah jalur rel kereta api merupakan jalan tercepat menuju terowongan.

Setelah beberapa menit berkendara, akhirnya kakek Dato pun hampir sampai di lokasi terowongan kereta api. Dari kejauhan kakek Dato telah melihat mobil miliknya yang terparkir di bawah pohon besar. Kakek Dato pun langsung menghentikan motornya berdekatan dengan mobil yang diparkir cucunya di bawah pohon besar.

Kakek Dato pun turun dari motornya. Dengan menggunakan kunci duplikat, kakek Dato langsung memeriksa kelayakan mobil miliknya. Kakek Dato pun mengangguk senang. Karena, mobil miliknya masih sangat layak digunakan.

Dengan cepat kakek Dato turun dari dalam mobilnya. Dan berjalan kembali mengikuti pendeteksi sinyal keberadaan kelima cucunya. Ternyata, sinyalnya menunjukkan kalau kelima cucunya berada di dekat terowongan kereta api.

Saat mengetahui kalau kelima cucunya berada di dekat terowongan kereta api. Kakek Dato pun menghentikan langkahnya. Kakek Dato terdiam di depan pagar kawat berduri yang sangat tinggi. Lalu, beliau mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Gunting besar yang sangat tajam telah ada di genggaman tangan kakek Dato.

"Aku harus menggunting pagar kawat berduri ini!" kakek Dato pun langsung bergerak cepat dengan menggunting kawat-kawat berduri tersebut. Hanya dalam waktu sebentar kawat-kawat berduri itu dapat diputus oleh kakek Dato. Dan dengan leluasa kakek Dato dapat melewati pembatas tersebut.

Betapa terkejutnya kakek Dato saat melihat terowongan kereta api yang telah hancur berantakan.

"Dimana cucu-cucuku?" kakek Dato pun langsung mencari tubuh kelima cucunya di antara bebatuan terowongan yang telah hancur. Ternyata, kelima cucu kakek Dato tidak ada di dalam reruntuhan tersebut.

Kakek Dato pun memeriksa sekeliling area tersebut. Dan akhirnya, kelima cucu kakek Dato dapat ditemukan di luar area. Mereka terlempar jauh dari terowongan kereta api.

Dengan gerak cepat kakek Dato membaringkan sejajar kelima cucunya yang masih tergeletak di atas tanah. Kemudian, kakek Dato pun duduk bersila menghadap ke tubuh kelima cucunya yang masih tergeletak tidak berdaya.

Kakek Dato pun mengangkat kedua tangannya tinggi ke atas, lalu menurunkannya ke bawah. Begitu terus gerakan itu beliau ulangi hingga tiga kali. Kemudian, kakek Dato pun menutup kedua matanya. Dan berteriak lantang.

"Dengan kekuatan lima bunga, bersatulah!"

Tiba-tiba saja, asap putih keluar dari tubuh kelima cucu kakek Dato. Asap-asap itu melayang di atas tubuh Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candy. Dan asap-asap itu pun membentuk seperti tubuh kelimanya dan duduk bersila di depan kakek Dato.

"Kakek!"

"Kenapa kakek berada di tempat ini?" tanya Sakura.

"Kalian dalam bahaya cucuku."

"Tidak, kek!"

"Musuh kami sudah musnah semua."

Kakek Dato mengangguk mendengar jawaban Sakura.

"Tenanglah!"

"Kalian bukan berbicara dengan tubuh kalian."

"Tapi, kalian berbicara dengan mata batin."

"Tidak mungkin, kek!"

"Kami berlima baik-baik saja." Sahut Candy yang mulai panik.

Kakek Dato pun tersenyum mendengar ucapan Candytuft.

"Coba kalian menengok ke belakang, tubuh siapa yang kalian lihat!"

Kelimanya pun langsung menengok ke belakang. Dan betapa terkejutnya Sakura dan keempat saudaranya, yang melihat tubuh mereka penuh luka-luka darah.

"Apa yang telah terjadi dengan kami, kek?" tanya Allamanda.

"Mengapa tubuh kami tergeletak seperti itu?" tanya Peony.

"Aku ingat, kejadian yang telah membuat kita seperti itu!" jawab Camelia.

"Aku telah menyentuh goresan di dinding terowongan, yang ternyata telah terpasang bom aktif dengan bahan peledak yang tinggi. Hingga membuat kita semua seperti ini." Jelas Camelia.

"Tenanglah!" kata kakek Dato.

"Sekarang fokuskan fikiran kalian berlima, agar kakek dapat memindahkan tubuh kalian berlima ke dalam mobil!" perintah kakek Dato kepada kelima cucunya.

"Baik, kek!"

Kemudian, kelimanya pun mulai memusatkan hati dan fikirannya ke satu tujuan. Memindahkan tubuh mereka berlima ke dalam mobil. Kakek Dato mulai mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya untuk kelima cucunya.

"Dengan kekuatan bunga sakura, bangunlah dan berpindahlah tubuhmu Sakura ke dalam mobil." Seketika itu juga tubuh Sakura dengan diiringi asap putih di dekatnya, berjalan dan masuk ke dalam mobil.

