Chereads / Five Power Flowers / Chapter 17 - Part 17 : Kawanan Penabuh Gendang

Chapter 17 - Part 17 : Kawanan Penabuh Gendang

"Kakak cari barang belanjaan yang ini, yah!" kata Allamanda seraya memberikan secarik kertas yang bertuliskan daftar belanjaan yang harus dicari oleh Peony.

Peony yang tengah sibuk memilih keranjang langsung mengambil kertas yang diberikan oleh Allamanda. Tanpa menoleh sedikit pun kepada sang adik.

"Aku mencari barang di lorong sebelah sana, kak!" teriak Allamanda.

"Pergilah, aku di dekat sini aja!" jawab Peony.

Peony yang telah memegang keranjang langsung membaca daftar barang-barang belanjaan yang harus dicarinya. Dia pun dengan cepat mendatangi rak-rak barang untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkannya.

Dengan teliti Peony memeriksa satu persatu barang yang telah diperolehnya. Setelah yakin, dia pun memasukkannya ke dalam keranjang belanjaan. Sudah hampir separuh barang telah didapatnya. Tapi, Peony masih terus berkeliling di lorong tersebut. Dia berharap semua barang yang tertera dalam daftar dapat diperolehnya.

Begitu pun dengan Allamanda yang melakukan hal sama dengan Peony. Dia juga mencari barang sesuai yang telah ditulisnya dari rumah. Allamanda juga memeriksa semua barang yang didapatnya dengan sangat teliti. Dia tidak ingin barang yang dibelinya, barang kadaluarsa.

Meskipun hanya tinggal beberapa barang lagi yang belum didapatnya. Tapi, Allamanda belum juga menemui Peony yang berada di lorong lainnya.

"Aku harus mendapatkan semua barang ini. Setelah itu aku akan menemui Kak Peony."

Allamanda pun kembali melanjutkan mencari sisa barang-barang lainnya. Dan pada saat Allamanda memutar keranjang belanjanya. Tiba-tiba, Allamanda mendengar bunyi suara yang sangat kuat dari luar supermarket.

Allamanda pun berhenti sejenak. Ia mendengarkan bunyi suara yang gaduh itu.

"Bunyi suara apa itu?" tanya Allamanda dalam hati.

Allamanda yang belum dapat memastikan bunyi suara apa yang didengarnya. Dengan cepat melangkah meninggalkan belanjaannya. Dan berjalan menuju ke pintu keluar.

Belum lagi Allamanda membuka pintu keluar supermarket. Tiba-tiba saja, Peony menarik lengannya dan menyuruhnya berdiri di balik rak barang-barang. Allamanda pun mengikuti saran sang kakak.

"Eh, kenapa para pengunjug supermarket keluar semua?" tanya Allamanda keheranan.

"Tunggu di sini, jangan bergabung dengan mereka!"

"Memangnya itu suara apa, kak?"

"sepertinya itu suara gendang."

"Untuk apa mereka menabuh gendang di depan supermarket?"

"Aku tidak tahu."

"Kak, lihat itu!" tunjuk Allamanda ke arah kerumunan pengunjung supermarket.

"Aku melihatnya."

"Kenapa mereka semua memberikan semua dompet dan barang berharganya kepada para penabuh gendang itu?"

"Aku tidak tahu. Sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan!"

"Lihat kak, kasir supermarket itu pun membawa brankas uangnya keluar!"

"Kita tidak boleh membiarkan hal ini!"

Peony dan Allamanda pun akhirnya keluar dari persembunyiannya. Keduanya langsung bergabung bersama dengan pengunjung supermarket lainnya.

Para penabuh gendang itu masih saja memukul gendangnya dengan sangat kuat. Dan para pengunjung supermarket masih juga berdiri tegak mendengarkan suara tabuhan gendangnya.

Peony yang merasa curiga dengan para penabuh gendang itu. Diam-diam melempar sebuah kerikil ke gendang yang sedang ditabuh. Seketika itu suara tabuhan gendangnya menjadi kacau.

Dan pada saat bersamaan para pengunjung supermarket mendadak ribut. Mereka kebingungan dengan keberadaan mereka yang berdiri di luar supermarket. Mereka yang baru tersadarkan langsung sibuk mencari dompet dan barang berharga lainnya yang mendadak hilang dari tangan mereka.

Para penabuh gendang yang menyadari akan situasi mereka yang terjepit. Akhirnya, memutuskan untuk melarikan diri dari kerumunan. Peony dan Allamanda yang melihat gelagat tidak baik dari para penabuh gendang. Dengan cepat keduanya langsung bertindak.

"Diam di tempat!" teriak Peony kepada para penabuh gendang yang berjumlah tiga orang itu.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Beraninya kalian menghandang langkah kami!"

"Kembalikan barang-barang yang telah kalian curi!"

"Kami tidak mencurinya. Mereka yang memberikannya dengan sukarela."

"Kalian telah menghipnotis orang-orang itu dengan suara gendang kalian."

"Sok tahu kalian!"

"Nih, rasakan kepalan tangan besarku!"

Tiba-tiba saja, kepalan tangan lelaki bertubuh besar itu mendarat di muka Peony. Tapi, dengan gerakan lemas Peony memutar kepalanya, hingga terhindar dari kepalan tangan lelaki bertubuh besar itu.

Kemudian, Peony pun membuat serangan balasan dengan memberikan kepalan tinju ke dada lelaki itu. Dengan cepat lelaki itu pun mundur selangkah ke belakang. Dan berbalik menendang Peony, hingga Peony harus melompat menghindar.

