Chereads / VIRA MORENO / Chapter 24 - 24-

Chapter 24 - 24-

SIANG itu Ibu dan ayah Lavi telah pulang dari acara besar yang mereka adakan. Terlihat beberapa maid dan suruhan dari ayah Lavi memenuhi bagasi mobil yang di tumpangi.

Irene datang dan memeluk Lavi dengan senyum hangat. Rachel, putri, dan Firda hanya tersenyum sebagai ucapan selamat datang.

"Gimana sekolah nya? lancar?" Tanya Irene.

"Yes, mom." Jawab Lavi dengan senyuman manis nya

"Lancar kok tan."

"Iya tan, lancar kok. Bahkan kami dapet teman baru disekolah." Terang Putri

Firda segera menoleh dengan cepat, ia melirik sinis dengan alis bertaut ke arah putri yang berpura-pura tak melihat dan hanya fokus tersenyum manis ke arah Irene.

"Oh? iya kah? coba nanti ceritain pas makan siang nanti."

Terlihat Rish yang tengah mendekat sembari merapikan jas yang ia pakai, "Ayo ke atas dulu. Badan Daddy lengket rasanya, butuh mandi." Keluh nya

Irene segera mengangguk dan memberi kode pada Putri bungsu dan beberapa temannya untuk segera ke atas, yang dibalas anggukan serempak dari mereka.

Lidah nya Kelu, pertanyaan Lavi yang berada di ujung lidah hanya tertelan dan hilang di tahan oleh nya.

Ia ingin sekali menanyakan sang kakak yang sedari tadi tak terlihat batang hidungnya, kemudian menghela nafas dan beranjak pergi.

"Mau ikut ke atas ga?" ajak Lavi.

"Oh ngga deh Vi, mau nonton bentar." Jawab Firda dengan ogah-ogahan.

"iya, gue juga vi." Rachel ikut menambahkan

"Yauda gue aja yang ke atas nih?" Tanya nya Lagi.

"Gue ! gue ikut." sela Putri

"Yauda ayo."

_________

Sesampainya dikamar, Lavi segera merebahkan diri. Terlihat putri yang tengah menaruh ponsel dan memakai beberapa skincare yang berada di meja rias miliknya.

Tatapannya menerawang jauh, otak nya serasa dipaksa berfikir keras tentang beberapa masa kelam yang ia lalui, Terpaan angin yang dingin membuat dirinya perlahan terbuai.

Mulut nya terbuka kecil, menguap dan mulai perlahan dan sedikit demi sedikit mata kecil nya menutup. Pandangan nya total menghitam, tertidur dalam buaian mimpi dan bunga tidur yang lebih menarik.

Putri yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya hanya menggeleng dan menghela nafas, krim yang menggantung ditangan nya segera ia pakai dengan sedikit demi sedikit.

Tangan nya dengan cekatan mengoles lembut beberapa krim wajah dan masker berbau Susu tercium, beberapa serum ia pakai. Menepuk-nepuk pelan pipi kenyal nya dan beberapa skincare yang lain akan ia bubuhkan di beberapa tempat.

ponsel nya berdering ribut, Beberapa pesan masuk memenuhi layar ponsel nya. Terpampang nama 'Revan' di ponselnya.

Beberapa pesan teks terlihat, putri masih menghiraukan ponsel yang berdering ribut sebanyak 43 pesan masuk dengan berbagai kata-kata yang tak ia pedulikan.

---------------

(WhatsApp)

Revan :

Woi ! apa maksudnya hah?!

Lo gila?

Dasar perempuan ga ada malu !

Revan :

Bales pesan gue Putri !

Dasar jalang sekolah !

Revan :

Sesibuk apa Lo Jual diri?

sampe pesan pacar nya ga dibaca?!

Revan :

Putri ! Gue Ga maen-maen Ama Lo !

Putri !

Revan :

Miss call (34)

Revan :

Gue tunggu Lo disekolah !

Lo bakal abis Ama gue

Ga kapok nya ya Lo sama yang kemaren?

Revan :

Kek nya Lo bener-bener mau idup Lo ancur

karena gue !

Dasar Jalang !

Bajingan

wanita brengsek

Revan :

Bangsat Lo put

PUTRI BANGSAT !

-----------

Putri yang sedari tadi melihat beberapa pesan teks masuk dan telpon yang sengaja ia setting agar Revan di reject, hanya menghela nafas berat.

Dadanya sakit, hubungan toxic dengan Revan hanya membuahkan hasil sakit hati yang amat sangat. Ia sengaja tak membicarakan ini kepada teman-teman nya.

Ia pikir jika menerima Revan, maka ia bisa terbebas dari belenggu bayang-bayang Ciko, Tapi ia salah. Hidup nya seperti tambah tak karuan karenanya.

Setelah selesai membereskan beberapa skincare milik Lavi, ia merebahkan diri setelah mematikan notifikasi chat pada ponsel nya.

Kepala nya mendadak pening, mungkin ia butuh beberapa jam beristirahat. Tubuhnya ikut lelah menghadapi beberapa masalah yang silih berganti.

_________

Tria sampai pada sebuah toko kue coklat yang ternama. Setelah diantar oleh kekasihnya, ia segera melenggang masuk dan memperhatikan dengan seksama.

Aroma coklat seketika menembus masuk pada penciumannya, beberapa pelanggan yang lain juga telihat sedang memilah beberapa camilan coklat, kue, roti, dan beberapa makanan coklat yang dibentuk sedemikian rupa.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang pelayan yang bertugas.

Ia bahkan hampir tak menyadari disebelah ujung toko kue itu terdapat beberapa meja yang dihiasi beberapa pengunjung yang sedang menyantap hidangan coklat dengan dimanjakan oleh kaca transparan yang menampilkan jalan lenggang didepannya.

Tria telihat mengangguk samar, strategi yang di buat oleh pemilik toko ini boleh juga, pikirnya.

"Saya mau minta beberapa roti coklat, coklat batangan, kue coklat, dan jangan lupa kue nya di kasih taburan marsmelloe."

Pelayan itu segera mengangguk, meminta Tria mengikuti dirinya untuk menjelajahi beberapa batang coklat.

Bingkisan yang unik berjejeran dibeberapa rak, mata liar nya tak berhenti mengamati beberapa coklat yang terlihat menarik. Sang pelayan pun menjelaskan jika cokelat-cokelat ini diantaranya di eskpor dari luar.

Mengangguk samar, ia tertarik dengan beberapa produk coklat yang berjajar disana.

"Maaf, ini mau di tulis nama apa ngga?" Tanya koki yang sedang mengambil beberapa batang buang cokelat di lemari es yang tak jauh dari tempat Tria berdiri.

"Iya kasih, Kasih nama--"

"Lavi"

____________

-TBC-

#Nm