"Dengan kekuatan bunga camelia, bangunlah dan berpindahlah tubuhmu Camelia ke dalam mobil." Seketika itu juga tubuh Camelia dengan diiringi asap putih di dekatnya, berjalan dan masuk ke dalam mobil.

"Dengan kekuatan bunga peony, bangunlah dan berpindahlah tubuhmu Peony ke dalam mobil." Seketika itu juga tubuh Peony dengan diiringi asap putih di dekatnya, berjalan dan masuk ke dalam mobil.

"Dengan kekuatan bunga allamanda, bangunlah dan berpindahlah tubuhmu Allamanda ke dalam mobil." Seketika itu juga tubuh Allamanda dengan diiringi asap putih di dekatnya, berjalan dan masuk ke dalam mobil.

"Dengan kekuatan bunga candytuft, bangunlah dan berpindahlah tubuhmu Candytuft ke dalam mobil." Seketika itu juga tubuh Candytuft dengan diiringi asap putih di dekatnya, berjalan dan masuk ke dalam mobil.

Setelah tubuh kelima cucunya sudah berpindah ke dalam mobil, kakek Dato pun menenangkan diri terlebih dulu sambil mengatur pernafasannya. Kemudian, kakek Dato menjalankan mobilnya menuju ke rumah sakit besar yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.

#####################################

Setibanya di rumah sakit, Sakura dan keempat adiknya langsung dibawa ke ruang perawatan khusus luka-luka luar. Kelimanya berada di dalam satu kamar dan mendapatkan perawatan dari dokter khusus luka luar. Kelimanya pun diinfus untuk mendapatkan asupan cairan.

Sedangkan kakek Dato hanya duduk menunggu di luar. Untuk menghilangkan rasa jenuhnya, kakek Dato pun mengambil surat kabar yang tergeletak di rak khusus bacaan para pendamping pasien.

Saat kakek Dato tengah serius membaca berita penting yang terbit hari itu. Tiba-tiba, beliau dikejutkan dengan suara berisik yang berasal dari kamar kelima cucunya.

Dengan cepat kakek Dato pun meletakkan surat kabar yang sedang dipegangnya. Lalu, beliau langsung membuka pintu kamar rawat kelima cucunya. Ternyata, di dalam kamar sedang ada tiga orang berpakaian dokter sedang memeriksa tubuh kelima cucunya yang masih tidak sadarkan diri.

"Ada apa bapak masuk ke dalam?" tanya salah seorang dokter kepada kakek Dato.

"Saya hanya mau melihat kelima cucu saya." Jawab kakek Dato sambil berusaha menutupi kecurigaannya.

"Silahkan bapak tunggu di luar!"

"Baik, dok!" jawab kakek Dato.

Kakek Dato yang merasa curiga dengan keberadaan tiga dokter tersebut. Lalu, berinisiatif menyadap pembicaraan ketiganya. Karenanya, sebelum meninggalkan kamar rawat kelima cucunya, kakek Dato pun menempelkan alat penyadap kecil di balik pintu.

Dengan memasang wajah ramah, kakek Dato pun tersenyum kepada ketiga orang dokter yang terus memperhatikan gerak geriknya. Kemudian, kakek Dato pun menutup kembali pintu kamar rawat.

Pintu kamar rawat kelima cucunya sudah tertutup rapat. Tapi, kakek Dato belum juga beranjak pergi meninggalkan kamar tersebut. Kakek Dato terlihat sangat tegang. Dia seperti sedang berfikir keras tentang keselamatan kelima cucunya yang masih juga belum sadarkan diri.

"Aku seperti melihat gelagat yang tidak baik dari ketiga dokter itu." Ucap kakek Dato dalam hati.

"Aku sudah memasang alat penyadap di pintu kamar rawat, tapi perasaanku tetap saja tidak tenang."

"Kalau aku masih berada di sini terus, mereka akan sangat mencurigaiku."

Kakek Dato pun melangkah pergi meninggalkan ruang rawat kelima cucunya. Dan beliau memilih mencari tempat yang sedikit lebih ramai. Pilihannya jatuh pada ruang tunggu pasien yang berada tepat di tengah-tengah rumah sakit. lalu, beliau pun duduk di bangku yang menghadap ke arah pintu masuk.

Tanpa menengok ke kanan dan ke kiri, kakek Dato langsung duduk di bangku pilihannya. Baru saja kakek Dato duduk, tiba-tiba dari arah pintu masuk datang beberapa orang berpakaian serba putih dengan mengenakan penutup wajah berwarna senada. Pada baju mereka bertuliskan White Hospital Gang.

Tiba-tiba, para komplotan putih itu langsung mendorong beberapa orang pasien secara paksa.

"Keparat kalian!" kata salah seorang dari komplotan putih itu.

"Maafkan kami, kami tidak akan melaporkan kejadian ini kepada siapapun!" jawab salah seorang pasien sambil berlutut.

Tapi, komplotan putih itu menolak permintaan maaf pasien tersebut. Dan terus mendorong pasien itu hingga terlentang ke belakang. Tidak hanya sampai di situ. Para komplotan putih itu pun semakin bertindak kasar.

"Kunci semua pintu masuk rumah sakit!"

