Qin Sijue mengalihkan pandangannya, tatapannya tertuju ke wajah Luo Chen.
Saat berhadapan dengan bola matanya yang dalam, Luo Chen yang tadi berhenti pun melanjutkan perkataannya, "Kemarin malam waktu kembali dari acara makan malam, Gu Shijie sepertinya agak mabuk dan hampir membuat Nona Gu…"
Sampai di sana, Luo Chen tidak meneruskan kata-katanya lagi.
Wajah Qin Sijue terlihat tenang, sepasang mata hitamnya tidak terbaca.
Detik berikutnya, pria itu berdiri lalu berjalan ke arah gerbang berukir.
…
Di lantai atas, Gu Qiangwei yang sudah bangun bermaksud untuk turun ke bawah dan pergi dari tempat ini.
Ketika dia baru berjalan sampai ke pintu, dua sosok muncul di depannya.
"Nona sudah bangun."
Melihat pria paruh baya dan seorang wanita yang kelihatannya seperti pembantu di depannya itu, Gu Qiangwei agak kaget.
"Ini pakaian Anda." Pengurus rumah berkata kepada Gu Qiangwei sambil memutar tubuhnya dan menunjuk pakaian yang tertumpuk rapi di tangan pembantu wanita itu.
Gu Qiangwei meliriknya, "Ini?"
"Tuan Muda menyiapkannya untuk Anda."
Tuan muda?
Apakah orang yang bernama Jue itu?
Dia menunduk dan melihat dirinya sendiri, dia masih mengenakan satu stel pakaian rumah pria. Walaupun celana panjangnya sudah digulung, tetapi tetap terlihat sangat besar dan longgar.
Kemarin pakaian tidur yang dipakainya waktu keluar juga telah dirobek oleh Gu Shijie si bajingan itu. Kelihatannya dia memang membutuhkan satu stel pakaian agar bisa pergi dengan nyaman.
Setelah menerima pakaian itu, Gu Qiangwei dengan sopan mengucapkan terima kasih kepada pengurus rumah, "Terima kasih."
Pengurus rumah itu tersenyum, "Sama-sama. Kalau ada yang diperlukan, Anda bisa memanggilku lagi."
Gu Qiangwei mengangguk, kemudian dia kembali ke kamar sambil membawa pakaiannya.
Setelah berganti pakaian dia pun turun ke lantai bawah. Ruang tamunya sangat luas dan mewah, tetapi Gu Qiangwei tidak berminat untuk mengaguminya.
"Anda sudah turun."
Pengurus rumah yang baru saja berjalan menuruni tangga datang ke hadapannya.
"Ehm, aku mau pergi."
"Baik. Di luar sudah disiapkan mobil untuk Anda."
Gu Qiangwei lagi-lagi terkejut.
Menyiapkan mobil untuknya?
Dia dan si Jue itu tidak saling mengenal. Bukan hanya itu, hari itu di pusat perbelanjaan dia bahkan menerobos masuk ke kamar pasnya. Dia ingat kalau waktu itu pria itu sangat marah, mengapa sekarang dia membantunya dan memperlakukannya dengan baik?
"Tidak usah, aku naik taksi sendiri saja."
Setelah itu, dia tidak lagi menghiraukan pengurus rumah dan melihat sekilas ke arah pintu. Kemudian dia langsung berjalan ke sana.
Terdengar suara si pengurus rumah di belakangnya.
"Kemungkinan Anda tidak akan bisa mendapatkan taksi."
Langkah kaki Gu Qiangwei terhenti, lalu dia menoleh dan menatap pengurus rumah dengan kening berkerut, "Tidak bisa?"
Pengurus rumah tersenyum, "Benar, tempat ini jauh dari kota. Di sini adalah rumah pribadi yang berdiri sendiri, biasanya tidak ada taksi yang datang kemari."
Gu Qiangwei kaget. Beberapa detik kemudian dia berjalan ke pintu gerbang. Benar saja, dia mendapati bahwa rumah pribadi ini berdiri di tengah gunung, sejauh mata memandang dia dapat melihat lautan dan seluruh Jingcheng.
Seberapa kaya pria itu sebenarnya?
Gu Qiangwei harus meninggalkan tempat ini, kemudian pergi melapor ke kantor polisi. Si brengsek Gu Shijie itu harus diadili!
Setelah tadi menolak kebaikan pengurus rumah, sekarang Gu Qiangwei mau tidak mau merasa agak canggung.
"Eh, anu, aku sudah merepotkan kalian."
Pengurus rumah tersenyum, "Kami hanya mematuhi instruksi dari tuan muda."
Setelah itu pengurus rumah membawa Gu Qiangwei ke halaman.
Setelah memberitahu sopir alamatnya, setengah jam kemudian Bentley hitam itu berhenti di depan kantor polisi.
"Terima kasih."
Setelah berterima kasih kepada sopir, tidak lama kemudian Bentley hitam itu pun menghilang ke dalam arus kendaraan yang tiada akhir.
Gu Qiangwei berbalik dan berjalan memasuki pintu kantor polisi.
"Aku mau membuat laporan!"
Polisi agak kaget melihat Gu Qiangwei yang datang dengan agresif.
"Nona Gu, bukan? Kamu bilang, adik tirimu, mencoba… berbuat tidak senonoh kepadamu?"