Chapter 10 - 1.0

Tasya dan Mark tiba dimushollah. Disana sudah banyak orang juga yang sedang bersiap siap membuat syaf. Mark masuk ke syaf laki laki dan Tasya ke syaf perempuan

Tasya juga melihat Haechan dan Jeno. Salah satu guru yang menjadi imam. Imam mulai menyerukan takbir kemudian diikuti oleh para makmum

Sedangkan yang nonmuslim disuruh membersihkan sekitar area camping. Banyak sampah sampah plastik bekas, sepertinya tempat ini juga baru dipakai

Somi sedang mengumpulkan sampah sampah kering disekitar tendanya dan Tasya, ada Renjun juga yang sedang membersihkan tendanya

"Eh anjir. Liat liat dong ah." Renjun tidak sengaja melempar botol kosong dan mengenai Somi

"Eh sorry sorry, sumpah gue ga liat lo." Ucap Renjun. Somi mengelus ngelus jidatnya yang terkena tutup botol tersebut

"Lagian elo. Udah disediain tempat sampah malah dibuang sembarangan. Gada toleransinya ni orang." Somi pergi meninggalkan Renjun yang terbingung

Njir, galak. Batin Renjun

Tasya keluar dari mushollah. Dia kembali ke tenda dan tidak menemukan Somi

"Eh njun. Liat Somi, ga?" Renjun menoleh dan menggeleng

"Tadi pergi, gatau kemana." Tasya merapikan mukenah miliknya dan pergi mencari Somi. Tapi baru beberapa langkah, cewek itu udah datang

"Darimana lo?" Tanya Tasya

"Nyari minyak gosok."

"Ngapain? Masuk angin?" Somi menggeleng dan menunjuk jidatnya yang memerah

"Abis ngapain sih?"

"Kena botol." Tasya menggelengkan kepalanya kemudian menarik tangan Somi

"Adek adek, kalian kalau mau makan silahkan. Kalau perlu apa apa ke tenda sana aja, masak disana juga bisa. Udah disediain lengkap."

"Laper gue, masak yuk." Somi dan Tasya mengambil mie instan dari tenda mereka, dan mereka berjalan ke tenda yang dimaksud tadi untuk memasak. Disana juga sudah ada beberapa orang

Mark datang dan menghampiri Tasya

"Mau gue masakin?" Mark menggeleng dan tersenyum

"Gue bisa sendiri."

"Engga, biar sekalian aja." Mereka akhirnya memasak bersama. Tidak lama Haechan dan kedua temannya datang juga menghampiri Tasya

"Masakin juga dong." Tasya, Mark, dan Somi menoleh

"Masak sendiri lah, anjir."

"Kita gabisa masak."

"Mie instan doang gabisa masak sendiri."

"Udah udah. Lo sih, Chan. Ga pernah maen ke dapur makanya gatau masak." Ucap Mark mengambil tiga bungkus mie instan dari tangan adiknya tersebut

Selagi Tasya, Mark, dan Somi sibuk memasak. Haechan terus memandangi Tasya dan Mark yang kelihatan sangat dekat, bahkan tertawa bersama. Entah perasaan apa yang dia rasakan tapi hawanya terasa panas

"Gue punya nugget, gue ambil dulu." Mark pergi sebentar lalu kembali lagi. Dia memberikan bungkus nugget ayam tersebut pada Tasya. Tasya memeganginya dan Mark hendak menggunting plastiknya tapi terhentikan oleh seseorang

Haechan langsung berdiri ditengah tengah dua orang itu dan menggantikan aktifitas Mark

"Biar gue aja." Ucap cowok itu langsung menaruhnya ke wajan yang sudah ada minyaknya

"Eh, kan belum dipanasin minyaknya." Ucap Tasya. Mereka terdiam menatap Haechan

"Sorry, gue gatau." Haechan berusaha untuk menyalakan kompor tapi tidak bisa. Tasya berdecak kemudian menepis tangan cowok itu

Dengan mudah Tasya dapat menyalakannya. Haechan terus menengahi jarak Tasya dan Mark, tetapi kakaknya tersebut tidak pernah berhenti mengajak Tasya mengobrol. Percuma, Haechan tetap dianggurin

"Mau telur rebus ga lo pada?" Tanya Mark. Mereka mengangguk

Mark pergi untuk merebus beberapa telur untuk mereka. Mie instan yang dimasak Tasya dan Somi tadi sudah masak

"Ini kalo ga dibalik bisa gosong." Tasya berdiri disebelah Haechan, membalikkan nugget yang ada didalam wajan tersebut. Hanya sedikit kehitaman tapi tidak gosong

"Ambilin piring." Haechan berjalan mengambilkan piring untuk Tasya. Cewek itu memindahkan nugget yang sudah matang ke piring

Dibelakang mereka ada Renjun, Jeno, dan Somi yang memperhatikan keduanya. Sebenarnya sejak tadi mereka tahu Haechan itu cemburu sama Mark, sangat kentara

Dia tidak suka melihat kedekatan keduanya, makanya tadi tiba tiba saja cowok itu ingin membantu memasak padahal tadinya dia hanya menyuruh Tasya juga dan ngomong kalo ga bisa masak

"Masih sakit, ga? Gue beneran tadi ga sengaja." Tanya Renjun ke Somi

"Hm, ya." Mendengar percakapan keduanya membuat Jeno jadi ambigu

"Heh! Abis ngapain lu berdua? lo apain dia, njir?" Jeno menoyor kepala temannya itu yang dibalas pukulan kuat dilengannya

"Kepo aja lo!!" Jeno jadi makin ambigu, dia penasaran dengan apa yang dimaksud ucapan Renjun tadi