TERIAKAN, serempak dari Rachel, putri dan Lavi membuat Firda pusing kepala. Mendadak ia tak selera untuk kembali memakan camilan favoritnya.
"arghh ! kenapa sih ! orang cuma suara panci jatoh, paling maid yang jatuhin, penakut !" Sentak Firda.
"Apasih ! kaget tau!" Adu putri.
"iya nih ! salah sendiri ngagetin." sungut Rachel
"Aelah, udah-udah. Besok mau sekolah, mending tidur. dah jam setengah 11 ini." Ujar Firda
"Yauda deh, yok tidur." Ajak Lavi
"Eh bentar, sebelum tidur. gue mau nanya, gimana kejadian di atap sekolah tadi?" tanya Rachel penasaran.
"hm? ga ada." sahut Firda pendek
"Ish Ga asik Lo !" Lempar Lavi, Rachel, dan putri bersamaan.
Firda hanya terkekeh ringan, ia mengambil beberapa biji kacang goreng dan mulai mengunyah pelan, "Gue ajak temenan aja. apalagi?"
"masa sih? gue liat, dia kek nya kusut banget. jangan bilang Lo ancem?" Tanya Rachel sengit dengan mata menyipit.
"Ah ngga, ngadi-ngadi aja Lo." kilah Firda
"Ya kah? gue ga yakin tuh." tantang Rachel
Firda merolling matanya malas, "Gausa mancing gue deh, gue bukan putri yang mudah kepancing." sulut nya
"Eh ! paansih, kok malah ke gue?" Sentak putri dengan alis bertaut.
"Gue kasian sama arsyi." Ungkap Lavi
"Gara-gara dia dibully?" tanya Rachel.
"Ya, bisa di bilang begitu"
"Gara-gara dia pendiem kan? kenapa sih emang? kek nya kalo Modelan pendiem kek gitu suka banget di bully? apa salah nya dengan mereka?" tanya putri.
"Ntah? menurut gue, mereka kurang bisa beradaptasi, lingkungan yang ga sesuai dengan keinginan, candaan yang berlebihan yang bikin ga nyaman, dan beberapa faktor yang punya kemungkinan besar tersendiri." Papar Rachel dengan jelas
"Tapi kan.. dia ga ngapa-ngapain, apa untungnya ngebully orang pendiem kek gitu?" Tanya Lavi dengan alis bertaut.
"Ntah, gue juga ga paham."
Firda yang sedari tadi menyimak hanya melempar pandangan ke langit-langit rumah mewah. ia memandang lurus dengan tatapan sedikit kosong. Menyelam ke dalam ingatan lama dimana ia pernah di bully habis-habisan.
'Mereka ga akan pernah tau.. seberapa sakit nya semua tatapan tajam, mulut kotor, dan fitnah yang berpusat pada satu orang, padahal ia tak memiliki kesalahan dalam bentuk apapun.' batin Firda mengambang
ia memejamkan mata dan menghela nafas pelan, mungkin sedikit istirahat akan membantunya melupakan kenangan buruk nya.
__________
PAGI, yang cerah. Setelah seragam sekolah mahal telah melekat, almamater merah maroon dengan sentuhan lambang sekolah di bagian dada kiri membuat kesan pemakai nya semakin berkharisma.
Firda, Rachel, Lavi dan putri berjalan beriringan. mereka terletak di bagian kelas yang berbeda.
Firda, Lavi dan Rachel terletak di kelas MIPA 1 sedangkan putri di MIPA 4. letak kelas nya pun tak terlalu jauh. mereka masih bisa bertukar kabar melalui pesan singkat jika butuh sesuatu.
Putri mengibaskan rambut panjang yang bagian bawah rambut nya yang kembali di cat. Sekarang ia mengecat rambutnya dengan warna ungu. Hanya sebagian, yaitu di bagian bawah dan poni depannya.
Rok ketat, dengan langkah mantap mereka memasuki kawasan elit sekolah mereka.
Rachel dengan kacamata bertengger manis, Stocking hitam dengan rambut dikuncir satu dan sebelah tangan nya memegang buku hariannya. cukup melambangkan seorang wanita yang pekerja keras.
