Sinar matahari pagi sudah mulai masuk melewati celah-celah gorden kamar seorang gadis yang sekarang masih terlentang dikerubuni selimut, tapi dengan keadaan yang jauh dari kata rapi.
Silaunya sinar mentari memang sudah masuk, tapi belum mengenai wajahnya, sehingga gadis itu masih tertidur dengan begitu pulas. Dirinya tidak memasang alarm dan itulah yang membuat dirinya bisa berada dalam alam tidurnya dengan begitu nyenyak.
Gadis itu mengerjap-ngerjap matanya saat sinar mentari sudah menyoroti wajahnya, semalam dia tidak menutup gorden dengan begitu rapi, terlebih dia sengaja menggunakan gorden yang tidak begitu pekat agar sinar mentari bisa menjadi alarm pagi.
Dengan perlahan bola mata hitamnya yang idah mulai terlihat. Dia masih mengerjap-ngerjap matanya yang membuat bulu mata lentiknya menjadi naik turun dengan ritme yang cukup cepat, tapi tidak menghilangkah keindahan matanya.
Sinar mentari sudah seterang ini? Gue kesiangan lagi?
Gadis itu merasa sedikit terkejut saat mengingat sinar matahari yang sudah seterang ini. Dengan seketika dia langsung melirik ke arah jam yang menempel apik di dinding kamarnya.
Waktunya masih normal, gue belum kesiangan.
Sinar matahari pagi ini memang bersinar dengan begitu terang jika dibandingkan dengan hari kemarin. Sinar matahari datang di pagi hari menyambut semua manusia bumi untuk bangun dan memulai untuk mengerjakan aktivitas yang seharusnya dia kerjakan.
Munculnya sinar matahari yang indah di pagi ini menjadi tanda kalau bumi sudah bernafas lagi di waktu pagi.
Gadis yang beberapa menit yang lalu baru keluar dari alam tidurnya, sekarang mulai beranjak dari tempat tidurnya menuju ke arah kamar mandinya dengan niat untuk melakukan kegiatan umum yang biasa di lakukan di pagi hari, yaitu mandi.
Dia menyisir rambut hitam panjangnya yang terbilang lurus setelah dia selesai menggunakan seragam sekolahnya. Gadis itu bersisir sambil memperhatikan detail wajahnya sendiri.
Memperhatikan pipi mulusnya yang sedikit chubby, hidungnya yang tidak terlalu mancung, tapi terlihat cukup imut dan juga bibirnya yang cukup terlihat merah muda, meski tanpa balutan lipstick atau lip cream.
Selesai merapikan dirinya, dia berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan menu sarapan yang nantinya akan dia nikmati sendiri.
Sendiri? Ya, gadis itu akan melakukan aktivitas yang bernama sarapan dengan sendiri.
Kenapa sendiri? Karena dia tidak berdua apalagi bersama.
Hal apa yang membuat dirinya tidak bersama? Bukan suatu yang terbilang penting, hanya saja dia memang sudah tidak diakui oleh keluarganya.
Sekarang dia tinggal di mana? Sekarang dia tinggal di sebuah Apartemen yang cukup terbilang mewah dengan semua biaya kehidupan yang ditanggung oleh Om-nya.
Setelah selesai mengoleskan selai blueberry terakhir di atas rotinya, dia akhirnya memilih untuk mengaduk segelas susu yang sudah dia seduh tadi. Dia tidak melakukan sarapan yang ribet.
Pagi ini dia hanya makan roti yang berisi selai blueberry dan juga segelas susu putih hangat. Merasa kalau perutnya sudah kenyang, dirinya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Kali ini dia tidak berniat untuk tidur lagi.
Gadis yang sekarang tengah menggunakan kemeja putih tangan pendek dengan logo OSIS di dadanya dan juga rok abu sebagai bawahannya sedang melangkahkan kakinya dengan langkah yang cukup teratur.