"Kita habisi mereka semua!" teriak seorang lelaki dalam komplotan putih itu.

Mendengar perintah, mereka semua langsung bertindak cepat dengan menutup pintu masuk dan keluar rumah sakit.

"Hei, kalian semua, duduk dan berkumpul di tengah sini, cepat.....!" teriak satu orang dari komplotan putih itu.

"Kalian semua harus tahu, kami ini White Hospital Gang."

"Jangan berani macam-macam dengan kami!"

"Kalian akan merasakan akibatnya."

Dengan penuh ketakutan para pasien dan pendamping pasien langsung duduk di lantai. Mereka semua mengikuti perintah dari komplotan putih itu. Kakek Dato yang sedang berada di tengah-tengah mereka. dengan terpaksa mengikuti semua yang mereka perintahkan. Kakek Dato pun duduk di lantai bersama para pasien dan pendamping pasien.

"Apa yang harus aku lakukan?" fikir kakek Dato.

"Kalau aku bertindak sekarang, bagaimana dengan kelima cucuku yang belum sadar?" tanya kakek Dato pada hati kecilnya.

"Biarlah untuk sementara aku ikuti permainan mereka semua."

Kakek Dato pun memutuskan untuk menunduk dan diam, beliau berusaha tidak melakukan apapun. Karena, kakek Dato sangat memikirkan keadaan kelima cucunya yang masih terbaring di ruang perawatan.

Saat kakek Dato sedang menunduk. Tiba-tiba, beliau mendengar percakapan tiga dokter yang berada di ruang perawatan. Alat penyadap yang kakek Dato pasang masih tersambung di telinga beliau.

"Sepertinya kelima cewek ini bukan cewek biasa!"

"Bagaimana kamu tahu kalau mereka bukan cewek biasa?"

"Kalau mereka tidak mempunyai kekuatan, sudah pasti mereka tewas."

"Menurut kamu mereka terluka karena, apa?"

"Menurut perkiraanku mereka berlima terkena ledakan bom yang memiliki daya ledak tinggi."

"Sekarang kita apakan kelima cewek ini!"

"Kita suntikan cairan penguat dosis tinggi."

"Tapi, cairan itu belum pernah digunakan."

"Karena itu, kita coba pada kelima cewek ini."

"Kalau cairan itu berkhasiat dalam hitungan lima menit. Maka, kelimanya akan bangun dengan tubuh yang lebih kuat."

"Tapi, kalau tidak berhasil mereka akan tergeletak selamanya."

"Bagaimana?"

"Aku setuju saja."

"Kalau kamu?"

"Aku juga setuju."

"Kita mulai dari cewek ini aja."

"Ok, kita mulai!"

Kakek Dato yang berhasil mendengar seluruh percakapan ketiga dokter itu, merasa gemetar.

"Apa yang harus ku perbuat sekarang?"

"Diam atau aku tunjukkan jati diriku sebenarnya."

"Tapi, kelima cucuku berada di ujung tanduk."

"Mana yang harus ku pilih?"

Hati kakek Dato bimbang menentukan dua pilihan yang sama-sama berat. Kakek Dato pun memandang para komplotan putih yang berada di depannya.

Akhirnya, kakek Dato pun memasrahkan kelima cucunya yang mendapat suntikan cairan penguat dari ketiga dokter itu.

"Semoga tidak terjadi apa-apa dengan kelima cucuku." Ucap kakek Dato dalam hati.

Tiba-tiba, salah seorang komplotan putih itu menarik lengan kakek Dato dan menyeretnya ke tengah ruang tunggu.

"Hai kakek tua, sepertinya kamu bukan orang sembarangan!" gertak salah seorang komplotan putih kepada kakek Dato.

Gertakannya tidak anggap oleh kakek Dato. Beliau justru hanya diam dan menunduk. Beliau menghindari menatap wajah para komplotan putih itu. Karenanya, orang tersebut sangat marah kepada kakek Dato. Dan langsung melayangkan kakinya ke tubuh kakek Dato. Tapi, dengan santainya kakek Dato menepis tendangan orang itu dengan sentilan jarinya. Hingga orang itu pun merasa kesakitan.

"Kurang ajar kamu kakek tua!"

"Rupa-rupanya kamu bukan orang sembarangan!" teriak si komplotan putih.

"Maaf, saya hanya berusaha menepis sedikit saja!" kata kakek Dato sambil menunduk.

Ternyata jawaban kakek Dato mengundang kemarahan para White Hospital Gang. Mereka pun secara bersama-sama menyerang kakek Dato. Tapi, kakek Dato dengan santainya menghindar dari serangan mereka. Sedikit pun kakek dato tidak melakukan perlawanan. Kakek Dato hanya menghindar dan terus menghindar.

Hanya saja hindaran serangan yang dilakukan oleh kakek Dato justru membuat para White Hospital Gang itu semakin berang. Mereka dengan sekuat tenaga memukul, menendang dan melempar benda-benda yang ada di ruang tunggu ke arah kakek Dato. Tapi, kakek dato dengan menggunakan ilmu peringan tubuhnya dapat menghindar dari semua serangan itu.