Allamanda yang berada di dekat Peony pun tidak tinggal diam. Dengan gerak cepat Allamanda meminta para pengunjung supermarket untuk segera meninggalkan lokasi, karena sangat berbahaya berada di dekat orang yang sedang berkelahi.

Allamanda pun langsug menyerang dua orang penabuh gendang yang masih memegangi barang-barang milik pengunjung supermarket. Perkelahian pun tidak lagi dapat dihindari. Kedua belah pihak saling berusaha mematikan pihak lawan.

Meskipun kedua penabuh gendang itu belum dapat dilumpuhkan oleh Allamanda. Namun, Allamanda telah berhasil merebut barang-barang berharga milik pengunjung supermarket. Dan langsung memberikannya kepada orang-orang itu.

Pertarungan dua lawan tiga itu pun berlangsung beberapa saat. Sampai akhirnya, di saat Peony dan Allamanda lengah. Para penabuh gendang itu pun dengan cepat melarikan diri dari keduanya.

"Kakak, mereka lari kak!" teriak Allamanda yang melihat ketiga penabuh gendang berhasil lolos dari keduanya.

Peony yang melihat hal itu langsung menahan Allamanda, agar tidak mengejar para penabuh gendang itu.

"Kenapa kakak tidak mengejar ketiga orang itu?"

"Sudahlah, biarkan saja!"

"Mereka itu orang-orang jahat, kak!"

"Tapi, mereka tidak melukai siapa pun."

"Tapi, mereka berusaha merampas milik orang-orang itu!"

"Benar dek, tapi semuanya kan sudah berhasil kamu rebut kembali!"

Allamanda pun tersenyum mendengar penjelasan Peony. Dan keduanya kembali masuk ke dalam supermarket untuk menyelesaikan belanjaan mereka yang sempat tertunda.

Setelah semua barang kebutuhan didapat, Peony dan Allamanda pun langsung membawanya ke kasir. Keduaya bersiap untuk membayar semua barang belanjaan. Tetapi, kasir supermarket menolak untuk dibayar. Kata sang kasir, itu semua sebagai tanda terima kasih pemilik supermarket kepada Peony dan Allamanda yang telah menyelamatkan mereka semua.

Peony dan Allamanda akhirnya kembali ke rumah dengan penuh kegembiraan. Karena, mendapatkan banyak barang belanjaan secara gratis. Peony yang mengemudikan motornya terus melaju di tengah keramaian.

"Tidak usah cepat-cepat, kak!"

"Memangnya kamu mau pergi kemana lagi?" tanya Peony pada Allamanda yang duduk di belakangnya.

"Aku hanya ingin menikmati suasana jalan raya yang ramai."

"Ha.....ha.....ha.....!" Dengan terbahak-bahak Peony mentertawakan adiknya.

"Kakak kenapa tertawa?"

"Perkataan kamu itu membuat tenggorokan kakak geli dan ingin tertawa."

Allamanda pun mencubit pinggang Peony. Peony yang merasa kegelian bergoyang ke kiri dan ke kanan. Hingga motor yang dikemudikannya menjadi oleng. Dan jatuh di tepi trotoar.

"Kenapa motornya bisa jatuh, kak?"

"Ini semua gara-gara kamu!"

Dengan wajah cemberut Peony pun mengangkat body motor dan memeriksanya.

"Yang kamu lakukan tadi itu sangat berbahaya, dek!" ujar Peony pada Allamanda yang terdiam sambil menundukkan wajahnya.

"Maafkan aku, kak. Aku tadi hanya bercanda!"

"Baiklah. Ayo, kita pulang!"

Keduanya pun kembali melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

######################################

Setibanya Peony dan Allamanda di rumah. Keduanya langsung disambut dengan berbagai pertanyaan dari saudaranya yang lain.

"Kenapa lama sekali belanjanya? Tanya Sakura yang sudah menunggu keduanya di depan pintu masuk.

"Tadi....!" Peony pun tidak melanjutkan ucapannya. Dengan tergesa-gesa dia mengangkat barang belanjaannya masuk ke dalam rumah. Begitu pun dengan Allamanda yang langsung masuk tanpa berbicara sepatah kata pun.

Sakura yang penasaran dengan ucapan Peony, terus megikutinya. Hingga Peony selesai merapikan barang belanjaan. Sakura masih juga berdiri menunggu kelanjutan ucapan sang adik.

"Ada apa yah, kak?" tanya Peony yang heran melihat sikap Sakura yang tidak seperti biasanya.

"Kakak menunggu kelanjutan ucapan kamu."

"Ucapanku yang mana, kak?" tanya Peony bingung.

"Ucapanmu yang mengatakan tadi...!"

"Oh, itu!"

"Ayo, ikut aku kak!"

Peony pun mengajak Sakura ke ruang tengah. Dia akan mengatakan kelanjutan ucapannya di depan semua anggota keluarga. Sakura menyetujui yang dikatakan oleh sang adik. Dia pun mengikuti Peony menuju ke ruang tengah. Ternyata, di ruang tengah seluruh anggota keluarga sedang berkumpul sambil menikmati cemilan yang dibawa Allamanda.

Sakura pun menarik tangan Peony, agar duduk di sebelahnya. Dan Peony mengerti maksud Sakura. Sakura ingin secepatnya mendengar kelanjutan ucapan Peony yang tadi.

Peony pun menarik nafas panjang. Dan akhirnya dia pun mulai melanjutkan ucapannya yang tadi sempat tertunda.

"Tadi aku dan Allamanda bertarung melawan tiga orang penabuh gendang."

"Lalu...!" sela Candytuft sambil mengunyah cemilannya.