Belum sempat dia berdiri sambil menunggu seseorang yang datang, tapi orang yang akan dia tunggu sudah tiba di depannya. Orang itu menghentikan motornya tepat di depannya. Dia mematikan mesin motornya sampai akhirnya dia memilih untuk membuka helm-nya.
Saat orang itu membuka helm-nya, terlihatlah sebuah harta karun di dalamnya.
Tidak.
Bukan harta karun yang terlihat, tapi sebuah wajah yang terlihat begitu tampan untuk dipandang.
Warna kulitnya yang terlihat cukup putih dengan begitu mulus, ditambah dengan hidung yang terpahat mancung, bola mata yang cukup teduh menjadi salah satu alasan kenapa wajah orang itu terlihat tampan.
Setelah selesai membuka helm-nya, dia menyisir acak rambut hitam-nya yang membuat aura yang ada di dalam tubuh dia terpancar. Sebuah kesan keren muncul saat dia mengacak-acak rambutnya.
Aroma maskulin yang sepertinya berasal dari shampo atau hair parfume milik cowok itu begitu tercium dengan begitu jelas oleh indra penciuman gadis yang semula berniat untuk menunggunya, wangi itu begitu dia sukai.
"Selamat pagi," sapa gadis itu dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat begitu ceria.
Bagaimana tidak ceria kalau orang yang sekarang berada di depannya adalah orang yang berstatus sebagai pacarnya?
Gadis itu mengukirkan sebuah senyuman yang terlihat begitu manis yang dia berikan pada orang yang berstatus sebagai pacarnya.
Cowok itu sedikit tersenyum. Senyuman yang orang itu berikan terlihat cool. "Pagi," balas singkat orang itu.
"Mau langsung pergi?"
Orang itu tidak banyak menjawab. Dia dengan santai menganggukkan kepalanya. Sampai akhirnya gadis itu menggunakan helm-nya dan kemudian naik ke atas motor orang itu.
Mereka berdua tidak banyak berbasa-basi, karena mereka berdua memang bukan orang yang suka akan yang namanya basa-basi.
*****
Sampai di depan gerbang sekolah, orang itu langsung melajukan motornya menuju ke area parkir. Mereka berdua bersekolah di sekolah yang sama, yaitu SMA Permata.
Mereka berdua melangkahkan kakinya dengan langkah yang santai untuk menuju ke kelasnya. Mereka tidak bergandengan tangan seperti kebanyakan pasangan yang lainnya yang memilih untuk bermesraan saat berjalan bersama.
Alasan yang membuat mereka tidak bergandengan tangan saat sedang berjalan bersama adalah karena mereka berdua sadar kalau sekarang mereka tengah berada di area sekolah.
Mereka yang sekarang tidak bergandengan tangan saja bisa membuat banyak siswa dan juga siswi yang melihat mereka terus memperhatikan mereka dengan tatapan yang kagum sampai akhirnya mereka menghilang dari pandangannya.
Dua orang ini merupakan salah satu contoh kalau ciptaan Tuhan itu memang indah. Keindahan yang mereka miliki bisa dengan mudah memikat hati mereka yang tengah memperhatikannya.
Satu pasangan yang tengah mereka perhatikan adalah Peyvitta Aqueena Nadyva dan juga Devian Alvano. Bukan hal yang aneh jika mereka diperhatikan oleh para siswi dan juga siswa yang melihat mereka, karena Devian adalah salah satu most wanted boy SMA Permata.
"Resiko punya pacar ganteng gini ya?"
Devian melirik ke arah Peyvitta dan kemudian mengernyitkan alisnya tanda tanya.
"Dijadikan sebagai pusat perhatian para cewek yang liat," jawab Peyvitta.
"Mereka hanya bisa memperhatikan, tidak seperti lo."
Sebuah senyuman terukir dengan begitu jelas di bibir Peyvitta. "Aku beruntung ya? Bisa memiliki cowok yang dijadikan inceran banyak cewek," jelas Peyvitta.
"Kalau lo gak menjaganya, gue bisa saja hilang."
"Hilang? Hilang kenapa?"