Para siswa berkumpul untuk makan bersama, membentuk beberapa kelompok. Haechan, Tasya, Renjun, Somi, Jeno, dan Mark duduk melingkar didepan tenda mereka. Tasya duduk diantara Mark dan Haechan
"Nih, Sa." Mark memberi telur rebus yang sudah ia kupaskan pada Tasya. Cowok itu juga membelahnya dan mengambil kuningnya. Mark tahu Tasya tidak suka makan kuning telur
Melihat itu Haechan juga melakukan hal yang sama, ia memberikan putih telurnya pada Tasya. Tasya hanya menatap cowok itu dengan heran, tapi Haechan bersikap santai dan makan dengan tenang
Setelah itu mereka menyantap makanan masing masing hingga kenyang
"Jen, tolong ambilin air dong." Ucap Tasya. Jeno mengangguk kemudian pergi mengambilkan air untuk teman temannya. Beberapa menit kemudian dia kembali dengan membawa 6 gelas aqua
Haechan mengoperkan satu pada Tasya, kemudian menusukkan pipet pada permukaan gelas tersebut. Tasya hanya mengangguk singkat dan meminum airnya
Setelah makan mereka membersihkan sisa makanan masing masing dan mengganti baju
"Enaknya ngapain nih, weh? Bosen gue." Celetuk Renjun
"Ikut gue deh."
"Kemana, bang?" Tanya Jeno heran
"Udah ikut aja." Mereka semua berdiri dan berjalan mengekori Mark. Mereka meminta izin terlebih dahulu agar tidak dicari, dan mereka diminta untuk tidak mematikan ponsel masing masing
"Ini kita lo bawa kemana sih, bang?" Mereka sudah berjalan selama lima menit tapi Mark belum juga ingin memberitahu kemana mereka akan pergi. Area camping juga sudah agak jauh
"Dikit lagi nyampe." Mereka berjalan lagi, dan akhirnya mereka tiba disebuah tempat
Terdapat danau yang indah, disebelah kiri ada air mancur yang tidak begitu tinggi. Danaunya terlihat sangat terurus, bisa dilihat kawasannya yang bersih. Tidak ada tanaman liar, airnya bersih. Juga ada satu lampu taman disudut danau
"Anjir. Darimana lo tau ada tempat beginian, bang?" Mark tersenyum
"Gue udah pernah kesini sih." Ucap Mark. Mereka duduk dipinggir danau, menikmati sejuknya angin yang menerpa tubuh mereka. Langit malam juga sangat indah
Lama mereka terdiam dengan fikiran masing masing, hingga sebuah suara mengalihkan mereka
"Ulah lo sendiri. Udah dibilangin pake lengan panjang, batu lo." Ucap Renjun. Haechan digigiti nyamuk. Ada beberapa ruam merah pada kulit tangannya
Tasya meraih tangan Haechan untuk melihatnya, tapi dia terus ingin menggaruknya
"Jangan digaruk, ntar luka." Kata Tasya. Mark yang berada disebelah mereka mengalihkan pandangannya kearah lain, tidak ingin memperhatikan pasangan tunangan itu
~~~~~~~~~~~~~~~
Mereka kembali ke area camping sebelum mereka dicari. Mark pergi ke tendanya
"Nih, taruh ditangan lo." Tasya memberi minyak telon miliknya pada Haechan
"Gosokin." Tasya merotasikan bola matanya. Dia kemudian menggosokkannya dikedua lengan Haechan
"Heh pacaran mulu lo berdua. Masuk tenda, udah disuruh tidur." Ujar Hyunjin si ketua pramuka yang kebetulan lewat disebelah mereka kemudian pergi begitu saja
Setelah itu Tasya dan Haechan masuk tenda masing masing untuk tidur. Mereka akan bangun pagi besok
"Sa, bangun woi." Somi mengguncangkan tubuh Tasya. Cewek itu mengerang sebentar dan membuka matanya
Mereka berdua keluar dari tenda. Membawa peralatan mandi. Keduanya pergi ke tempat permandian umum khusus cewek. Untungnya mereka agak pagian bangunnya jadi ga ngantri panjang
Selesai mandi, mereka kembali lagi ke tenda. Para anggota pramuka membagi bagikan sebungkus roti sandwich pada setiap siswa. Sebagai sarapan sebelum mereka pergi
Tasya memakan sandwich miliknya sambil duduk memperhatikan sekitarnya. Cukup mengenyangkan karena ukuran sandwichnya lumayan besar
Setelah itu semua siswa disuruh bersiap siap. Mereka akan mendaki bukit, mempersiapkan diri seperti memakai sepatu agar nanti tidak licin saat mendaki
Saat semua siap, mereka diberi arahan terlebih dahulu kemudian mulai berjalan. Perjalanan lumayan panjang, dan sekarang mereka mulai mendaki keatas bukit yang cukup tinggi
"Pelan pelan, Som."
Tasya menarik tangan Somi, mereka saling menahan agar tidak terjatuh. Somi beberapa kali terpeleset
"Lo didepan gue aja deh." Tasya membiarkan Somi mendahuluinya dulu. Mereka baru setengah mendaki dan rasanya sudah lumayan melelahkan tapi mereka harus tetap mendaki supaya tidak ketinggalan rombongan
Kaki Tasya tiba tiba salah berpijak pada batu, alhasil dia tergelincir. Namun dengan cepat seseorang menangkapnya dari belakang
"Hati hati. Naiknya pelan pelan aja." Itu Haechan. Tasya kembali membetulkan posisinya, berpegang pada salah satu batang pohon kecil
"Gapapa lo, Sa?" Tanya Somi, Tasya mengangguk. Mereka mendaki lagi. Haechan terus berada dibelakang Tasya
Akhirnya setelah sepuluh menit mendaki, mereka tiba diatas bukit
"Duh, cape banget anjir." Celetuk Renjun. Cowok itu duduk diatas rumput rumput
"Woi ngumpul."
Mereka berkumpul membentuk barisan
"Istirahat dulu bentar terus kita jalan lagi. Yang udah ga kuat ngomong dari sekarang, karena perjalanan kita cukup panjang. Nanti takut ada apa apa ditengah jalan." Ucap salah satu guru
Mereka beristirahat masing masing, mengumpulkan tenaga kembali. Mereka semua tampaknya sangat bersemangat untuk melanjutkan perjalanan
Limat belas menit cukup untuk istirahat sebentar. Semua siswa melanjutkan perjalanan mereka lagi, para guru memandu didepan, ada juga yang menjaga dibelakang
Melewati beberapa tanjakan dan turunan, benar benar panjang perjalanannya