"Cantik sekali kamu sore ini!" puji Sakura pada Peony yang telah rapi berhias.
"Aku ada pertunjukkan malam ini." Ucap Peony.
"Dimana?" tanya Sakura.
"Di panggung rakyat."
"Boleh kakak ikut, dek?"
"Boleh, bersiaplah kak!"
"Lalu, bagaimana yang lain?" tanya Sakura ragu.
"Kita pergi bersama aja!"
"Ok, kalau begitu!"
"Kakak panggil yang lainnya yah!"
Sakura pun dengan cepat melangkah pergi ke kamar adiknya yang lain. Sakura Yang sangat ingin melihat pertunjukkan Peony, berusaha membujuk Camelia, Allamanda dan Candy. Sakura sangat berharap mereka semua dapat menyaksikan penampilan Peony sebagai model. Ternyata, bujukan Sakura berbuah manis. Ketiga adiknya itu pun mau ikut bersamanya melihat Peony yang akan berlenggak-lenggok di atas catwalk.
Dengan penuh semangat Sakura pun kembali menemui Peony yang sudah duduk di teras rumah.
"Kejutan......!" teriak Sakura mengagetkan Peony yang sedang duduk termenung.
"Bagaimana, kak?" tanya Peony seraya menatap wajah sang kakak yang sedang tersenyum manis kepadanya.
"Kami semua ikut!"
"Yah, benar dek. Kita semua akan hadir dan menyaksikan penampilan seorang model tercantik di kota ini!" tiba-tiba Camelia muncul dari balik pintu. Begitu pun dengan Allamanda dan Candy yang sudah berdiri di sebelah Camelia.
"Bagaimana dengan kakek?" tanya Peony kepada Sakura.
"Kakak sudah izin sama beliau dan katanya kakek tidak bisa ikut. Karena ada sesuatu yang harus dikerjakannya." Jelas Sakura.
"Yah sudah, kalau begitu kita jalan sekarang!" ajak Candy sambil menarik lengan Peony yang masih duduk.
Setelah Camelia mengunci pintu rumah. Kelimanya pun langsung beranjak pergi ke bagasi mobil. Dengan sigap Sakura langsung duduk di bangku supir. Dan perlahan-lahan mulai menghidupkan mesin mobilnya. Hingga akhirnya, mobil pun keluar dari rumah. Dan langsung meluncur ke lokasi tempat Peony akan tampil sebagai seorang model profesional.
#######################################
Mobil yang dinaiki oleh kelimanya terus melaju. Sakura dan keempat adiknya terlihat sangat menikmati perjalanan. Mereka saling berbincang-bincang satu dengan yang lainnya.
"Menurut kamu penampilan kakak, bagaimana?" tanya Peony kepada Allamanda.
Allamanda yang mendapat pertanyaan dari sang kakak langsung merubah posisi duduknya. Dia pun dengan cepat menatap wajah Peony dengan serius.
"Kakak tanya pendapat kamu, bukan minta dipelototin sama kamu!"
"Ha.....ha.....ha.....!"
Tiba-tiba saja, Allamanda tertawa terbahak-bahak. Hingga mengundang perhatian saudaranya yang lain.
"Kamu kenapa?" tanya Camelia heran.
"Kakak dengar tidak yang ditanyakan kak Peony kepadaku? Allamanda balik bertanya. Camelia pun terdiam. Lalu, dia pun mengatakan sesuatu.
"Pertanyaan yang mana?"
"Ha.....ha...ha.....!" kini giliran Candy yang tertawa geli mendengar ucapan Camelia.
Peony yang mendengar candaan saudaranya, langsung memasamkan wajahnya. Dia mulai merasa tidak dipedulikan oleh keempat saudaranya.
"Kakak cantik, kok! Ucap Allamanda.
"Wanita cantik tidak boleh bermuka masam!" lanjutnya.
Peony yang mendengar ucapan manis dari sang adik, langsung tersenyum.
Tiba-tiba saja, Sakura menginjak pedal rem mobilnya. Hingga mobil berhenti mendadak. Camelia, Peony, Allamanda dan Candy yang sejak tadi bersenda gurau langsung terdiam, karena kaget.
"Ada apa, kak?!" Camelia yang hampir tersungkur ke depan, langsung bertanya kepada sang kakak. Begitu juga dengan adik-adik Sakura yang lainnya mereka menanyakan hal yang sama dengan Camelia. Karena, mereka merasa kaget dengan mobil yang mendadak berhenti.
"Lihat itu, lampu merah!" jawab Sakura seraya menunjuk ke lampu lalu lintas yang berdiri tegak di sebelah jalan. Keempat adik Sakura pun dengan cepat mengalihkan pandangannya mengikuti arah telunjuk Sakura.