"Aku dan Allamanda tidak berhasil melumpuhkannya."

"Kenapa?" tanya Sakura terkejut.

"Karena, mereka melarikan diri."

"Siapa para penabuh gendang itu?"

"Kami berdua tidak tahu, kak!" sahut Allamanda yang duduk di sebelah Camelia.

"Mereka dengan tiba-tiba saja datang ke supermarket sambil menabuh gendang." Jelas Peony.

"Lalu, kenapa kalian berdua bertarung dengan mereka?" tanya Sakura yang semakin penasaran dengan cerita sang adik.

"Karena, tabuhan gendang mereka seperti menghipnotis para pengunjung supermarket."

"Selain menghipnotis apalagi yang mereka perbuat?" sela Camelia.

"Ketiganya mengambil barang-barang berharga milik pengunjung supermarket."

"Terus apa yang kakak lakukan?" tanya Candy kepada Peony.

"Kami berdua berusaha mengambil paksa barang-barang berharga milik para pengunjung supermarket."

"Berhasil tidak!" sentak Sakura.

"Syukurnya berhasil, tapi kami tidak berhasil melumpuhkan ketiganya. Kami membiarkan ketiganya melarikan diri." Kata Peony dengan sangat jelas.

"Kita tidak boleh membiarkannya, karena ada kemungkinan mereka melakukan hal yang sama di tempat lain." Tutur Camelia.

"Aku setuju dengan yang dikatakan kak Camelia." Ucap Candy.

"Dimana kita bisa menemukan mereka?" tanya Sakura.

"Kalau aku lihat aksinya. Sepertinya yang menjadi incaran mereka pusat perbelanjaan." Jawab Allamanda.

"Bagaimana kalau kita beraksi kembali?" ajak Sakura kepada keempat adiknya.

Serentak keempatnya menjawab setuju, dengan tawaran yang diajukan oleh sang kakak.

"Kapan kita beraksi, kak?" tanya Peony.

"Pada waktu yang tepat." Jawab Sakura.

"Benar tuh, kak!" sela Candy.

"Ha.....ha.....ha.....!" kelimanya pun melepas keseriusan dengan gelak tawa mereka.

#######################################

Di sebuah rumah besar segerombolan lelaki tengah asyik menabuh gendang-gendang mereka. Hanya satu orang saja yang terlihat tengah duduk santai di kursi kebesarannya.

"Stop!" teriak lelaki itu.

Mendadak semua tabuhan gendang pun berhenti. Dan para lelaki yang tengah menabuh gendang pun langsung terdiam sambil menatap ke arah lelaki yang tadi berteriak.

"Bagaimana hasil kalian hari ini?"

"Kami sudah letakkan di tempat biasa bos."

"Kami juga bos."

"Kalau kami belum bos."

"Kenapa belum, hah?!"

"Karena, ada dua wanita yang mendadak menyerang kami bertiga."

"Siapa mereka?"

"Kami tidak mengenal mereka, bos."

"Apa keduanya polisi wanita?"

"Sepertinya bukan, bos."

"Kalau bukan, kenapa mereka berani menyerang kalian?!"

"Kami juga tidak tahu, bos!"

"Bagaimana kemampuan keduanya?"

"Keduanya sangat hebat, bos!"

"Kalian bertiga sangat payah."

"Besok kalian harus mendapatkan dua kali lipat!"

"Baik, bos!"

"Sekarang kalian pergi dari hadapanku!"

"Terima hukuman kalian!"

"Siap, bos!"

Ketiga penabuh gendang itu pun pergi ke ruang hukuman. Ketiganya siap dihukum, karena tidak berhasil membawa pulang barang-barang berharga hasil rampasan.

Hukuman diberlakukan di komunitas mereka. dimaksudkan agar para penabuh gendang disiplin mengikuti aturan yang ada.

"Jadi, apa rencana kita selanjutnya bos?"

"Kalian beraksi lagi seperti biasanya!"

"Tapi. ingat kalau besok sasaran kita adalah bank!"

"Kumpulkan semua data bank yang ada di kota ini dan kita kuras habis isi brankasnya!"

"Siap, bos!"

"Dan jangan lupa bawa persenjataan lengkap!"

"Akan kami siapkan bos."

"Pergilah!"

Semua penabuh gendang itu pun membubarkan diri dan pergi ke ruangan masing-masing. Tinggallah lelaki yang dipanggil bos itu duduk seorang diri. Dari raut wajahnya sangat terlihat kalau dia sedang merencanakan sesuatu yang sangat besar. Dan rencana itu masih ada di dalam fikirannya.

######################################

Hari masih pagi, tapi Sakura sudah bersiap akan pergi.

"Kalian sudah siap!"

Camelia dan yang lainnya langsung berdiri saat mendengar ucapan Sakura. Mereka pun bergegas pergi ke garasi. Kelimanya berencana akan berangkat mencari keberadaan para penabuh gendang.

"Kita akan kemana, kak?" tanya Camelia yang sedang mengemudikan mobil.

"Pagi ini kita coba keliling kota."

"Kakak yakin mereka akan beraksi." Sahut Peony.

"Kita harus yakin." Kata Sakura sambil terus menatap ke depan.

"Tapi, aku tidak yakin bisa menemukan mereka." sambung Candy yang duduk di bangku belakang.

"Kenapa kak Sakura yakin betul akan menemukan para penabuh gendang itu?" tanya Allamanda yang sedari tadi hanya diam saja.

