"Assalamualaikum, Tasya." Tasya segera membuka pintu untuk Jinyoung
"Masuk, Jin." Jinyoung mengangguk dan tersenyum. Dia masuk kedalam rumah Tasya
"Bentar, ya. Gue bikinin minum dulu." Tasya membiarkan Jinyoung menunggu diruang tengah. Jinyoung mengeluarkan bukunya
Tasya kembali membawa segelas jus jeruk dan beberapa cemilan untuk Jinyoung. Tasya duduk didekatnya. Yolin keluar dari kamar dan melihat Tasya bersama Jinyoung
"Siapa, sayang?" Mereka menoleh
"Temen, mah. Mau diajarin matematika." Jinyoung tersenyum pada Yolin dan Yolin membalasnya
"Udah dibikinin minum?"
"Udah, tante." Yolin mengangguk dan pamit untuk ke dapur
"Jadi, yang mana yang lo ga ngerti?" Tasya membuka suara. Jinyoung menunjukkan bukunya pada Tasya. Tasya mengangguk setelah itu mengambil buku dan pulpen milik Jinyoung
Tasya menjelaskan dengan jelas pada Jinyoung. Beberapa kali Jinyoung mengangguk mengerti dengan penjelasan Tasya yang sangat mudah dimengertinya
Tiba tiba
"Assalamualaikum." Seseorang masuk kedalam diikuti seseorang lainnya
Haechan dan mamanya
Tasya dan Jinyoung menoleh. Haechan dan mamanya berjalan kearah mereka berdua. Pun Jinyoung menatap heran Haechan
"Eh, tante." Tasya menyalim tangan mamanya Haechan. Haechan disebelahnya juga mengulurkan tangan meminta Tasya menyalim tangannya juga. Tasya hanya menatap datar tangan itu. Eunkyung tertawa melihat Haechan yang tertolak
"Mamamu mana, sayang?"
"Ada didalam, tante. Masuk aja." Eunkyung masuk kedapur. Tersisa Haechan, Tasya, dan Jinyoung diruang tengah
Dengan santai Haechan duduk disofa seberang Tasya dan Jingyoung sambil memakan kacang yang dibawa oleh Tasya tadi. Tasya memutar bola matanya, ia pun melanjutkan mengajar Jinyoung
Tasya mendengus kesal kala Haechan terus melemparnya dengan kulit kacang. Jinyoung hanya menatap heran keduanya
"Jin, lanjut dikamar gue aja. Ada makhluk halus." Tasya menarik tangan Jinyoung menuju kamarnya. Mereka berdua duduk dikarpet berbulu dikamar Tasya
"Haechan sama mamanya ngapain kesini, Sa?" Pertanyaan yang sedari tadi Jinyoung ingin tanyakan
"Ada urusan sama mama gue mungkin." Jinyoung mengangguk mengerti
"Lo isi dulu soalnya, buat soal pertama rumusnya sama kayak yang tadi." Jinyoung mengangguk dan dia pun mengikuti sesuai perintah Tasya
Pintu terbuka menampakkan Haechan. Dia merebahkan tubuhnya dikasur Tasya
"Ngapain masuk si? Ganggu orang aja." Oceh Tasya. Entah mengapa moodnya selalu buruk jika sudah melihat wajah Haechan
"Gaboleh berduaan dikamar. Tiganya setan, biar si setan punya temen jadi gue masuk." Ucap Haechan. Tasya mendengus
Satu jam kemudian, Jinyoung hendak pamit pulang
"Makasih ya, Sa. Besok gue kesini lagi, kan?" Tasya melirik sebentar Haechan
"Gue gabisa besok, Jin. Gue mau nugas kelompok." Jinyoung mengangguk
"Yaudah, kalo gitu minggu depan gue kesini lagi. Gue pulang dulu."
"Gue luan, Chan."
"Yo."
Tasya mengantar Jinyoung hingga ke depan pintu. Cowok itu menaiki motornya kemudian melaju meninggalkan rumah Tasya
"Sayang. Haechannya mana?" Eunkyung dan Yolin keluar dari dapur. Sejak tadi mereka mengobrol disana sambil Yolin memasak
"Dikamar aku, ma."
"Ohh."
"Tasya balik kamar dulu." Yolin dan Eunkyung mengangguk. Mereka tersenyum melihat kedua anaknya yang mulai dekat, padahal nyatanya tidak. Dekat dengan Haechan saja Tasya tidak ingin berlama lama
Tasya masuk kekamar. Dia tidak memperdulikan Haechan yang berada dikasurnya. Cewek itu duduk disingle sofa kamarnya
"Kenapa tadi lo bilang mau nugas kelompok besok?" Haechan bertanya
"Masa iya gue bilang besok gue mau tunangan sama lo." Tasya ngegas
"Emang lo mau tunangan sama gue?"
