"FIRDA !!"
Sesaat setelah Firda berbalik, terlihat tangan nya menggenggam semacam kalung dengan bandul liontin biru tua dengan hiasan samping berupa sayap dan mata hitam di dalamnya.
Rachel berteriak heboh, berlari mendekat dan mengambil paksa liontin yang berada di tangan Firda.
Dan Firda bahkan tak terganggu sama sekali akan hal kasar yang dilakukan oleh Firda, "kenapa bisa di Firda !" Rachel masih syok dengan pandangan membulat.
Begitu pun dengan putri dan Lavi yang ikut membeo dengan tatapan bingung dan sorot mata bertanya-tanya.
"kok bisa sih? emang Firda nyari dimana aja?" tanya putri.
"kalo ga salah dia nyari di taman belakang, gym, sama dapur?" ujar nya ragu.
"hah? kan kita abis dari dapur"
"Gue abis dari gym"
"Dan suruhan ayah ku tadi abis dari semua tempat itu.."
"Jangan bilang dia mau ngambil kalung gue?!" Ujar Rachel dengan nada tinggi
Bukk
Putri memukul kepala belakang Rachel dengan bantal, "Paan sih mulut Lo, mungkin aja dia dah Nemu tapi lupa ngasih tau. bikin repot aja Lo,monyet."
Rachel hanya tertawa sumbang, dan backsound pengakhir dari mereka hanya suara nafas teratur Firda yang tengah tertidur lelap.
_______
Rio, Iyan, Chino, farras, Januar, dan Irfan tengah berada di kediaman keluarga Rio. Rio yang sedari tadi menjadi babu hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan teman-teman iblis nya.
"Buset grafik nya mulus kek paha putri." Ujar Farras.
"Gila Lo ras, sampe putri tau, dipenggal kepala Lo." Ancam Januar
"Ah ! jangan kasih tau la, Cepu Lo !" Farras berujar dengan alis bertaut.
Rio kembali menghela nafas dan mulai membaca novel kesukaan nya, Iyan dan Irfan terlihat sedang bermain kartu, sedangkan Chino, farras dan Januar tengah bermain PS5 yang bahkan Rio pun belum mencoba sesaat setelah barang nya diterima.
"Ah curang Lo guguk !"
"Demi Kerang ajaib, gue gamau lagi maen Ama Lo setan!" umpat Farras.
"Bisa diem ga sih iblis?" Teriak Rio.
"Lah ngatur" Ujar Chino, farras dan Januar serempak.
Ledakan tawa mengisi rumah luas ini, orang tua Rio hanya mampu memaklumi perbuatan teman-teman orok Rio yang tak tahu malu.
"Rio, nanti bisa beliin bunda nugget ga?" bunda Rio datang dengan perut membuncit. Kehamilan Ketiganya, membuat Rio dan kakak pertama nya sangat menjaga sang ibunda.
"Huh? iya bund"
"Sama beberapa lemon, air cuka, sama.. Ah, kayak nya bunda aja deh yang pergi. Sekalian beli stok susu hamil."
Mendengar hal itu, Chino berinisiatif mengajukan diri untuk mengawal ibunda Rio.
"Kami siap ikut Yo." Bisik Chino saat dirasa Rio ragu karena permintaan sang ibunda.
Rio kemudian mengangguk, meng-iyakan permintaan ibunda dan dibalas senyuman lembut seorang ibu.
_______
Hari ini mereka bergegas ke mall, dimana ibunda Rio bersama Rio sedang menuju lokasi menggunakan mobil, sedangkan; Januar, Chino, Iyan, Irfan, dan farras berada dibelakang menggunakan Ninja dan R15.
suara deruman 3 motor terdengar. Mengawal dari jauh iring-iringan mobil didepan yang berisi Rio dan ibu nya.
Sesaat sesudah sampai, mereka memarkirkan motor dan mobil, ibunda Rio terlihat menggemaskan dengan balutan baju oversize miliknya.
