Peyvitta sekarang sudah berada di Rooftop. Peyvitta datang lebih awal, karena dirinya yang sangat ingin mengungkap hal ini.
Peyvitta sudah tidak mau menahan dan juga menyembunyikan hal ini terlalu lama lagi, karena Peyvitta sudah tidak ingin bingung sendiri.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Peyvitta mendengar suara langkah kaki. Peyvitta menoleh ke arah belakang.
Seseorang yang sudah dia tunggu sekarang tengah berjalan ke arahnya. Peyvitta menunggu orang itu sampai.
"Vitt, ada apa?" tanya Devian. Devian bertanya setelah dirinya berdiri tepat di samping Peyvitta.
"Ada sesuatu yang mungkin akan lebih baik jika diungkapkan sekarang," jawab Peyvitta.
Peyvitta tidak langsung mengatakan hal itu apa, tapi Peyvitta lebih memilih untuk memulai semuanya terlebih dahulu.
"Apa?" tanya Devian.
Peyvitta memperhatikan Devian dengan begitu serius, Peyvitta tidak tahu mau sampai kapan pacarnya mampu menyembunyikan hal ini terus-menerus dari dirinya.
"Kak Dev yakin tidak mempunyai hal yang mungkin sudah seharusnya Kak Dev bicarakan dan kasih tahu sama aku?" tanya Peyvitta.
Peyvitta ingin Devian jujur padanya. Peyvitta ingin Devian menceritakan apa yang seharusnya sudah Devian ceritakan, tapi malah Devian pendam dalam beberapa waktu ke belakang.
"Apa?" tanya Devian.
Devian di sini terlihat seperti orang yang kebingungan akan apa yang sedang Peyvitta bicarakan. Peyvitta kembali menatap Devian dengan begitu serius.
Peyvitta bingung kenapa Devian masih mampu bersikap biasa saja saat sedang di depan dirinya, padahal pada saat dirinya tidak melihat, Devian terlihat seperti orang bingung saat Ayahnya kembali membicarakan hal itu.
"Saat bertanya, perempuan itu 80% sudah tahu jawabannya. Jadi, Kak Dev hanya punya 20% sisa untuk bisa menahan agar jawaban Kak Dev tidak terbongkar di depan aku."
Devian memperhatikan Peyvitta sejenak. Peyvitta sekarang berbicara dengan menggunakan nada dan juga ekspresi yang begitu serius.
Apa mungkin dia sudah tahu akan hal yang sedang gue alami sekarang?
Devian bingung. Devian tidak pernah memberitahu Peyvitta akan hal ini, tapi kalau Peyvitta tahu, dia tahu dari mana?
"Apa?" tanya Devian.
Devian masih belum ingin mengungkapkan hal itu, meski dirinya sudah beranggapan kalau kemungkinan Peyvitta sudah tahu akan hal itu.
"Aku rasa apa yang ingin aku bicarakan sudah bisa Kak Dev tebak, tapi kenapa sampai saat ini Kak Dev masih bersikap seperti orang yang tidak tahu akan hal itu?" tanya Peyvitta.
Peyvitta benar-benar ingin Devian yang mengungkap hal ini lebih awal, Peyvitta tidak mau membuka cerita milik Devian.
Melihat ekspresi yang tengah Peyvitta pasang sekarang, Devian malah mengubah posisi berdirinya.
Devian sekarang menjadi menatap lurus ke depan, tapi bukan ke arah Peyvitta. Peyvitta masih memandangi sebelah tubuh Devian.
Peyvitta masih bisa melihat kalau Devian sekarang tengah memikirkan suatu hal dengan begitu serius.
Peyvitta tahu mungkin hal ini begitu berat untuk Devian, tapi dirinya tidak bisa terus-terusan menyembunyikan masalah ini sendiri.
Peyvitta tidak mau terlalu memaksa Devian untuk menceritakan hal ini. Peyvitta membiarkan Devian berpikir terlebih dahulu mengenai hal ini.
Apa gue harus memberitahu dia sekarang?
Devian bertanya dalam hatinya sambil menatap ke arah langit dengan begitu serius. Devian seolah meminta jawaban atas pertanyaan yang baru saja dirinya ucapkan.
80% sudah tahu jawabannya dan 20% hanya bisa untuk menahan agar jawabannya tidak terbongkar.
Kalimat itu kembali terpikir di pikiran Devian. Devian sangat yakin kalau sekarang Peyvitta sudah tahu akan hal itu.
Kalau dia sudah tahu hal ini sekitar 80%, lalu buat apa gue terus menyembunyikan hal ini, karena hal yang belum dia ketahui hanya 20%?
