Di sisi lain Luo Chen sudah sangat ketakutan. Selama tiga tahun ini, selain peristiwa serangan teroris waktu itu, Tuan Qin tidak pernah terluka!
Kalau sampai ketahuan tuan besar, mereka yang sebanyak itu mungkin bahkan tidak mempunyai cukup kepala untuk dipotong!
"Tidak masalah, hanya luka kecil."
Saat menatap mata hitamnya yang gemerlapan, kemarahan Qin Sijue yang tadi pun menghilang dan digantikan oleh rasa simpati.
Luo Chen mendongak dan mengeluh dalam hati, 'Tuan Qin, luka kecil Anda itu bagi kami adalah kepala yang tak terhitung banyaknya!'
Dia bahkan tidak tahu bagaimana harus memberi penjelasan kepada tuan besar!
"Tapi…" Gu Qiangwei tanpa sadar menyentuhnya. Begitu mengenai lengan bajunya, seketika tangan mungil Gu Qiangwei yang putih bersih itu pun berlumuran darah, suaranya semakin bergetar.
"Banyak sekali darahnya, cepat ke rumah sakit!" Secara refleks dia pun menarik Qin Sijue dan secepatnya berjalan menuju ke mobil Lincoln hitam!
Entah mengapa, air mata yang jelas-jelas sudah berhenti sekarang malah mengalir semakin deras.
Mungkin dia sangat ketakutan. Bagaimana pun juga, sampai sebesar ini dia belum pernah melihat begitu banyak darah!
Tatapan mata Qin Sijue sejak awal hingga akhir tidak pernah meninggalkan wajah Gu Qiangwei. Rasa simpati itu menyentuh hatinya yang selama dua puluh enam tahun ini tidak pernah bergejolak.
Sesampainya di rumah sakit, Luo Chen tidak berani memanggil orang lain dan hanya bisa menelepon Li Yuan!
Dan Li Yuan yang menerima teleponnya itu, dia juga sangat ketakutan setelah mendengar bahwa Qin Sijue terluka. Dia pun bergegas datang secepat kilat ke bangsal pribadi Qin Sijue!
Setelah itu, tindakan penyelamatan darurat pun dilakukan!
Untung saja lukanya tidak dalam, dan Qin Sijue juga dibawa ke rumah sakit cukup tepat waktu sehingga tidak sampai kehilangan terlalu banyak darah.
Setelah membalut lukanya, akhirnya Li Yuan pun bisa bernapas lega dan mengangkat tangan untuk menyeka keringat dinginnya!
"Tuan Muda Qin, bisakah kamu jangan bermain-main dengan ini? Seandainya kamu celaka, yang terkena dampak adalah nasib semua orang di seluruh Negeri Z…"
Sebelum Li Yuan menyelesaikan perkataannya, dia menangkap sorot mata tajam Qin Sijue yang menyapu ke arahnya. Suaranya pun mendadak berhenti, sudut matanya melirik Gu Qiangwei yang masih berdiri di dalam bangsal.
Gu Qiangwei juga mendengar sedikit petunjuk dari perkataannya yang aneh itu.
Kalau Qin Sijue terluka, yang terkena adalah tubuhnya sendiri. Bagaimana bisa melibatkan nasib semua orang di seluruh Negara Z?
Melihat wajahnya yang sedikit bertanya-tanya itu, Li Yuan pun bergegas bicara, "Ehem, maksudku adalah, kalau pria sehebat kamu ini celaka, bukankah itu adalah sebuah kehilangan besar bagi orang-orang di Negara Z?"
Ternyata begitu.
Setelah berinteraksi beberapa kali, Gu Qiangwei juga tahu bahwa Li Yuan adalah orang yang agak sedikit membesar-besarkan dalam berbicara. Jadi dia juga tidak sedikit pun meragukan penjelasannya ini.
Ketika dia menoleh dan melirik Qin Sijue, kebetulan tatapan mereka lagi-lagi bertemu.
Hati Gu Qiangwei yang bagaikan seutas ujung jari itu pun agak tersentuh. Perasaan itu asing sekaligus akrab. Terutama beberapa hari ini, sepertinya setelah bertatapan dengan mata hitamnya, perasaan itu selalu tiba-tiba muncul di hatinya.
Tapi dengan segera perasaan semacam itu diabaikan olehnya, lalu dia menoleh dan memandang ke arah Li Yuan.
"Eh, lukanya tidak terlalu parah, kan?"
"Tidak, setelah darahnya dihentikan sudah tidak apa-apa. Sekarang sudah bisa pulang."
"Apa tidak perlu diopname?"
"Tidak perlu, apalagi bocah ini juga tidak bermaksud untuk diopname!" Setelah itu, Li Yuan tidak bisa menahan diri untuk menoleh, tatapannya mengarah kepada pria yang bersandar di kepala ranjang, "Bukankah begitu? Tuan Jue!"
Qin Sijue langsung mengabaikan sikap Li Yuan yang santai dan sok imut itu lalu berdiri.
"Pulang."
Diabaikan secara langsung oleh Qin Sijue, Li Yuan yang berada di belakangnya pun tidak tahan dan mengerling ke punggungnya.