"Oooh, lampu merah!" ucap keempatnya serentak.
Candytuft yang sudah tidak lagi memandangi lampu merah. Tiba-tiba saja, menegur keempat kakaknya yang masih menatap lurus ke depan.
"Wahai, kakak-kakakku coba kalian menengok ke sebelah kanan!" pinta Candy pelan.
Keempat kakaknya yang terkejut dengan teguran Candy. Dengan cepat menengok ke arah yang diminta Candy.
Dan pada saat keempatnya menengok betapa mereka disuguhkan oleh pemandangan yang sangat tidak biasa. Mereka sangat terkagum-kagum dengan apa yang sedang mereka saksikan saat itu. Sosok lelaki super tampan tengah duduk di dalam mobil mewahnya.
"Wow, tampan sekali dia!" tutur Peony.
"Bukan hanya tampan. Tapi, tampan sekali!" sahut Allamanda.
"Bahkan sangat tampan!" kata Camelia sambil terus menatap wajah para lelaki tampan yang berada di dalam mobil yang sedang berhenti di sebelah mobil mereka.
"Memang sangat tampan sekali!" ucap Sakura, yang terlihat mulai mengagumi ketampanan lelaki tersebut.
Lampu hijau sudah menyala. Dan semua kendaraan langsung bergerak maju melanjutkan perjalanan mereka. Namun, Sakura belum menyadari hal itu. Hingga membuat marah pengendara yang lain.
"Hai perempuan, jalan cepat lampu sudah hijau!" teriak salah seorang pengendara motor. Teriakan si pengendara motor pun menyadarkan Sakura dan yang lainnya dari keterpanaan mereka.
Sakura pun dengan cepat menjalankan kembali mobilnya. Dan menggasnya menuju ke lokasi yang akan mereka tuju. Dan berharap Peony tidak ketinggalan acara.
Mobil terus meluncur dengan sangat cepat. Hingga dalam hitungan menit saja, mobil Sakura dan keempat saudaranya sudah sampai di lokasi acara. Setibanya di tempat itu, kelimanya dengan cepat turun dari dalam mobil. Dan langsung bergabung dengan para tamu undangan yang lainnya.
Peony yang saat itu akan tampil di atas catwalk, langsung berjalan menuju ruang rias. Ternyata, di dalam ruangan tersebut sudah disesaki para model yang bersiap akan naik ke atas catwalk. Peony berusaha menenangkan hatinya. Karena, tadi dia sangat terburu-buru. Dia khawatir terlambat mengikuti acara.
Peony pun mencari tempat duduk yang dirasanya nyaman untuk dia menunggu giliran dipanggil oleh panitia. Bangku yang diharapkan Peony pun akhirnya didapatnya juga. Dengan cepat dia duduk di bangku itu.
Baru saja Peony akan membuka bedak padat yang ada di tangannya. Tiba-tiba, sebuah suara menegurnya dengan sangat lembut. Peony pun langsung mengangkat wajahnya. Betapa terkejutnya Peony saat dilihatnya seorang lelaki tampan sudah duduk di sebelahnya.
"Kamu Peony, kan?" tanya lelaki tampan itu dengan sangat lembut.
"Iya, benar!" jawab Peony gugup. Peony pun menjadi salah tingkah dibuatnya. Namun, Peony berusaha mengendalikan perasaannya, agar tidak terlihat oleh lelaki tampan yang masih saja menatap ke arahnya. Peony pun memberanikan diri bertanya kepada lelaki itu, mengenai maksudnya.
"Ada perlu apa, yah?"
"Oh, keperluan saya yah sama kamu!" katanya sambil tersenyum. Senyum yang membuat hati Peony menjadi tidak karuan.
"Saya tidak mengerti!" sambung Peony dengan wajah yang terlihat heran.
"Kamu belum diberitahu sama panitia."
"Soal apa?!"
"Kita akan tampil berdua di atas catwalk."
"Oh, ya!"
"Kamu tidak keberatan, kan?!"
"Oh, sama sekali tidak. Justru saya bangga bisa berdampingan dengan cowok tampan seperti kamu!" sanjung Peony.
"Kamu juga sangat cantik. Karena, itulah saya langsung duduk di dekat kamu. Kamu termasuk model tercantik di kota ini!" puji lelaki tampan kepada Peony yang tersipu malu.
Akhirnya, keduanya pun terlibat percakapan dan saling melempar pertanyaan. Peony sudah terlihat tenang dan tidak gugup lagi. Keduanya pun saling bertukar fikiran. Agar penampilan mereka menjadi yang terbaik di antara banyak model yang lainnya.
