Hari ini mereka pulang, Renjun ngeluh demam karna semalam pas api unggun. Ya salah sendiri, sok banget minjemin jaketnya ke Somi buat caper. Padahal mah Somi udah bawa hoodienya
"Ih, jorok banget lo anjing." Jeno memekik didalam bis. Dia melemparkan tisu milik Renjun bekas mengelap ingusnya
"Gue suruh lo buangin goblok. Kan lo deket jendela, susah gue." Ketus Renjun
"Buang sendirilah." Balas Jeno ga kalah ketus
"Yaudah tukeran. Lo disini." Mereka pun tukeran tempat duduk
Bis sepi lagi, yang ngeramein emang cuman tu anak tiga dibelakang. Siapa lagi kalo bukan Renjun, Jeno, sama Haechan. Tapi sekarang suasananya lagi sepi, pada kecapean
Tasya sama Somi udah tidur, sender senderan. Haechan berusaha untuk tidur tapi keganggu karna Renjun. Dia pindah ke kursi pojok, sendirian supaya tidurnya lebih tenang dan nyaman
Bis tiba tiba oleng, terus ada bunyi meletus. Dengan sigap si sopir langsung nginjek rem, semua siswa yang tadi udah pada tidur kebangun kaget. Termasuk Tasya sama Somi yang lagi ngelirik kesana kemari
"Kenapa, bang?" Bang sopir langsung turun buat ngecek
"Duh. Bannya bocor."
Renjun misuh misuh dibelakang karna tadi kepalanya kejedot jendela pas bis ngerem mendadak
"Kenapa, pak?" Kebetulan bis lainnya yang ada dibelakang mereka berhenti, terus salah satu guru turun
"Bannya bocor." Guru tersebut keliatan lagi ngecek keadaan didalem bis
"Kalo diganti sekarang saya ga bawa ban cadangan, kota juga masih jauh banget. Gada bengkel." Kata si abang
"Yaudah. Eh kalian, turun terus pindah kesini. Lumayan banyak yang kosong dibelakang." Semua siswa langsung turun dan pindah ke bis lainnya, yang ternyata rombongannya si Mark
"Sa." Panggil Mark pada Tasya menunjuk ke sebelahnya, kursi disebelahnya kosong
"Terus Somi?" Mark menoleh ke belakang
"Eh, Ky. Lu minggir deh, biarin si Somi duduk situ." Ucapnya pada Rocky. Cowok itu menoleh
"Eh eh, boleh kok. Buat si cantik apa sih yang enggak." Rocky langsung berdiri dan membiarkan Somi duduk dikursinya
Renjun yang kebetulan lewat disebelah mereka mendengus, padahal tadi dia mau ngajak Somi duduk bareng dibelakang
Haechan melirik sebentar Mark dan Tasya yang sedang duduk bersama sambil mengobrol lalu menyusul dua temannya ke kursi belakang
~~~~~~~~~~~
Semua siswa udah nyampe disekolah pada sore hari, dan mereka lagi pada nunggu jemputan
"Sa, gue duluan ya." Tasya mengangguk. Terus Somi langsung masuk kedalam mobil mamanya
Tidak lama kemudian Haechan ngehampirin Tasya yang lagi duduk sendirian dipos satpam
"Pulang bareng gue." Katanya
"Tunggu situ, gue ambil motor." Lalu Haechan pergi lagi, dan ga lama dia kembali dengan motornya
Tasya nenteng tasnya naik keatas motornya Haechan. Tadi emang disuruh pulang bareng sama papanya Haechan
Didepan gerbang Mark ngeliat keduanya
"Tasya ada apaansi sama adek lo?" Tanya Rocky. Mengundang rasa penasaran Changbin juga
Mereka heran yang biasanya ngeliat Tasya nempel mulu sama Mark, jadi jarang banget dan malah sering sama Haechan. Bukan cuma Rocky sama Changbin aja, seisi sekolah juga penasaran
"Ga ditikung kan lo?"
