"Weh udah pulang yok. Ini kalo gini terus kemaleman kita disini. Yang masang bendera juga ini kayaknya iseng banget." Keluh Renjun Emang tu anak kerjanya daritadi ngoceh mulu, bantuin nyari juga kaga. Jalan doang dia mah
"Nanggung ini, sisa satu lagi." Tadi Jeno dapet benderanya lagi ditumpukan daun daun kering
"Udah ini aja. Dah cape juga gue, lo pada ga kasian ama gue apa?" Mereka semua akhirnya kembali
Sudah ada kelompok satu dan empat yang tiba lebih dulu, kemudian kelompoknya Somi juga sudah kembali
"Kelompok dua dapet berapa bendera?" Hyunjin maju dan ngasih benderanya ke panitia
"Cuman dua, pak."
"Kesusahan nyarinya?" Mereka mengangguk
"Gada yang luka? Jatoh?"
"Engga ada, pak. Semua aman." Panitia tadi mengangguk
"Eh bentar. Tasya mana?" Semua langsung pada ngalihin pandangan. Renjun iseng ngitung kelompoknya dan ngerasa kayak kurang, padahal tadi ada 11 sekarang tinggal ber-10
"Kan tadi barengan sama kita."
"Eh iya, njir. Ini Tasya ga ada."
"Ke tenda kali, coba cari." Jeno dan Somi disuruh untuk mengecek ke tenda Tasya tapi engga ada cewek itu disana
"Engga ada, pak."
"Coba semuanya nyari Tasya. Pencar cepet." Semuanya pada nyariin Tasya, disemua area camping Tasya ga ada
"Ini kenapa?" Mark datang bersama kelompoknya
"Tasya ga ada." Jawab Han dengan santainya
"Ko bisa?"
"Ya mana gue tau, anjir."
"Pak. Kayaknya Tasya masih ada didalem hutan, deh. Soalnya ini kita udah nyari kemana mana dianya engga ada, nomornya juga sibuk." Kata Hyunjin. Semua kelompok udah pada balik dan Tasya beneran hilang
"Kalian tunggu disini." Guru guru dan panitia lainnya masuk ke hutan buat nyari Tasya
"Tasya tadi terakhir sama kalian dimana?" Tanya Mark. Dari mukanya sih cowok itu keliatan khawatir
"Tadi sih masih ngikut pas lagi jalan, terus Jeno dapet bendera. Nah kita nyari lagi, karna semua udah pada ngeluh mau balik yaudah kita balik. Engga lama si Renjun nyadar Tasya ga ada." Jelas Hyunjin
Mark berjalan kearah Haechan dengan rahang yang tegas
"Lo gimana sih?!! Bukannya jagain Tasya." Semua pada bingung liat kedua saudara itu. Mark pergi begitu saja, sedangkan Haechan terdiam. Dia juga pergi, menuju hutan. Somi, Renjun, dan Jeno juga
"Tu anak dua kenapa dah?"
"Udah ah, bodo. Gue mau tidur, cape." Felix kembali ke tendanya
"Terus Tasya gimana?"
"Udah kita nunggu aja. Guru guru juga udah pada nyariin." Mereka sebenarnya mau ikut tapi dilarang karna udah malem banget, takut ada apa apa
"Tasya." Mark, Haechan, Somi, Renjun, dan Jeno masuk kedalam hutan buat nyariin Tasya. Mereka sebenarnya tadi udah dibilangin tapi malah batu. Masalahnya temen mereka ini
"Malem banget lagi ini. Takut dia kenapa napa." -Renjun
"Husshh, fokus nyari aja. Jun, Somi, Jeno lo bertiga nyari kesana. Chan, lo sama gue." Renjun, Somi, dan Jeno mengangguk. Mereka pergi kearah kanan, sedangkan Mark dan Haechan kearah kiri
"Gue percayain Tasya ke elo, tapi ternyata ga ada becusnya. Padahal cuma jagain doang." Ucap Mark
"Lo kalo mau memperburuk suasana nanti aja." Ketus Haechan, berjalan lebih dulu meninggalkan Mark
Haechan mendatangi semua tempat yang mereka singgahi saat melakukan misi tadi. Namun nihil, dia tidak menemukan Tasya. Hingga dia berhenti karena melihat sosok siluet cewek
"Tasya." Tasya terbaring ditumpukan daun kering, tidak sadarkan diri
"Heh, Tasya. Lo kenapa? Ini gue."
"Tasya. Weh bangun."
Mark yang mendengar suara Haechan cepat cepat menghampiri cowok itu
"Angkat cepet." Haechan mengangkat tubuh Tasya kembali ke tenda kesehatan. Melihat Haechan yang tergesah gesah siswa yang lagi duduk disekitar situ langsung membantunya
"Taruh sini." Haechan membaringkan Tasya dikasur
"Ambilin air, minyak kayu putih. Cepetan!" Guru guru yang ke hutan juga tadi langsung menuju tenda kesehatan
"Ketemu dimana?" Tanya salah satu guru
"Yang ga jauh dari kuburan itu, pak." Renjun membulatkan matanya
"Gila. Tasya maennya kejauhan njir, sampe ke kuburan." Gumamnya
"Sya. Sadar, Tasya." Mukanya dicipratin air dikit dikit biar sadar. Somi mengambil minyak kayu putih dan mendekatkannya ke hidung Tasya. Disebelahnya ada Haechan yang menggosokkan tangannya ditelapak tangan Tasya
Tidak lama Tasya bangun. Dia seperti bingung kenapa banyak orang disekitarnya, seperti dia tidak menyadari jika terjadi sesuatu
"Tasya?" Mark mendekati Tasya
"Ini pada ngapain?" Tanyanya heran
"Ini elo kan?"
"Yaiyalah. Ini kenapa si?" Cewek itu sangat bingung
"Udah udah. Tasya, mending kamu sekarang masuk tenda ya. Jangan banyak ngelamun, pikirannya jangan kosong. Banyakin zikir. Tolong anterin dia." Ucap salah satu guru membubarkan kerumunan. Somi langsung mengambil alih Tasya, pergi bersama ke tenda mereka
"Lo beneran ga inget apa apa, Sa?" Tasya menggeleng
"Emang gue kenapa si?" Dia terus penasaran karena tidak ada yang ingin memberitahunya apa sebenarnya yang terjadi
"Lo tadi ilang. Semua pada nyariin, Haechan nemu lo pingsan dideket kuburan."
"Jangan jangan lo kemasukan lagi, Sa."
"Husshh." Mereka terdiam. Renjun, Jeno, Haechan, Tasya, Somi lagi duduk didepan tenda mereka
"Gue inget dikit sih. Pas Jeno lagi ngambil bendera, gue kayak mau jalan kearah kuburan emang. Pas gue noleh lo pada udah jauh ninggalin gue, terus abis itu gue gatau ngapain lagi." Jelas Tasya
"Ih, ngeri gue." Gumam Renjun