"Karena, mereka butuh uang dan barang berharga. Dan harus kalian ingat, seorang penjahat tidak akan pernah hanya sekali melakukan aksinya. Mereka akan menunjukkan aksi-aksi lainnya sampai mereka tewas atau tertangkap." Jelas Sakura panjang lebar kepada keempat adiknya.

"Iya, kak. Aku mulai faham dengan jalan fikiran kak Sakura!" sahut Camelia yang duduk di sebelah Sakura.

Sakura dengan tenang terus menjalankan mobilnya. Sedangkan keempat saudaranya terus melepas pandangan mereka ke jalan. Mereka memperhatikan dengan seksama. Berharap mereka segera dapat menemukan para penabuh gendang.

Beberapa menit telah berlalu. Sakura beserta keempat adiknya masih terus berputar-putar mencari keberadaan para penabuh gendang. Tapi, sedikit pun mereka tidak melihat ada tanda-tanda keberadaan para penabuh gendang.

"Sepertinya para penabuh gendang itu tidak beraksi, kak!" kata Peony yang terlihat bosan berada di dalam mobil.

"Kamu kenapa, dek?" tanya Camelia kepada Peony.

"Entahlah, kak. Tiba-tiba saja aku merasa bosan berada di dalam mobil.

"Kalau kamu, Can." Tegur Camelia kepada adik bungsunya. Tapi, tidak ada sahutan dari Candytuft. Camelia yang merasa ucapannya tidak direspon oleh adiknya langsung menengok ke jok belakang. Ternyata, sang adik sudah terlelap dalam tidurnya.

###################################

"Terus tabuh gendangnya dengan lebih kuat!" teriak salah seorang penabuh gendang.

Tabuhan gendang pun terus terdengar memenuhi seluruh ruangan bank. Hingga para karyawan dan nasabah bank terdiam mendengarkan bunyi tabuhannya.

"Jangan ada yang tersisa, gasak semua uangnya!"

"Lihat itu!"

"Itu brankas bank!"

"Hancurkan dan ambil seluruh uang dan barang berharga di dalamnya!"

Para penabuh gendang itu terus melancarkan aksinya menggasak seluruh uang dan barang berharga milik para karyawan dan nasabah bank. Setelah mereka memenuhi karung-karung mereka dengan hasil rampokan. Mereka pun dengan cepat berlari keluar dari dalam bank.

"Cepat.....!"

"Letakkan saja dulu karung-karung itu di sebelah sana!"

Para penabuh gendang itu pun dengan penuh hati-hati meletakkan beberapa karung yang berisi uang dan barang berharga di tempat parkiran.

"Ayo cepat, tinggalkan tempat ini!"

"Tunggu dulu, masih ada dua orang lagi yang belum keluar dari dalam bank!"

Mobil para penabuh gendang itu pun masih terparkir di depan bank. Sang supir sengaja menunggu kawanan mereka lengkap. Setelah kawanannya lengkap, barulah mereka akan meninggalkan bank yag telah berhasil mereka rampok.

######################################

Sakura yang tengah berkeliling menggunakan mobil bersama dengan keempat saudaranya. Telah tiba di alun-alun kota.

Mendadak Sakura memperlambat laju mobilnya.

"Coba perhatikan orang-orang yang berada di dalam mobil itu!" tunjuk Sakura ke arah mobil yang sedang terparkir di depan bank. Camelia yang duduk di sebelah Sakura langsung meneropong mobil tersebut.

"Kemungkinan itu hanya mobil nasabah yang terparkir di sana!" kata Camelia sambil terus meneropong.

"Kamu tahu bagaimana penampilan para penabuh gendang itu?" tanya Sakura kepada Camelia yang masih saja meneropong.

"Tidak!"

"Trus, bagaimana kita bisa membedakan mereka dengan orang biasa!"

Camelia pun terdiam mendengar ucapan sang kakak.

"Tapi, aku kan pernah bertarung dengan mereka." sahut Peony.

"Coba aku pinjam teropongnya, kak!" pinta Peony kepada Camelia.

Dengan cepat Camelia pun memberikan teropongnya kepada Peony. Saat Peony akan meneropong mobil yang terparkir di depan bank.

Tiba-tiba saja, Sakura memutar mobilnya meninggalkan alun-alun kota.

"Tunggu, kak!" teriak Peony.

"Itu mereka!"

"Siapa?" tanya Sakura yang mendadak menginjak pedal remnya.

"Para penabuh gendang, kemungkinan mereka sedang beraksi di dalam bank." Jawab Peony gugup.

Dengan cepat Sakura pun memutar balik mobilnya menuju bank yang ditunjuk oleh Peony. Baru saja Sakura tiba di depan bank. Mendadak para penabuh gendang itu langsung menghidupkan mesin mobil mereka.

Camelia dan Peony dengan cepat keluar dari dalam mobil. Keduanya pun menusuk ban mobil para penabuh gendang itu dengan paku. Hingga ban mobil kawanan itu menjadi kempes.

Dan kawanan itu pun tidak dapat melarikan diri. Dengan terpaksa mereka keluar dari dalam mobil dan berhadapan langsung dengan Camelia dan Peony.

"Siapa kalian?" bentak salah seorang penabuh kepada Camelia dan Peony yang berdiri tegak menantang.

"Kami Five Power Flowers!" sahut Sakura, Allamanda dan Candy yang mendadak muncul dari dalam mobil.

"Kami tidak mau tahu siapa kalian berlima."

"Jadi menyingkirlah dari jalan kami!"

"Jangan harap kalian bisa pergi dari bank ini!" gertak Sakura.

