Waktu terus berlalu dengan sendirinya. Sekarang sudah semakin mendekati jadwal Ujian Nasional. Peyvitta dan juga Devian menjalani hubungan layaknya sebuah hubungan yang di dalamnya tidak ada sebuah masalah yang sedang menerpa.
Keduanya begitu pintar menyembunyikan keadaan, lebih tepatnya keduanya begitu pintar menyembunyikan masing-masing perasaannya.
Devian pintar menyembunyikan hal ini dari Peyvitta, karena Devian tidak mau kalau Peyvitta merasa sedih saat mengetahui apa yang kemungkinan akan terjadi.
Saat Devian pintar menyembunyikan hal ini, Peyvitta juga pintar menyembunyikan kalau dirinya sudah tahu akan hal ini.
Mereka sama-sama bersikap seolah tidak memiliki atau tidak mengetahui bahwa sekarang ada sebuah masalah berat yang datang ke tengah-tengah mereka.
Peyvitta pintar menyembunyikan perasaan, tapi Peyvitta tidak pintar dalam mencoba tenang saat dirinya tahu kalau sebentar lagi dirinya akan kehilangan. Peyvitta mungkin bisa berpikir kalau dirinya tidak akan kehilangan Devian, karena masih ada harapan di mana Devian tidak mau pindah ke Australia.
Di saat ada sebuah harapan yang tercipta, maka di sanalah ada sebuah kekecewaan yang mungkin saja menjadi nyata.
Saat semakin hari dirinya terus mengetahui atau memergoki Devian yang tengah berhubung dengan Ayahnya sambil membahas hal itu, semakin membuat Peyvitta kembali teringat akan masa lalunya.
Kenapa teringat akan masa lalunya?
Peyvitta kembali teringat kalau dengan dirinya ditinggalkan oleh Devian, berarti hatinya akan kembali merasakan sendiri. Peyvitta harus kembali menjalani kehidupannya dengan kesendirian setelah beberapa waktu dirinya menjalani kehidupannya bersama dengan Devian.
Menjalani kehidupan yang tidak selamanya berjalan mulus ditemani dengan seseorang yang begitu pengertian. Peyvitta memang belum membicarakan hal ini pada Devian, tapi dengan dirinya yang kembali teringat akan kesendirian, membuat dirinya kembali mengulangi kebiasaannya.
Beberapa kali Peyvitta sudah melakukan hal itu lagi. Hal itu? Hal apa yang kembali Peyvitta lakukan sekarang?
Peyvitta kembali melukai dirinya saat dirinya merasa begitu sakit saat tahu kalau kemungkinan dirinya akan kembali merasakan yang namanya sendirian.
Mendadak Peyvitta teringat akan kenangannya bersama dengan Devian. Semakin Peyvitta ingat sudah banyak kenangan manis yang sudah dia lakukan bersama dengan Devian, semakin membuat dirinya tidak sanggup untuk melepaskan Devian.
Alasan yang terkuat kenapa Peyvitta seperti ini, bukan karena dirinya ditinggal oleh orang yang berstatus sebagai pacarnya, tapi karena dirinya harus kembali menjalani kehidupannya sendirian lagi.
Devian adalah orang yang selalu menemani Peyvitta dalam kondisi apa pun. Saat sedih atau saat bahagia, Devian selalu ada untuk Peyvitta. Peyvitta selama ini merasa kuat menjalani berbagai masalah yang terus berdatangan ke hidupnya, karena Devian selalu mendampinginya.
Peyvitta tidak terbayang kalau dirinya harus kembali menjalani kehidupannya sendirian. Melewati berbagai masalah sendirian. Devian selalu menguatkan Peyvitta untuk bisa menjalani kenyataan hidup yang kadang sering tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Menangis sendirian, saat merasa kalau hari yang berjalan sekarang tidak sesuai dengan harapan dan memendam berbagai cerita yang akan lebih baik jika dibagi.
"Argh!" Peyvitta menepis sebuah gelas yang ada di meja dekat tempat tidurnya.
Prang pray
Gelas itu hancur berantakan saat gelas yang semula berada di ketinggian terjatuh mengenai lantai kamarnya. Peyvitta memperhatikan pecahan gelas yang sekarang tengah berantakan di lantainya.
