Begitu mendongak, dia langsung melihat ayah dan ibunya yang berjalan naik.
"Kak, aku hanya ingin menjelaskan, semalam aku mabuk, jadi…"
"Aku tidak butuh penjelasanmu, lepaskan!"
Gu Qiangwei dengan kuat menarik koper yang dipegang erat olehnya, namun tidak disangka saat itu Gu Shijie mendadak melepaskan pegangannya.
Detik berikutnya, Gu Qiangwei pun merasakan tubuhnya oleng ke belakang.
Dengan ketakutan dia pun mencoba memegangi sesuatu, namun saat mengulurkan tangannya, dia tidak menangkap apa pun.
Gu Zhendong yang sedang berjalan naik langsung melihat pemandangan itu saat mendongakkan kepalanya.
Dia pun ketakutan, "Qiangwei!"
Mendengar suara teriakan itu, Chen Peifang pun langsung mendongak dan melihat Gu Qiangwei yang jatuh berguling-guling di tangga.
"Ah!" Melihat tubuh Gu Qiangwei yang jatuh berguling ke arahnya, Chen Peifang melompat ke samping dengan kaget!
Demikianlah dia melihat Gu Qiangwei terus jatuh berguling di tangga sampai ke bawah.
"Qiangwei!"
Melihat putrinya yang tiba-tiba jatuh terguling itu, Gu Zhendong juga sangat ketakutan. Dia ingin mengulurkan tangan namun terlambat selangkah!
Demikianlah, tubuh Gu Qiangwei baru berhenti terguling setelah sampai di bagian bawah tangga.
Dan saat ini sekujur tubuhnya sudah penuh dengan luka memar.
"Hei, kamu yakin tuanmu ada di dalam?"
Di saat yang sama, Qin Sijue dan seekor anjing sedang berdiri di depan pintu kediaman Gu. Luo Chen mengikuti di belakangnya.
Mata Qin Sijue yang dingin melirik dengan curiga anjing golden retriever itu, nada bicaranya terdengar malas-malasan.
"Guk guk guk!" Seakan-akan mencium bau Gu Qiangwei, Monchi menyalak beberapa kali ke arah pintu lebih seperti sedang menjawab Qin Sijue.
Qin Sijue menoleh dan menatap Luo Chen sekilas.
Mendapat isyarat darinya, Luo Chen bergegas maju dan menekan bel pintu.
Ting Tong.
Di dalam ruang tamu, anggota keluarga Gu yang sedang sibuk hanya mendengar sebuah suara perintah.
Pembantu yang melihat pemandangan di tangga sesaat juga tidak tahu harus membuka pintu atau tidak. Matanya menatap Chen Peifang, menunggu isyarat darinya.
Namun tatapan mata Chen Peifang terkunci kepada Gu Qiangwei.
Entah apakah gadis ini sudah mati atau belum. Kalau sampai terjadi masalah, tidak boleh sampai diketahui orang luar.
Bagaimana pun juga, di bagian atas tangga tadi hanya ada Gu Shijie, anaknya.
Di saat yang penting ini, tentu saja orang luar tidak boleh dibiarkan masuk.
Bel pintu sudah berbunyi cukup lama, namun masih belum ada jawaban.
Wajah Qin Sijue dingin, sekali lagi dia menunduk dan melirik Monchi, "Kamu benar-benar yakin tuanmu ada di dalam?"
"Guk guk guk!" Monchi menyalak lagi beberapa kali.
Luo Chen di sampingnya tertegun. Dia menatap si anjing, lalu menatap Qin Sijue.
Bagaimana Tuan Qin tahu kalau anjing ini berkata bahwa tuannya ada di dalam? Apakah dia mengerti bahasa anjing?
"Tuan Qin, Anda mengerti apa yang dikatakannya?"
Qin Sijue terdiam, matanya tiba-tiba berubah menjadi dingin lalu menatap Luo Chen.
Luo Chen, "…"
"Uhuk." Luo Chen mengangkat tangannya dan terbatuk pelan.
Pandangan mata Qin Sijue sekali lagi kembali kepada Monchi, "Sudah mengantarmu sampai ke sini, kamu pikirkan saja sendiri cara untuk masuk!"
Setelah itu dia berbalik dan pergi. Namun sekilas dia melihat Monchi yang tiba-tiba berjalan ke samping dinding pembatas lalu menghilang di bawah tanaman merambat.
"Oh? Sudah masuk!"
Luo Chen mendongak dan mendapati bahwa entah kapan sosok Monchi telah sampai di dalam halaman.
Qin Sijue juga melirik mengikuti pandangannya.
Bocah ini ternyata memiliki 'jalur pribadi'?
Melirik sosok Monchi di halaman yang menghilang di pintu depan, Qin Sijue juga berbalik dan hendak pergi.
Melihatnya, Luo Chen pun segera berjalan ke depan mobil Lincoln hitam dan membukakan pintu kursi belakang untuknya.
Ketika sepatu kulit indah buatan tangan yang telah dipoles sampai mengkilat itu baru saja menjejak naik, tiba-tiba dari halaman terdengar suara gonggongan buas!