"Siapa kamu kakek tua?" tanya salah seorang dari komplotan putih itu.

"Aku bukan siapa-siapa." Jawab kakek Dato tenang.

"Ayo, katakan yang sebenarnya!" ancamnya.

"Aku mengatakan yang sebenarnya."

White Hospital Gang yang melihat sikap kakek Dato yang seolah tidak mempedulikan keberadaan mereka. langsung menyandera salah seorang pasien dengan menempelkan pisau belati ke leher pasien tersebut.

Kakek Dato yang melihat ancaman itu dengan sigap akan memperlihatkan kekuatan yang dimilikinya. Diam-diam kakek Dato pun menarik nafas panjang. Lalu, memfokuskan fikirannya pada satu tujuan membasmi kejahatan yang ada di hadapannya.

Tanpa disadari oleh White Hospital Gang, diam-diam kakek Dato telah bersiap menyerang mereka. Tiba-tiba saja, dengan cepat kakek Dato melesat ke arah si penyandera. Lalu, beliau menghantam wajahnya hingga dia limbung dan jatuh.

Kemudian, kakek Dato menarik pasien yang tersandera dan menyingkirkannya dari White Hospital Gang.

"Bangsat, boleh juga ilmumu kakek tua!"

Kakek Dato hanya tersenyum melihat White Hospital Gang yang geram dengan aksinya.

Para komplotan putih itu pun secara serentak menyerang kakek Dato dengan sangat gencar. Kakek Dato yang sedari tadi hanya menghindar saja. Kini, menunjukkan kekuatannya dengan membalas serangan mereka. Satu persatu dari White Hospital Gang mendapat pukulan dan tendangan kakek Dato. Hingga beberapa dari mereka terjatuh, karena mendapat pukulan yang sangat kuat dari kakek Dato.

Meskipun usianya sudah terbilang tua. Tapi, kemampuannya dalam bertarung tidak dapat dianggap sepele. Kakek Dato memiliki pengendalian emosi yang cukup kuat. Hingga semua gerakannya dapat terkontrol dan tepat sasaran.

White Hospital Gang menjadi sangat emosi saat kakek Dato mulai memberikan serangan balasan. Mereka pun tidak lagi mempedulikan keberadaan pasien dan pendamping pasien. Seluruh amarahnya terluapkan kepada kakek Dato.

"Tunjukkan seluruh kemampuanmu kakek tua!" salah seorang dari komplotan putih itu menyentak kakek Dato.

"Kemampuan yang mana?" kakek Dato berusaha tidak melayani pertanyaan mereka.

"Kamu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain."

"Sesuatu apa maksud kalian?"

"Jangan berpura-pura bodoh!"

Kakek Dato pun terdiam. Meskipun beliau melayan semua serangan White Hospital Gang, tapi fikiran beliau tertuju pada keadaan kelima cucunya.

Dalam hati berbagai pertanyaan berkecamuk di hati kakek Dato.

"Bagaimana keadaan kelima cucuku saat ini?"

"Bagaimana reaksi suntikan cairan penguat itu?"

"Apa yang akan terjadi dengan kelima cucuku?"

"Apa aku harus berlari kesana atau tetap berada di sini melayani komplotan putih ini?"

Tiba-tiba saja sebuah tembakan menyasar langsung ke kepala kakek Dato yang sedang termenung. Namun, dengan sekali gerakan menekuk ke belakang kakek Dato berhasil menghindari peluru senapan itu.

Dan kakek Dato akhirnya kembali menyerang White Hospital Gang dengan tangan kosong. Padahal kini para komplotan putih itu menggunakan senjata untuk melumpuhkannya. Menyadari hal itu kakek Dato secara tiba-tiba melompat dan melayang di udara. Dan beliau pun berteriak.

"Serbuk sari bunga penidur!"

Dengan sangat cepat serbuk sari bunga penidur langsung bertebaran di udara. Dan aroma harum bunganya tercium oleh seluruh orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Hingga dalam waktu singkat satu persatu dari orang-orang itu jatuh lunglai ke lantai tidak berdaya.

"Bau apa ini?"

"Kenapa aroma baunya harum sekali?"

"Berhati-hatilah, ini mungkin senjata si kakek tua itu!" teriak salah seorang dari White Hospital Gang.

Kakek Dato hanya tersenyum mendengar teriakan orang tersebut. Dan belum sempat lagi para White Hospital Gang menghindar dari aroma serbuk sari bunga penidur. Secara tiba-tiba mereka sudah tergeletak tidak berdaya.

Perlahan kakek Dato mendekati para pasien dan pendamping pasien yang menjadi sanderaan mereka. Lalu, beliau meminta mereka semua untuk segera meninggalkan rumah sakit.

"Keadaan untuk sementara ini sudah aman. Dan kalian semua boleh meninggalkan rumah sakit ini sekarang juga. Tapi, tolong jangan ceritakan peristiwa yang telah kalian alami kepada orang lain di luar sana. Ini demi keselamatan diri kalian dan keluarga!" pesan kakek Dato kepada semuanya.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada kakek Dato, para pasien dan pendampingnya langsung pergi meninggalkan rumah sakit.