Devian kembali melirik ke arah Peyvitta. Peyvitta tersenyum dengan begitu santai. Peyvitta masih menunggu kejujuran Devian.
"Udah gak ada gunanya juga gue menyembunyikan hal ini. Lo hanya belum mengetahui detail masalah gue, sedangkan inti cerita gue sudah lo ketahui?"
Peyvitta dengan santainya menganggukkan kepalanya dan juga mengukirkan sebuah senyuman miliknya.
Peyvitta memang sudah mengetahui inti dari masalah yang sudah sejak lama Devian sembunyikan dan yang belum Peyvitta ketahui adalah detail cerita itu.
"Hmm," gumam Devian.
Devian sebenarnya bingung bagaimana dirinya harus menceritakan cerita yang intinya sudah jelas-jelas Peyvitta ketahui.
Peyvitta memperhatikan ekspresi yang tengah Devian pasang sekarang. Peyvitta mengerti alasan kenapa Devian memasang ekspresi yang seperti ini.
"Jadi, bener Kak Dev bakalan pindah ke Australia?" tanya Peyvitta.
Peyvitta tahu kalau Devian kebingungan untuk menceritakan hal ini. Jadi, Peyvitta lebih memilih untuk menanyakan hal itu.
Peyvitta memilih bertanya mengenai hal ini, karena Peyvitta masih ingin kejujuran Devian. Dengan Peyvitta yang bertanya seperti ini, apakah Devian akan mengakuinya atau masih akan tetap mengelak?
Devian menganggukkan kepalanya. "Enggak," jawab Devian.
Peyvitta dengan seketika langsung terdiam bingung. Peyvitta bingung melihat respons Devian yang berbeda dengan jawaban yang keluar dari mulutnya.
"Kak Dev ngangguk, tapi kenapa jawaban yang keluar dari mulut Kak Dev itu enggak?" tanya Peyvitta.
Hal inilah yang membuat Peyvitta merasa bingung. Jawaban yang Devian berikan di waktu yang bersamaan berbeda.
Devian tersenyum kecil. "Satu sisi gue memang bakalan pindah ke Australia, tapi di satu sisi gue tidak ingin pindah ke sana."
Alasan yang membuat Devian tadi mengangguk, tapi kata yang keluar adalah enggak, karena hal ini.
Devian tahu kalau inti dari masalah ini adalah kepindahannya ke Australia, tapi hal yang jad permasalahannya, karena dirinya tidak mau pindah ke sana.
Peyvitta mengerti. Peyvitta mengerti sama apa yang sudah Devian maksud. Peyvitta sendiri tahu kalau Devian tidak mau.
Hal yang membuat Peyvitta tahu kalau Devian tidak ingin pindah ke Australia adalah beberapa kali dirinya sudah memergoki Devian yang selalu mengatakan tidak saat sedang melakukan panggilan telepon dengan Ayahnya.
Kalaupun Devian menyetujui apa yang sudah Ayahnya katakan, tidak mungkin bukan jika Ayahnya terus menghubungi Devian dan membahas hal itu terus?
"Kenapa Kak Dev gak mau pindah ke Australia?" tanya Peyvitta.
Peyvitta ingin tahu alasan apa yang menguatkan Devian untuk tidak ingin meninggalkan Indonesia.
Devian terdiam. Devian malah memperhatikan wajah polos Peyvitta. Devian bingung mau menjawab pertanyaan Peyvitta dengan jawaban yang seperti apa.
Sepertinya alasan kenapa gue tidak ingin pergi ke sana, adalah lo. Lo adalah alasan yang membuat gue betah di sini.
Devian tidak mengungkapkan apa yang dia rasakan. Devian malah membicarakan hal itu melalui hatinya.
Peyvitta memperhatikan Devian balik. Peyvitta memasang ekspresi yang tanda tanya saat dirinya tengah memperhatikan Devian.
Sampai saat ini Peyvitta masih ingin tahu, apa alasan yang memberatkan Devian untuk meninggalkan Indonesia.
"Kenapa Kak? Apa alasan Kak Dev gak mau pindah ke Australia?" tanya Peyvitta lagi.
"Apa lo bisa melepas gue begitu saja saat gue ke Australia nanti?" tanya balik Devian.
Devian bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan Peyvitta, sehingga dirinya lebih memilih untuk bertanya balik.
Peyvitta terdiam. Peyvitta terdiam sambil memikirkan maksud dari kalimat yang sudah Devian tanyakan. Peyvitta juga memikirkan jawabannya.
Apa gue bisa melepas Kak Dev?