Hingga akhirnya, panitia pun memanggil keduanya. agar bersiap untuk naik ke atas catwalk. Peony dan lelaki tampan yang bernama Zein pun langsung berdiri. Dan keduanya berjalan beriringin keluar dari ruang rias menuju ke belakang panggung.
###################################
Sakura, Camelia, Allamanda dan Candy terlihat sangat menunggu-nunggu kemunculan Peony di atas catwalk. Keempatnya terus saja menatap ke panggung mencari Peony yang akan tampil. Tapi, Peony belum juga muncul. Padahal peserta lainnya telah banyak yang tampil.
Sakura mulai merasa ada yang tidak beres dengan adiknya. Dia pun langsung beranjak meninggalkan kursi tamu. Dan berusaha menemui Peony yang di dalam ruang rias. Tetapi, pada saat Sakura sampai di dalam ruang rias. Ternyata, ruangan tersebut telah kosong. Sakura yang penasaran dengan keberadaan Peony bergegas mencarinya di dekat panggung. Setibanya di dekat panggung, Sakura pun tidak lagi menjumpai sang adik.
"Sepertinya ada yang tidak beres dengan Peony." Tebak Sakura. Dia pun dengan cepat mencari Peony di antara banyaknya tamu undangan. Lagi-lagi Sakura tidak dapat menemui keberadaan Peony.
Tanpa menunggu lagi, Sakura pun langsung menelephon ketiga adiknya yang lain. Dan menanyakan apakah Peony telah tampil di catwalk. Ternyata, Peony sama sekali belum muncul di atas catwalk. Sakura pun meminta ketiga adiknya untuk menemuinya di parkiran. Ketiga adiknya pun menyetujui permintaan Sakura.
Selesai menelephon, Sakura pun langsung menuju ke tempat parkir. Saat di pertengahan jalan, mendadak Sakura melihat Peony sedang berjalan dengan seorang lelaki tampan menuju mobil. Dengan cepat Sakura pun langsung berlari mengejar Peony. Dia pun berteriak-teriak memanggil sang adik. Tapi, sedikit pun Peony tidak mendengar panggilan Sakura. Peony justru masuk ke dalam mobil bersama lelaki tampan yang ada di sebelahnya.
Sakura masih saja mengejar Peony, hingga hampir mendekati mobil yang dinaiki oleh sang adik. Tapi, Sakura terlambat. Mobil itu pun berjalan meninggalkan parkiran.
"Kakak, ada apa kak?!" tanya Candy kepada Sakura yang terlihat sangat kesal.
"Peony ada di dalam mobil itu!" tunjuk Sakura.
"Ayo kak, cepat masuk mobil!" teriak Allamanda yang tiba-tiba muncul bersama Camelia. Sakura dan Candy pun langsung masuk ke dalam mobil. Mereka dengan cepat bergerak mengejar Peony.
"Cepat, kejar mobil itu dek!" teriak Sakura.
Dengan cepat Allamanda mengendarai mobilnya. Dia pun langsung mengejar mobil yang membawa Peony.
"Siapa mereka, kak?" tanya Camelia kepada Sakura yang duduk di bangku belakang.
"Aku tidak tahu. Aku hanya melihat wajah lelaki itu sama dengan yang kita lihat di lampu merah." Jawab Sakura.
"Oh, aku ingat!" sahut Candy.
"Dia itu si lelaki tampan yang memikat setiap hati wanita yang melihatnya." Lanjutnya.
"Aku rasa begitu, dek!" kata Sakura.
"Mengapa lelaki tampan itu membawa Peony?" tanya Camelia.
"Aku tidak tahu, dek!" jawab Sakura.
"Pasti lelaki tampan itu bermaksud tidak baik!" sahut Allamanda yang sedari tadi diam saja.
"Kemungkinan besar seperti itu!" ucap Camelia.
Allamanda pun masih terus menjalankan mobilnya dengan sangat cepat. Keempat bersaudara itu pun masih terus mengejar mobil yang membawa Peony.
Hingga di persimpangan keempatnya mendadak bingung. Karena, mereka menemukan empat mobil yang berwarna sama. Juga memiliki nomor plat yang sama pula.
"Dimana mobil yang tadi kita ikuti?" tanya Allamanda bingung.
"Sepertinya mobil yang sebelah sana!" tunjuk Sakura.
"Tapi, di dekat kita juga ada mobil yang sama." Sahut Candy.
"Bagaimana ini?" tanya Allamanda.
"Tenanglah!" jawab Camelia.
Camelia pun dengan cepat menekan tombol pendeteksi sinyal keberadaan Peony.
