Ting tong ting tong
Reynard membunyikan bel Apartemen Peyvitta. Peyvitta mendengar kalau bel Apartemennya berbunyi dan Peyvitta merasa yakin kalau belnya berbunyi, karena Reynard sudah datang, hanya saja Peyvitta merasa begitu lemas untuk bangkit dan merasa begitu enggan untuk keluar.
Peyvitta mengetikan beberapa huruf dan kemudian mengirimkannya pada Reynard. Di lain sisi, Reynard membuka handphone-nya dan membaca sebuah pesan yang baru saja dia dapatkan.
Gue di dalam Rey, masuk aja. Gue ada di kamar, lo bisa langsung masuk.
Setelah membaca pesan itu, Reynard akhirnya membuka pintu Apartemen ini. Reynard langsung melangkahkan kakinya masuk ke Apartemen Peyvitta dan terus melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar Peyvitta.
"Pey, gue masuk."
Setelah mengucapkan kalimat itu. Reynard langsung melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamar Peyvitta. Kamarnya cukup gelap.
Reynard terus berjalan menuju ke tempat di mana Peyvitta berada. Reynard memperhatikan Peyvitta beberapa saat. Reynard kemudian mengusap lembut puncak kepala Peyvitta.
"Pey."
Peyvitta perlahan mulai menengadahkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat dia kenali. Peyvitta memperhatikan wajah Reynard beberapa saat. Reynard tampak mengukirkan senyumannya.
Melihat Reynard tersenyum dengan sebuah senyuman yang begitu indah membuat sebuah perasaan muncul dalam diri Peyvitta. Peyvitta dengan seketika langsung memeluk tubuh Reynard.
Peyvitta tidak tahu hal apa yang membuat dirinya ingin memeluk Reynard, karena yang jelas dirinya ingin memeluk tubuh orang yang baru saja memberikan sebuah senyumannya. Reynard membalas pelukan Peyvitta.
Saat dirinya tengah memeluk orang itu dan sekarang sudah berada di dalam pelukan orang itu, dirinya merasakan kalau ada sebuah ketenangan yang hadir.
Peyvitta merasa sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Itu artinya tujuan Reynard membalas pelukan Peyvitta terlaksana.
Berada di dalam pelukan lo mampu memberikan rasa tenang buat gue.
Peyvitta melepaskan pelukannya dari tubuh Reynard setelah dirinya merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya. Reynard juga membiarkan Peyvitta lepas dari pelukannya.
"Gelap," ucap Reynard dengan nada yang terdengar cukup datar.
Reynard tidak mau kalau suasana di sini terus-terusan gelap. Reynard akhirnya kembali berdiri. Reynard berjalan ke arah di mana dirinya bisa membuat ruangan ini kembali menjadi terang.
Peyvitta merasa sedikit silau saat sekarang ruangan yang semula penuh dengan kegelapan, sekarang menjadi kembali terang. Peyvitta mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali agar matanya bisa kembali terbiasa dengan suasana yang terang.
Reynard kembali ke tempat di mana Peyvitta berada. "Jangan di sini, dingin." Reynard mengulurkan tangannya. Reynard tidak mau kalau Peyvitta terlalu berlama-lama terus duduk di sudut ruangan ini.
Peyvitta menerima uluran tangan Reynard. Peyvitta sekarang sudah berdiri, tapi dirinya belum berjalan, karena dirinya masih merasa kalau kepalanya merasa sedikit pusing.
Setelah dirinya tidak merasakan pusing itu, Peyvitta melangkahkan kakinya menuju ke arah tempat tidurnya. Peyvitta duduk di sana. Reynard juga ikut duduk di ujung tempat tidur Peyvitta.
Reynard memperhatikan Peyvitta sebentar. Peyvitta sekarang tengah mengembalikan semuanya. Peyvitta mencoba kembali tenang dan berusaha untuk menceritakan hal itu pada Reynard.
Reynard mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Reynard terdiam saat melihat sesuatu yang berhasil mengambil perhatiannya. Reynard melihat kalau ada banyak serpihan kaca yang sekarang sudah berserakan di sisi kamar Peyvitta.
Melihat ada begitu banyak serpihan kaca yang ada di sana, membuat Reynard ingin membereskan hal itu lagi pula sekarang Peyvitta masih terdiam.
Melihat Reynard yang hendak beranjak dari posisinya, membuat Peyvitta menahan Reynard dengan menarik tangannya.
"Emm ehhmm."
Peyvitta menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang sangat terlihat kalau dirinya tidak mengizinkan Reynard yang semula hendak beranjak.
Peyvitta tidak mau kalau Reynard menjauh darinya, padahal posisinya masih berada di ruangan yang sama, tapi tetap saja Peyvitta tidak mau.
Reynard tidak bisa memaksa. Reynard kembali terduduk dan menjadi memperhatikan Peyvitta yang sampai sekarang masih terlihat seperti orang yang bingung.
Peyvitta sebenarnya sekarang sedang mempersiapkan dirinya untuk menceritakan semua hal yang dia pendam kepada Reynard.
Peyvitta tahu kalau Reynard termasuk ke dalam orang yang bisa dia percaya dan bisa dia jadikan sebagai tempat untuk berbagi cerita.
