"Demi apa lo, lo pacarnya Devian?" Clara benar-benar tidak percaya kalau orang yang berada di hadapannya adalah pacar seorang Devian.
"Demi apa pun itu."
Peyvitta menjawab dengan nada yang begitu enteng. Mau demi apa pun Peyvitta berucap, maka dirinya akan tetap mengatakan kalau dirinya dalah pacar dari Devian, karena memang hal itu adalah hal yang nyata, bukan halusinasinya saja.
"Kenapa gue baru tahu?" tanya Clara dengan nada yang begitu polos.
Clara sama sekali tidak tahu kalau perempuan yang sudah sedari tadi terlibat konflik dengan dirinya adalah pacar dari Devian. Clara menjadi begitu tanda tanya kenapa dirinya bisa sampai tidak mengetahui hal ini.
"Mana gue tahu, mungkin selama ini lo bersekolah di lain alam." Peyvitta kemudian tertawa dengan begitu bebas. Peyvitta merasa begitu puas dengan apa yang sudah dia ucapkan barusan.
"Sialan!" umpat Clara.
"Kalau bukan seperti itu, kenapa lo gak tahu kalau gue pacarnya seorang Devian?" tanya Peyvitta dengan nada yang begitu enteng.
Apa yang sudah Peyvitta ucapkan cukup masuk akal. Di mana kemungkinan Clara bersekolah di alam yang lain, sebab kalau dirinya bersekolah di SMA Permata, kenapa dirinya bisa tidak tahu kalau Peyvitta adalah seorang pacar Devian?
"Lo Peyvitta?" tanya Sela. Sela begitu penasaran akan hal ini.
"Menurut lo?" tanya balik Peyvitta.
Peyvitta bertanya seperti ini, karena Peyvitta sudah sangat yakin kalau sebenarnya Sela sudah menganggap bahwa dirinya adalah Peyvitta.
"Lo tahu dia?" tanya Clara heran.
"Ya tahulah. Gue tahu kalau Peyvitta itu pacarnya Devian, tapi gue gak pernah mengira kalau dia orangnya." Sela berucap dengan penuh kejujuran.
Sela memang tahu kalau Devian sudah mempunyai pacar dan orang itu adalah Peyvitta, tapi sebelumnya Sela tidak sadar kalau orang yang sedari tadi sudah ribut dengan dirinya hanya karena sebuah minuman itu adalah Peyvitta, dengan kata lain adalah pacarnya Devian.
"Makasih ya," ucap Peyvitta tiba-tiba. Peyvitta berucap sambil tersenyum.
"Buat apa?" tanya Clara. Clara yang menjawab, karena semula Peyvitta berucap sambil menatap Clara yang berarti apa yang dia ucapkan tertuju pada Clara.
"Karena lo udah menyiram gue, maka gue bisa menggunakan baju Devian." Peyvitta berucap dengan nada yang penuh kemenangan.
Peyvitta terlihat seperti orang yang merasa begitu senang, karena dirinya sekarang menggunakan seragam Devian.
Peyvitta sebenarnya sengaja berucap seperti ini, agar orang yang ada di hadapannya merasakan sebuah penyesalan sebab sudah menyiram Peyvitta yang membuat Peyvitta bisa dengan mudah menggunakan seragam Devian.
"Sialan, gue salah siram orang!" umpat Clara.
Clara merasa begitu menyesal sebab dirinya sudah menyiram Peyvitta, karena kalau dirinya tidak menyiram Peyvitta tadi, maka kemungkinan kalau Peyvitta sekarang tidak akan bisa menggunakan seragam Devian.
Clara benar-benar merasakan yang namanya penyesalan. Tujuan Peyvitta sekarang terkabul dengan sendirinya. Di mana Clara memang menyesali apa yang sudah dia lakukan tadi.
"Lain kali berpikir sebelum bertindak," ucap Peyvitta sambil tersenyum miring di ujung kalimatnya.
Byur
"Gak usah siram gue lagi bangsat!" ketus Peyvitta.
Peyvitta kali ini tidak terkena siram ice itu, karena Peyvitta sudah berhasil menebak kalau Clara akan kembali menyiramnya, makanya Peyvitta dengan seketika langsung menghindar.
"Kok lo kasar sama gue?" tanya Clara. Clara merasa begitu bingung kenapa Peyvitta menjadi seperti ini, menjadi kasar terhadap dirinya.
"Terserah gue, lo mau apa?" tanya Peyvitta.
Peyvitta bukan ke arah bertanya, tapi kali ini Peyvitta lebih ke arah menantang Clara. Peyvitta ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya setelah dirinya bersikap seperti ini kepada Clara.