Udah, ucap Mark dalam hati. Cowok itu tersenyum simpul, tanpa menjawab pertanyaan dua temannya dia pergi setelah menepuk bahu Changbin
"Dih anjing. Kemana lo, woi. Jawab weh."
Setibanya Haechan dan Tasya dirumah, mama Yolin keluar dari rumah
"Ga mampir, Chan?"
"Engga kayaknya, ma. Nanti deh kapan kapan."
"Iya gapapa. Pasti kalian juga kecapean."
"Yaudah aku pulang dulu, ma."
"Iya, Chan." Haechan memakai kembali helm fullfacenya
"Gue pulang."
"Hm."
Setelah itu motornya mulai menjauh. Tasya masuk kedalam menghampiri mamanya
"Kamu berantem sama Haechan?"
"Hah? Engga kok."
"Kalo lagi ada masalah dibicarakan baik baik. Cerita sama mama atau papa juga gapapa, mungkin kita bisa selesaiin sama sama."
Siapa yang berantem sih? Batin Tasya
"Gada apa apa kok, ma. Aku naik dulu ya, cape banget soalnya."
"Iya, istirahat sana." Lalu Tasya berjalan menuju kamarnya
Dua hari kemudian....
Haechan: Woi
Haechan: Dmn lo
Tasya: Rmh
Haechan: Gue mau krmh lo
Tasya: Y
Sepuluh menit kemudian Haechan benar datang kerumah Tasya. Cewek itu lagi ngerjain pr matematikanya. Haechan cuma ngeliatin dari sofa, mereka ada dikamarnya Tasya
"Gue mau bantu tapi gue gatau." Kata cowok itu
"Gausah." Balas Tasya
Haechan terus menatap Tasya yang lagi fokus ngerjain tugasnya. Kalau diliat liat Tasya emang cantik banget, pantes banyak banget yang suka
"Abis itu jalan mau ga?" Tasya noleh terus ngelirik kearah jam. Jam setengah delapan
"Bentar. Dikit lagi selesai." Haechan mengangguk terus ngambil hapenya. Main pubg sambil nunggu Tasya
Sepuluh menit, "Udah." Tasya membereskan buku bukunya
"Gitu doang?" Haechan ngelirik bajunya Tasya, celana pendek selutut sama kaos agak kebesaran
"Ya enggaklah, anjir." Cewek itu pergi buat ganti baju
Setelah itu dia keluar, make jeans dan sweaternya. Ga lupa bawa tas buat naro handphone sama lipbalm
Lalu mereka keluar dari kamar, Haechan merogoh saku celananya ngambil kunci motor
"Eh ini pada mau kemana?" Mama Yolin tiba tiba datang dari arah dapur
"Keluar bentar, ma." Wanita paruh baya tersebut tersenyum mengangguk
"Hati hati ya. Jangan ngebut, Chan."
"Iya, ma. Kita pergi dulu." Lalu dua orang itu berjalan keluar rumah. Haechan naik keatas motornya, memberikan helm pada Tasya
"Kerumah Jeno dulu, gue ada urusan." Tasya cuma berdehem. Lalu dia naik keatas motor, memegang pundak cowok itu
"Jangan disitu."
"Ya terus dimana?"
"Peluk aja."
"Mau gue tendang lo?" Akhirnya Tasya berpegangan pada jaketnya, Haechan tersenyum didalam helm fullfacenya melirik Tasya dari kaca spion setelah itu menjalankan mogenya
Tasya hanya duduk terdiam disofa memandangi empat cowok didepannya
"Diem diem bae." Salah satu cowok menyenggolnya dan duduk disebelanya sambil ngunyah keripik pisangnya
"Chan." Panggilnya. Haechan menoleh
"Bentar dikit lagi." Sahut cowok itu
Mereka lagi dirumahnya Jeno. Haechan bilang sebentar doang, tapi ini udah lewat 30 menit. Keterusan maen pes bareng Renjun. Kebetulan ada Renjun sama Chenle sepupunya ikutan juga
"Santai aja, anggap rumah gue." Ucap Jeno yang tadi duduk disebelahnya