"Kami berlima akan menggagalkan aksi kalian." kata Camelia dengan tegas.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Kalian cuma wanita yang bisanya cuma berdandan!" ejek salah seorang penabuh gendang. Mendengar ucapannya, Candy langsung menyentik mulutnya dengan kerikil yang tergeletak di bawah kakinya.

"Aduh!"

"Kurang ajar kalian!"

"Stop!" teriak Sakura.

"Serahkan kembali karung-karung itu kepada bank!"

"Jangan paksa kami bertindak keras!" ancam Sakura.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Kami lebih senang dengan kekerasan." Cemooh si penabuh gendang.

Peony yang tidak senang dengan sikap si penabuh gendang. Langsung dengan cepat melompat dan melayangkan tendangannya ke muka si penabuh gendang. Hingga si penabuh gendang pun terdorong ke belakang dan mengenai kawanan yang lainnya.

Aksi Peony disambut kemarahan kawanan itu. Dan dengan cepat mereka pun bersiap menyerang Peony dan yang lainnya dengan tabuhan gendang mereka.

"Kita bersiap melawan mereka!" kata Sakura kepada keempat adiknya. Camelia dan yang lainnya langsung mengangguk sambil memasang kuda-kuda bersiap menyerang para kawanan itu.

Kawanan itu pun langsung mengeluarkan gendang mereka. Dan menabuhnya dengan sangat kuat. Tabuhan gendang para kawanan itu terdengar kemana-mana. Hingga orang-orang yang mendengar tabuhan gendang mereka langsung berdatangan dan mendekat.

Sakura dan keempat saudaranya telah menutup telinga mereka. Sejak melihat para kawanan itu mengeluarkan gendangnya. Sehingga mereka tidak terhipnotis dengan tabuhan gendang para kawanan itu.

Sakura yang melihat banyaknya orang yang berkerumun di depan kawanan penabuh gendang. Langsung mengajak keempat adiknya untuk berubah. Sebelum para kawanan itu menguras habis barang-barang berharga milik banyak orang.

Dengan cepat Sakura meminta keempat adiknya untuk segera berubah.

"Bersiaplah!"

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung bergerak. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area bank.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Pada saat Sakura dan keempat saudaranya sedang berubah menjadi Five Power Flowers. Para kawanan penabuh gendang itu, terus memukul gendang-gendang mereka dengan sangat kuat. Hingga orang-orang yang berkerumun tidak kuat mendengarnya. Dan merasakan sakit yang sangat luar biasa di telinga mereka. Satu persatu dari orang-orang itu pun jatuh ke tanah dengan menutup telinga mereka yang mulai mengeluarkan darah.

Menyaksikan hal itu, Five Power Flowers pun tidak tinggal diam. Dengan kekuatan penuh kelimanya langsung menerjang kawanan itu dengan tendangan kaki mereka. Tapi, tidak disangka tendangan kaki FPF sedikitpun tidak menyentuh para kawanan penabuh gendang. Mereka dengan tenang masih dalam posisi duduk di tanah sambil memukul-mukul gendang.

Kemudian, Five Power Flowers pun kembali melakukan hal yang sama. Namun, gagal untuk yang kedua kalinya.

"Bagaimana ini kak, tendangan kita sedikit pun tidak menyentuh mereka?"

Tanya Candy kepada Sakura yang terlihat bingung dengan apa yang terjadi.

"Mengapa bisa begini?" tanya Peony.

"Kita terhalang oleh kekuatan suara gendangnya." Ucap Sakura.

"Lalu, apa yang harus kita perbuat?" tanya Camelia.

"Kita harus bisa memecah suara gendangnya." Jawab Sakura.

"Bagaimana caranya?" Camelia balik bertanya.

"Bagaimana kalau kita gunakan selendang lima bunga?" tanya Sakura.

"Kita coba saja, kak!" sahut Allamanda.

"Ok, bersiaplah!"

Dengan cepat Five Power Flowers membentuk formasi melingkar. Kelimanya lalu melakukan gerakan tarian mengikuti bunyi tabuhan gendang. Dan pada gerakan cepat kelimanya langsung menarik selendang lima bunga dari pinggang mereka.

Selendang lima bunga pun diputar-putar mengikuti tabuhan gendang. Hingga pada tabuhan tingginya, kelimanya pun langsung menyabetkan selendang lima bunga ke kawanan penabuh gendang. Tapi, secepat itu pula para penabuh gendang dapat melompat dan menghindarinya.

Five Power Flowers yang melihat kelincahan aksi para penabuh gendang, tidak tinggal diam. Kelimanya dengan gencar terus menyabetkan selendang lima bunga mereka ke arah penabuh gendang, hingga para kawanan itu tersudutkan.

Pertarungan belum berhenti sampai di situ. Karena, para kawanan itu terus berkelit dari selendang lima bunga. Selendang lima bunga terus diputar-putar dan disabetkan oleh FPF.

Namun, sabetan yang dilayangkan oleh FPF tidak menggunakan seluruh kekuatan mereka. Hal itu mereka lakukan karena kelimanya sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang di sekitar situ.

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Kalian tidak akan mampu menghabisi kami!"

"Kalian tidak punya cukup keberanian untuk membunuh kami!" teriak salah seorang penabuh gendang.

"Kami akan bertameng dengan orang-orang ini yang masih berada di bawah pengaruh gendang!"

"Ha.....ha.....ha.....!"

Para kawanan penabuh gendang itu pun terus melepas tawa mereka. Hingga membuat Sakura merasa geram. Dan akhirnya Sakura pun melompat dan melayang di udara.

"Bersiaplah!"