"Ya ngga lah, anjing." Haechan tertawa
"Kenapa ketawa lo?"
"Ga. Lo lucu kalo lagi marah." Jawaban Haechan membuat Tasya terdiam beberapa detik. Kemudian dirinya kembali tak acuh pada cowok yang berada dikasur kesayangannya
~~~~~~~~~~~~~~~~
"Gue kabur aja kali ya, besok?" Somi, Siyeon, dan Heejin terkejut
"Gila lo." Ucap mereka bersamaan
"Besok pasti tamunya bokap lo banyak. Lo mau malu maluin dia?"
"Lagian lo mau kabur kemana? Kerumah gue? Kerumah Somi? Kerumah Heejin? Sebelum lo kabur juga mereka pasti udah tau lo mau kabur kemana."
"Ya, mau gimana lagi? Abisnya gue gamau dijodoh jodohin kek gini."
"Terima aja, Sa. Itu udah keputusan bokap lo. Lo juga gaboleh kek ginilah, sama aja lo ga ngedengerin omongan orang tua lo." Tasya terdiam. Dia sangat frustasi. Besok adalah hari pertunangannya, dia tidak ingin itu terjadi. Tapi apa daya, dia tidak bisa melakukan apa pun selain kabur dari rumah adalah ide yang melintas dikepalanya
"Tenang aja, besok kita bertiga dateng kerumah lo." Ucap Somi dari layar handphone Tasya. Mereka sedang melakukan panggilan video
"Kalian dateng juga ga akan ngebatalin pertunangan gue."
"Udahlah, lo tidur aja. Gausah dipikirin." Ucap Siyeon
"Iya, Sa. Gue juga udah ngantuk."
"Yaudah, sampe ketemu besok." Sambungan pun terputus. Tasya menyimpan macbooknya dinakas setelah itu merebahkan tubuhnya dikasur. Dia mencoba untuk tidur tapi tidak bisa karena terus terfikirkan hari esok
Sekarang sudah pukul 1 lewat 32 menit dini hari
"Apa gue kabur sekarang aja?" Tasya menggelengkan kepalanya
"Udah gila gue. Siyeon pasti udah tidur, Somi mana mau bukain gue pintu, dan Heejin pasti ngusir gue."
"Arghhh, gimana dong." Dia menenggelamkan wajahnya didalam selimut
Keesokan harinya, rumah Tasya sudah diramaikan kerabatnya. Dia sengaja tidak ingin bangun, padahal sudah pukul 8 pagi
"Tasya. Sayang. Bangun, nak." Yolin mengetuk pintu kamarnya
"Sayang. Kamu udah bangun?" Yolin terus mengetuk pintu
"Tasya?"
"Tasya. Udah mau siang, nak. Keluarga Haechan udah mau dateng." Tasya bangkit dari kasurnya kemudian membuka pintu
"Maaf ma, aku kesiangan." Yolin tersenyum, dia mengelus sayang kepala putri semata wayangnya tersebut
"Gapapa, sayang. Sekarang kamu mandi, mama pergi dulu ambilin baju kamu, ya." Tasya mengangguk. Yolin mengecup dahi cewek itu sebelum keluar dari kamarnya
Tasya pun mandi. Setelah mandi dia menunggu Yolin untuk memberikan pakaiannya. Wanita itu pun kembali dengan membawa gaun berwarna blue gray. Hanya dihiasi beberapa manik manik sederhana tapi terlihat indah jika sudah dikenakan
"Sini mama bantu kamu." Yolin membantu Tasya mengenakan gaunnya dan juga menghias wajah. Hanya make up yang simple
"Anak mama cantik banget." Yolin memuji Tasya. Tasya tersenyum pada mamanya
"Kamu tunggu disini dulu, ya. Nanti mama panggil kalo keluarganya Haechan udah dateng." Tasya mengangguk. Tiba tiba pintu terbuka dan menampakkan teman teman dari Tasya
"Assalamualaikum, tante." Mereka menyalimi tangan Yolin satu persatu
"Kalian temenin Tasya disini, ya." Mereka mengangguk. Yolin keluar dari kamar
"Ya ampun temen gue. Ciah yang mau tunangan." Tasya mencubit lengan Heejin