"Ah, sialan!" umpat Clara. Clara benar-benar kesal terhadap Peyvitta.
"Dah ya, gue malas ribut sama lo. Bye-bye," ucap Peyvitta dengan nada yang terdengar begitu santai.
Peyvitta kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari mereka. Peyvitta kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju ke Kantin.
Peyvitta sudah benar-benar merasakan yang namanya lapar, apalagi setelah menghadapi Clara yang dia anggap seperti Mak Lampir.
*****
"Pey?"
Peyvitta menghentikan langkahnya. Peyvitta merasa tidak asing dengan suara itu, bahkan sangat tidak asing. Peyvitta kemudian membalikkan badannya dan melihat siapa orang yang sudah memanggilnya barusan.
"Rey?"
Reynard memperhatikan Peyvitta beberapa saat. Reynard merasa ada sebuah perubahan yang dia lihat dari Peyvitta yang sekarang.
Reynard terus memperhatikan sesuatu hal itu, karena sebenarnya sekarang dirinya belum sadar apa yang berbeda dengan Peyvitta.
"Devian?" Reynard membaca nama yang tertera di seragam yang sekarang tengah Peyvitta gunakan. "Lo pake baju dia?" tanya Reynard. Reynard sekarang sudah mengetahui apa hal yang dia rasa berbeda dengan Peyvitta.
Peyvitta dengan santai menganggukkan kepalanya. "Iya," jawab Peyvitta dengan nada yang begitu santai.
"Kok bisa?" tanya Reynard.
Hal ini cukup membuat Reynard tanda tanya, karena Reynard tidak tahu apa alasan yang membuat Peyvitta sekarang menjadi menggunakan seragam milik Devian. Reynard yakin ada sesuatu hal yang membuat Peyvitta menjadi menggunakan seragam Devian.
"Karena tadi gue disiram sama Mak lampir, abis tuh baju gue kotor dan gue gak bawa baju. Jadi, gue pake baju Kak Dev deh."
Peyvitta menjelaskan dengan cukup singkat akan alasan yang membuat dirinya sekarang menjadi menggunakan seragam milik Devian.
"Oh. Di mana dia sekarang?" tanya Reynard dengan nada bicara yang terdengar begitu datar.
"Siapa?" tanya Peyvitta. Peyvitta bertanya dengan begitu polos. Peyvitta bersikap seperti orang yang tidak tahu siapa yang sedang Reynard pertanyakan.
"Devian." Orang yang Reynard maksud adalah pacarnya Peyvitta, Devian.
"Entah, gue gak tahu." Peyvitta menjawab dengan nada yang cukup enteng.
Peyvitta memang tidak tahu di mana Devian sekarang, bahkan dirinya sama sekali tidak tahu apakah devian masih di sekolah atau tidak.
"Pacar sendiri gak tahu?" Reynard berucap dengan nada yang begitu enteng.
"Ya gue kan pacarnya, bukan babysitter-nya." Peyvitta menjawab dengan nada yang terdengar cukup santai.
Apa yang sudah Peyvitta ucapkan memang masuk akal. Peyvitta hanya pacar Devian, bukan pengasuh Devian, maka dari itu Peyvitta tidak harus selalu tahu di mana Devian berada.
"Kalau masalah itu bagaimana?" tanya Reynard. Reynard masih tanda tanya akan masalah itu. Reynard tanda tanya keputusan yang nantinya akan Peyvitta ambil.
Peyvitta terdiam. Peyvitta berpikir dengan cukup serius. Peyvitta sebelumnya seolah lupa akan masalah itu, tapi saat Reynard menanyakan hal itu, maka Peyvitta kembali teringat lagi dan menjadi berpikir dengan begitu serius akan hal ini.
"Bentar lagi masuk Rey, gue ke kelas duluan." Peyvitta langsung berucap seperti itu. Peyvitta sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang sudah Reynard ucapkan.
Reynard terdiam di sini. Reynard tahu apa alasan yang membuat Peyvitta barusan lebih memilih untuk berjalan terlebih dahulu menuju ke kelasnya.
Reynard tahu kalau Peyvitta sebenarnya belum mempunyai sebuah jawaban atau keputusan akhir dari semua masalah yang sedang dia miliki.
Gue sendiri masih tanda tanya Rey akan jawaban yang akan gue ambil, apakah gue akan tetap egois memaksanya di sini atau gue mencoba untuk merelakan dia pergi ke Australia. Gue masih tanda tanya apakah gue mampu kalau sampai gue kehilangan dia?