"Cairan lima bunga, siramkan! Teriak Sakura sambil menyiramkan cairan bunga sakura ke arah kerumunan orang-orang. Aksi Sakura pun diikuti oleh keempat adiknya yang menyiram cairan bunga masing-masing ke semua orang yang terkena hipnotis tabuhan gendang.

Para penabuh gendang pun merasa kalut, saat melihat aksi Five Power Flowers. Pelan-pelan mereka mundur ke belakang, hendak melarikan diri. Tapi, Sakura dan yang lainnya dengan sigap menghadang para kawanan itu. Hingga para kawanan itu pun tidak dapat lari dari pertarungan yang belum selesai.

Pada saat bersamaan orang-orang yang terhipnotis itu pun tersadarkan. Dan satu persatu dari mereka langsung berlari meninggalkan area tersebut. Orang-orang itu takut terkena hantaman nyasar dari FPF dan penabuh gendang.

Five Power Flowers kembali menunjukkan kehebatannya. Kelimanya langsung melompat ke udara dan melayang. Dengan kekuatan penuh mereka pun menyabetkan selendang lima bunga ke mobil penabuh gendang. Seketika itu juga mobil tersebut langsung meledak. Dan hancur berkeping-keping.

Tanpa memberi kesempatan para penabuh gendang memberikan serangan balasan. Kelimanya pun dengan cepat berbalik badan dan mengepung para penabuh gendang. Para penabuh gendang pun dengan cepat menabuh gendang mereka.

Kali ini keduanya benar-benar mengeluarkan seluruh kekuatannya. Kawanan penabuh gendang yang mengeluarkan tenaga dalamnya melalui gendang. Bunyi tabuhannya membuat kawanan itu melayang di udara dalam posisi duduk bersila sambil terus menabuh gendang mereka.

Sedangkan Five Power Flowers yang sudah terlebih dulu melayang di udara, masih berputar-putar bersama selendang mereka. Setelah beberapa saat keduanya memperlihatkan tenaga dalam masing-masing. Akhirnya, keduanya pun melepaskan kekuatan mereka.

Five Power Flowers dengan cepat menyabetkan selendang mereka. Dan disambut oleh kawanan penabuh gendang dengan melempar gendang-gendang mereka ke arah FPF. Dua kekuatan pun bertemu di udara.

Selendang lima bunga dan gendang beradu. Akhirnya, gendang meledak karena terkena sabetan selendang lima bunga. Sedangkan para penabuh gendang terpental jauh ke belakang. Mereka semua merasakan dadanya terbakar. Sebelum akhirnya, tewas dengan luka bakar yang sangat parah di dada mereka.

Five Power Flowers pun turun dengan perlahan. Kelimanya langsung mengambil karung-karung yang berisi barang-barang berharga dan membawanya masuk ke dalam bank.

Saat FPF melihat para nasabah dan karyawan bank yang masih terhipnotis. Kelimanya dengan cepat menyiramkan cairan lima bunga. Seketika itu juga para nasabah dan karyawan bank tersadarkan. Dan mereka pun sangat gembira. Saat FPF menyerahkan barang-barang berharga mereka yang telah dirampas oleh para penabuh gendang.

FPF pun segera meninggalkan bank, setelah mendapatkan ucapan terima kasih dari para nasabah dan karyawan bank.

"Ayo cepat, kita pulang!" ajak Sakura kepada keempat adiknya.

"Dengan keadaan seperti ini!" sahut Candy.

"Ha.....ha.....ha.....!" spontan saja kelimanya langsung tertawa. Akhirnya, dengan cepat mereka pun merubah diri seperti sediakala, tanpa ada yang mengetahuinya.

#####################################

Dari kejauhan ternyata ada seseorang yang memata-matai kelimanya. Orang tersebut tidak lain bos dari para penabuh gendang. Dia terlihat sangat marah. Karena, banyak anak buahnya yang tewas di tangan FPF.

"Sialan wanita-wanita itu!"

"Mereka merusak rencana besarku."

"Aku harus habisi mereka dan seluruh kota ini."

"Ha.....ha.....ha.....!"

Bos penabuh gendang itu terus menguntit mobil Sakura dan keempat adiknya, hingga mereka tiba di rumah. Tetapi, sedikit pun Sakura dan keempat adiknya tidak menyadari kalau keberadaan mereka sedang dalam bahaya besar.

"Ternyata ini rumah mereka."

"Aku akan musnahkan rumah ini beserta para penghuninya."

"Malam ini!"

"Ha.....ha.....ha.....!"

Bos penabuh gendang yang masih berada di dalam mobilnya. Terus mengintai rumah kakek Dato dari jarak jauh. Dia berencana akan melakukan penyerangan balasan kepada Sakura dan keempat saudaranya. Pada saat tengah malam, dimana semua orang sedang terlelap dalam tidurnya.

Bos penabuh gendang itu pun menghubungi beberapa orang anak buahnya yang masih tersisa di rumahnya. Dia menyuruh semua anak buahnya untuk datang ke tempatnya berada. Dia ingin menambah kekuatan dengan mengerahkan seluruh anak buahnya yang masih ada. Dengan begitu dia akan menghajar Sakura dan keempat adiknya dengan kekuatan penuh.

Tidak perlu menunggu waktu lama. Akhirnya, semua anak buah bos penabuh gendang tiba di lokasi. Mereka semua membawa gendang sebagai kunci kekuatannya. Bos penabuh gendang pun langsung memberikan beberapa arahan kepada anak buahnya. Sesuai dengan rencananya yang akan melakukan penyerangan ke rumah kakek Dato.

####################################

"Kenapa kalian belum tidur?" tegur kakek Dato yang tiba-tiba muncul di hadapan kelima cucunya.

