Five Power Flowers yang telah duduk bersila itu, langsung konsentrasi mengeluarkan kekuatan kekebalan lima bunga yang ada di dalam tubuh mereka.
Zein yang mengetahui kalau FPF bukanlah lawan yang biasa, juga langsung menambah kekuatan hitam yang dimilikinya. Seraya duduk bersila tidak jauh dari FPF duduk. Zein menempelkan kedua telapak tangannya dan meletakkannya di dadanya yang telah dibusungkannya. Lalu, dia kembali membuka mulutnya dengan sangat lebar. Dan menyemburkan aroma busuk ke arah FPF. Beriringan dengan keluarnya aroma busuk, Zein pun kembali memuncratkan gumpalan-gumpalan darah ke tubuh FPF yang tengah duduk bersila.
"Wahai, gumpalan-gumpalan darahku, gerogoti tubuh mereka hingga mereka lenyap dari muka bumi ini!"
Dengan sangat cepat gumpalan-gumpalan darah itu beranak pinak. Dan menempel dengan sangat lekat di tubuh FPF. Hingga seluruh tubuh FPF hampir dipenuhi oleh gumpalan-gumpalan darah itu.
"Terus, hisap kekuatan mereka!" teriak Zein menyuruh gumpalan-gumpalan darah yang berada di bawah kendalinya. Zein yang masih duduk bersila itu berbicara melalui mata batinnya.
Five Power Flowers yang masih duduk bersila, pun bertahan dengan tempelan gumpalan-gumpalan darah itu dan berusaha berkomunikasi melalui kontak batin.
"Kakak, kita sudah terlalu lama bertahan, bagaimana ini kak?" tanya Camelia.
"Bertahanlah dan tetap dalam posisi bertahan!" jawab Sakura.
"Untuk apa?" sahut Candy dengan nada kesal.
"Kita bisa langsung menghabisi dia!"
"Jangan gegabah!" ucap Sakura meninggi.
"Tenanglah, dek. Kita ikuti saja yang kakak perintahkan!" sambung Peony berusaha menenangkan suasana.
"Tetaplah tenang dan bertahan dengan kekebalan yang kita miliki!" ucap Allamanda.
"Tarik nafas dan tenangkan fikiran kalian. Agar kekebalan tubuh lima bunga keluar dengan sangat sempurna." Perintah Sakura kepada keempat adiknya.
Kelimanya pun kembali tenang dan kembali memusatkan fikiran mereka. Hingga kekuatan kekebalan tubuh lima bunga terus menyelimuti tubuh kelimanya.
Meskipun tubuh mereka tengah digerogoti oleh gumpalan-gumpalan darah dengan racunnya yang sangat ganas. Tapi, sedikit pun racun-racun itu tidak dapat menembus masuk ke dalam pori-pori kulit FPF.
Zein yang merasa tidak mendapatkan serangan balasan dari FPF mulai kesal. Dia terus saja memuncratkan gumpalan-gumpalan darah ke arah tubuh FPF. Hingga tubuh FPF dipenuhi oleh gumpalan-gumpalan darah tersebut.
Gumpalan-gumpalan darah terus menerus keluar dari mulut Zein. Sampai akhirnya tidak ada lagi gumpalan darah yang dapat dikeluarkan oleh Zein dari dalam mulutnya.
Dan Zein si lelaki tampan itu mulai terlihat melemah kekuatannya. Zein yang masih duduk bersila itu menundukkan kepalanya. Dia mencoba mengatur kembali pernafasannya yang tadi terkuras habis. Akibat memuncratkan seluruh gumpalan darah yang dimilikinya.
Kemudian dia pun berusaha melenturkan seluruh urat nadi di tubuhnya yang tadi sangat tegang. Namun, hal di luar dugaan menimpa Zein si lelaki tampan.
Gumpalan-gumpalan darah yang semula menempel pada tubuh FPF, secara perlahan mulai copot dan merayap menghampiri tubuh Zein.
"Hai, mengapa kalian kembali padaku?" teriak Zein dengan penuh ketakutan.
"Gerogoti tubuh kelima wanita itu!" teriak Zein kepada gumpalan-gumpalan darah yang satu persatu mulai menempel di tubuhnya.
"Jangan kalian menempel di tubuhku, pergi kalian!"
Zein berusaha bangkit dari duduknya. Dan menepis satu persatu gumpalan-gumpalan darah miliknya. Tapi, tidak bisa. Gumpalan-gumpalan darah itu menempel dengan sangat lengket di tubuh Zein.
Dengan sekuat tenaga Zein berusaha mengeluarkan tenaga dalamnya. Tapi, tidak bisa. Zein tidak bisa konsentrasi, karena gumpalan-gumpalan darah itu semakin banyak dan bertambah banyak. Gumpalan-gumpalan darah yang telah beranak pinak itu terus menggerogoti tubuh Zein dan menyebarkan racun ganas yang dimilikinya.