Suasana rumah sakit yang terlihat lengang langsung dimanfaatkan oleh kakek Dato. Dengan cepat kakek Dato menyeret satu persatu para komplotan putih itu ke dalam gudang rumah sakit.

Para White Hospital Gang yang sedang tidak sadarkan diri itu dikumpulkan oleh kakek Dato dalam satu gudang rumah sakit. Satu persatu dari mereka diikat kaki dan tangannya, lalu mata dan mulutnya pun ditutup rapat dengan kain.

Setelah kakek Dato mengurung para White Hospital Gang. Beliau pun langsung menuju ke ruang rawat kelima cucunya. Setibanya di depan ruang rawat, kakek Dato tidak mendengar suara apapun. Semuanya terasa hening dan sepi. Kakek Dato merasakan ada sesuatu yang ganjil.

"Aku seperti merasakan ada sesuatu yang telah terjadi di sini." Ucap kakek Dato dalam hati.

"Di sekitar ruangan sangat lengang, mencurigakan sekali."

Perlahan kakek Dato membuka engsel pintu ruang rawat kelima cucunya. Betapa terkejutnya kakek dato saat pintu dibuka. Ternyata, kelima cucunya sudah tidak berada di tempat tidurnya.

"Kemana kelima cucuku?" sambil berputar-putar di sekitar ruang rawat, kakek Dato terus bertanya-tanya dalam hatinya. Kakek Dato terlihat sangat mengkhawatirkan keadaan kelima cucunya.

"Apakah kelimanya sudah sadar atau belum?"

"Bagaimana keadaan mereka sekarang?"

"Aku sangat menyesal telah meninggalkan mereka terlalu lama.

Kakek Dato pun keluar dari ruang rawat tersebut. Lalu, berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit, untuk mencari keberadaan kelima cucunya.

Kakek Dato telah menelusuri setiap sudut rumah sakit. Tapi, tidak ada jejak yang mencurigakan yang membawanya bertemu dengan kelima cucunya. Kakek Dato yang merasa lelah, akhirnya terduduk di tangga rumah sakit.

Pandangannya lepas ke semua penjuru. Rumah sakit yang begitu besar dan luas mendadak sepi dari segala aktifitasnya. Tidak ada dokter atau pun perawat yang berlalu lalang. Dalam waktu sekejap saja rumah sakit tersebut seperti bangunan tidak berpenghuni.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang?"

Kakek Dato terlihat sangat tegang memikirkan keadaan kelima cucunya. Hingga akhirnya, beliau memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Tapi, baru saja beliau hendak melangkah. Tiba-tiba beliau teringat akan sesuatu.

"Jam berapa sekarang?" kakek Dato pun melirik jam tangan yang dikenakannya.

"Oh ya, kenapa aku lupa?!"

"Aku kan bisa mendeteksi keberadaan cucunya lewat jam tangan ini."

Kakek Dato pun mencari tempat yang dirasanya aman. Kemudian, beliau mengaktifkan sinyal pendeteksi keberadaan kelima cucunya. Tidak berapa lama muncul titik merah pada jam tangan kakek Dato. Tanpa membuang waktu lagi beliau pun langsung mengikuti sinyal petunjuk yang mengarah kepada keberadaan Sakura dan keempat adiknya.

Kakek Dato terus mengikuti petunjuk yang telah didapatnya. Beliau pun menyusuri lorong rumah sakit yang menuju keluar.

"Sepertinya ini jalur ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) rumah sakit."

"Jadi, mereka akan membuang kelima cucuku ke TPA?"

"Ini tidak akan terjadi!"

Kakek Dato pun mempercepat langkahnya, hingga akhirnya beliau pun menemukan sesuatu di jalan.

"Apa ini?"

"Hah, ini jam tangan kelima cucuku!"

"Lalu, dimana kelima cucuku?"

Dengan raut wajah penuh kecemasan, kakek Dato memandangi sekelilingnya. Tapi, tidak ada gerak-gerik mencurigakan di sekitar TPA. Kemudian, kakek Dato membalikkan badannya dan beranjak meninggalkan TPA.

Baru beberapa langkah kakek Dato meninggalkan TPA. Tiba-tiba, kakek Dato merasa pundaknya ditepuk seseorang. Kakek Dato dengan cepat mengelak dan menangkap tangan yang telah menepuk pundaknya. Dan saat kakek Dato kembali menghadap belakang.

Ternyata, Candytuft sudah berdiri tepat di belakang sang kakek. Dengan penuh rasa gembira, kakek Dato pun langsung memeluk cucu bungsunya itu. Lalu, muncullah Sakura dan yang lainnya dari belakang tumpukan sampah yang sangat bau. Kakek Dato pun langsung memeluk cucunya satu persatu.

"Bagaimana mungkin kalian berlima bisa berada di TPA?" tanya sang kakek heran.

Sakura dan keempat saudaranya hanya tersenyum. Dan kakek Dato pun meminta Sakura untuk menceritakan dari awal mereka tersadar, hingga kelimanya harus berada di TPA.

"Jangan di tempat ini kamu berceritanya!"

Kakek Dato pun mengajak kelima cucunya ke tempat parkir.

