Hari terus berlalu dengan sendirinya. Sebentar lagi para siswi dan juga siswa kelas 12 SMA Permata akan melakukan Ujian Nasional.
Sekarang semua siswa dan juga siswi memang masih berangkat ke sekolah, tapi pembelajaran sudah tidak efektif, karena guru-guru di SMA ini sedang mempersiapkan apa saja yang sudah seharusnya dipersiapkan.
Sebagian anak-anak kelas 12 ada yang tidak sekolah, karena mereka memilih untuk di rumah dengan alasan mempersiapkan diri mereka untuk Ujian Nasional, meski masih banyak yang tetap berangkat ke sekolah agar dirinya tidak merasa tegang.
Mereka yang memilih untuk pergi ke sekolah di saat ujian sudah 4 hari lagi akan dimulai adalah mereka yang tidak terlalu memikirkan ujian itu dengan begitu serius atau dengan kata lain adalah mereka yang tidak terlalu menekan diri mereka sendiri.
Devian termasuk ke dalamnya. Devian sekarang masih pergi ke sekolah. Devian tidak mau berada di rumah, karena semakin banyak waktu luang yang dia miliki, maka kemungkinan akan semakin banyak waktu yang memaksa dirinya untuk memikirkan hal itu.
Waktu itu saat ujian kurang satu minggu lagi, Devian begitu bersemangat untuk menyambut Ujian Nasional ini, tapi semakin ke sini Devian semakin tidak bersemangat untuk melakukan hal itu.
Sepertinya bukan tidak bersemangat, tapi apa yang Devian pikirkan sekarang menjadi bercabang dengan banyak ranting yang tidak kokoh.
Semakin lama, Ayahnya semakin meminta dirinya untuk mengikuti kemauannya untuk ikut bersama dengan mereka dan melanjutkan pendidikannya di Australia.
Devian melajukan motornya menuju ke area parkiran SMA Permata. Devian memarkirkan motornya di tempat yang dia inginkan.
Seseorang sekarang masih berada di parkiran. Dirinya baru sampai di parkiran. Orang itu mendengar ada suara motor. Orang itu melirik ke arah sampingnya. Orang itu melihat kalau Devian baru saja datang. Devian melepaskan helm-nya.
Devian terdiam sejenak dengan ekspresi yang sulit untuk dideskripsikan. Hal yang mudah untuk dikatakan adalah Devian terlihat seperti orang bingung.
Orang itu memperhatikan Devian sejenak. Ada sesuatu yang berbeda dengan Devian, bahkan dirinya sudah menyadari hal itu sejak beberapa waktu yang lalu.
Orang yang sekarang tengah memperhatikan Devian adalah Reynard. Reynard kembali mengingat ulang kejadian ke belakang. Reynard ingat kalau Peyvitta juga selama beberapa hari ke belakang memasang ekspresi yang berbeda dari biasanya.
Apa mungkin hal ini saling berhubungan?
Reynard tanda tanya, apa alasan Devian yang seperti ini dengan Peyvitta yang bersikap lain dari biasanya itu ada kaitannya.
Apa mungkin hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja?
Reynard berpikir ke arah sini, karena Peyvitta dan juga Devian terlihat berbeda sekarang. Sangat tidak aneh kan jika Reynard berpikiran sampai ke arah sini?
Reynard tidak mengharapkan kalau hubungan Devian dan juga Peyvitta tidak baik-baik saja, Reynard hanya mengira.
Devian turun dari motornya, Devian langsung melangkahkan kakinya dan sepertinya Devian berniat untuk berjalan menuju ke arah kelasnya.
Saat Devian yang baru saja datang sudah melangkahkan kakinya menjauh dari area parkiran, lain hal dengan Reynard.
Sejak Reynard datang, Reynard belum melihat Peyvitta datang. Reynard berniat untuk menunggu Peyvitta.
Reynard menunggu Peyvitta bukan sebab dirinya ingin ke kelas bersama dengan Peyvitta, tapi karena dirinya ingin memastikan apakah Peyvitta juga memasang ekspresi yang kurang lebih sama dengan ekspresi yang Devian pasang atau tidak.
Beberapa menit menunggu, akhirnya apa yang dia tunggu sampai. Reynard melihat kalau motor Peyvitta sudah memasuki area parkiran.
Reynard memperhatikan Peyvitta dari jarak yang lumayan. Lumayan? Iya lumayan, karena tidak jauh dan juga tidak terlalu dekat.
Jarak antara Reynard dengan posisi di mana Peyvitta menghentikan motornya cukup untuk melihat ekspresi yang Peyvitta pasang.
