Chereads / My future is you, not him! / Chapter 4 - Kak Lay

Chapter 4 - Kak Lay

"Astaga papa!!!" Teriak Lastri langsung memeluk papanya

"Aku tidak di peluk juga?" Tanya seorang pria tampan yang kini telah berada di samping Mr. Kinozard.

"Kak Lay? Ya ampun kemana saja kau? Aku sangat merindukanmu." Lastri pun ikut memeluk lay

"Haha, maafkan aku anak bayi. Aku harus mengurus perusahaan bersama papa diluar kota." Lay mencolek hidung adiknya iseng

"Aku bukan anak bayi tahu! Lihatlah aku sudah besar!" Lastri memanyunkan bibirnya.

"Bagaimana kabarmu Lastri?"

"Aku baik-baik saja pah."

"Em.. om, kak lay, kami izin pulang dulu ya? Kami tidak ingin mengganggu acara keluarga kalian. Lastri kami izin pulang ya?" Ucap Ninie mewakili ketiga temannya.

"Baiklah hati-hati dijalan ya."

"Aku juga izin pulang ya Lastri. Jangan lupa mengabariku jika terjadi apa-apa."

"Iya, hati-hati ya jef."

Setelah teman Lastri dan Jeffry pulang, Mr kinozard dan Lay langsung bergegas berganti baju sedangkan Mrs kinozard menyiapkan makanan.

Saat acara makan malam dimulai, Mr kinozard heran kenapa somi belum juga turun.

"Dimana adikmu somi?" Tanya Mr kinozard kepada Lastri.

"Mungkin dia sedang berdandan, aku akan memanggilnya." Ucap Lastri langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Suruh cepatlah, aku sudah tidak sabar ingin menemui adik kecilku itu."

Lastri terkekeh mendengar ucapan Lay yang terus saja menganggapnya dan somi anak kecil.

Lastri sedang menuju ke kamar somi, sedangkan somi sedang sibuk menelepon pacarnya. Ah, maksudnya pacar kakaknya, Jeffry.

Jeffry : aku sangat tidak sabar ingin menemuimu besok sayang

Somi : jangan keras-keras, aku takut ada yang mendengar.

Jeffry : haha kenapa kau sangat mengkhawatirkan itu? Tenang saja kau sedang di kamar.

Somi : Ya tetap saja aku-

Tok tok tok

Suara pintu kamar somi terketuk pertanda di depan pintu ada seseorang

"Somi, apa kau sudah siap? Cepatlah, Papa dan kak Lay sudah menunggumu."

"Sebentar kak, aku akan keluar. Kakak duluan saja nanti aku menyusul."

"Baiklah aku akan turun, kau jangan lama-lama."

Tapi Lastri tidak turun, dia penasaran sedang apa somi di dalam.

Jeffry : Ada apa somi?

Somi : Akan ku hubungi lagi nanti, aku harus makan malam bersama keluargaku.

Jeffry : Aku akan menunggu, aku mencintaimu.

Somi : Aku juga mencintaimu.

Somi sedang bertelepon dengan siapa? Mengapa sangat romantis? Batin Lastri.

Lastri memutuskan untuk segera turun kebawah.

Acara makan malam itu pun dimulai dengan sangat harmonis.

"Oh iya Lay, kau kapan akan menikah? Di umur kau yang sekarang ini sudah seharusnya kau memikirkan tentang menikah." Ucap Mr Kinozard mulai serius

"Aku akan memikirkannya nanti."

"MEMANGNYA KAK LAY SEDANG DEKAT DENGAN SIAPA?" Tanya Lastri antusias.

"Kau ini adikku atau bukan las? Bagaimana bisa kau tidak tahu aku dekat dengan siapa?" Tanya Lay terkekeh

"Hei! Kau saja tidak pernah menceritakan wanita itu kepadaku!" Ucap Lastri tidak terima.

"Haha kak, bahkan aku saja tahu kak Lay sedang dekat dengan kak Seulgi."

"Wah benarkah? Somi kau tahu dari mana?"

"Aku mendengar percakapan kak Lay dengan ibu waktu itu haha. Maafkan aku, aku tidak sengaja." Somi tertawa terbahak-bahak.

"Anak kecil ini kenapa sangat ingin tahu tentang hubunganku hm?"

"Kau salah sendiri iching, mengapa kau tidak menceritakannya kepada mereka?"

"Aish papa! Berhentilah menyebut nama itu, namaku adalah Lay." Ucap Lay tidak terima

"Astaga kau lucu sekali Lay. Namamu kan lay yixing, tidak salah bukan papamu memanggil dengan sebutan iching?" Goda mamanya

"Ya terserah kalian saja."

"Mama hanya bercanda Lay, kamu ini masih seperti anak kecil saja." Tawa mereka pun meledak.

"Mah aku bukan anak kecil! Yang anak kecil itu Lastri dan somi." Sambil menunjuk kedua adiknya.