Lain halnya dengan Firda. Ia memakai jaket denim, rambut yang di gerai hitam, Belt paha dengan sulur panjang yang memberi kesan 'bad girl' nya, membuat perhatian beberapa siswa dan siswi terfokus padanya. Tapi sayang, kepribadian nya yang cuek bebek membuat Firda sangat sulit di sentuh walaupun sedikit.
Lavi satu-satunya yang masih terlihat normal. Stocking putih sebatas lutut, Cardigan peach yang menenggelamkan tangannya, almamater yang disampirkan dilengannya. Dipadukan dengan rambut panjang bergelombang dengan jepitan stoberi khas miliknya.
Mereka berempat sangat terlihat kontras, tetapi pertemanan yang terjalin di antara mereka sangat tak diragukan lagi.
Istirahat bel kedua membuat Firda merasa otak nya butuh beberapa asupan segar, Paha Lavi lah yang menjadi sasaran utama nya.
Sehabis pulang dari UKS, ia berjalan dengan angkuh menuju atap sekolah. Salah satu base mereka dikala penat.
Tatapan heran, memuja, tunduk, dan beberapa pasang mata lainnya tak di gubris oleh Firda. Ponsel yang berdering menampakkan percakapan grub mereka terpampang, terlihat Rachel, putri, dan Lavi yang tengah menunggu kedatangan.
Lebih tepatnya Putri dan Rachel yang sibuk menyentak dirinya agar segera pergi bergegas dengan cepat.
Putri Cabai :
'Cepet ke sini ! atau Paha Lavi gue yang nempatin !'
Kutu Rahel :
'Tau nih, sandwich nya keburu abis tolol'
Firdaus :
'Lo ngambil keduanya, kepala Lo abis.'
Firda segera menutup telpon genggamnya dengan cepat, rahang nya sedikit mengeras. Rasanya ia tak rela membagi paha Lavi untuk kedua teman popok nya.
Sampai pada tangga lantai ketiga, ia bertemu arsyi. Terlihat arsyi sedang di kukung oleh ketiga Siswi.
Firda mendekat dan bersembunyi dengan cepat, terdengar sayup-sayup percakapan mereka.
"Lo kasih pelet apa sama Firda dan yang lain? Ampe anak kampung kek Lo masuk zona mereka?!" Bentak siswi dengan bando pita.
"Lo kalo di tanya jawab ! bego banget Lo !"
Arsyi terlihat berdarah di sudut bibirnya, Firda masih menyimak percakapan sebelum ia mengambil satu point penting.
'ketiga siswi tersebut cemburu karena ia mengajak Arsyi gabung bersama teman-teman nya.'
"Lo mau gue tampar lagi hah?! kenapa diem aja dari tadi? mau gue tampar mulut busuk Lo?!"
Siswi dengan bando pita mulai mengangkat tangannya. kedua temannya hanya diam dengan wajah sinis meremehkan, Sepertinya siswi itulah menjadi otak dibalik pembullyan ini.
Arsyi masih menunduk dengan surai menjuntai menutupi separuh wajah nya. Sampai siluet tangan terangkat, hendak memukul dirinya kembali. Ia memejamkan matanya, berusaha untuk menahan rasa sakit jika kembali menerima tamparan yang dilayangkan.
"Heh ! Siapa yang berani--"
Ucapan keras tersebut terpotong, Tangan yang siap menampar tadi seketika melayang. Firda mengambil tindakan dengan menahan pergelangan tangan gadis itu dan menggenggam erat hingga siswi tersebut meringis kesakitan.
"Lo siapa mau ngebully temen gue? hm? nantang gue Lo? leher Lo mau putus? hah?" Firda menekan kata 'teman' dan mengancam dengan raut dan tatapan yang mengerikan.
Kedua temannya hanya memucat, siswi tersebut hanya terdiam dengan badan menggigil. Firda segera menghempaskan tangan siswi tersebut dan mulai mencengkram erat kerah seragam wanita didepannya.
ia berbisik tajam di telinga siswi itu yang membuat ia langsung terduduk dengan pandangan kosong.
"Berani Lo nyentuh dia? Kehidupan Lo abis Ama gue. Gue bakal megang omongan gue. Liat aja nanti, bitch."
__________
-TBC-
#alv