Chereads / VIRA MORENO / Chapter 30 - 30-

Chapter 30 - 30-

Petugas wanita itu terlihat gugup saat keenam pemuda itu seakan-akan mengepung dirinya. Bulir keringat mulai memenuhi pelipisnya, ditatap intens oleh ke-enam pria tampan dengan masing-masing perawakan yang berbeda membuatnya hampir lupa cara bernafas.

"A-anu mas.. jangan maenin-"

"Iya ngerti. Ga perlu di bilangin juga." Sinis Januar

"T-tapi.."

"Apasih manis? hm?" Ujar Iyan.

Jika saja mereka tak sedang mengerjai wanita didepan mereka. Mungkin, Chino dan farras sudah siap melayangkan tinju maut karena geli mendengar tutur kata Iyan yang 'sok manly'.

wanita itu menundukkan wajahnya, kakinya seketika kaku dan nafas nya tak karuan. Beberapa gadis yang masih mengikuti rombongan Chino mulai menahan teriakan histeris, dan mengutuk perempuan beruntung itu yang di kepung oleh ke-enam pemuda tampan itu.

"anjiirrrr beruntung banget hiks." Bisik gadis berbaju kuning yang tengah memandang mereka dari jauh sembari menggigit kipas ditangannya gemas.

"Sial, coba gue yang disana."

"Foto terus Ra! jangan berenti."

"iya bacot, gila Gans banget ga nahan."

"Parah sih, mau pingsan gue."

"Duh ya tuhan gue butuh kipas !"

gadis yang memakai Hoodie pink segera menarik temannya, "Gue butuh nafas !!!"

"Woi anj, gue mimisan !" Gadis yang di panggil Ra tadi seketika memotret dengan tangan bergetar, terlihat samar-samar cairan bening keluar dari hidung nya.

"Goblok, itu ingus bukan darah."

"Mau meninggal gue." Ucapan lebay terdengar dari gadis berbaju biru

"Duh astaga, astaga, astaga !! pengen gue samperin si anjj"

"Sabar dong tutup panci !!"

"Kita dengerin dulu mereka ngomong apaan, zoom out dong Kunti ! gue Jambak lagi Lo nanti."

"Sabar dong nenek lampir !!"

Baiklah, wanita itu terlihat tak tahan lagi. Ia segera beranjak pergi tanpa basa basi. Tetapi, pergerakan tiba-tiba dari Rio membuatnya membeku.

Tangan kanannya ditahan oleh Rio, sementara Iyan dan Januar segera menghalang jalan dengan cepat. Mereka menghadang wanita itu dengan tangan dilipat.

"Mau kemana? hm?"

Para gadis dibelakang seketika berteriak histeris, "Akkkk !!! cookk !!! mau pingsan, pingsan gue bye !!"

"teruntuk mamaku tercinta, maafkan seluruh dosa-dosa anak mu."

"Mau buat surat waisat ah~"

"Kenapa umur ku secepat ini."

Para gadis yang tak jauh dari mereka berdiri menahan teriakan dengan tak elitnya. beberapa ada yang pura-pura pingsan, Mengadah kedua tangan berpura-pura berdoa, memegang dahi frustasi dan meremat erat pakaian hingga sedikit robek.

Wanita yang disentak oleh Rio segera berbalik dengan gugup, "A-ada apa? s-saya mau kembali beker-ja" ucap nya dengan suara yang mulai sedikit bergetar.

Chino maju dengan raut angkuh dan mata elang yang terfokus pada raut gugup wanita di depannya, "Berapa umur kamu?" Tanya Chino.

"D-dua puluh."

Chino memegang satu tangan wanita itu yang sempat disentak oleh Rio, "Tangan kamu halus, aku suka." Ucap Chino dengan pandangan sayu dan memikat.

Benar-benar panas, hingga rasanya wanita itu ingin menjerit dengan lantang dan keras. Bagaimana dengan para gadis dibelakang mereka? jawabannya; beberapa dari mereka benar-benar mengeluarkan darah dari hidung mereka.

"Aargghhh, gue mimisan !" Ujarnya dengan teriakan tertahan.

Chino mendekat dengan tangan yang setia menggenggam erat telapak hangat milik wanita itu. Wajahnya kentara memucat, wanita itu pun hanya dapat memejamkan mata kala mencium aroma parfum yang dikenakan oleh Chino.

'ya tuhan, cobaan apalagi ini. tapi aku suka' batinnya ngawur.

Tangan Chino mulai menggapai sisi wajah wanita itu, dengan pandangan intens ia menangkup wajah wanita itu dan mulai menarik wajahnya lembut hingga mereka benar-benar bersitatap.

Aura dominan, dengan paras dewa, mata elang tajam, rambut yang menjuntai hingga hampir menutupi matanya, seringai panas dan nakal serta jilatan bibir total membuat wanita itu menegang dengan wajah memerah.

"Hey, kesini dong natap nya." Suara deep bass bajingan milik Chino keluar. Membuat wanita itu mati-matian untuk menahan pekikan nya.

Hingga dimana, seluruh badannya bergetar dengan wajah memucat. Seragam orange dengan rok hitam mini di remas sekuat-kuatnya. Sampai pada, ia terjatuh dan semuanya menggelap.

"Lah ! Weh ! pingsan !" Iyan pertama kali berteriak panik.

"Cok, pingsan Cok !" farras yang berada di balik wanita itu segera menangkap sebagian tubuh eloknya.

"Tangkep no !" Rio memekik panik.

"Eh eh?! kok pingsan ?!" Chino berujar panik dan dengan sigap menangkap tubuh wanita itu.

"Lah? baperan amat." Cuek januar

"Fak, bawa no ! cepetan !" Irfan memekik dan kemudian berbalik dan memandu jalan menuju pos tempat wanita itu berjaga.

Beberapa gadis yang masih setia disana segera bersembunyi dan dengan cekatan mengikuti langkah kaki rombangan Chino yang menuju ke arah pos pusat informasi.

_________

Lavi dan Firda tiba di bagian pakaian wanita, sebelum rombongan Chino datang. Firda dan Lavi lebih dulu berada disana. Tempat antara beberapa rak buku dan pakaian wanita tak jauh jaraknya.

"Mau beli apaan?" Tanya Firda dengan pandangan malas.

"Mau lihat-lihat, kali aja ada yang tertarik. Lagian, sticky notes punya gue dah habis." Lavi berujar kala matanya melewati rak dimana alat tulis berbagai macam jenis berjejer rapi.

"Woaaa, lucu-lucu ya !!" Pekik Lavi.

"Eh? itu kenapa rame-rame?"

"Mana?"

"Itu?"

'Watdefak..' Batin Firda

_______

-TBC-

#alv