Chereads / Last Hope! / Chapter 28 - BAGIAN 28

Chapter 28 - BAGIAN 28

Perlahan gadis itu mendudukan dirinya dikursi yang sudah tersedia. Pemeriksaan pun dimulai.

"Ada keluhan?" Tanya dokter Roey ketika pemeriksaan berlangsung.

Valerie hanya menggelengkan kepalanya. Tak tahu harus bersikap apa. Ia sangat canggung dengan kondisi macam ini.

"Kulitmu dingin. Kau yakin tak ada keluhan?" ucap Roey ketika tangan mereka tidak sengaja bersentuhan.

'Itu keringat dingin.. aku gemetar berada dalam jarak sedekat ini... Kau lebih menakutkan daripada dokter Felix, tau!' Batin Valerie

"Sudah" ucap pria itu sembari membereskan peralatan yang ia pakai.

"Hanya itu?" Sahut Valerie bingung. Biasanya pemeriksaan dengan dokter Liam akan memakan waktu sekitar 30 menit atau lebih. Tapi kali ini hanya beberapa menit saja.

Apa dia memeriksa dengan sungguh sungguh?

"Kau tak ada keluhan apapun. Vitalmu juga bagus. Lalu, apalagi yang perlu diperiksa?" Katanya

"...ah aku lupa, kau harus bertemu dengan dokter haris. Kau bisa berkonsultasi dengannya. Mungkin pita suaramu habis karena tadi kau banyak berteriak" lanjutnya

'Aish... dia masih membahasnya?' batin Valerie

"Maaf soal yang tadi dok. Aku tak bermaksud menganggumu, sungguh" ucap Valerie menyadari jika dokter Roey kini sedang mencibirnya.

sedangkan pria itu hanya diam dan fokus dengan alat tulisnya. "Kau ada alergi obat?" Tanyanya

"Tidak"

"Kuberikan resep baru untukmu"

"oke"

Terlihat dokter Roey memberikan kertas dengan resep yang harus di tebus oleh Valerie.

"T-terima kasih dok" ucap Valerie segera mengambil kertas itu dan bergegas pergi. Berlama lama diruangan ini hanya akan membuatnya panas dingin.

"Gadis yang aneh. . .Tak kusangka ayah sering menghabiskan waktu dengannya" sahutnya ketika Valerie keluar dari ruangan.

Tok tok tok

Tak lama kemudian suara ketukan pintu kembali terdengar. "Masuk" titah Roey pada orang tersebut.

Valerie kembali muncul dihadapannya dan hal itu sukses membuat Roey sedikit terkejut. Pasalnya ia baru saja membicarakan Valerie kan?

'Apa dia dengar?' Pikir Roey

"Aku kelupaan sesuatu. I-ni, aku bawa kue. Karena dokter Liam sedang libur, jadi ini kuberikan padamu saja. Aku tak mungkin membawa kembali kue kue ini. Kalau begitu, sampai jumpa dok" sahut Valerie menyerahkan sekotak kue kemudian baru ia benar benar pergi dari ruangan itu.

Roey menghela nafas lega. Sesaat ia memandangi kotak warna pink yang berisikan kue itu.

'Lagi-lagi sedang menyatakan perasaan ya?' Pikirnya.

Semenjak kedatangannya kemari, memang banyak suster maupun dokter yang mengajaknya berkencan. Kebanyakan dari mereka memberikan bermacam macam bekal makanan yang mereka bawa. Sebenarnya itu seperti sebuah tanda kasih sayang, mereka ingin memulai hubungan namun tak tau harus dari mana. Tapi Roey selalu menganggap itu semua sebagai 'suapan'.

Biasanya Roey akan membagikannya pada wali dari pasien pasiennya atau pada siapapun yang lewat didepannya pada saat itu juga.

"Maaf, tapi aku tak tertarik dengan orang orang disini. Khususnya kau, Valerie Shavlyn" ia sedikit menjauhkan kotak tersebut dari hadapannya.

* * * * *

"tebusan resep atas nama Valerie" teriak resepsionis.

Segera Valerie berdiri dan mengambil obat tersebut. "aku lelah" gumamnya setelah menerima barang itu. Dipandanginya beberapa pil itu dengan tatapan lesu. Sejak kecil ia harus meminum obat yang ia tidak sukai. Rasa pahit pun sudah tidak terasa. Lidahnya sudah mati rasa sejak pertama kali ia mulai meminumnya. Tapi mau bagaimana lagi, ini satu satunya cara agar ia dapat bertahan hidup meski hanya untuk sebentar.

"bagaimana Val??? Apa kau sudah bertemu dengan doktermu?" suara suster Anna sedikit membuyarkan lamunan anak itu.

"siapa?"

"dokter Roey... bagaimana dia? Apa terdengar seperti rumor? Apa dia baik dan sopan? Bagaimana penampakannya?" sahut Suster Anna heboh.

Valerie sekedar melirik orang di sebelahnya ini. Sepertinya Suster Anna belum pernah bertemu dengannya, batin Valerie.

"tidak sama sekali. Kusarankan padamu agar jauh jauh dari orang itu. Dia pria dingin yang berhati jahat" ucap Valerie

"benarkah? Tapi suster Ryn bilang bahwa Dokter Roey sangat baik hati" sahut Suster Anna kecewa

"mungkin Suster Ryn berbohong hahaha. Pokoknya jangan pernah terlibat dengan orang itu, sus.. itu hanya saran dariku" Valerie menepuk pelan bahu Suster Anna

"aku pulang dulu ya... bye bye suster Anna" ucap Valerie pergi dari sana.