"Lihat ini, sinyalnya mengarah ke mobil di ujung sana!"
Mendengar ucapan Camelia, dengan cepat Allamanda pun memutar arah mobil yang dikemudikannya. Dia langsung mengejar mobil yang dimaksud Camelia. Meskipun tidak mudah bagi Allamanda untuk mempercepat laju mobilnya. Karena, tiga mobil yang sama terus menghalangi laju mobilnya. Sepertinya tiga mobil itu berniat menggagalkan pengejaran Allamanda dan ketiga saudaranya.
#######################################
Peony yang sedang duduk di sebelah lelaki yang bernama Zein itu terlihat diam saja. Dia hanya tersenyum sambil terus memandangi wajah Zein. Padahal Zein sedikit pun tidak mempedulikan tatapan mata Peony yang penuh rasa simpati.
"Lihat bos, mobil cewek-cewek itu masih saja mengejar kita!" kata sang supir yang ternyata anak buah Zein.
"Biar saja, ada tiga mobil yang sudah ku suruh untuk menghadang mereka!"
"Apa mereka teman cewek di sebelah bos?"
"Aku tidak tahu!"
"Sebenarnya aku senang mereka semua mengejar kita. Dengan begitu aku tidak perlu bersusah payah mencari mangsa wanita cantik."
"Benar juga, bos!"
"Kamu tidak usah terlalu mengebut bawa mobilnya!"
"Kenapa bos?"
"Kita harus tetap terlihat oleh mereka. agar mereka masuk perangkap yang telah aku siapkan."
"Pemikiran bos benar-benar berilyan!"
"Sudah diam. Fokus ke depan, kita langsung menuju basecamp!"
"Ok bos, siap!"
Mobil yang membawa Zein dan Peony pun terus melaju menuju sebuah basecamp yang terletak di daerah perkomplekan. Zein yang duduk di sebelah Peony terlihat senang bisa membawa pulang Peony ke basecampnya.
"Malam ini aku akan mendapatkan tambahan kekuatan dengan darah mudamu!"
"Bersiaplah sayang, kamu akan aku jadikan sesuatu yang sangat aku butuhkan!" ucap Zein sambil memegang dagu Peony. Peony pun tidak bereaksi apa-apa saat Zein memegang dagunya. Peony hanya diam membisu. Sepertinya Peony sedang dalam kendali Zein si lelaki tampan.
Mobil Zein terus meluncur yang diikuti oleh tiga mobil yang sama di belakangnya. Sedangkan mobil yang dikemudikan oleh Allamanda masih berada di urutan paling belakang.
#####################################
"Kemana keempat mobil itu menggiring kita, kak?" tanya Allamanda kepada Camelia yang duduk di sebelahnya.
"Setahuku ini arah ke perkomplekan tua!"
"Kenapa diberi nama perkomplekan tua?"
"Karena, perkomplekan itu merupakan perkomplekan tertua di kota ini."
"Apa perkomplekannya masih berpenghuni?"
"Sepertinya sudah tidak lagi."
"Kenapa?!"
"Karena, para penghuninya lebih memilih tinggal di tempat yang ramai."
"Kok, kakak tahu semua informasinya!" sela Candy yang sedari tadi mendengarkan penjelasan Camelia.
"Kakak tahu, karena kakak banyak membaca beritanya."
"Oh, ya!"
Candy pun langsung terdiam mendengar jawaban Camelia.
"Bagaimana staminamu, dek?" tanya Sakura yang berada tepat di belakang Allamanda.
"Aku baik aja, kak."
"Hati-hati membawa mobilnya!" pesan Sakura kepada Allamanda.
"Memangnya ada apa, kak?" tanya Candy yang penasaran dengan pesan Sakura.
"Tidak ada apa-apa, dek. Kan tidak ada salahnya kalau kita selalu waspada!"
Baru saja Sakura selesai bicara. Tiba-tiba, sebuah katrol besar mengangkat mobil yang sedang dikemudikan oleh Allamanda. Keempat bersaudara itu pun panik.
"Bagaimana ini, kak?" tanya Allamanda kepada Sakura yang masih terkejut dengan apa yang mereka alami.
"Aku sedang berfikir."
"Cepat kak, mobil kita sedang diputar-putar oleh orang-orang itu!" tunjuk Allamanda ke arah mobil derek dengan katrolnya yang besar.
"Kalau begitu kita keluar sekarang."
"Untuk apa?" tanya Camelia kepada Sakura.
"Kita berubah sekarang!"
"Tapi, kak Peony bagaimana?" tanya Candy.
