"Keterlaluan! Bukankah dia cuma salah menganggapmu sebagai orang lain karena terlalu banyak minum? Kamu begitu kejam, tidakkah kamu hampir membuat Shijie mati di tanganmu?!"
Gu Qiangwei belum pulih dari ketidakpedulian ayahnya, tetapi dari tangga sudah terdengar suara tajam Chen Peifang! Sepasang matanya yang murka itu sepertinya sangat ingin menelannya hidup-hidup!
Dia menoleh mengikuti arah suara, lalu menyapukan pandangannya dengan dingin sekilas kepadanya. Kemudian dia berpaling, pandangannya tertuju ke wajah Gu Zhendong.
"Jadi papa menganggap bahwa karena terlalu banyak minum, Gu Shijie salah mengira aku adalah orang lain sehingga dia berbuat begitu?" Saat berbicara lagi, ada kesedihan dalam nada suaranya yang dingin itu.
Memandang anak perempuan di depannya itu, Gu Zhendong tahu bahwa putrinya itu telah salah paham terhadap Shijie sehingga kemarahannya pun tidak terhindarkan.
"Ya, Qiangwei. Kamu jangan marah kepada adikmu lagi, ya."
"Haha…" Gu Qiangwei malah tertawa. Tawanya itu terdengar begitu suram, sampai dia sendiri bahkan tidak tahu apakah dia sedang menangis atau sedang tertawa.
Ya, sejak sepasang ibu dan anak ini masuk ke rumahnya, kapan dia pernah mempunyai tempat di hati ayahnya? Di bahkan masih mengira bahwa dengan terjadinya hal ini ayahnya pasti akan membelanya. Tapi ternyata, semuanya hanyalah angan-angannya belaka.
Melihat senyum getir di wajah putrinya itu, Gu Zhendong mengira masih ada kemarahan dan kesedihan di dalam hatinya.
Dia pun mencoba menghiburnya, "Qiangwei, adikmu terluka. Kata Mama Xu kamu yang melukainya…"
"Jadi apakah papa bermaksud untuk menghukumku untuk dia?"
Gu Zhendong terdiam, "Papa tidak bermaksud begitu."
"Kalau dihukum lalu kenapa?! Bukankah memang seharusnya begitu? Dia adalah adikmu, tapi kau sebagai kakak memperlakukannya seperti itu? Masih cemburu karena dia adalah anak laki-laki dan mengurangi kasih sayang ayahmu?!"
"Bukan mengurangi, tapi merebut! Kalau bukan karena kau dan anakmu yang mendadak muncul, mamaku juga tidak akan tiba-tiba menghilang!"
Setelah menahannya selama sepuluh tahun, saat ini Gu Qiangwei akhirnya meledak!
Dia bahkan merasa kalau ibunya sangat mungkin telah dibunuh oleh Chen Peifang!
"Qiangwei!" Baru saja Gu Qiangwei berbicara, Gu Zhendong di sampingnya sudah tidak tahan dan berseru kepadanya.
"Kau juga!"
Tanpa menunggu Gu Zhendong melanjutkan perkataannya, Gu Qiangwei tiba-tiba memalingkan kepalanya dan meraung kepada ayahnya!
"Saat karirmu dalam masalah, siapa yang selalu setia menemanimu? Mamaku! Bukan Chen Peifang! Bukankah dia hanya melahirkan anak laki-laki untukmu saja? Apakah itu telah membuatmu buta? Juga karena dia adalah anak laki-laki dan aku anak perempuan, jadi kau menganggap semua perbuatannya kepadaku hanya karena mabuk lalu salah mengira aku sebagai orang lain saja?!"
"Lalu bagaimana? Apakah kamu mau aku percaya bahwa adikmu menyerang kakaknya? Qiangwei, aku tahu kamu tidak menyukai adikmu dan Tante Chen, tapi dia adalah adikmu. Kalau bukan karena mabuk, dengan alasan apa kamu mau aku percaya bahwa seorang adik akan menyerang kakak kandungnya sendiri?"
Gu Zhendong menatap putrinya dengan wajah sedih.
Namun Gu Qiangwei tersenyum pahit.
Apa pun yang dikatakannya, ayahnya ini tidak mungkin akan berdiri di pihaknya. Sedangkan mengenai apa alasannya, tentang hal ini dia juga masih belum mengerti.
Tapi dia sangat yakin bahwa Gu Shijie semalam sama sekali tidak mabuk. Gu Shijie jelas-jelas menyebut namanya, mana mungkin dia menganggapnya orang lain?
Menghadapi ayahnya, Gu Qiangwei benar-benar kecewa.
Dia memejamkan matanya dengan sedih. Saat membukanya lagi, dia pun membuat sebuah keputusan.
Dia berbalik lalu berjalan mendekati Chen Peifang selangkah demi selangkah dengan raut wajah garang.