Chereads / UNWANTED WIFE : BUKAN ISTRI PILIHAN / Chapter 17 - Bab 17 - Hari Yang Sial

Chapter 17 - Bab 17 - Hari Yang Sial

Mahesa baru saja selesai mandi, ia mengernyit bingung kenapa jam segini Sabrina belum juga datang untuk menyiapkan semua kebutuhannya. Mahesa segera bergegas menuju ruang wardrobe untuk memakai pakaiannya, ia sedikit terkejut ketika mendapati Emma yang sudah ada di ruang wardrobe miliknya dan menata semua pakaiannya.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Mahesa ketus.

Emma membalikkan tubuhnya ke arah Mahesa. "Ini aku sedang menyiapkan semua pakaian mu"

Mahesa mengernyit bingung. "Kenapa harus kamu? di mana Sabrina? oh jangan-jangan kamu mengusirnya ya?" seru Mahesa.

Emma menggelengkan kepalanya, tak lama kemudian sang mama datang menghampiri mereka berdua.

"Bukan Emma yang mengusirnya tapi mama yang menelepon Sabrina untuk tidak datang kemari hari ini" seru sang mama.

Mahesa membalikkan tubuhnya. "Apa? tapi kenapa ma?" tanya Mahesa bingung.

"Mulai sekarang kamu bisa mengurangi aktivitas mu dengan sekretaris mu itu, lagi pula sebentar lagi kamu dan Emma akan segera menikah jadi biarkan Emma belajar untuk mengurus kamu" seru sang mama.

"Tapi ma"

"Tidak ada negosiasi, Mahesa" seru sang mama yang langsung bergegas pergi dari hadapan mereka berdua.

Mahesa mendengus pelan ia merasa sedikit kesal dengan sang mama yang sudah mengatur hidupnya sejauh ini. Mahesa segera meraih kemeja yang sudah di siapkan oleh Emma dan segera memakainya, kemudian Mahesa berdiri di hadapan Emma dengan posisi kemeja yang belum di kancing. Emma mengernyit bingung melihat Mahesa seperti ini, ia tidak mengerti apa maksud Mahesa.

"Kenapa?" tanya Emma bingung.

Mahesa menghela nafas. "Aku membayar mahal sekretaris ku untuk melakukan semuanya untukku, kalau kamu mau belajar menjadi istri yang baik ya lakukan sama seperti yang sekretaris ku lakukan setiap hari" gumam Mahesa.

Emma mengerutkan keningnya, ia tidak percaya jika Sabrina di bayar untuk melakukan hal ini. Padahal Mahesa hanyalah seorang bos untuk Sabrina, tapi kenapa ia mau melakukan pekerjaan sepele seperti ini yang sebenarnya Mahesa bisa lakukan sendiri. Tanpa pikir panjang Emma segera memasang tiap kancing di kemeja Mahesa, merapikan kerahnya dan membantu Mahesa memakai kan jas dan juga dasi di leher Mahesa. Ketika semuanya sudah rapi, Mahesa menanyakan sepatu mana yang akan di kenakannya. Lagi-lagi hal itu membuat Emma mengernyit bingung.

"Baik, tunggu sebentar. Aku akan mengambil nya untukmu" gumam Emma dan segera meletakkan di depan kaki Mahesa.

Mahesa mendengus pelan, ia benar-benar kesal karena Emma tak mengerti apa yang di inginkan nya. Sepertinya ia perlu mengirim Sabrina untuk menemui Emma agar Sabrina dapat mengajari Emma bagaimana caranya melayani dirinya dengan baik.

"Apa kau membiarkan ku memakai sepatu sendiri?" tanya Mahesa.

Emma mengernyit bingung. "Memangnya kau minta aku pakaikan?" gumam Emma bingung.

Mahesa menghela nafas. "Emma, Emma, Emma sepertinya kau harus banyak belajar dari Sabrina. Aku akan mengatur pertemuan kalian berdua, aku mau kau sudah mengerti cara melayani aku dengan baik ketika sudah menikah nanti" gerutu Mahesa yang langsung pergi meninggalkan Emma.

Emma menghela nafas panjang, ia bingung sampai berpikiran memangnya berapa Mahesa membayar Sabrina sampai hal kecil saja harus Sabrina yang menangani. Ia benar-benar bingung dengan kehidupan Mahesa yang super glamour.

"Dasar orang kaya, memakai sepatu sendiri saja tidak bisa. Dan harus di pakaikan, memangnya dia pikir dia itu bayi" gerutu Emma yang langsung pergi dari ruang wardrobe Mahesa.