"Bagaimana kalau kamu berceritanya di dalam mobil?" ajak sang kakek.

Sakura dan yang lainnya pun menyetujui ajakan kakek Dato. lalu, mereka berenam pun meninggalkan TPA. Dan berjalan menuju ke tempat parkir mobil.

Setibanya, di dalam mobil Sakura dan keempat saudaranya terlihat mengamati keadaan di sekitar rumah sakit. Kakek Dato yang memperhatikan gerak-gerik kelima cucunya langsung bertanya.

"Apa yang kalian amati?"

"Kami hanya ingin memastikan keadaan di sini aman." Jawab Sakura mewakili keempat adiknya.

"Keadaan di sini belum aman, karena kalian belum membereskan kekisruhan yang terjadi di rumah sakit." jelas kakek Dato kepada Sakura dan keempat adiknya.

Kelima cucu kakek Dato pun terdiam mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh sang kakek. Dan sedikit pun kelimanya tidak memberikan komentar atau pun saran kepada kakek Dato.

"Sekarang, ceritakanlah apa yang telah terjadi pada diri kalian berlima!" pinta kakek Dato kepada kelima cucunya.

"Kakek hanya ingat terakhir meninggalkan kalian di ruang rawat, kondisi kalian saat itu masih belum sadar. Lalu, kakek mendengar percakapan ketiga dokter yang ingin menyuntik kalian dengan cairan penguat. Dan setelah itu kakek tidak tahu lagi."

"Benar yang dikatakan kakek, ketiga dokter itu menyuntik kami berlima dengan cairan penguat. Beberapa saat kemudian, kami pun sadar dan kami sama sekali tidak merasakan sakit pada tubuh kami.

Hanya saja saat itu kami tidak ingat siapa diri kami yang sebenarnya. Hingga membuat ketiga dokter itu geram, lalu menghantam kepala kami dengan kayu. Dan kami pun terjatuh tidak sadarkan diri. Kami tidak tahu apa yang terjadi saat kami pingsan untuk yang kedua kalinya. Saat sadar kami sudah berada di TPA ini." Cerita Sakura kepada sang kakek.

Kakek Dato mengangguk-angguk mendengar cerita sang cucu. Kakek Dato penasaran dengan keberadaan ketiga dokter yang mendadak menghilang. Bukan hanya ketiga dokter itu saja yang menghilang. Tapi, seluruh penghuni rumah sakit juga tidak diketahui keberadaannya.

"Dimana sekarang keberadaan ketiga dokter itu?" tanya kakek Dato sambil terus berfikir.

"Itu yang harus kita selidiki!" jawab Sakura.

"Sekarang, apa yang harus kami lakukan kek?" tanya Camelia.

"Kita tunggu mereka beraksi."

"Mereka siapa, kek?" tanya Candy.

"White Hospital Gang."

"Komplotan Putih Rumah Sakit." sahut Peony.

"Dimana kita mencari mereka?"

"Di....

Belum sempat kakek Dato melanjutkan ucapannya. Tiba-tiba, mereka berenam dikejutkan dengan kepungan komplotan orang berbaju serba putih dengan persenjataan lengkap di sekeliling mobil. Para komplotan itu pun mengguncang-guncang mobil dengan sangat kuat.

"Kalian tidak perlu mencari mereka."

"Para komplotan itu telah datang dengan sendirinya."

"Selesaikan misi kalian yang belum tuntas!"

"Baik, kek!"

Sakura dan keempat adiknya langsung keluar dari dalam mobil melalui atap mobil. Kelimanya pun telah bersiap sepenuhnya untuk kembali beraksi. Dengan cepat Sakura meminta keempat adiknya untuk segera berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung bergerak. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area rumah sakit.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Sakura dan keempat adiknya yang telah berubah menjadi Five Power Flowers itu, langsung menyergap balik para komplotan putih itu. Dengan lantang Sakura bertanya kepada para komplotan putih itu.

"Siapa kalian?"

"Kami White Hospital Gang"

"Kenapa kalian membuat onar di rumah sakit?"

"Kami semua para dokter yang gagal dan terabaikan."

"Kami ingin memperburuk citra para dokter. Dan menghancurkan satu persatu rumah sakit yang ada di kota ini."

"Hal itu tidak akan pernah terjadi, selama masih ada Five Power Flowers di sini!"

"Ha.....ha...ha.....!"

"Memangnya kalian bisa berbuat apa wanita-wanita lemah?"

"Jangan meremehkan kami berlima dan kalian akan menyesal!"

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Itu hanya lelucon anak-anak saja."

"Ha.....ha.....ha.....!" para White Hospital Gang itu terus tertawa mengejek kepada Five Power Flowers. Tapi, FPF hanya diam saja dengan kewaspadaan penuh.

Tiba-tiba saja, salah seorang dari White Hospital Gang berteriak dan memerintahkan kepada yang lainnya untuk langsung menyerang Five Power Flowers.

"Serang mereka sekarang juga!"

Para komplotan putih itu pun dengan cepat menyerang Sakura dan yang lainnya. Penyerangan itu tidak begitu mengejutkan bagi FPF. Karena, mereka telah bersiap dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya.

