Chereads / Exulansis Girl / Chapter 4 - SUNDENLY DATING, AND SUDDENLY DISAPPEARED

Chapter 4 - SUNDENLY DATING, AND SUDDENLY DISAPPEARED

Di rumah:

-AUTHOR POV-

Pagi hari yang mendung ini Byna terbangun dari alam bawah sadarnya.

"Selamat pagi duniaaa."

Setelah Byna mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah, ia langsung turun kebawah untuk berangkat.

"Yuk Kak Rean!" Ajak Byna.

"Gak sarapan dulu?" Tanya Bunda.

"Nggak bun, di sekolah aja" jawab Byna

"Woi kak, anterin Byna dong, udah mau telat nih!" kata Byna kesal pada kak rean.

"Bacot, pacar lo nungguin diluar."

"Jangan sok tau lo ya!"

Byna langsung menengok keluar mendapati Skala yang tengah bersandar di motornya.

"Astaga, ngapain sih tuh anak!" Ucap Byna. Ia langsung membuka pintu dan berjalan ke arah Skala.

"Ey babi, ngapain lo kemari? Gue gak mesen gojek deh perasaan" Ucap Byna memastikan.

"Anjay sadis banget. Gue kemari pengen jemput monyet." Jawab Skala

"Siapa yang monyet?!"

Byna langsung menarik dan memelintir telinga Skala.

"Ah sakit... ampun kanjeng nyonyaa."

"Nah, gitu." tanpa basa basi Byna langsung naik ke motor Skala.

"Apa lagi? Naik cepet!"

"Baik nyonya."

"Dasar emak emak rempong." Gumam Skala pelan.

"Gue bisa denger,"

.

.

.

Di tengah pembelajaran Bu Siti, sebuah kertas mengenai kaki Byna.

Byna yang kebingungan langsung celingak celinguk mencari sumber kertas itu. Dan ternyata kertas itu dari Skala. Skala langsung memberikan aba aba seolah olah menyuruh Byna membaca kertas itu.

Byna yang tertawa membacanya dan akhirnya membalas surat itu.

Beberapa kali mereka berbalas pesan,

Hingga terciduk telah didapati berbalas pesan oleh Bu Siti.

"Byna ama Skala maju! Bawa kertasnya." Kata bu Siti tegas.

Byna dan Skala pun maju kedepan kelas.

"Bacakan isi kertas itu!"

"Ta, tapi bu-" Kata Byna

"Gak ada tapi tapian! Baca cepat!"

'Yuk pacaran!'

'Apasi lo anjir!"

'Yes gue diterima ><'

'Ngaco >.<'

Byna dan Skala pun membacanya di depan kelas diperhatikan oleh teman teman mereka dan ibu Siti yang tertawa.

"Oke, Byna dan Skala, sebentar keruangan Ibu. Silahkan duduk."

.

.

.

Jam istirahat Byna dan Skala langsung menuju ke ruang guru.

"Permisi.."

"Iya, Skala dan Byna masuk."

"Ada apa Bu?"

"Apa benar kalian pacaran?"

"Nggak Bu!" Bantah byna. Ia langsung menyikut perut Skala untuk ikut berbicara.

"Iya Bu, kita pacaran." Jawab skala.

"Kalian yakin dengan kalian pacaran ini, kalian bisa tetap fokus dengan pelajaran?"

"Yakin Bu." Ucap Skala percaya diri.

"Yaudah, Ibu gak bisa larang kalian, tetapi ibu akan menghukum kalian karena sudah mengganggu jam pelajaran Ibu. Silahkan berdiri seraya hormat didepan bendera sampai jam istirahat selesai." Jelas Ibu Siti tegas.

.

.

.

"Elo sih, ngapain coba ngomong kayak gitu. Malu bego! mana didepan guru lagi." Protes Byna.

"Ya mau gimana lagi, siapa coba yang gak seneng pas si doi udah terima lo."

"Apaan sih lo, sejak kapan gue nerima-" Belum sempat byna melanjutkan kata katanya, ia langsung pingsan dan untungnya skala menahan byna agar tidak terjatuh ke tanah.

Muka Byna terlihat pucat pasi, maagnya mungkin kambuh.

