Chereads / Cinta Seperti Janjimu / Chapter 54 - Aku… akan Naik dan Bertanya Kepadanya!

Chapter 54 - Aku… akan Naik dan Bertanya Kepadanya!

Lihat, yang dikatakannya tidak salah!

Karena Li Yuan sudah berkata bahwa dia tidak perlu diopname, maka tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan oleh Gu Qiangwei.

Setelah keluar dari rumah sakit, mobil Lincoln hitam itu pun melaju dengan mulus ke Vila Jue yang berada di tengah gunung.

Namun Luo Chen yang duduk di dalam mobil masih mencemaskan satu hal.

"Tuan Qin, tuan besar…"

"Tidak perlu bilang."

Terdengar tiga kata singkat dari kursi belakang. Setelah mendengarnya Luo Chen pun menghela napas lega.

Kalau tuan besar tahu, mereka pasti tidak akan terhindar dari hukuman.

Tapi apakah hal ini bisa disembunyikan?

Memikirkannya, kekhawatiran Luo Chen pun berlanjut lagi.

"Hal ini, mungkin tidak bisa disembunyikan…"

Luo Chen belum menyelesaikan perkataannya, tetapi sorot mata Qin Sijue yang berwibawa telah menyapunya.

"Kalau aku dan kamu sama-sama tidak bicara, mengapa tidak bisa disembunyikan?"

Luo Chen tertegun, tatapan matanya secara alami mengarah kepada Gu Qiangwei yang duduk di samping Qin Sijue.

Nyonya muda bahkan tidak mengenal tuan besar, dia lebih tidak mungkin mengatakannya.

Dan sopir juga orang baru, bukan orangnya tuan besar.

Jadi bencana kali ini bisa dihindari?

Memikirkannya, akhirnya Luo Chen pun tenang.

Berikutnya pemulihan selama setengah bulan. Asal nyonya dan tuan besar tidak datang ke Vila Jue, maka luka Tuan Qin juga tidak akan ketahuan.

Tetapi, mengapa kali ini Tuan Qin mau menutupi tentang cederanya? Apakah dia kasihan terhadap mereka para bawahannya ini? Atau…

Luo Chen tiba-tiba mengarahkan pandangannya kepada Gu Qiangwei melalui kaca spion.

Apakah dia takut tuan besar menemukan nyonya muda, jadi… Tuan Qin sedang melindungi nyonya muda?

Mendengar percakapan kedua orang itu, Gu Qiangwei di samping pun kebingungan.

Dalam sekejap mobil itu telah masuk ke jalan pegunungan, dan tidak lama kemudian mereka pun tiba di Vila Jue yang megah!

Saat memasuki ruang tamu, Paman Qin si pengurus rumah datang untuk menyambut. Dia membungkuk dengan hormat kepada Qin Sijue dan Gu Qiangwei.

"Tuan dan Nyonya Muda sudah pulang."

Qin Sijue tidak bersuara dan langsung berjalan ke lantai dua, seakan-akan dia takut Paman Qin akan mendapati bahwa tangannya terluka.

Gu Qiangwei menatap punggungnya yang tinggi dan tegap, setelah beberapa saat barulah dia mengalihkan pandangannya.

Hari ini Qin Sijue terluka karena menyelamatkannya dari maut. Jadi Gu Qiangwei lagi-lagi berhutang kepadanya.

"Nyonya Muda."

Dari belakangnya terdengar suara Paman Qin.

Gu Qiangwei menoleh dan melihat Paman Qin yang tersenyum hangat, "Nyonya Muda, apakah siang ini Anda dan tuan muda makan di rumah? Kalau iya, aku akan menyuruh orang untuk menyiapkan makan siang."

Karena di hari kerja Qin Sijue sangat jarang makan siang di Vila Jue, makanya pengurus rumah juga tidak terlalu yakin.

Gu Qiangwei agak kaget mendengarnya.

Dia benar-benar tidak tahu tentang ini.

"Aku… akan naik dan bertanya kepadanya!"

Setelah itu dia pun berjalan ke arah tangga.

Di kamar utama lantai dua.

Karena salah satu lengan kemeja putihnya tadi sudah menjadi merah karena noda darah, dengan memakai mantel barulah Paman Qin tidak akan melihatnya.

Saat ini Qin Sijue sedang berdiri di depan lemari pakaian dan ingin mengganti baju putih di tubuhnya.

Tapi karena yang terluka adalah bagian lekukan lengannya, saat mengangkatnya pasti ada sedikit rasa sakit.

Ditambah lagi saat melepaskan pakaian juga harus menekuk, itu membuatnya semakin tidak mudah.

Karena kamar tidur utama ditutupi dengan karpet Persia, maka tidak ada suara langkah kaki saat Gu Qiangwei masuk.

Begitu menoleh, dilihatnya Qin Sijue yang sedang berdiri di ruangan mantel sedang berjuang untuk mengangkat lengannya. Sepertinya dia ingin melepaskan lengan kemejanya, tetapi gerakannya malah terlihat agak dipaksakan.

Mengetahui bahwa Qin Sijue terluka karena dirinya, maka secara naluriah dia pun berjalan menghampirinya.

"Biar kubantu!"

Suara yang terdengar tiba-tiba itu membuat Qin Sijue tidak bisa memalingkan pandangannya.

Saat itu, Gu Qiangwei sudah datang kepadanya.