White Hospital Gang terus memecah formasi Five Power Flowers, hingga satu FPF harus menghadapi 5-6 orang WHG. Tapi, FPF dengan tenang menghadapi serangan itu dengan balasan serangan yang cukup membuat WHG sedikit kewalahan.

Pukulan dan tendangan yang mereka layangkan disambut dengan serangan pukulan dan tendangan yang sangat kuat. Satu peratu White Hospital Gang jatuh dan tidak sadarkan diri, karena terkena tendangan dan pukulan dari FPF.

Tetapi, pada saat bersamaan WHG memanggil komplotannya yang masih berada di dalam rumah sakit. Seketika itu juga komplotan putih semakin banyak berdatangan keluar dari rumah sakit. Dan mereka semua langsung menyerang FPF dan mengangkat mobil FPF yang di dalamnya ada kakek Dato. Dengan kekuatan super WHG mereka berhasil mengangkat mobil FPF, lalu membantingnya hingga mobil tersebut remuk dan meledak.

Kakek Dato yang sedang duduk di dalam mobil tersebut langsung melompat keluar. Pada saat komplotan putih mengangkat mobilnya tinggi-tinggi. Kemudian, kakek Dato pun bergabung bersama dengan kelima cucunya melawan White Hospital Gang.

Pertarungan antara Five Power Flowers melawan White Hospital Gang masih terus berlangsung. Kedua belah pihak masih terus menunjukkan kekuatan tangan kosong yang mereka miliki. Hingga pada akhirnya, WHG menggunakan senjata api laras panjang untuk menembaki FPF.

Sakura yang mengkhawatirkan keselamatan kakek Dato, langsung memerintahkan Camelia untuk membawa sang kakek ke tempat yang aman.

"Cepat, selamatkan kakek!"

"Baik, kak!" sahut Camelia yang berdiri dekat dengan sang kakek.

"Sembunyikan kakek ke tempat yang aman!" suruh Sakura kepada Camelia.

Camelia pun bergegas menggandeng sang kakek dan pergi mencari tempat yang aman. Sedangkan Sakura dan yang lainnya masih melanjutkan pertarungan dengan White Hospital Gang.

WHG yang mengetahui kalau FPF hanya menyerang dengan menggunakan tangan kosong. Akhirnya, menggencarkan penyerangannya dengan menggunakan senjata api laras panjang. Para WHG terus menembaki FPF tanpa henti. Dan hampir saja peluru-peluru mereka mengenai tubuh FPF. Tapi, FPF berhasil mengelak dengan lincah. WHG yang melihat kelincahan FPF dalam berkelit. Kembali menghujani peluru-peluru mereka tanpa ampun.

Setelah beberapa kali mengelak, akhirnya Sakura pun memerintahkan keempat saudaranya untuk menggunakan selendang lima bunga.

"Cepat, kita gunakan selendang lima bunga!" teriak Sakura.

Kelimanya pun mundur beberapa langkah ke belakang, lalu mereka membentuk formasi sejajar. Dengan satu kali gerakan serentak kelimanya pun langsung menarik selendang lima bunga.

"Selendang lima bunga, keluarlah!" serentak kelimanya menarik selendang yang terbelit di pinggang mereka. Lalu, menyabetkan selendang lima bunga ke arah White Hospital Gang, hingga mereka tercerai berai ketakutan. Mereka takut terkena sabetan selendang lima bunga, yang bila terkena sabetannya membuat tubuh terbakar.

Para White Hospital Gang mencari tempat berlindung diri. Sambil berlindung mereka pun terus menembaki FPF dengan senjata api mereka. Namun, dengan kekuatan selendang lima bunga, peluru-peluru yang keluar dari senjata mereka berhasil dihempas oleh Five Power Flowers.

Sampai akhirnya, peluru-peluru yang ada di senjata WHG habis. Dan FPF pun masih terus melancarkan serangannya dengan menyabetkan selendang lima bunga ke arah para WHG.

Meskipun peluru di senjata para WHG telah habis, tapi mereka tidak mau menyerah kalah.

"Kalian semua para White Hospital Gang, cepat kita hancurkan para wanita ini!"

Para WHG pun dengan cepat merapatkan barisan. Kemudian, secara bersamaan mereka mengeluarkan jarum suntik dari baju putih yang mereka kenakan. Tanpa ada yang memberi aba-aba, mereka semua langsung menyuntikkan jarum suntik tersebut ke dada mereka.

Five Power Flowers yang menyaksikan hal itu tidak tinggal diam. Kelimanya langsung menyerang para WHG itu dengan selendang lima bunga. Mereka berharap tubuh para WHG itu hangus terbakar. Tapi, terlambat. Reaksi cairan yang terdapat dalam jarum suntik dengan sangat cepat bereaksi di tubuh para WHG, hingga mereka menjadi kebal. Dan tidak terbakar saat terkena sabetan selendang lima bunga.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Saatnya kalian musnah dari hadapan kami!"

"Bersiaplah!"

Para White Hospital Gang yang secara mendadak menjadi besar itu langsung merapatkan tubuh mereka antara satu dengan yang lain. Lalu, menghentakkan kaki mereka ke tanah. Hingga tanah yang dipijak oleh FPF retak dan berlubang.

