Peyvitta membiarkan Devian memikirkan apa yang sudah Peyvitta ucapkan. Semoga Devian bia mengerti sama apa yang sudah dia ucapkan tadi.
Kalau Devian sampai tidak mengerti sama apa yang sudah Peyvitta ucapkan tadi, maka Devian sungguh keterlaluan.
"Gue punya satu pertanyaan," ucap Devian.
Setelah beberapa saat Devian terdiam sambil berpikir, ada sebuah hal yang tiba-tiba terlintas di pikirannya.
"Apa Kak?" tanya Peyvitta.
"Apa alasan yang membuat lo mau memikirkan hal itu?" tanya Devian.
Devian tahu kalau apa yang sudah Peyvitta ucapkan barusan itu adalah inti dari apa yang ingin Peyvitta bicarakan padanya, sedangkan sebelum Peyvitta bisa mengucapkan inti dari hal itu, berarti ada begitu banyak pemikiran atau kalimat yang semula terlintas di pikiran Peyvitta.
"Alasan?" tanya Peyvitta.
Peyvitta bertanya ulang, meski sebenarnya dirinya sudah mengerti ke mana maksud dari pertanyaan yang sudah Devian ucapkan.
Devian dengan santai menganggukkan kepalanya. Devian benar-benar ingin tahu apa alasan yang membuat Peyvitta begitu peduli sama masalahnya.
"Kak Dev," jawab Peyvitta. Dengan seketika Devian langsung merasa bingung.
Devian bingung saat mendengar Peyvitta yang seharusnya mengucapkan alasan kenapa Peyvitta mau memikirkan hal itu, tapi Peyvitta malah mengucapkan atau malah memanggil namanya.
"Apa?" tanya Devian.
"Iya Kak Dev," ucap Peyvitta.
Devian kali ini mendadak lemot, Devian tidak mengerti sama apa yang sudah Peyvitta katakan sebelumnya.
"Gue gak paham," ucap Devian jujur.
Peyvitta tersenyum kecil saat mendengar jawaban Devian, tapi Peyvitta jauh lebih tersenyum saat melihat ekspresi polos Devian.
"Kak Dev adalah alasannya," ucap Peyvitta.
"Gue?" tanya Devian polos sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri.
"You are the reason." Peyvitta tersenyum di ujung kalimatnya. Devian ikut tersenyum.
Sekarang Devian sudah mengerti ke mana maksud dari apa yang sudah Peyvitta ucapkan tadi.
Peyvitta terus tersenyum dengan menunjukkan sebuah senyuman yang begitu tulus yang tertuju pada orang yang sekarang tengah berada di depannya.
Hal yang Peyvitta harapkan sekarang adalah Devian mau mengikuti apa yang dia lakukan. Peyvitta ingin kalau Devian tersenyum saat ini juga.
Peyvitta tahu kalau kemungkinan senyuman yang Devian tunjukkan nanti hanyalah sebuah senyuman yang palsu yang Devian gunakan untuk menutupi sesuatu yang tengah dia rasakan sekarang.
Hal itu tidak menjadi masalahkan, asalkan Devian tidak terus memasang ekspresi yang seperti ini secara terus menerus.
*****
Waktu terus berlalu dengan sendirinya. Sekarang sudah semakin larut malam. Peyvitta melirik ke arah jam tangannya.
"Kak udah malam banget, aku pulang ya?" Peyvitta meminta izin pada Devian untuk pulang.
"Gue antar."
"Gak papa, Kak Dev nanti cape harus bolak-balik."
"Gue gak peduli, karena yang gue pedulikan adalah lo."
Peyvitta dengan seketika langsung tersenyum mendengar jawaban yang baru saja Devian berikan, entah kenapa hatinya merasa mendadak adem dalam seketika.
"Ya udah kalau gitu, aku gak bisa melarang Kak Dev."
Devian menganggukkan kepalanya. Peyvitta dan juga Devian akhirnya bangkit dari tempat duduk mereka dan melangkahkan kakinya keluar dari rumah ini.
Mereka melangkahkan kakinya menuju ke arah motor mereka masing-masing. Mereka berdua memang berniat untuk menaiki motor masing-masing.
Mereka melakukan kegiatan yang hampir sama. Mereka sama-sama menggunakan helm dan tak lama kemudian melajukan motor mereka menjauh dari area rumah ini.
Di sepanjang perjalanan, mereka lebih terlihat seperti orang yang tengah menikmati indahnya suasana malam hari yang terlihat cukup cerah seperti ini.
"Sekarang malam minggu?" tanya Devian.
Peyvitta menganggukkan kepalanya. "Iya Kak, ada apa emangnya?" tanya Peyvitta.
