Aku salah satu diantara jutaan remaja didunia yang ingin menorehkan sedikit tulisan berupa kisah penderitaan. Izinkan aku untuk meluapkan serta menuangkan segala kepedihan, cobaan, rintangan hidup dalam sebuah tulisan. Hanya dalam sebuah bentuk tulisan, aku dapat sedikit menghela nafas dengan lega.
***
Aku adalah seorang anak perempuan dari tiga bersaudara. Usiaku saat ini 17tahun dan sedang menempuh pendidikan diploma tiga analis kesehatan.
Aku terlahir dari keluarga yang bisa dibilang cukup. Ayahku bekerja sebagai wiraswasta dan ibuku sebagai ibu rumah tangga.
Mereka adalah type orang tua yang sangat over protektif. Mindset mereka yang selalu berfikir bahwa segala aktivitas yang aku lakukan adalah negatif dan menimbulkan kerugian untuk diriku sendiri serta membuat malu keluargaku.
Rasa khawatir mereka yang sangat berlebihan sehingga membuatku terpukul dan tertekan. sesekali aku berfikir "mengapa aku tidak seperti orang lain?" Yang begitu bahagia ketika mendapatkan sebuah kepercayaan dari orangtua.
Akupun paham, semua yang dilakukan oleh ayah dan ibuku semata-mata hanya ingin anaknya tidak salah dalam melangkah, tidak salah dalam bergaul, serta mampu menjaga harga diri dengan baik.
Namun untuk anak se-usiaku secara fisik dan mental sangat berat menerima segala perlakuan over protektif dari mereka. Aku hanya ingin mendapatkan sebuah kepercayaan, bukan sebuah kekangan seperti dijerat dalam penjara.
Aku juga memiliki satu orang kakak, ia sudah berkeluarga.
Sementara adikku masih duduk dibangku sekolah dasar. Kita adalah tiga bersaudara yang sangat rukun, juga sebagai anak yang bisa dibilang sangat berbakti kepada kedua orang tua.
***
Awal mula, latar belakang kehidupan keluargaku
Dulu, kehidupan ekonomi keluargaku sangat pas pasan. Untuk mendapatkan uang jajan saja, kedua orang tuaku harus menjual apa saja yang bisa dijual. seperti berbagai macam ikan, dan lainnya.
Pada saat itu, aku hanya dua bersaudara saja bersama kakak. Berhubung pada saat itu faktor ekonomi sedang tidak stabil, keadaan pun memaksa bahwa ibuku harus berangkat pergi ke negeri orang lain untuk menjadi tenaga kerja wanita(TKW).
Ibuku harus rela meninggalkan dua orang anak semata wayangnya itu. Meskipun didalamnya terdapat anak perempuannya yang sedang sakit, tapi ibuku tetap bersikeras meninggalkan indonesia hanya untuk melunasi utang piutang. karena pada saat itu utang piutang keluargaku dimana mana.
Ibuku bekerja di negeri orang lain selama 1 tahun, waktu yang seharusnya adalah 2 tahun. Berhubung majikannya mengalami kecelakaan, terpaksa ibuku harus pulang ke indonesia dengan membawa uang seadanya untuk melunasi utang piutang keluargaku.
Namun hasil jerih payah bekerja di negeri orang lain masih saja tidak berhasil untuk menutup utang piutang keluargaku, terpaksa ayah dan ibuku harus menjual rumah satu-satunya yang sedang kami tinggali untuk melunasi semua utang piutang.
Dengan izin Allah swt, utang piutang pun terbayar dengan lunas. Serta ada sisa sedikit uang yang tersisih, ayah dan ibuku membeli rumah yang sangat sederhana.
Beberapa bulan kemudian setelah menempati rumah baru yang sederhana itu, akhirnya ibuku mengandung kembali. Akupun mengetahui alasan itu, bahwa ibuku agar tidak kembali pergi ke negeri orang lain.
Karena majikan ibuku menyukainya dan ingin menikahinya, semua itu tidak terjadi. karena ibuku telah mengandung kembali, lahirlah si bayi kecil yang akan menjadi saudara kandungku.
Singkat cerita bahwa setelah keluargaku melakukan pindah rumah, seketika keajaiban seperti sedang melanda keluargaku. Rezeki yang didapatkan keluargaku mengalir seperti air deras yang tiada henti.
***
Akhirnya keluargaku mengalami kenaikan ekonomi yang sangat pesat, kita sebagai anak-anaknya merasa bangga karena telah menemani ayah dan ibu berjuang melawan cobaan hidup. serta tidak pernah mengeluh terhadap keadaan ekonomi ketika sedang berada dibawah. Sebab satu kepercayaan yang selalu menjadi pegangan teguh keluargaku
"roda kehidupan akan terus berputar"