"Byn, lo kenapa?!" Tanya Skala khawatir

Karena Ia khawatir, Skala langsung menggendong Byna menuju ke UKS.

.

.

.

"Maag nya kambuh, mungkin dia belum sarapan tadi pagi, itu sebabnya dia pingsan." Ucap petugas UKS.

-BYNA POV-

Pelan pelan gue membuka mata, melihat sekitar yang tampak asing.

"Gue udah meninggal yak?" Tanya gue lesu.

"Byna akhirnya lo sadar, tadi lo pingsan ditengah tengah kita dihukum." Jawab skala menjelaskan.

"BYNAA LO KENAPA?!" Teriak Zela yang baru saja datang.

"Gak kenapa napa Zel, cuman biasa lah maag gue kambuh." Jawab gue menenangkan.

"Syukurlah, nih gue bawain makanan, dimakan ya! Gue ke kelas dulu, tadi cuman izin sama Bu Eni ngasih lo makan doang."

"Iya makasih Zel,"

"Skala mau disini aja nemenin byna?" Tanya Zela.

"Iya, gue minta tolong ya Zel, izinin ke Bu Eni."

"Oke sip."

.

.

.

"Makan sendiri gih." Ucap skala.

"Males ah, gak selera gue." Ucap gue menolak.

"Gak usah banyak ngomong, cepat makan!" Ucap Skala tegas.

"Iyaa Skalaa, galak amat." Gerutu gue.

Setelah makanannya habis, gue dan Skala langsung kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.

.

.

.

Nampaknya cuaca tidak mendukung hari ini, hujan gerimis mulai turun ke permukaan bumi.

"Pulang bareng yuk," Ajak Skala.

"Gak bisa K, nanti kalo gue pulang bareng lo lagi, Kak Rean ngaduin ke bunda aneh aneh."

"Ngaduin apa?" Tanya skala.

"Ngaduin kalo kita itu pacaran..."

"Kan emang iya." jawab skala

"Ih apaaan si lo, halu!" Jawab Byna, muka nya langsung memerah seperti kepiting rebus.

"Pokoknya, lo itu pacar gue. Gak ada penolakan."

"Kok gitu??!" Ucap gue tidar terima.

"Tau ah, gue pulang duluan ya, Kak Rean udah nungguin di gerbang."

"Yaudah, see u."

.

.

.

"Yuk pulang," Ucap Byna ke Kak Rean.

"Lama bener, ampe berjamur gue nungguin lo."

"Lebay! Cepetan sebelum ujan makin deres!"

"Iya iyaa bawel."

โ€ขโ€ขโ€ข

"BYNAAA BANGUNN!!! KEBIASAAN, JAM BERAPA INII?! KAK REAN UDAH MAU BERANGKAT!" Teriak Bunda dari bawah.

Byna yang tidurnya terusik karena teriakan Bunda, ia langsung membuka handphone untuk mengecek jam. Waktu menunjukkan jam 7.00 pas sepuluh menit lagi gerbang sekolahnya ditutup.

"Eh?! Gawat! Kalo gak cepet cepet gue bisa terlambat!"

Byna langsung cepat cepat mempersiapkan dirinya untuk ke sekolah, ia tidak mandi dikarenakan waktu yang tidak cukup, jadi Byna hanya mencuci muka dan menggosok giginya saja.

"Duh, Skala jemput ga ya?!" Tanya Byna pada dirinya sendiri. Ia menuruni tangga dan berjalan ke ruang makan.

"Ah sial! Gak sempat nih buat sarapan! Makan roti aja lah." Byna yang sangat tergesa gesa itu langsung mengambil dua buah roti tawar tanpa menggunakan selai.

"Bun! Byna pergi ya assalamualaikum!"

"Iyaa, Waalaikumsalam." Jawab bunda.

Byna membuka pintu pagar dan tidak melihat batang hidung skala sekalipun.

"Duh skala mana sii? Gue gimana?!"

Terlintas sesuatu di pikiran Byna. "Ah apasi! kok gue berharap dijemput sama cowok itu?! Sudahlah, gue lari aja."