Peyvitta terus memperhatikan serpihan gelas itu dengan begitu serius sampai akhirnya turun dari kasurnya. Peyvitta turun dari kasurnya melalui sisi yang berbeda. Peyvitta tidak turun di sisi yang terdapat banyak serpihan gelas itu.
Dengan tatapan yang begitu dalam, Peyvitta memperhatikan tatapan gelas itu. Pecahan gelas itu seakan memanggil dirinya. Akhirnya diambilah satu serpihan gelas tersebut dan kembali Peyvitta perhatikan dalam jarak yang begitu dekat.
Saat sedang memperhatikan serpihan gelas itu, berbagai kejadian di masa lalunya kembali muncul. Runtutan kejadian di mana dirinya merasa begitu lelah menjalani kehidupan yang penuh dengan berbagai masalah memenuhi pikirannya.
Peyvitta kembali teringat bagaimana susahnya menjalani kehidupan yang terus dipenuhi oleh berbagai masalah sendirian. "Argh!"
Slet
Akhirnya serpihan gelas itu berhasil merusak bagian mulus dari paha Peyvitta. Bagian paha yang sudah lumayan lama tidak dia lukai, karena sudah beberapa bulan Peyvitta menjalani hidupnya bersama dengan Devian.
Peyvitta bisa melewati berbagai masalah itu bersama dengan Devian yang bisa memberikan solusi padanya atau bisa menangkan dirinya. "Kenapa di saat gue sudah merasakan kebersamaan, gue selalu di tempatkan di posisi di mana gue harus merasakan kehilangan?"
Peyvitta bertanya seperti itu, karena dirinya sudah beberapa kali berada di posisi yang seperti ini. "Kenapa? Argh!"
Slet
Lagi-lagi Peyvitta kembali menggoreskan serpihan kaca yang semula ada di tangannya ke arah pahanya. Sekarang sudah ada dua buah luka yang berdekatan. Peyvitta memandangi luka yang sekarang sudah mengeluarkan cairan warna merah.
Alasan yang membuat Peyvitta bisa seperti ini, karena Peyvitta bukan orang yang seperti kalian. Di mana kalian mempunyai banyak orang yang kalian anggap sebagai teman.
Peyvitta benar-benar sendirian, meski untuk saat ini Peyvitta mempunyai Devian, tapi akhir-akhir ini dirinya tahu kalau kemungkinan dirinya akan merasakan yang namanya sendirian, karena dirinya kehilangan Devian.
Dengan Peyvitta kehilangan Devian, berarti Peyvitta kehilangan orang yang selalu ada di sampingnya. Peyvitta tidak mempunyai teman, Peyvitta juga tidak mempunyai keluarga, lantas kalau dirinya kehilangan Devian, siapa yang akan ada bersama dengannya?
Peyvitta sebenarnya tidak benar-benar tidak mempunyai keluarga, tapi keluarganya yang tidak ada untuk Peyvitta. Sampai saat ini mereka yang berstatus sebagai keluarga Peyvitta, tidak pernah ingin tahu akan masalah yang sedang Peyvitta hadapi.
Mereka tidak akan tahu bagaimana Peyvitta menjalani kehidupannya sendirian. Mereka tidak akan tahu bagaimana Peyvitta melampiaskan rasa sakitnya.
Mungkin kalau Peyvitta mempunyai sosok yang bisa dia paggil dengan sebutan teman, tidak akan terasa begitu sakit bagi Peyvitta saat dirinya harus melepaskan Devian.
Dirinya masih mempunyai orang yang bisa mendengarkan keluh kesahnya atau menenangkan dirinya saat dirinya sedang merasa emosi.
Dengan Peyvitta yang tidak mempunyai teman, maka siapa orang yang akan mau mendengarkan keluh kesahnya saat dirinya gelisah?
Siapa yang mau menenangkan dirinya saat dirinya sedang merasakan amarah?
Tidak ada yang bisa melakukan itu, kalau dirinya benar-benar kehilangan Devian. Hidupnya akan kembali hancur berantakan.