Kemeja putih ini memang sudah tidak bisa dipakai lagi.
Gu Qiangwei sebelumnya juga belum pernah membantu pria mana pun melepaskan pakaiannya. Sekarang saat melakukannya, dia merasa agak tidak tahu harus mulai dari mana.
Tetapi setelah meredakan ketegangannya, Gu Qiangwei mengangkat tangan dan pelan-pelan menarik keluar tangan Qin Sijue yang terluka dari lengan bajunya…
Tatapan Qin Sijue yang dalam terus memandang gerakan Gu Qiangwei yang serius dan halus, semacam perasaan aneh yang tidak bisa diungkapkan muncul di dalam hatinya.
Kemeja putih itu pun terlepas. Dalam sekejap, otot dada pria yang kekar dan seksi pun hadir di depan mata Gu Qiangwei. Baginya, itu benar-benar godaan yang mematikan!
Dari dalam ke luar serta dari atas ke bawah, pria ini sempurna!
Kaya, tampan, bahkan bentuk tubuhnya pun begitu bagus!
"Eh, hari ini… terima kasih."
Setelah melepaskan bajunya, Gu Qiangwei yang mengingat bahwa dia telah menyelamatkannya dari maut pun berterima kasih dengan tulus kepadanya.
Qin Sijue menatapnya, pikirannya juga sedang mengingat kembali kejadian di depan pintu Dijue itu.
Saat melihatnya berlari ke tengah jalan, dia tidak tahu dari mana datangnya rasa sesak di dadanya, maka dia pun menerjang ke sana tanpa berpikir.
Tapi dengan segera Qin Sijue mengabaikan perasaan itu.
"Tidak perlu, aku sudah bilang, karena kamu adalah istriku, maka melindungimu adalah bagian dari urusanku."
Bagian dari urusannya?
Baiklah, dia yang seorang istri palsu ini menikmati keuntungan eksklusif yang tidak kecil.
Bisa dibilang tadi Qin Sijue mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkannya.
"Apakah lukamu benar-benar tidak apa-apa?"
Awalnya Gu Qiangwei mengira luka Qin Sijue tidak parah. Tapi tadi ketika melihatnya sangat kesulitan untuk berganti pakaian, mestinya lukanya sangat parah, kan? Mengapa tidak diopname?
"Tidak apa-apa."
Dia membuka bibir tipisnya dengan ringan, sama sekali tidak peduli dengan luka di lengannya.
"Kamu tidak suka diopname?" Gu Quangwei bertanya lagi karena penasaran.
Tetapi pria itu tiba-tiba memalingkan pandangannya dan mendekat ke wajah Gu Qiangwei, "Memangnya kamu suka?"
Gu Qiangwei terdiam, matanya yang indah menatap Qin Sijue.
Tentu saja tidak suka, tapi kalau terluka ya apa boleh buat!
"Oh ya, Paman Qin bertanya apa kamu mau makan siang di rumah?"
Melihatnya mengambil sebuah kemeja yang baru, Gu Qiangwei pun secara refleks mengulurkan tangannya, hendak membantu Qin Sijue mengenakannya.
Namun begitu tangannya menyentuh kemeja itu, seluruh tubuhnya tiba-tiba membeku.
Mengapa dia merasa seperti istri yang baru menikah? Sambil menanyakan apakah Qin Sijue mau makan siang di rumah, dia juga membantunya mengenakan pakaian. Perasaan ini benar-benar terasa… seperti itu!
Pandangan Qin Sijue awalnya tertuju ke tangan Gu Qiangwei yang membeku, kemudian matanya sedikit terangkat dan jatuh ke wajah putihnya yang bersemu merah.
Sorot matanya dalam, "Kamu ingin bagaimana?"
Gu Qiangwei mengangkat matanya, ekspresinya kaku.
Dia ingin bagaimana?
"Uh, kalau tidak ada keperluan, makan di rumah saja?"
Setelah mengatakannya, Gu Qiangwei sendiri kaget.
Mengapa dia berkata begitu?
Dia tidak bisa mengendalikan rasa malunya dan menunduk, warna kemerahan muncul di wajahnya.
"Kalau begitu makan di rumah saja."
Qin Sijue mengikuti keinginannya.
Gu Qiangwei mendongak, dalam hati dia berpikir, apakah begini caranya berinteraksi sebagai istri palsu?
Mengapa dia merasa seperti sedang melakukan sandiwara palsu?
Ehem, sepertinya dia berpikir terlalu banyak!
"Biar kubantu!"
Dalam sekejap mata lagi-lagi dilihatnya Qin Sijue yang sedang kesulitan mengenakan pakaiannya. Sekali lagi Gu Qiangwei secara naluriah mengulurkan tangan dan membantunya mengenakan kemeja yang baru.
Tok tok tok!
Terdengar suara ketukan pintu.
Setelah berganti pakaian, mereka berdua bersama-sama keluar dari ruang mantel dan melihat Paman Qin si pengurus rumah sedang berdiri di depan pintu kamar.
Begitu melihat mereka berdua, Paman Qin pun tersenyum hormat, "Tuan Muda, makan siang Anda…"
"Makan di rumah."