"Enak saja, kami bukan anak kecil!" Ucap keduanya bersamaan.

"Lay, apa kau tidak tahu bahwa Lastri sudah memiliki kekasih? Dia sudah bukan anak kecil lagi dong." Ucap papanya

"Benarkah? Siapa kekasihmu?"

"Jeffry." Jawab Lastri

Somi terlihat tersenyum tipis, sangat tipis.

"Oh jadi pria yang datang tadi itu kekasihmu? Kupikir kau masih belum bisa melupakan Candra." Ucap Lay tak tahu situasi.

"Lay!" Bentak mamanya tahu perkataan itu sangat sensitif."

"Maafkan aku, aku hanya bercanda. Tapi somi belum memiliki kekasih, berarti somi masih bayi kecilku haha." Goda Lay

"Kak Lay, tadi aku mendengar somi bertelepon dengan seorang pria! Aku pikir itu adalah kekasihnya!" Ucap Lastri antusias.

"Apa?! Kau mendengar percakapanku kak?" Tanya somi membulatkan matanya.

"Haha maafkan aku somi, aku hanya mendengar percakapan terakhir saja." Tawa Lastri terbahak-bahak.

"Wah anak papa yang satu ini ternyata sudah memiliki kekasih. Coba kenalkan kepada papa, seperti Lay dan Lastri mengenalkan kekasihnya kepada papa."

"Tapi aku tidak-"

"Hei bayi kecil! Berani-beraninya kau memiliki kekasih tidak bilang kepadaku huh!"

"Kak Lay aku tidak berpacaran dengannya."

"Benarkah?"

"Iya mah."

"Lalu tadi apa yang aku dengar hm? Aku mendengar kau berbicara 'Aku juga mencintaimu' begitu bukan?" Ucap Lastri meniru suara somi saat bertelepon tadi

Oh syukurlah tadi somi tidak menyebutkan nama Jeffry.

"Ya- itu hanya.. aku hanya berteman dengannya."

"Teman yang akan menjadi pacarnya bayi kecilku ini kan?" Goda Lay

"KAKAK!"

"Haha, aku sangat senang jika somi sudah marah." Tawa Lay

"Kau sama saja dengan kak Lastri huh!"

"Apa? Aku?"

"Iya kau itu sangat suka menggodaku seperti yang dilakukan kak Lay."

"Karena kau begitu menggemaskan saat marah." Tawa Lastri

"Sudah-sudah berhenti mengganggu adik kalian. Lanjut saja memakan makanan itu."

Melihat wajah somi yang sudah merah padam, papanya mengambil jalan tengah untuk menghentikan kegiatan bertengkar antar saudara itu, bukan bertengkar lebih tepatnya meledek.

"Kapan kau dan kak Seulgi akan menikah?" Tanya Lastri kepada Lay

"Em.. mungkin sebulan lagi."

"Wah aku sudah tidak sabar ingin mempunyai keponakan."

"LASTRI! AKU BAHKAN BELUM MENIKAH!"

"Haha aku hanya bercanda kak."

"Lay, sebaiknya kau kenalkan Seulgi kepada Lastri dan juga Somi." Saran mamanya.

"Iya mah, besok seulgi akan ku ajak kesini."

"Itu baru anak papa."

***

Pagi hari yang indah ditemani dengan embun yang menetes diatas daun itu semakin membuat pagi hari menjadi sejuk.

Hari ini Lastri berencana untuk mengajak Jeffry menemaninya ke toko buku untuk membelikan hadiah calon istrinya kak Lay, seulgi.

Ia membuka ponselnya dan mencari kontak Jeffry disana lalu memencet tombol telepon.

My boy ❤️ : Selamat pagi sayang

Lastri :  Selamat pagi juga Jeffry

My boy ❤️ : Kau ada apa meneleponku pagi buta seperti ini hm?

Lastri : Hehe, ya itu Jeffry. Aku ingin kau menemaniku untuk ke toko buku nanti pukul 10:00 , karena nanti siang kak Seulgi akan datang ke rumahku untuk membicarakan pernikahannya dengan kak Lay. Apa kau bisa?

My boy ❤️ : Jam 10:00 ya?

Berpikir sejenak, ia akan menemui Somi hari ini. Tapi mungkin ia bisa menemui gadis itu setelah mengantarkan Lastri ke toko buku.

My boy ❤️ : Baiklah, pukul 10:00 nanti aku akan sampai dirumah mu.

Lastri : Terima kasih, aku mencintaimu.

My boy ❤️ : Aku lebih mencintaimu.

Telepon pun dimatikan. Jeffry bergegas untuk mengirim pesan kepada Somi

Jeffry : Somi, hari ini kita bertemu pukul 12:00 di caffe biasa.

***

10:00

Tin Tin Tin

Bunyi klakson mobil terdengar dihalaman rumah Lastri. Ya, itu Jeffry orang yang sudah ia tunggu sejak tadi.