"Belum, kek!" jawab Allamanda.

"Kenapa?" kakek Dato pun mengulang pertanyaannya.

"Udara malam ini terasa panas, kek." Sahut Camelia.

"Biarlah kami kumpul di sini dulu, nanti kami akan masuk kamar!" ucap Sakura yang tengah memeluk bantal sandaran sofa.

"Sepertinya hari akan hujan. Di luar langit sangat gelap dan juga tidak berbintang." Kata kakek Dato seraya membuka gorden jendela di ruang tengah.

"Kakek masuk ke kamar dulu yah, mau istirahat!" ucap kakek Dato yang langsung berjalan menuju ke kamarnya.

Tinggallah Sakura dan keempat adiknya yang masih berkumpul di ruang tengah. Kelimanya enggan masuk ke dalam kamarnya. Karena, mereka merasakan udara malam itu sangat panas. Hingga membuat mereka berkeringat.

"Kenapa udara malam ini tidak seperti biasanya, yah?" tanya Sakura kepada keempat saudaranya.

"Aku merasakan sesuatu yang tidak mengenakan malam ini." Jawab Peony.

"Benar dek, kakak juga merasa hal yang sama!" sambung Camelia.

"Apa yang akan terjadi malam ini?" tanya Allamanda.

"Tidak tahu." Jawab Sakura.

"Lebih baik kita tidak usah tidur sampai pagi!" sahut Candy.

"Aku setuju." Sela Allamanda.

Kelimanya pun bergegas mengambil cemilan dan sesuatu yang lainnya yang dapat membuat mata mereka terjaga hingga pagi. Baru saja Peony membuka kerupuk ikan kesukaannya. Tiba-tiba, dia merasakan tangannya gemetar.

"Eh, kenapa tanganku gemetar seperti ini?"

"Kerupuk itu juga bergetar, dek!" sahut Camelia.

"Lihat itu!" tunjuk Sakura ke arah perabotan rumah.

"Semua barang bergetar, ada apa ini?" teriak Sakura.

Sakura yang terkejut melihat semua barang-barang di dalam rumah bergetar, langsung berdiri. Tapi, pada saat dia akan berdiri. Tubuhnya terasa seperti diayun-ayun.

"Kakak kenapa?" Camelia, Peony, Allamanda dan Candy tersentak saat melihat tubuh Sakura yang bergoyang-goyang. Keempatnya pun langsung berdiri. Dan pada saat mereka berdiri. Ternyata, mereka berempat juga mengalami hal yang sama dengan Sakura.

"Apa ada gempa di rumah ini?" tanya Candy.

"Benar, ini gempa!" jawab Sakura.

"Ayo, kita periksa keluar!" Sakura pun mengajak keempat adiknya untuk memeriksa ke luar rumah.

Betapa terkejutnya mereka sesampainya di depan rumah. Ternyata, di luar pagar rumah mereka. Kawanan penabuh gendang sedang menabuh gendang mereka. Bunyi tabuhan gendang yang menggunakan tenaga dalam itu menggetarkan benda yang ada di sekitarnya, termasuk rumah kakek Dato.

Sakura yang merasa kesal dengan keberadaan kawanan itu, langsung berteriak.

"Oh, jadi ini semua ulah para pengecut!"

"Di tengah malam kalian ingin membunuh kami."

"Sekarang hadapi kematian kalian sendiri!"

Tiba-tiba, bos penabuh gendang berdiri tegak seraya menantang Sakura. Dia pun menunjukkan gendang yang paling besar di antara gendang yang lainnya.

"Kalian berlima akan mampus dengan gendangku ini!"

"Ha.....ha.....ha.....!"

"Akulah si Dadan pencabut nyawa!"

Lelaki yang bernama Dadan itu pun langsung menabuh gendang besarnya. Hingga getaran bunyinya menghantam tubuh Sakura dan keempat adiknya. Kelimanya pun jatuh berguling-guling di halaman rumahnya.

Dadan yang menyaksikan lawannya kewalahan dengan tabuhan gendangnya. Terus menabuhnya dengan menggunakan seluruh tenaga dalam yang dimilikinya. Tabuhan gendang si Dadan membuat Sakura dan yang lainnya tidak dapat mengendalikan diri. Kelimanya masih saja berguling-guling di tanah.

Kakek Dato yang mendadak keluar dari dalam rumah. Langsung menutup kedua telinganya, saat beliau mendengar bunyi tabuhan gendang yang tidak biasa itu.

Kakek Dato pun terkejut saat dilihatnya kelima cucunya yang berguling-guling di halaman rumah. Tanpa berkata-kata Kakek Dato pun langsung melompat keluar dari pagar rumah. Dengan menggunakan ilmu peringan tubuh, beliau pun melompat ke udara. Dan langsung melayangkan tendangannya kepada si Dadan yang sedang menabuh gendang besar.

Dadan yang terkejut dengan kemunculan kakek Dato langsung jatuh tersungkur. Dan bunyi tabuhan gendang pun menjadi melemah. Tinggallah anak buah si Dadan yang masih menabuh gendang.

Setelah Dadan jatuh, kakek Dato pun mengalihkan serangannya kepada kawanan penabuh gendang yang lainnya. Dengan cepat kakek Dato menghantamkan pukulannya ke dada anak buah si Dadan, hingga mereka meringis kesakitan.

Tabuhan gendang pun mendadak terhenti semua. Dan kakek Dato kembali melompat masuk ke halaman rumahnya. Beliau ingin memastikan keadaan kelima cucunya yang tadi berguling-guling di tanah.

