Chereads / LOSING YOU / Chapter 29 - LOSING YOU - Mak Lampir

Chapter 29 - LOSING YOU - Mak Lampir

Peyvitta tengah melangkahkan kakinya dengan langkah yang cukup cepat sambil menggerutu tidak jelas. Peyvitta sekarang berniat untuk membersihkan dirinya yang sudah bercampur dengan minuman berperisa blueberry itu.

Peyvitta merasa kalau wajahnya sudah terasa begitu lengket. Peyvitta merasa begitu kesal sama kelakuan Kakak kelasnya itu. Peyvitta merasa kalau sekarang dirinya sudah harus ganti baju.

Bufh

"Ah! Lo jalan bisa liat-liat gak sih! Matanya gunain kalau jalan, jangan cuma kaki! Ah!" sembur Peyvitta saat dirinya baru saja bertabrakan dengan seseorang.

Peyvitta marah-marah sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan dan juga seragamnya yang memang sedari tadi seolah sedang dia bersihkan, meski tidak membuahkan hasil apa pun.

Orang yang sekarang sedang berada di hadapan Peyvitta menjadi memperhatikan Peyvitta dengan tatapan yang tanda tanya. Orang itu tanda tanya kenapa Peyvitta bisa sampai marah-marah seperti ini.

"Lo gak salah memarahi orang?" tanya orang itu dengan nada yang terdengar cukup datar.

Peyvitta dengan seketika terdiam mematung. Peyvitta merasa kenal akan suara itu. Peyvitta akhirnya memilih untuk menaikkan pandangannya.

"Kak Dev?"

Peyvitta terdiam sambil memperhatikan Devian dengan tatapan yang cukup serius dan setengah kaget. Peyvitta tidak melihat terlebih dahulu siapa orang yang sudah bertabrakan dengan dirinya.

"Lo memarahi gue?" tanya Devian. Devian menjadi penasaran akan hal ini.

"Eh-h bukan gitu Kak, aku gak liat kalau itu Kak Dev. Aku lagi kesel soalnya, hehe. Maaf ya Kak," ucap Peyvitta. Peyvitta merasa tidak enak sudah marah-marah tidak jelas kepada Devian.

Devian memperhatikan Peyvitta. Devian merasa ada sesuatu yang aneh dengan Peyvitta, tapi dirinya belum sadar akan apa yang berbeda dari Peyvitta sekarang.

"Seragam lo kenapa?"

Devian tanda tanya akan apa yang sudah terjadi sehingga membuat seragam Peyvitta menjadi seperti ini. Devian sekarang tahu apa yang membuat matanya merasa ada sesuatu yang aneh dengan Peyvitta.

Semua itu terjadi, karena seragam yang Peyvitta gunakan sekarang terlihat dipenuhi oleh noda biru muda dari minuman rasa blueberry itu.

Peyvitta mendengkus kesal. "Tuh tadi disiram Mak Lampir," jawab Peyvitta dengan nada yang terdengar begitu kesal, tapi terdengar begitu polos saat Peyvitta mengatakan kalau orang yang sudah menyiramnya adalah Mak Lampir.

Devian mengernyitkan keningnya. Devian tidak tahu siapa sosok Mak Lampir yang sudah Peyvitta maksud dalam kalimatnya dan Devian tidak tahu apa alasan yang membuat Peyvitta bisa disiram oleh orang itu.

"Intinya tadi aku habis bertengkar sama Kakak kelas gak jelas, eh ujung-ujungnya dia nyiram aku deh." Peyvitta akhirnya menjelaskan secara singkat apa yang sudah dirinya alami tadi.

"Lo diem aja?" tanya Devian. Devian memperkirakan kalau Peyvitta memilih untuk diam begitu saja, sebab mereka berhasil menyiram Peyvitta.

Peyvitta dengan seketika langsung menggelengkan kepalanya. "Ya enggak lah, awalnya kan adu mulut sama mereka dan akhirnya aku gak tahu kalau dia akan menyiram aku. Jadi, sekarang aku setengah bercampur sama minuman." Peyvitta berucap dengan begitu santai.

Semula Peyvitta terlihat begitu emosi sampai akhirnya dia bertabrakan dengan seseorang saja langsung dia marahi, tapi sekarang Peyvitta justru terlihat begitu santai, bahkan seolah menganggap kalau apa yang sudah dia alami tadi hanya sebuah kejadian yang menurutnya sedikit lucu.

"Siapa orangnya?" Devian bertanya dengan nada yang terdengar begitu datar.