Peyvitta terlihat tengah membuka lock helm-nya. Reynard sangat menunggu moment di mana Peyvitta membuka helm-nya.
Peyvitta membuka helm-nya yang kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan sebab ikut saat helm-nya dia lepas.
Apa yang sudah Reynard duga sebelumnya ternyata benar. Ekspresi yang Peyvitta pasang sekarang tidak jauh berbeda dengan ekspresi yang sudah Devian pasang tadi.
Ekspresi mereka sama, apa mungkin hal ini saling berhubungan, tapi hubungannya apa?
Di sini Reynard adalah orang benar-benar penasaran akan apa yang sudah terjadi antara Peyvitta dan juga Devian.
*****
Sekarang di kelas Peyvitta sedang tidak ada kegiatan pembelajaran, karena guru yang akan mengajar juga sedang mempersiapkan tengah hal yang harus dipersiapkan untuk Ujian Nasional itu.
Guru yang seharusnya mengajar sekarang sudah memberikan tugas, untuk mempelajari materi yang seharusnya disampaikan, tapi ya mereka suka tahu kalau setiap tahun, pasti sering terjadi hal ini.
Sudah tidak aneh jika 1 minggu menuju Ujian Nasional, maka kegiatan pembelajaran akan terganggu. Kegiatan ini sepertinya sudah menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya.
Mereka tidak masalah, karena mereka bisa dengan santai menikmati waktu kosong di kelas sambil membicarakan hal yang ingin mereka bicarakan atau melakukan suatu kegiatan yang ingin mereka lakukan.
Semakin lama Peyvitta berdiam di dalam kelasnya, maka dirinya semakin kepikiran sama apa yang sudah terjadi sebelumnya.
Peyvitta akhirnya mengambil handphone-nya dan menghubungi Devian. Peyvitta sudah tidak bisa lagi menahan semua ini.
"Hallo Kak," ucap Peyvitta.
Peyvitta langsung mengawali pembicaraan saat tahu kalau panggilannya sudah diterima oleh Devian.
"Hallo ada apa?" tanya Devian.
"Aku pengen bicara sama Kak Dev. Kak Dev ada waktu gak?" tanya Peyvitta.
Setelah mendengar jawaban yang sudah Peyvitta ucapkan, Devian sempat terdiam sambil memikirkan kira-kira hal apa yang ingin Peyvitta bicarakan sekarang.
Peyvitta bertanya terlebih dahulu, karena Peyvitta tidak mau kalau sekarang Devian sedang ada suatu urusan, tapi dirinya memaksa Devian untuk menemuinya.
"Ada. Mau bicara di mana?" tanya Devian. Devian kebetulan sekarang sedang bersantai.
Jadi, dirinya bisa langsung menemui Peyvitta membahas apa yang ingin Peyvitta bicarakan dengannya sampai-sampai Peyvitta menghubunginya sekarang.
"Di Rooftop," jawab Peyvitta.
Peyvitta lebih memilih untuk berbicara di Rooftop, karena Peyvitta pikir Rooftop bakalan jauh lebih sepi dibandingkan dengan taman belakang sekolah.
"Oke. Gue samperin lo atau langsung ketemu di Rooftop?" tanya Devian.
"Langsung ketemu di sana aja Kak," jawab Peyvitta. Peyvitta tidak mau merepotkan Devian.
"Oke," jawab singkat Devian.
"Iya Kak. Aku tunggu ya," ucap Peyvitta.
"Iya," jawab Devian.
Peyvitta sudah lama menahan ini semua, sampai akhirnya dirinya sudah tidak bisa menahan hal ini lagi.
Peyvitta bangkit dari tempat duduknya. Peyvitta mau melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar dari kelas ini.
"Vitta, kamu mau ke mana?" tanya orang yang semula duduk di samping Peyvitta. Ya, orang yang barusan bertanya adalah Anna.
"Ke mana aja bukan urusan lo," jawab Peyvitta.
Peyvitta tidak memikirkan apakah ada hal lain yang ingin Anna bicarakan. Peyvitta kembali melangkahkan kakinya.
Peyvitta langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah Rooftop. Peyvitta tidak mau berlama-lama menahan hal ini sendiri.
Bagaimanapun juga Devian harus tahu kalau apa yang sudah dia rahasiakan sejak lama, ternyata sudah Peyvitta ketahui.
Sebelum Devian keluar dari kelas, Devian sempat memikirkan hal apa yang kira-kira akan Peyvitta bicarakan.
Devian masih tanda tanya akan hal itu. Devian sampai saat ini masih belum ingin memberitahu Peyvitta tentang masalah dirinya yang akan pindah ke Australia.