Melihat ada seorang wanita yang duduk di atas tempat tidur Qin Sijue, sesaat Li Yuan mengira kalau dia sedang berhalusinasi. Matanya melebar menatap Gu Qiangwei di atas tempat tidur dengan tidak percaya.
"Hei, apa itu adalah seorang wanita?" Li Yuan menoleh dan bertanya kepada Luo Chen si asisten.
Luo Chen mengangguk-anggukkan kepalanya, "Benar, Tuan Li."
Li Yuan menoleh, tatapannya sekali lagi jatuh ke wajah Qin Sijue yang tanpa ekspresi.
Dia segera berjalan mendekatinya tanpa takut mati, "Kamu sudah normal?"
Qin Sijue tertegun setengah detik, setelah itu dia mengangkat kakinya dan menendang perut Li Yuan tanpa belas kasihan.
Buk! Li Yuan yang menerima tendangan itu tidak sempat menghindar dan jatuh begitu saja ke lantai.
"Sial! Qin Sijue, kau kejam!"
"Percaya atau tidak kalau aku bisa lebih kejam? Misalnya… membuatmu tidak bisa punya keturunan?"
"Aku percaya!" Li Yuan bangkit diam-diam dari lantai, kemudian tatapannya tertuju ke wajah Gu Qiangwei.
Saat itu Gu Qiangwei terlihat agak bingung.
Sudah ditendang tetapi pria ini malah tidak marah sedikit pun? Selain itu, apa maksudnya tadi dia mengatakan 'kamu sudah normal'?
"Apa kamu wanitanya Jue?"
Gu Qiangwei bengong.
Wanitanya Jue apa?
"Luo Chen."
"Tuan Qin."
"Ambilkan gunting."
Luo Chen terkejut.
Untuk apa mengambil gunting?
"Untuk apa kamu meminta gunting?!" Li Yuan tiba-tiba menoleh dan menatap Qin Sijue dengan waspada. Dari kata-katanya itu samar-samar terasa ada bahaya yang menekan.
Nada bicara Qin Sijue dingin, "Kamu terlalu banyak bicara."
"…"
Li Yuan mendadak menoleh dan meletakkan kotak perkakas perak di tangannya ke atas tempat tidur yang lebar, kemudian dia mengangkat tangan dan mengulurkannya ke arah Gu Qiangwei.
"Apa yang kamu lakukan?!"
Merasakan sepasang 'cakar jahat' yang terjulur ke arahnya, secara naluriah Gu Qiangwei pun mencengkeram erat pakaian di tubuhnya sambil menatap pria di depannya dengan wajah waspada!
Menghadapi kewaspadaannya, ekspresi Li Yuan pun menjadi agak kaget.
Dia ini kenapa? Apa dia menganggapnya orang mesum?
"Wanitanya Jue, permisi, apa kamu menganggapku orang mesum?"
"Memangnya bukan?" Gu Qiangwei mengabaikan kalimat yang pertama dan langsung menjawab kalimat dibelakangnya.
Li Yuan merasa diperlakukan tidak adil.
"Bibi, aku adalah seorang dokter, sekarang aku mau memeriksa lukamu!"
"…" Luka?
Saat itu barulah Gu Qiangwei ingat, saat dia kabur, dahinya memang terluka.
Secara tiba-tiba, ingatan yang kuat menyerbu ke dalam pikirannya bagaikan mimpi buruk. Dia masih tidak mengerti, mengapa Gu Shijie berbuat seperti itu.
"Hei?!"
Melihatnya yang tiba-tiba menjadi linglung, Li Yuan mengulurkan tangan dan menggoyang-goyangkannya di depan matanya.
Gu Qiangwei tersadar lalu melirik pria di depannya.
"Maaf."
Li Yuan meliriknya lalu mulai memeriksa lukanya.
Selain luka di dahinya, sepertinya tidak ada luka di bagian lain.
Saat lukanya diperiksa, aroma napas Li Yuan masuk ke hidungnya. Gu Qiangwei yang agak tidak terbiasa pun memalingkan pandangannya. Begitu mendongak, kebetulan matanya bertemu dengan tatapan tajam Qin Sijue.
Saat bertemu dengan mata Gu Qiangwei yang jernih itu, hati Qin Sijue sesaat seperti tersentuh oleh sesuatu. Perasaan yang halus itu mengguncang hatinya untuk pertama kalinya.
Namun dalam sekejap perasaan itu dengan cepat diabaikannya.
Gu Qiangwei juga sesaat berdebar dan lupa untuk mengalihkan pandangannya.
Mata pria itu seperti mengeluarkan gaya gravitasi dan membuatnya mau tidak mau hampir tertarik kepadanya.
Tapi saat itu, Qin Sijue tiba-tiba berdiri dan pergi. Luo Chen mengikuti di belakangnya.
Dalam sekejap di dalam kamar yang sepi itu hanya tersisa Gu Qiangwei dan Li Yuan.
Setelah melirik ke arah Qin Sijue menghilang, Gu Qiangwei mengangkat matanya. Saat melihat dokter di depannya itu, dia pun teringat dengan kata-kata yang diucapkannya tadi.