Mereka bertemu di depan pintu mall, ke-enam laki-laki itu mengawal ibunda Rio dengan senang hati. Posisi nya; Rio dan Chino berada di depan disisi kiri dan kanan. Sedangkan, farras, Iyan, Januar dan Irfan berada dibelakang.
Beberapa pasang mata fokus ke arah mereka, apalagi jajaran pemuda dengan paras tampan membuat beberapa pengunjung wanita dan gadis-gadis disana berbisik ria dengan wajah tersipu.
Bahkan mereka ada yang terang-terangan menatap mereka tanpa tahu malu, membuat Chino dan Rio hanya mampu mengulum senyum sembari melanjutkan perjalanan mereka mengawasi ibu hamil ini.
___________
"Kemana dulu bund?"
"Ke stan buah-buahan dulu gimana?"
Rio mengangguk dan mulai mengikuti arah jalan sang ibunda. Beberapa buah-buahan segar terlihat. Chino, Rio dan farras berada dibarisan depan, dan sisanya mengelilingi si ibu dengan raut wajah dingin.
Pemandangan yang benar-benar dapat membuat kaum hawa berteriak, outfit yang mereka kenakan, dan style serta gaya mereka yang memprioritaskan ibu hamil yang tengah memilah buah-buahan segar tersebut membuat mereka menahan jeritan.
Seketika stan buah yang sedang di kunjungi ibu Rio pun ramai. Ke-enam pemuda itu segera mengetatkan pengamanan, membuat pola lingkaran dengan farras dan Iyan yang melipat tangan di bagian luar.
Ibu Rio mendadak menjadi perhatian, karena dikawal oleh ke-enam pemuda tampan dengan perawakan berbeda, tetapi memiliki daya tarik yang sangat kuat.
"Duh, ibu ga nyaman, kita pindah ke sayuran aja deh." Ajak ibu Rio
Mereka berlalu, tanpa disadari kerumunan tersebut mengikuti dari jauh. Memandang dalam diam, dan mencuri pandang pada ke-enam pemuda tanggung tersebut.
"Pilih paprika atau jamur?" tanya ibu Rio
"Yang mana terserah Bu, kek nya mulai rame lagi deh" ujar Rio saat melihat kearah kiri dan kanan.
"Gas, kita pindah. Gue mulai curiga." Bisik Chino
Rio mengangguk patuh, berbisik hal serupa dan disetujui oleh sang ibu. Mereka beberapa kali berputra ke dalam mall. Dan juga beberapa kali menemukan gadis-gadis yang tengah ikut memilih barang, padahal ini adalah tempat popok bayi dan susu formula.
Chino bersemirk, ia sepertinya mendapatkan seseuatu. Sepertinya gerombolan gadis tersebut mengikuti mereka sedari tadi.
Chino mendekat ke arah gadis yang tengah memilih popok bayi, Chino menggelengkan kepala saat melihat bagaimana gugup nya gadis itu saat ia mendekat dan berada dibelakang nya.
"Hey." Sapa Chino, suara bass deep nya tedengar dan membuat gadis didepannya terperanjat.
'tipe cabe-cabean.' batin Chino
"Umur anak nya berapa Tante?" Tanya nya skeptis.
gadis didepannya pun mematung dan memucat, "Ngga kok, anu.. saya cuma--"
"gila,muda banget kamu udah jadi ibu." Iyan datang dan merangkul Chino dari arah samping, terlihat beberapa gadis yang lain tengah mengambil foto secara diam-diam.
"Ngga kok, cuma liat-liat aja.."
"Masa sih? sampe ke stan popok sama susu formula? situ masih nyusu ya?"
"pfft-" Chino dan Iyan berusaha mati-matian menahan tawa saat perkataan Januar menyela. Mulut pedas Januar dapat meng-counter segalanya.
Gadis didepannya memucat dan merasa malu, ia berlalu tanpa menghiraukan panggilan dari Chino. Niat hati tidak pergi karena berpikir Chino tertarik untuk mengajak berkenalan, malah jadi malu seperti ini.
"CHINO ! cepet sini !"
"Oke !"
______
-TBC-
#alv