'dasar Suster Anna... padahal dia kan sudah suka dengan dokter Liam sejak dulu. apa perasaannya tidak terbalaskan? Jangan jangan Dokter Liam sudah terikat dengan orang lain? tapi... Sepertinya tidak. Dokter Liam memang ramah dan supel pada orang orang, tapi bukan berarti dia bisa membuka hatinya pada siapapun. Atau haruskah ku bantu saja? Tapi inikan urusan percintaan orang lain, memangnya boleh ya?' pikir Valerie

Brukkk!

Tanpa sadar Valerie menabrak seseorang hingga orang itu tersungkur didepannya. "maafkan aku.. aku tidak sengaja" pekik Valerie segera menolongnya

"Valerie?" panggilnya

"A-aneth? Ah maaf, aku tidak sengaja menabrakmu. Apa kau terluka?"

"tidak.. tidak apa apa Val" katanya sembari membersihkan lututnya

"apa yang kau lakukan disini? Apa kau sakit?" sahut Aneth lagi. Dengan cepat Valerie langsung menyembunyikan obatnya dibalik punggung. Ia sama sekali tak ingin orang lain. Ia benci dikasihani.

"t-tidak.. aku hanya mengunjungi temanku. Kalau kau bagaimana?" sahut Valerie

"... emm, aku ada urusan disini.. oh iya, apa kau sudah makan?"

Valerie menggelengkan kepalanya. "mau makan bersamaku?"

*

Sesekali Aneth tertawa ketika melihat Valerie memakan makanannya. Kedua pipinya menggembung seperti bakpau.

"ah maaf, jika aku tidak sopan" ucap Valerie menyadari jika dirinya kini sedang diperhatikan. Segera ia membersihkan mulutnya menggunakan tissu.

"tidak. Bagiku kau sangat menggemaskan, Val" sahut Aneth

Gadis itu tersipu malu. Baru kali ini ia disanjung oleh orang lain.

"kau mau kemana habis ini?" tanya Aneth

"aku ingin membeli baju. Aku sama sekali tidak punya dress dan nanti malam aku harus mengunjungi sebuah acara makan malam. Apa kau ada waktu senggang? Kalau ada maukah kau menemaniku? Aku sama sekali tidak paham selera yang seperti itu" jawab Valerie

"belanja ya?.... baiklah, aku setuju. Aku ada rekomendasi tempat yang bagus untuk membeli baju yang terbaru dan sedang tren dimasyarakat" sahut Aneth antusias.

Alhasil mereka mengunjungi sebuah mall dan mengelilingi seluruh bangunan besar tersebut. Toko demi toko mereka masuki dan mencoba satu persatu baju yang pas.

"bagaimana dengan ini?" tanya Valerie sambil menunjukkan sebuah rok terusan berwarna merah terang dengan motif bunga kecil berwana pink.

"kurang enak dipandang, Val. Itu malah terlihat seperti gaun orang tua. Bagaimana kalau ini? Warna kulitmu cocok jika dipadukan dengan warna hijau" jawab Aneth dengan dua baju warna hijau di tangannya.

"tidakkah terlalu mencolok warna warna itu untukku?"

"emm kau benar. Tapi bicara soal mencolok, baju yang kau pilih itu lebih mencolok daripada baju pilihanku" balas Aneth

"ahaha, sebenarnya aku hanya suka modelnya. Sayang sekali tinggal warna merah yang tersisa"

Sontak Valerie langsung mengembalikkan baju itu dan mencari model lain. Kemudian matanya beralih pada baju yang terpasang disebuah manekin. Baju dengan model terbuka dibagian atas. Baju itu menjuntai sampai diatas mata kaki, namun dengan bahan yang tipis sehingga kulitnya dapat terlihat meski hanya samar samar. Dibagian dalam terdapat furing dengan warna yang sama tapi dengan potongan yang berbeda, gunanya untuk menutup bagian tubuh yang terbuka. Furing itu hanya menutupi bagian dada hingga paha.

"bagaimana dengan itu?" tanya Valerie menunjuk baju tersebut

Aneth langsung menoleh. "tidak buruk juga. Kau mau mencobanya dulu?" tanya Aneth

Segera Valerie meminta pelayan untuk mengambilkan baju yang sama dengan ukuran yang paling kecil. Ia kemudian memasuki ruang pas dan mencoba baju tersebut.

"setelah kucoba.... kurasa aku tidak cocok" sahut Valerie pada Aneth yang tengah menunggu diluar

"apa? Kenapa?"

"entahlah, aku hanya tidak yakin saja"

"keluarlah agar aku bisa melihatnya" sahut Aneth penasaran

Perlahan Valerie membuka tirai itu dan keluar dari ruang pas. "apanya yang tidak cocok? Kau sungguh cantik dengan gaun ini" pekik Aneth

"akan kubelikan ini untukmu" sahutnya lagi.

"apa? Tidak usah. Aku tidak suka merepotkan orang lain. Lagi pula aku masih punya uang, sungguh" tolak Valerie

"aku suka membelikan seseorang hadiah. Anggap saja ini hadiah untukmu" kata Aneth segera berlari kearah kasir dan membayarnya.

'Aneth baik sekali' batin Valerie