"Dia akan kembali bersama kita, percayalah!" jawab Sakura menyakinkan ketiga adiknya.
"Ok, siap kak!" sahut Camelia, Allamanda dan Candy serentak.
Dengan cepat Sakura meminta ketiga adiknya untuk segera berubah.
"Bersiaplah!"
"Peony dengar suara kakak, berubahlah dek dimana pun kamu berada!" ucap Sakura kepada Peony melalui jam tangannya.
Mendengar perintah dari Sakura ketiga adiknya yang berada di hadapan Sakura langsung bergerak. Begitu pun dengan yang terjadi pada Peony yang sedang berada di dalam mobil Zein. Tiba-tiba saja, Peony keluar dengan cepat dari dalam mobil Zein. Dan langsung terhubung dengan Sakura dan yang lainnya.
Dengan menggunakan kekuatan lima Bunga. Five Power Flowers siap menumpas semua tindak kejahatan. Mereka pun membentuk formasi bunga.
"Kalian siap!" teriak Sakura.
"Kami FPF Five Power Flowers!"
"Siap!!!"
"Beraksi!"
"Berubahlah!"
Mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuh mereka dengan sangat lentur. Melompat dan melayang di udara dengan sangat ringan. Laksana bunga yang bermekaran. Memancarkan sinar berwarna-warni dari tubuh mereka. Juga menebarkan aroma harum bunga. Lima jenis bunga berhamburan tertiup angin di area perkomplekan tua.
Dalam seketika pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.
"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)
"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)
"The White Peony" (si putih Peony)
"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)
"The Cute Candy" (si imut Candy)
Betapa terkejutnya Sakura dan yang lainnya. Saat melihat Peony sudah berada di dalam formasi mereka.
"Kita Five Power Flowers tidak akan terpisahkan sampai kapan pun!" ucap Sakura menyemangati keempat adiknya.
Kelimanya pun langsung berlari mendekati mobil Zein dan yang lainnya. Mereka telah siap menantang Zein beserta anak buahnya. Tantangan FPF disambut oleh Zein dan anak buahnya.
Perlahan Zein keluar dari dalam mobilnya. Dia pun menunjukkan ketampanannya di hadapan FPF. Saat Zein berdiri menghadap ke arah Sakura dan keempat saudaranya. Kelimanya langsung terpesona dengan ketampanan Zein.
Sejenak Five Power Flowers terbuai dengan raut wajah Zein yang sangat mempesona. Kelimanya berdiri sambil tersenyum-senyum melihat wajah Zein yang sangat tampan. Five Power Flower tidak menyadari kalau mereka tengah berada di bawah pengaruh Zein.
Zein yang menyadari kalau kelima wanita itu tengah terlena dengan wajahnya. Dengan cepat dirinya langsung menggiring Sakura dan keempat saudaranya untuk masuk ke dalam mobilnya.
Sakura dan adik-adiknya perlahan-lahan berjalan menuju mobil Zein. Secara tiba-tiba tersentak kaget, saat kelimanya mendengar bunyi jam tangan mereka. Suara panggilan kakek Dato melalui jam tangan, telah menyadarkan mereka dari pengaruh Zein.
Sakura dan keempat saudaranya langsung mundur beberapa langkah ke belakang. Kelimanya bersiap menyerang Zein. Namun, mereka urungkan karena jam tangan Sakura kembali berbunyi.
"Kakek!"
"Terima kasih, kek!"
"Kakek menyadarkan kami berlima." Ucap Sakura mewakili keempat adiknya.
"Sama-sama." Sahut kakek Dato dari seberang sana.
Kemudian, Sakura pun mengatakan sesuatu kepada keempat adiknya.
"Jangan tergoda dengan ketampanan wajahnya!"
"Jangan pandang wajahnya!"
"Baik, kak!" sahut keempat adiknya.
"Kita serang mereka sekarang!" perintah Sakura.
Kelimanya pun bersiap menyerang Zein dan anak buahnya.
"Stop!" cegah Zein kepada kelimanya.
"Kenapa mencegah langkah kami?" tanya Sakura dengan nada ketus.
"Ha.....ha.....ha.....!"
"Dasar wanita bodoh!" maki Zein.
"Kalian sudah masuk perangkapku!"
"Ha.....ha...ha.....!"
"Oh, itu sangat tidak mungkin!" ucap Sakura.
Zein pun berlalu dari hadapan FPF dengan santai. Tidak dipedulikannya ucapan Sakura. Sakura yang geram dengan tingkah Zein langsung melompat menerjang lelaki tampan itu. Tapi, usahanya tidak berhasil. Sakura dan keempat saudaranya telah terkurung oleh jaring kawat berduri.