Zein yang kewalahan mengatasinya mulai merasakan sakit dan panas yang sangat luar biasa. Zein merasa tersiksa oleh senjatanya sendiri. Dia pun tidak tahan lagi menahan rasa pedih digerogoti oleh gumpalan-gumpalan darah.
Hingga akhirnya, Zein berguling-guling di tanah dengan kulit-kulit tubuhnya yang mulai mengelupas. Daging-daging tubuh Zein pun mulai copot sedikit demi sedikit. Keganasan gigitan dan hisapan gumpalan-gumpalan darah yang dimiliki oleh Zein. Akhirnya, kembali kepada dirinya sendiri.
Racun ganas yang ada pada gumpalan-gumpalan darah itu telah menyebar hampir keseluruh tubuh Zein yang mulai rusak terkoyak-koyak. Zein sudah tidak dapat berbuat apa pun juga. Karena, kini daging-daging tubuhnya hampir habis digerogoti oleh gumpalan-gumpalan darah miliknya.
"Kurang ajar kalian, telah menyiksaku seperti ini!"
"Aku bisa mati oleh kekuatanku sendiri!"
"Aku harus bisa bangkit dan menghabisi kalian semua!"
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa..............!"
Zein yang tengah berguling-guling di tanah itu berusaha bangkit.
"Wahai kekuatan hitamku datanglah!"
"Bantu aku yang teraniaya!"
"Kekuatan hitamku muncullah!"
"Aku budakmu meminta belas kasihmu!"
Setelah Zein berhenti berteriak, tiba-tiba saja langit berubah menjadi sangat gelap. Kilat menyambar-nyambar disertai suara gemuruh yang menggelegar. Hujan pun turun dengan sangat deras. Dan mengguyur tubuh Zein yang telah melemah.
Air hujan terus mengguyur seluruh tubuh Zein yang masih ditempeli oleh gumpalan-gumpalan darah. Guyuran air hujan itu ternyata, membuat gumpalan-gumpalan darah melumer dan mencair. Lalu, mengalir bersama dengan air hujan yang masih terus membasahi seisi bumi.
Daging-daging tubuh Zein yang semula terkoyak dari tubuhnya, secara perlahan mulai muncul kembali. Dan tubuh Zein si lelaki tampan itu berangsur-angsur kembali lagi seperti sediakala.
Hujan masih turun membasahi tubuh Zein, hingga dia kembali dapat berdiri tegap dengan tubuh yang nyaris sempurna.
"Ha.....ha.....ha.....ha.....!"
"Terima kasih kekuatan hitam."
"Aku telah kembali sepenuhnya dengan semua kekuatan hitam yang ku miliki."
"Bersiaplah hancur kalian semua!"
"Kini kekuatan hitamku telah berlipat ganda."
"Ha....ha.....ha.....ha.....!"
Tertawa Zein yang terbahak-bahak, itu akhirnya berhenti juga. Seiring dengan berhentinya hujan yang sedari turun dengan derasnya. Zein mencoba menghampiri FPF yang masih mematung dengan posisi duduk bersila. Tapi, pada saat Zein satu langkah lagi mendekati FPF.
Tiba-tiba saja, tubuhnya terpental dan jatuh beberapa langkah ke belakang. Zein kaget bukan main. Ternyata, dugaannya salah. Ia mengira kalau FPF hanya duduk bersila dan tidak melakukan apapun.
"Keparat kalian!"
"Ternyata, kalian punya benteng yang kuat!"
"Aku akan tetap menghabisi kalian berlima, hingga titik darah terakhir!"
Meskipun dalam posisi duduk bersila dan mematung. Tetapi, kekuatan yang dimiliki oleh FPF tidak bisa diremehkan. Dan itu semua telah dibuktikannya. Five Power Flowers selalu waspada dalam situasi apapun. Kekebalan tubuh lima bunga yang mereka miliki keluar dengan sangat sempurna hingga kelimanya tidak tersentuh sedikit pun oleh serangan jahat Zein.
Zein pun kembali bangkit dan melompat menerjang FPF dengan tendangan beruntun. Sedikit pun tendangan yang dilayangkan oleh Zein tidak menyentuh tubuh FPF. Justru dialah yang jatuh terlentang di tanah. Hingga tubuhnya merasakan sakit di bagian belakang.
Kegagalan yang dialami Zein tidak membuatnya jera untuk berhenti menyerang FPF. Kali ini dia justru mengeluarkan kekuatannya yang lain. Kekuatan putaran tangan hitam. Dengan cepat Zein memutar-mutar kedua tangannya, hingga mengeluarkan angin panas yang menghantam Five Power Flowers yang masih duduk