Chereads / LOSING YOU / Chapter 35 - LOSING YOU - LDR

Chapter 35 - LOSING YOU - LDR

Peyvitta menjadi memikirkan apa yang sudah terjadi. Peyvitta memikirkan jawaban yang sudah Retta ucapkan dan kemudian memikirkan apa yang sekarang sedang dia hadapi. Peyvitta benar-benar dibuat berpikir oleh semua ini.

"Rett," panggil Peyvitta.

Retta melirik ke arah di mana Peyvitta berada. "Iya?" Retta menjawab dengan nada yang begitu santai.

Melihat Retta yang sudah melirik ke arahnya, membuat Peyvitta terdiam. Peyvitta kembali memikirkan sesuatu hal yang baru saja dia ingat. Peyvitta berpikir ulang apakah dia harus menanyakan hal ini kepada Retta atau tidak.

"Alasan lo gak mau pindah ke Inggris itu, karena lo betah dan nyaman di Indo atau cowok lo yang tidak mengizinkan lo untuk ke sana?" tanya Peyvitta. Peyvitta mendadak ingin tahu akan hal ini.

Sepertinya Peyvitta bertanya seperti ini, karena dia ingin sedikit lebih memperdalam ini dan siapa tahu hal itu nantinya bisa dia jadikan sebagai salah satu pemikiran yang membuat dia sedikit lebih mudah mengambil keputusannya.

Retta dengan seketika mengernyit saat mendengar pertanyaan Peyvitta mengenai hal itu. "Kenapa lo tanya kayak gitu?" tanya Retta.

Sebelum Retta menjawab, Retta ingin tahu terlebih dahulu apa alasan yang membuat Peyvitta bertanya mengenai hal itu pada dirinya.

Gimana gue jelasin alasannya ya?

"Gak papa sih, gue penasaran aja." Peyvitta menjawab seolah dirinya tidak ada alasan lain yang menguatkannya untuk menanyakan hal ini pada Retta.

"Lo mengira kalau alasan kenapa gue gak ikut sama Bokap gue, karena cowok gue melarang gue untuk pindah dari Negara ini?" tanya Retta.

Peyvitta menganggukkan kepalanya. "Iya mungkin saja seperti itu," jawab Peyvitta. Bukan hal yang aneh kalau Rey Putra melarang Retta untuk pindah.

Retta tersenyum kecil setelah mendengar jawaban yang sudah Peyvitta ucapkan. "Lo salah besar," ujar Retta.

Posisi berbalik. Sekarang Peyvitta yang mengernyit bingung. "Emangnya gimana?" tanya Peyvitta bingung. Peyvitta bingung kenapa jawabannya menjadi salah besar.

"Cowok gue justru orang yang paling menyuruh gue untuk ikut sama Bokap. Cowok gue yang sering bujuk gue untuk ke sana," jelas Retta.

"Kenapa?" tanya Peyvitta lagi. Peyvitta tidak tahu hal apa yang membuat Rey malah membujuk Retta untuk ikut bersama dengan Papahnya.

"Dia bilang biar gue kembali bersama dengan keluarga gue. Eh—lebih tepatnya orang tua gue." Retta masih ingat apa alasan yang dimiliki oleh pacarnya saat dia terus-terusan membujuknya untuk pindah ke Inggris.

"Dia dengan mudahnya melepaskan lo?" tanya Peyvitta. Peyvitta tidak yakin kalau Rey bisa dengan mudah melepaskan Retta dengan begitu saja.

"Ya gue rasa sih gak mudah ya mungkin untuk dia. Gue beberapa kali mergokin dia yang lagi marah-marah gak jelas, maybe karena masalah gue."

Retta tahu kalau dibalik sikap pacarnya yang bersikap seolah dirinya bisa melepaskannya dengan mudah, ternyata di balik itu semua ada sisi di mana pacarnya begitu marah-marah.

"Jadi, karena apa cowok lo malah membujuk lo untuk pergi ke sana?" Peyvitta semakin ingin tahu akan alasan yang membuat Rey menjadi membujuk Retta untuk pergi.

"Cowok gue pikir panjang, gak kayak gue. Dia memikirkan masa depan gue, kebahagiaan gue, kasih sayang dari orang tua gue dan lain-lain."

Retta sudah tahu akan hal ini, karena Retta sudah menanyakan hal ini pada pacarnya, sehingga saat Peyvitta menanyakan hal ini, Retta bisa dengan mudah menjawab.