Ternyata, Sakura dan keempat adiknya sudah dapat berdiri dan bersiap menghadapi si Dadan beserta kawanannya.

"Bagus, kalian sudah siap!" ucap kakek Dato sambil menyemangati kelimanya.

"Hancurkan mereka semua!"

"Siap, kek!" jawab Sakura dan keempat saudaranya.

Kelimanya pun mengatur posisi untuk berubah.

"Bersiaplah!" ucap Sakura.

Mendengar perintah dari Sakura keempat adiknya langsung bergerak. Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.

"Kalian siap!" teriak Sakura.

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Siap!!!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di halaman rumah.

Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers telah bersiap beraksi. Demikian juga yang dilakukan oleh Dadan dan anak buahnya. Kawanan itu pun langsung menabuh gendangnya dengan sangat kuat, hingga membentuk getaran bunyi bergelombang.

Tabuhan gendang dan getaran bunyi bergelombang langsung menghantam ke arah FPF dan kakek Dato. FPF pun melompat ke sana kemari menghindari hantaman tersebut.

Namun, lain halnya dengan kakek Dato yang langsung menjauh dari area pertarungan. Kakek Dato dengan cepat masuk ke dalam rumah. Dan beliau menyaksikan pertarungan sang cucu melalui kaca jendela rumah.

Five Power Flowers pun membalas hantaman Dadan dan kawanannya dengan pusaran angin lima bunga.

"Gunakan pusaran angin lima bunga!" teriak Sakura. Dan dianggukkan oleh keempat saudaranya. Dengan cepat kelimanya melompat dan melayang di udara.

Five Power Flowers membentuk formasi melingkar di udara. Sambil berpegangan tangan, kelimanya lalu berputar, berputar dan terus berputar.

"Kekuatan pusaran angin lima bunga, keluarlah!" seketika itu juga pusaran angin lima bunga berputar dengan sangat kuat. Dan menghantam gelombang bunyi tabuhan gendang. Dua kekuatan beradu di udara dengan pertahanan tenaga dalam yang sangat luar biasa.

Namun akhirnya, dua kekuatan itu pun meledak dan menghancurkan seluruh gendang kawanan si Dadan. Sedangkan FPF terseret ke belakang karena dorongan ledakan itu.

Meskipun Dadan dan kawanannya sudah tidak lagi memiliki kekuatan gendang. Tapi, mereka tidak menyerah. Keinginan mereka untuk menghancurkan Sakura dan keempat saudaranya kian memuncak.

Kawanan penabuh gendang itu pun langsung berdiri. Dan membentuk lingkaran mengitari para FPF. Mereka mengepung FPF sambil berlari-lari kecil dan bertepuk-tepuk tangan. Formasi melingkar yang dilakukan Dadan dan kawanannya untuk mengitari FPF pun berhasil. FPF terkepung di dalamnya. Kawanan itu terus berputar, berlari dan bertepuk.

Kekuatan putaran kawanan si Dadan, lama kelamaan semakin memusingkan FPF yang berada di dalamnya.

"Cepat kita lakukan sesuatu, kak!" teriak Peony.

"Iya kak, kalau tidak kita akan muntah darah!" sahut Candy.

"Kepalaku pusing dan dadaku panas seperti terbakar." Ucap Camelia.

"Kita gunakan duri tangkai bunga!" kata Sakura.

"Hitungan ketiga kita langsung melompat!" teriak Sakura.

"Bersiaplah, satu, dua, tiga!"

Five Power Flowers pun melompat keluar dari kepungan kawanan Dadan. Kelimanya melayang di udara dengan formasi yang juga melingkar mengikuti putaran kawanan Dadan.

Seketika itu juga kelimanya langsung melemparkan duri tangkai bunga dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki. Lemparan duri tangkai bunga langsung diarahkan ke kawanan Dadan yang masih terus berputar sambil bertepuk.

Dengan cepat duri tangkai bunga melesat dan menancap di leher kawanan Dadan. Duri tangkai bunga yang memiliki racun sangat mematikan itu, dengan cepat bereaksi. Racun yang ada pada durinya langsung menyebar mengikuti aliran darah. Hingga dalam hitungan detik saja kawanan Dadan pun mati seketika.

Sedangkan Dadan dengan cepat mencabut duri yang menancap di lehernya. Dan dia pun langsung bersiap menghajar FPF seorang diri. Kemarahannya sudah tidak lagi bisa ditahan. Saat dilihatnya, semua anak buahnya mati menggelepar di depan matanya.

"Jangan merasa senang dulu, perempuan bangsat!" teriak Dadan.

"Ini balasanku buat kalian!"

Dengan cepat Dadan menari, meliuk-liukkan tubuhnya, hingga menghasilkan tarian angin yang sangat kuat.

"Hati-hati dengan kekuatannya!" teriak Sakura.

"Cepat, gunakan kekuatan penghancur lima bunga!"

Five Power Flowers kembali membentuk formasi melingkar. Kelimanya mengitari Dadan yang sedang menari mengeluarkan tarian anginnya.

"Bersiaplah, kekuatan penghancur lima bunga, keluarlah!" teriak Sakura. Dengan sangat cepat kekuatan angin keluar dari telapak tangan kelimanya. Dan langsung mereka hantamkan ke arah Dadan. Seketika itu juga Dadan tewas dengan tubuh tercerai berai.

Setelah si Dadan dan kawanannya tewas. Five Power Flowers pun kembali merubah wujud mereka seperti sediakala. Lalu, kelimanya pun bergegas masuk ke dalam rumah. Dan membiarkan jasad kawanan penabuh gendang bergelimpangan di tengah jalan.