Para FPF pun terjatuh masuk ke dalam lubang besar. Saat Five Power Flowers sedang berusaha untuk keluar dari dalam lubang. Dengan cepat para WHG yang sudah bertubuh rapat itu mengangkat sebuah batu besar dan melemparkannya ke arah lubang tempat FPF terjatuh.

Namun, dengan sangat cepat Sakura mengajak keempat saudaranya untuk melompat dan melayang di udara. Kelimanya lalu saling memberi isyarat. Secara tiba-tiba, kelimanya langsung berteriak.

"Bersiaplah!"

"Cambuk akar pohon, keluarlah!"

Cambuk akar pohon senjata andalan FPF langsung muncul di tangan Five Power Flowers. Lalu, dengan cepat Sakura memerintahkan keempat saudaranya untuk langsung menghantamkannya ke batu besar yang dilempar oleh WHG. Serentak kelimanya pun langsung berteriak,

"Pukulan cambuk akar pohon!"

Cambuk akar pohon salah satu senjata FPF yang memiliki kekuatan sangat dahsyat itu, langsung meluluh lantahkan batu besar menjadi kerikil yang jatuh berhamburan ke dalam lubang.

Tanpa menunggu lagi, Five Power Flowers langsung membalikkan tubuh mereka dan kembali menghantamkan cambuk akar pohon ke tubuh para WHG. Tanpa disangka oleh kelimanya, ternyata White Hospital Gang mampu mengelak dari hantaman FPF. Bahkan mereka dapat dengan mudah menarik cambuk akar pohon dengan kekuatan ganda mereka. Hingga Five Power Flowers terjatuh berguling-guling di tanah.

Ketika FPF jatuh, White Hospital Gang pun secara serentak menengadahkan kedua tangan mereka ke langit. Lalu, para WHG itu pun berteriak "Kekuatan ganda petir, masuklah!"

Seketika itu juga langit menjadi gelap. Dan petir menggelegar di angkasa dengan sangat kuat. Seakan hendak menyambar dan menghancurkan seisi bumi. Lalu, dengan cepat kekuatan ganda petir masuk di tubuh mereka. Dan secepat kilat mereka pun menghantamkannya ke tubuh Five Power Flowers yang masih berguling-guling di tanah.

Tiba-tiba dari arah berlawanan kakek Dato yang sudah melayang di udara, melemparkan sesuatu ke arah Five Power Flowers.

"Jubah pelindung lima bunga." Teriak sang kakek. Jubah putih yang besar dan lebar itu melayang di udara. Sebelum akhirnya jatuh menutupi seluruh tubuh Five Power Flowers.

Pukulan kekuatan ganda petir yang begitu dahsyat langsung menghantam jubah pelindung lima bunga. Tanpa diduga oleh White Hospital Gang, ternyata hantaman kekuatan ganda petir berbalik arah menyerang tubuh mereka sendiri. Hingga tubuh rapat para WHG itu tercerai berai. Dan tersungkur menahan panasnya luka bakar akibat hantaman kekuatan ganda petir.

Five Power Flowers yang berada di dalam jubah pelindung lima bunga dengan cepat melompat ke udara dan melayang. Kelimanya lalu berdiri sejajar.

"Bersiaplah!" teriak Sakura.

"Kekuatan penuh!"

"Lemparan duri tangkai bunga!"

Dengan menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki Five Power Flowers. Kelimanya pun serentak melemparkan duri tangkai bunga kepada para White Hospital Gang. Dan lemparan itu langsung menancap di dada mereka para WHG.

Kedahsyatan duri tangkai bunga FPF, memiliki racun yang sangat mematikan pihak lawan. Tak ayal lagi, para White Hospital Gang pun langsung mati seketika.

Perlahan Five Power Flowers pun turun dan menginjakkan kaki mereka di tanah. Setelah dilihatnya musuh mereka White Hospital Gang telah tewas tergeletak.

"Bagaimana, kek?" tanya Sakura kepada sang kakek yang berdiri tidak jauh darinya.

"Tuntaskan semuanya!" jawab kakek Dato seraya mengangguk. Sakura yang faham dengan isyarat yang ditunjukkan sang kakek. Dengan cepat mengajak keempat adiknya kembali melompat dan melayang di udara.

Kelimanya membentuk formasi berpencar mengitari gedung rumah sakit berlantai tiga itu. Lalu, secara serentak Five Power Flowers meneriakkan,

"Kekuatan penghancur lima bunga!" tiba-tiba saja kekuatan angin yang begitu dahsyat keluar dari tangan kelimanya. Dan langsung menghantam gedung rumah sakit yang berdiri kokoh. Dalam waktu sekejap gedung rumah sakit itu pun hancur lebur ke tanah, terkena kekuatan penghancur lima bunga.

Kakek Dato yang menyaksikan kekuatan yang dimiliki sang cucu tersenyum bangga. Dan beliau pun langsung datang menghampiri kelimanya yang masih berdiri di depan gedung rumah sakit yang sudah hancur. Kakek Dato pun memeluk kelimanya dengan penuh kasih sayang.