"Malam mingguan dulu yuk?" ajak Devian.
Peyvitta tersenyum kecil. "Boleh, mau ke mana?" tanya Peyvitta.
"Lo mau ke mana?" tanya balik Devian.
"Aku ikut ke mana Kak Dev pergi aja deh."
"Ke basecamp gue gimana?" tanya Devian.
Peyvitta langsung menganggukkan kepalanya.
Peyvitta tidak merasa keberatan kalau dirinya sekarang di ajak ke basecamp, lagi pula Peyvitta tidak mempunyai jadwal kegiatan yang bisa dia lakukan di malam minggu ini.
Peyvitta mengikuti ke mana Devian melajukan motornya. Peyvitta dengan santai masuk ke area basecamp ini dan langsung memarkirkan motornya tepat di samping motor Devian.
Peyvitta berharap kalau mereka bisa menerima kehadiran Peyvitta. Peyvitta turun dari motornya dan langsung melangkahkan kakinya mendekat ke arah Devian.
Sebenarnya ini basecamp anak-anak mobil, tapi karena Devian semula tidak berniat ke sini, maka dia tidak mengendarai mobil.
Mereka tidak mempermasalahkan hal ini, karena mereka tetap santai, lagi pula ini bukan kumpul-kumpul dalam acara resmi. Mereka hanya sedang menikmati malam minggu ini.
"Kak, mereka baik-baik gak?" Peyvitta bertanya dengan nada yang setengah berbisik. Peyvitta takut kalau mereka tidak bisa menerima kehadiran Peyvitta.
"Kalau gak baik ya buat baik."
Devian dengan entengnya menjawab pertanyaan yang sudah Peyvitta ajukan dengan kalimat yang seperti itu.
Peyvitta melirik ke arah Devian. "Hmm."
"Yuk gabung," ajak Devian.
Peyvitta akhirnya menganggukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya mengikuti Devian yang tengah berjalan menuju ke arah kerumunan.
Peyvitta memperhatikan mereka yang begitu menyambut kedatangan Devian. Peyvitta merasa tidak heran akan hal ini.
"Balik lagi Yan?" tanya seseorang. Devian dengan santai menganggukkan kepalanya.
"Nih cewek siapa?" tanya salah satu dari mereka.
"Cewek gue," jawab Devian. Devian menjawab dengan nada yang terdengar cukup datar.
Mereka mengerti kenapa Devian menjawab dengan nada yang datar, artinya mereka tidak boleh mengganggu cewek Devian
.
"Hai cewek, siapa nama lo?" tanya salah satu dari mereka.
"Aku Peyvitta," jawab Peyvitta.
Mereka dengan santai menyapa Peyvitta. Peyvitta merasa lega saat mereka begitu menerima kehadirannya.
Peyvitta dan juga Devian sekarang tengah bergabung dengan mereka dan melakukan berbagai dialog yang terasa cukup seru untuk mereka.
Sekarang orang-orang yang ada di basecamp tidak semuanya laki-laki, bahkan sekarang banyak perempuan yang hadir. Pantas saja Devian memilih untuk mengajak Peyvitta, ternyata karena di basecamp ini juga terdapat banyak perempuan.
Alasan kenapa di basecamp ini banyak perempuan mungkin cukup sederhana. Alasannya sama dengan apa yang sudah Devian ucapkan tadi. Mereka malam ini ingin menikmati waktu malam minggu bersama.
*****
Waktu terus berlalu dengan sendirinya.
"Gue pulang," ucap Devian.
"Tumben jam segini udah mau pulang?" tanya salah satu dari mereka.
"Gue bawa cewek," jawab Devian.
"Kalau Kak Dev masih mau nongkrong gak papa kok Kak," ucap Peyvitta dengan nada yang begitu santai.
"Sudah malam, lo harus pulang." Mendengar hal itu, Peyvitta sudah tidak bisa berucap apa pun lagi. Peyvitta akhirnya pasrah.
"Gue duluan."
"Hati-hati di jalan. Jaga cewek lo."
"Iya."
"Bye-bye semua." Peyvitta melambaikan tangannya ke arah mereka.
"Bye, kapan-kapan ikut lagi sama Devian ke sini."
"Iya kalau diajak."
Peyvitta menjawab sambil tersenyum kecil ke arah Devian. Devian mengabaikan hal itu. Devian melangkahkan kakinya menuju ke arah di mana motornya berada.
Peyvitta mengikuti Devian. Peyvitta terus mengikuti apa yang sudah Devian lakukan sampai akhirnya Peyvitta melajukan motornya mengikuti motor Devian yang melaju menjauh dari area basecamp ini.