Peyvitta dengan seketika langsung menatap Devian dengan cukup serius. "Kak Dev mau apa?" tanya Peyvitta.

Peyvitta mendadak merasa curiga akan alasan yang membuat Devian menanyakan siapa orang yang sudah melakukan ini pada dirinya.

"Siapa orang yang sudah menyiram lo?" tanya Devian lagi.

Devian lebih memilih untuk kembali menanyakan siapa orang yang sudah berani menyiram Peyvitta, dibandingkan dengan dirinya harus menjawab pertanyaan yang sudah Peyvitta ucapkan.

Peyvitta terdiam sejenak. Peyvitta memikirkan hal ini dengan begitu serius dan kemudian Peyvitta menggelengkan kepalanya. "Gak akan aku kasih tahu," jawab Peyvitta dengan cukup serius.

Devian menjadi mengernyitkan keningnya. "Kenapa?" tanya Devian.

Devian tanda tanya dengan alasan yang Peyvitta miliki sampai Peyvitta tidak mau memberi tahu dirinya siapa orang yang sudah menyiramnya tadi.

"Dia cewek, entar Kak Dev marah-marah sama dia. Aku gak mau kalau nantinya Kak Dev bertindak kasar sama dia," jelas Peyvitta.

Peyvitta sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya kalau Devian sampai menemui orang yang sudah menyiram dirinya.

Peyvitta tidak mau kalau ada masalah baru yang datang, lagi pula Peyvitta juga tidak berniat untuk mengadu pada Devian.

Devian tersenyum kecil mendengar penjelasan yang sudah Peyvitta ucapkan. Peyvitta melirik ke arah Devian. Peyvitta memperhatikan Devian dengan tatapan yang terkandung tanda tanya di dalamnya.

"Lah kenapa malah senyum Kak?" tanya Peyvitta dengan penuh rasa penasaran.

Peyvitta bingung sama alasan yang membuat Devian malah tersenyum sekarang, padahal Peyvitta merasa tidak ada sesuatu hal yang lucu dari semua kalimat yang sudah dirinya gunakan untuk menjelaskan alasan yang membuat dirinya tidak mau memberi tahu Devian siapa yang sudah menyiram dirinya.

"Daripada marah-marah?" tanya balik Devian. Devian bertanya seperti ini sambil menyindir Peyvitta, karena tadi Peyvitta sudah marah-marah tidak jelas kepada dirinya.

Peyvitta kembali terdiam. Peyvitta sadar kalau apa yang sudah Devian ucapkan memang benar. Akan lebih baik jika Devian hanya tersenyum, dibandingkan dengan Devian yang harus marah-marah seperti dirinya.

"Ya tapi kan ... Kak Dev kenapa malah tersenyum kayak gitu maksudnya?"

Peyvitta memang bukan membandingkan antara Devian yang memilih tersenyum dengan dirinya yang marah-marah, tapi sebuah alasan yang Devian miliki sehingga bisa membuat Devian mengukirkan senyumannya sambil memperhatikan dirinya.

"Pikiran lo terlalu panjang," jawab Devian dengan nada yang terdengar cukup santai.

"Apa? Aku memikirkan apa?" Peyvitta malah semakin mengernyit akan apa yang dimaksud oleh Devian.

"Gue baru tanya siapa yang sudah melakukan itu sama lo, tapi pemikiran lo sudah jauh." Devian menjelaskan alasan yang membuat dirinya semula menjadi mengukirkan senyumannya.

Devian menertawakan sikap Peyvitta yang langsung mempunyai pemikiran sampai ke arah sana, padahal dirinya belum tentu melakukan semua hal itu. Selain itu tidak ada alasan lain yang membuat Devian menjadi tertawa seperti ini.

"Oh ... ya emang kayak gitu kan. Aku sudah berpengalaman dalam hal yang seperti ini. Aku udah tahu sifat Kak Dev kayak gimana, makanya aku lebih memilih untuk tidak memberi tahu Kak Dev siapa orang yang sudah melakukan hal ini sama aku."

Peyvitta lebih memilih untuk tidak memberi tahu Devian siapa orang yang sudah berbuat ulah kepada dirinya, daripada nanti ada hal lainnya yang terjadi. Peyvitta lebih memilih untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi.

Seperti yang sudah Peyvitta ucapkan tadi, Peyvitta sudah tahu bagaimana sikap Devian, makanya Peyvitta tidak memilih memberi tahu siapa yang sudah berbuat ulang dengan dirinya.