Ia pun berlari mengejar waktu yang tinggal 3 menit lagi sambil memakan roti tawar yang ia ambil tadi.

Baru saja ia sampai ke depan gerbang, terlihat gerbang sekolahnya sudah di tutup dan beberapa teman nya yang terlambat sedang menunggu apel selesai agar gerbang sekolahnya dibuka kembali.

"Byna bego! Kalau aja gue gak begadang buat nonton series thai, gue gak bakalan telat gini!" Batin Byna.

.

.

.

Sampai jam pulang pun ia tidak melihat Skala. Guru guru yang mengajar pun tidak menyebut nama Skala saat di absen. Ketika ia bertanya kepada teman teman Skala jawabannya pasti selalu tidak tahu.

BYNA POV

"Apa jangan jangan gue mimpi lagi?!"

Batin gue.

Gue langsung mencubit pipi gue untuk memastikan apakah gue bermimpi atau tidak.

"Aww sakitt.. Kalau gak mimpi. Apa mungkin sekarang gue lagi di alam yang beda terus badan gue yang asli sedang koma terus Skala pergi untuk sementara ke dunia nyata.. Terus terus.." Batin gue gak karuan.

"WOI SIAPA PUN DI DUNIA NYATA SANA!!! KEMBALIIN GUE KETUBUH GUE!!!" Teriak gue sambil menunjuk nunjuk langit, ternyata banyak orang yang memperhatikan.

"Gila kali yak?"

"Idih cantik cantik, gak waras! Serem...."

Ucap beberapa orang yang memperhatikan gue.

"Skala mana..."

.

.

.

"Udah 5 hari pesan gue belum dibalas," Ucap gue lesu sambil bermain dengan lulu, kucing milik Skala yang sempat diberikan sebelum dia menghilang tanpa kabar.

"Lu, kamu tau gak? Skala dimana?"

"Meaw."

"Gue gak ngerti lo ngomong apa lulu..." Protes gue.

"Meaw meaw meaw."

"Dah lah, gue udah gila kali ya?" Tanya gue frustasi.

Tingg!

Suara pesan masuk dari handphone gue.

SKALA ๐Ÿท๐Ÿ’—

Skala๐Ÿท๐Ÿ’—

Maaf Byna, gue baru bales beberapa hari ini gue sibuk untuk lomba ke Bandung. Pembina gue ngelarang gue buat megang hp, biar tetep fokus sama lombanya. Sekali lagi sorry ya

You

Kok gak ngasih kabar?

You

Gu-gue khawatir, guru dan temen temen lo gak ngasih tau gue apa apa.

Skala ๐Ÿท๐Ÿ’—

Maap, gue yang minta biar lo gak kepikiran.

You

Justru lo kayak gitu bikin gue tambah kepikiran. Please banget kalau ada apa apa, selalu kabarin gue ya?

Skala ๐Ÿท๐Ÿ’—

Okay, Thank you udah khawatirin gue.

You

Hm, iya

Skala ๐Ÿท๐Ÿ’—

Byna, gue telepon ya? kangen suara lo nih.

You

Haha apaan sih lo

Skala ๐Ÿท๐Ÿ’—

I miss u TT

You

Yaudah! 5 menit.

Skala ๐Ÿท๐Ÿ’—

1 JAM

You

Yaudah

.

.

.

Dering handphone gue berbunyi menandakan Skala udah menelepon gue.

Gue langsung celingak celinguk melihat situasi rumah. Karena merasa tidak aman, gue berlari menuju kamar.

"Angkat ga ya? Hwehehehe." Batin gue.

โ€ขโ€ขโ€ข

"Kok angkatnya lama?" Ucap Skala dari telepon.

"So-sorry, tadi gue lagi main sama Lulu dibawah."

"Ooh, gimana kaabr Lulu sekarang?"

"Baik baik aja, kemarin sempat pengen aku kawinin sama kucing tetangga sebelah tapi dia ngamuk haha."

"Jual mahal tuh haha,"

"Iyaa."

"Ooh gituu"

"Iyaa Kal,"

Tak terasa kami sudah menelepon berjam jam, karena sudah kehabisan bahan pembicaraan gue pun memutuskan untuk mengakhiri telepon nya.