Sampai saat ini Peyvitta masih memegangi pergelangan tangan Reynard, karena semula Peyvitta tidak sempat untuk melepaskannya.
Reynard sadar kalau tangannya masih dipegang oleh Peyvitta, tapi dirinya merasa enggan untuk memberi tahu Peyvitta akan hal ini, sehingga dirinya lebih memilih untuk diam saja.
Peyvitta memperhatikan wajah Reynard dalam beberapa saat. "Rey," ucap Peyvitta dengan sebuah nada yang terdengar begitu ragu.
Reynard membalas tatapan Peyvitta. "Iya?" jawab Reynard dengan nada yang santai.
Reynard baru datang, maka sangat tidak mungkin kalau Reynard akan langsung marah-marah, lagi pula tidak ada alasan yang membuat Reynard harus marah-marah sekarang.
"Jadi, untuk masalah yang semula gue pendam sendiri itu lo sudah tahu kan kalau ada hubungannya sama Kak Dev?" tanya Peyvitta. Peyvitta mencoba mengingatkan Reynard.
Peyvitta bertanya seperti ini, karena dia masih ingat kalau waktu itu Reynard sudah membahas kalau alasan yang membuat Peyvitta seperti ini, karena ada hubungannya dengan Devian.
Reynard menganggukkan kepalanya. Reynard sendiri masih ingat akan hal itu. " Iya, gue tahu." Reynard memang tahu kalau masalah ini melibatkan Devian.
"Hmmm." Peyvitta mendadak kembali bingung harus mengucapkan apa atau harus memulai percakapan ini bagaimana.
Reynard memperhatikan Peyvitta sejenak. "Ada apa dengan Devian?" tanya Reynard.
Reynard kembali memancing hal ini. Reynard memancing Peyvitta kembali, karena memang ini alasan kenapa Reynard sekarang datang.
Reynard ingin Peyvitta menceritakan semua masalah yang tengah Peyvitta pendam, agar Peyvitta tidak terus merasa mempunyai beban pikiran.
"Kak Dev mau pindah," jawab Peyvitta.
Peyvitta menjawab dengan nada yang sangat terdengar kalau Peyvitta itu begitu sedih, karena Devian yang akan pindah. Peyvitta tidak mengharapkan itu, maka bukan suatu hal yang aneh kalau Peyvitta merasa begitu sedih.
"Ke mana?" tanya Reynard.
"Kak Dev mau pindah ke Australia ..." jawab Peyvitta dengan nada yang terdengar begitu lirih.
Peyvitta tidak bisa membuat dirinya terlihat begitu tegar, karena pada kenyataannya Peyvitta memang begitu sedih.
"Kenapa jauh banget?" tanya Reynard dengan nada yang begitu polos.
Reynard tidak pernah mengira kalau Devian akan pindah Negara. Reynard pikir saat Peyvitta mengatakan kalau Devian akan pindah itu hanya sebatas pindah kota saja, bukan seperti ini yang sampai pindah Negara.
Reynard sebelumnya mengatakan kalau dirinya tahu apa yang tengah Peyvitta pendam, tapi tidak tahu detail permasalahan Peyvitta.
"Gini deh, gue ceritain semuanya dari awal ya biar gak bingung sama biar gue gak harus terus-terusan menjelaskan banyak hal sama lo."
Reynard menganggukkan kepalanya saat tahu kalau Peyvitta akan menceritakan semua permasalahan yang sedang dia hadapi dari awal.
Kalau Peyvitta menjelaskan semua permasalahannya, maka dirinya akan jauh lebih mudah untuk mengerti sama permasalahan yang ada dibandingkan dengan dirinya yang harus mencoba mengerti tentang sesuatu yang sama sekali tidak dia ketahui detailnya seperti apa.
"Dari sebelum ujian, Kak Dev udah disuruh sama Papahnya untuk pindah ke sana setelah ujian selesai, bahkan sudah beberapa kali menghubungi Kak Dev hanya untuk menanyakan keputusan apa yang akan Kak Dev ambil."
"Dari sebelum ujian, gue sama Kak Dev udah bener-bener bingung sama hal ini sampai akhirnya gue berusaha untuk buat Kak Dev supaya bisa fokus sama ujiannya terlebih dahulu dan menyuruh dia untuk mengabaikan masalah ini."
"Setelah ujian itu selesai, gue malah bingung sendiri, apalagi sebentar lagi sudah kelulusan. Gue bingung apa yang harus gue lakukan, karena mungkin Kak Dev juga bingung sama apa yang harus dia pilih."
Hal yang membuat Peyvitta menjadi merasakan yang namanya kebingungan saat ini sebenarnya inti permasalahannya hanya satu, yaitu rencana Devian yang katanya akan pindah ke Australia.
Peyvitta mungkin tidak akan terlalu memikirkan hal ini, kalau Devian tidak pindah Negara. Peyvitta akan merasa masih mempunyai ketenangan yang cukup, kalau Devian hanya berbeda Kota dengan dirinya, tapi kalau untuk berpisah Negara, Peyvitta belum merasa kalau dirinya akan sanggup.