"Silahkan masuk nak." Ucap bibi yang membukakan pintu.

"Terima kasih bi, Lastrinya ada?"

"Ada, sebentar saya panggil."

Tanpa sempat di panggil, wanita yang dicari sudah turun dari tangga.

Lastri mengenakan celana panjang hitam dengan baju polkadot hitam bercampur putih, jangan lupakan dengan rambut warna ungunya. Terlihat sederhana namun elegan dimata siapa saja yang melihatnya.

Jeffry menatap Lastri dengan sangat lekat. Tampak sekali ia terkagum-kagum dengan penampilan Lastri yang beda dari biasanya

"Kau sangat cantik Lastri."

"Ya memang biasanya aku tidak terlihat cantik hm?"

"Ah tidak, hanya saja hari ini kau terlihat sangat cantik. Aku saja makin mencintaimu."

"Sudahlah kau ini jago sekali meluluhkan hati wanita, aku jadi khawatir diluar sana banyak yang termakan rayuan gombalanmu haha."

"Tentu saja tidak. Aku tidak akan menggombali wanita lain selain dirimu sayang."

"Jeffry sudah jangan terlalu banyak gombal, lebih baik sekarang kita berangkat ke toko buku."

"Ayo."

Jeffry menggandeng tangan Lastri menuju mobilnya. Jeffry menyadari disana ada gadis yang memperhatikan mereka sejak tadi. Ya, itu adalah Somi

Jeffry kemudian senyum ke arah Somi seakan-akan menyuruhnya untuk tidak bersedih. Somi yang menyadari hal itu hanya tersenyum menatap kepergian mereka.

Sesampainya di toko buku, Lastri kebingungan untuk memilih buku apa yang akan ia beli.

"Buku masakan? Ah tidak, ini tidak cocok. Buku cara menjadi istri yang baik? Oh tidak, ini terlalu buruk. Buku cara menjadi kakak ipar yang baik? Ya ampun buku apa ini haha. Ah buku ini sepertinya cocok." Ucap Lastri sambil mengambil salah satu buku.

"Jadi buku apa yang akan kau berikan kepada calon kakak iparmu?"

"Ini Jef, buku cara menjadi Istri dan ibu yang baik. Sangat cocok bukan?" Senyumnya mengembang.

"Haha terserah kau saja. Ada lagi yang ingin kau beli?"

"Aku sedang mencari novel, tunggu sebentar ya?"

"Baiklah."

Jeffry kembali duduk untuk menunggu Lastri selesai memilih bukunya.

"Jeffry aku sudah menemukan buku ini, mari kita pergi ke kasir!" Ajak Lastri sambil menarik tangan Jeffry.

"Buku apa itu?"

"Ini novel, judulnya 'Penyesalan'. Jichu bilang novel ini sangat bagus, isinya menyedihkan. Disana wanita itu tidak mendengar penjelasan pacarnya selama bertahun-tahun dan akhirnya terjadi kesalahpahaman sampai prianya meninggal. Oh ini sangat bagus dan mengharukan."

Jeffry mengangguk paham

"Ayo kita bayar."

Setelah selesai membayar, mereka memutuskan untuk pulang.

"Setelah ini kau akan kemana Jef? Apa kau ada jadwal?"

"Aku? Em- aku tidak tahu, tapi sepertinya nanti jaemin akan mengajakku ke rumah sakit."

Lastri mengangguk mengerti.

"Bagaimana keadaan ibumu? Sakitnya sudah sembuh?"

"Ya sudah lumayan membaik, tapi kata dokter ibu belum boleh pulang dari rumah sakit."

"Semoga ibumu cepat sembuh ya."

"Iya, terima kasih sayang."

Mobil Jeffry sudah sampai di pekarangan rumah Lastri, ia pun pamit untuk pulang.

"Hati-hati Jef." Begitu sekiranya ucap Lastri saat mobil Jeffry sudah menghilang dirumahnya. Saat ia berbalik ia melihat adiknya yang sudah rapi itu.

"Hei gadis kecil, kau akan kemana rapi seperti ini?"

"A-aku akan kerumah Yeri untuk mengerjakan tugas, sehabis itu aku akan mengajaknya pergi untuk makan diluar." Ucapnya sambil memamerkan gigi

"Benarkah? Bolehkah aku ikut? Sudah lama aku tidak bertemu Yeri." Ucap Lastri antusias.

Untuk sekedar informasi, Yeri adalah adiknya Candra. Yeri sudah mengenal Lastri dengan baik karena dulu Lastri sering main kerumah Candra.

"Ja-jangan kak. Nanti siapa yang menemani kak Seulgi jika kakak ikut aku?"

"Oh iya kau benar juga. Baiklah titipkan salamku kepada Yeri ya, bilang aku sangat merindukannya."

"Siap kak."

Setelah itu Somi bergegas pergi meninggalkan rumahnya lalu mencari ponsel.

Jemput aku di pertigaan rumah, kakakku sudah masuk kedalam.