"Terus hubungan kalian berdua bagaimana?" tanya Peyvitta. Peyvitta benar-benar banyak bertanya sekarang.

"Ya kalau emang sampai terjadi ya jalani aja," jawab Retta dengan begitu enteng. Tidak ada ekspresi keberatan di wajah Retta saat Retta mengucapkan kalimat itu.

"LDR?" Hal ini adalah hal yang pasti. Kalau Retta sampai pindah ke Inggris berarti mereka akan menjalani hubungan jarak jauh.

"Emang ada salahnya kalau LDR?" tanya Retta.

Retta mendadak bingung saat Peyvitta mengatakan 'LDR' dengan nada yang seperti itu, emang apa salahnya kalau hubungan Retta dan juga Rey menjadi hubungan jarak jauh?

"Ya gak ada salahnya sih, tapi ya bagaimana gitu ke depannya?"

Peyvitta tidak mengatakan kalau hubungan jarak jauh itu salah, hanya saja Peyvitta bingung bagaimana hubungan mereka saat mereka menjalin hubungan secara LDR dan jaraknya antar Negara.

"Ya gak gimana-gimana tinggal jalani." Retta menjawab dengan nada yang begitu enteng.

"Emang gak bakalan putus?" tanya Peyvitta. Peyvitta bertanya dengan begitu polos.

"Ya kalau putus mau LDR atau enggak sama aja. Ujung-ujungnya bubar juga kan?" Retta menjawab dengan begitu enteng. Apa yang sudah Retta ucapkan memang benar.

Mau hubungan itu dijalin dalam jarak yang normal atau dalam jarak yang jauh, kalau putus ya ujung-ujungnya sama-sama bubar. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan kalau nantinya hubungannya dengan Rey menjadi hubungan jarak jauh.

"Ya iya sih, gak sayang apa gitu sama hubungan yang udah lo berdua jalin?"

Peyvitta itu bermaksud bertanya ke arah ini. Apakah Retta atau mereka tidak sayang kepada hubungan yang sudah mereka jalin dari awal.

"Sayang? Banget lah. Bukan hal yang mudah untuk gue bisa sampai ke posisi ini sama dia. Banyak hal yang sudah gue lalui sama dia dan itu bukan hal yang kecil. Lo gak tahu apa saja hal yang sudah gue sama dia lalui."

Retta sangat sayang kepada hubungan mereka. Apa yang sudah Retta katakan memang benar. Bukan hal yang mudah untuk Retta dan juga Rey bisa menjalin hubungan sampai pada waktu sekarang. Sudah banyak pengorbanan dan perjuangan yang mereka lalui.

"Terus kok dia bisa dengan mudah merelakan lo untuk keluar?" tanya Peyvitta lagi.

Sepertinya Peyvitta memang bukan hanya ingin tahu akan hal ini, tapi Peyvitta memang sedang mencari sesuatu hal yang mungkin belum dia ketahui dari sebuah hubungan dan sepertinya bisa sedikit mendapatkan sebuah penjelasan dari hal ini.

"Kan gue udah bilang dia punya pemikiran yang lebih panjang dibandingkan gue. Dia memikirkan masa depan gue, dia lebih dewasa dibandingkan gue." Retta sedikit bingung kenapa Peyvitta menjadi bertanya mengenai hal ini.

"Dia lebih memilih untuk merelakan gue ikut sama Bokap, meski itu akan membuat hubungan gue sama dia LDR dan bahkan tidak menutup kemungkinan kalau hubungan gue sama dia end."

"Jujur gue gak mau kalau hubungan gue sama dia sampai end, tapi jika dibandingkan dengan dia harus memaksa gue tetap di Indo, tapi masa depan gue tidak sebagus saat gue ikut keinginan orang tua gue, maka dia akan mencoba untuk merelakan gue ikut sama Bokap."

"Dia begitu memikirkan masa depan lo?" Mendengar penjelasan yang sudah Retta ucapkan, Peyvitta bisa mengetahui kalau Rey begitu memikirkan masa depan Retta.

Retta menganggukkan kepalanya. "Bahkan saat gue masa bodo dengan semuanya, dia adalah orang yang memikirkan itu."

"Kok bisa?" tanya Peyvitta bingung. Peyvitta memang sedikit tidak mengerti kenapa Rey bisa seperti itu.