Tiba disekolah tanpa basa basi Tasya turun dari motor Haechan dan langsung meninggalkannya
"Dih, main tinggal aja. Bilang makasih juga kaga." Cibir Haechan
Tasya tiba dikelasnya, didalam hanya ada Baejin
"Sa, kemaren gue lewat depan rumah lo kok rame? Lagi ada acara, ya?" Tanya Baejin, Tasya sempat terdiam tapi akhirnya dia menjawab
"Iya, arisannya nyokap gue." Baejin mengangguk mengerti
"Gue ke kelas sebelah dulu, ya?" Baejin mengangguk lagi. Tasya pergi meninggalkannya, gadis itu mendatangi kelas Siyeon
"Tumben lo agak pagian." Kata Siyeon. Siyeon memang selalu datang pagi dibandingkan semua teman temannya
"Lagi mood aja." Siyeon memutar bola matanya. Tasya duduk disebelahnya
"Ga pake dasi lo?" Tasya menggeleng
"Pantes pagian." Tasya hanya menyengir konyol
"Ilang punya gue."
"Tapi tiati bentar kalo apel, nak osis matanya tajem banget."
"Kaga." Mereka melanjutkan obrolan mereka, hingga akhirnya sekolah sudah mulai ramai. Dan sebentar lagi bel akan berbunyi
Lima menit kemudian, bel berbunyi. Semua siswa disuruh untuk berkumpul dilapangan
Tasya dan Siyeon keluar, dan berpapasan dengan Heejin
"Pantes orangnya gada tapi tasnya ada." Ucap Heejin. Mereka bertiga berjalan bersama dengan siswa lainnya
Semua sudah terkumpul, mereka berbaris sesuai kelas. Tapi tidak bagi Somi, Siyeon, Tasya, dan Heejin. Mereka berkumpul dibarisan paling belakang
Tiba tiba seorang anak osis berjalan disekitar mereka, Tasya berusaha untuk bersikap santai sambil mendengarkan pengumuman yang disampaikan guru apel
"Sya, ntar pindah barisan ya."
"Mampus lo." Somi tertawa
Tasya memutar bola matanya. Dia ketahuan
"Kan udah gue bilangin." Kata Siyeon
Apel pun selesai, Tasya berpindah barisan sedangkan teman temannya kembali ke kelas. Siswa yang tidak lengkap dikumpulkan
Ada yang tidak memakai dasi, ban pinggang, tidak memasang lambang, kaos kaki pendek, dan banyak lagi. Pula dengan alasan yang bermacam macam
"Kali ini masih dikasih sanksi ringan, besok besok kalau masih ada yang ga lengkap gue catet namanya terus dilaporkan ke bk. Makanya disiplin, tau aturan sekolah kan? Apalagi ini yang kelas dua ama tiga, kasih contoh yang baik dong sama adik kelas." Ucap sang ketos
"Sekarang, kumpulin semua sampah disemua sudut sekolah. Yang kabur gue catet." Semuanya berpencar mengumpulkan sampah sampah. Cukup banyak, sangat disayangkan masih banyak yang tidak mengerti kegunaan tempat sampah. Padahal disetiap sekolah pasti sudah menyediakan tempat sampah
Tasya pergi ke sekitar kantin, disana cukup banyak plastik plastik yang berserakan. Tiba tiba seseorang muncul
"Psstt, ngapain cantik? Cantik cantik kok ngumpulin sampah." Tasya mendengus, dia tidak memperdulikan kumpulan cowok itu
"Sini gue bantuin." Jeno membantu Tasya mengumpulkan plastik plastik itu
Akhirnya selesai, berkat bantuan Jeno juga. Tasya hendak pergi tapi Jeno menahan tangannya
"Bilang apa dong, beb?"
"Gua tempeleng nih." Renjun dan Jaemin tertawa melihat Jeno
"Galak amat." Tasya memutar bola matanya setelah itu melangkah lagi
Tapi baru beberapa langkah dia terhenti lagi. Cowok didepannya menatapnya dengan intens
"Apasi, anjing. Minggir lo!" Haechan menahannya, cowok itu melepas dasinya kemudian memasangkannya pada Tasya
Entah kenapa tetapi Tasya merasa gugup, jaraknya antara Haechan cukup dekat. Sedangkan cowok itu terlihat sangat santai
"EKHEM." Haechan menatap datar ketiga teman temannya
"Masuk sana." Ucap Haechan sebelum berlalu meninggalkan Tasya yang masih cengo ditempatnya
"Eh, nyuri dasi dimana lo?" Salah satu anggota osis yang menegurnya dibarisan tadi bertanya
"Minggir ga, Lix."
"Woles napa. Gue kan nanya, ya dijawab dong." Tasya memutar bola matanya
"Bacot." Cewek itu memukul wajah Felix sebelum berjalan ke toilet untuk mencuci tangan sebelum kembali ke kelas
"Dih anjir, jorok lu babi. Tangan abis mungut sampah itu." Pekik Felix kesal sambil mengelap wajahnya
"Felix, ngomong apa kamu?" Felix langsung kicep
"E–engga bu. Maaf, bu." Felix langsung pergi