Tok tok tok!
Pintu rumah Candra diketuk dengan kuat oleh seseorang diluar rumah.
Candra menuju pintu dan menemui Lay yang terlihat sangat panik.
"Ada apa?" Tanya Candra lalu menyuruh Lay duduk dulu.
"Lastri can Lastri!"
"Lastri kenapa? Tarik nafas dulu jangan panik."
"Lastri, aku tidak tahu dia dimana. Sekarang sudah setengah sepuluh tapi ia belum pulang juga. Aku sangat mengkhawatirkannya. Dia bersama jichu menghilang sejak tadi."
"Ayo kita kerumah Ninie dan lilis." Ajak Candra
Mereka datang kerumah Ninie dan Lilis tapi tidak menemukan yang mereka cari. Lalu kemudian kerumah Jeffry, Lastri tidak disana.
"Kemana dia?" Tanya Lay
Kring kring kring
Ponsel Candra berbunyi dan memperlihatkan bahwa ada yang meneleponnya.
"Halo sayang?"
"Mau apa kau memanggilku dengan perkataan seperti itu?"
"Tenang jangan emosi, Lastri kesayanganmu dan jichu temannya sekarang ada ditempatku." Ucap Wendy
"Apa? Lastri ada padamu?!"
Kemudian Lay yang mendengar hal itu langsung merebut ponsel Candra.
"Jangan macam-macam! Jangan lukai Lastri dan jichu atau kau akan terima akibatnya!" Ucap Lay tegas
"Wah ternyata disini ada pahlawan kesiangan haha. Tenang saja bodoh, aku tidak akan melukai adikmu asalkan bawa Candra kemari dan mereka akan selamat. Oh ya di ingat, jangan coba-coba kalian membawa polisi atau nyawa mereka yang jadi taruhannya. Aku akan kirimkan alamatnya dipesan." Lalu Wendy memutuskan sambungan, kemudian menghampiri Lastri dan jichu.
"Tenang saja anak bodoh, mereka akan segera datang kesini dan permainan pun akan dimulai." Wendy tersenyum sadis.
"Apa yang dikatakan oleh Wendy kak? Apa Lastri dan jichu baik-baik saja?" Tanya Jeffry.
"Wendy meminta kita kesana, terutama Candra. Tapi dia tidak ingin ada polisi, jika kita membawa polisi nyawa Lastri dan jichu taruhannya." Lay menjelaskan yang dia dengar tadi.
"Keterlaluan! Dia sudah berani berbuat licik. Ayo kita kesana." Ucap Candra yang di angguki semua yang ada disana.
"Aku akan menghubungi orang tua Lastri." Ucap Ninie.
"Aku akan menghubungi orang tua jichu." Ucap Lilis.
Setelah menghubungi orang tua Lastri dan jichu, akhirnya berangkatlah mereka ke kawasan yang dikirimkan Wendy.
Sempit, kecil, kotor, lusuh, gelap, menyeramkan. Itu kata yang pantas untuk menggambarkan kondisi ruangan disini. Bagaimana bisa Lastri dan jichu terperangkap disini selama beberapa jam.
"Wah wah.. akhirnya pahlawan kesiangan sudah datang." Ucap Wendy sambil bertepuk tangan.
"Dimana adikku?" Tanya Lay
"Sabar, bawa mereka kesini." Perintah Wendy kepada anak buahnya
"Siap bos."
Kemudian anak buah Wendy membawa Lastri dan jichu yang tangannya masih terikat tali dengan kuat. Kondisinya sangat memperihatinkan, seperti belum makan seharian penuh.
"Kembalikan mereka kepada kami!" Tegas Ninie.
"Oh tidak semudah itu haha."
"Apa yang kau mau?" Tanya lilis.
"Aku ingin Candra menikahiku, Jeffry memutuskan hubungannya dengan Lastri, dan Lay." Wendy menghentikan ucapannya.
"Kau harus memberiku uang 50 juta. Bagaimana? Mudah kan?" Sambung Wendy.
"Brengsek kau!" Ucap Candra marah
"Bagaimana bisa aku memutuskan hubunganku dengan Lastri! Kesepakatan ini tidak masuk akal!" Ucap Jeffry
"Cih, mana mau Candra dengan wanita matre sepertimu! Sungguh yang kau inginkan itu sangat tidak masuk akal." Ucap Lay
"Tidak bisakah kau memberikan syarat yang lain?!" Tanya Ninie
"Tidak bisa. Jika kalian tidak bisa memenuhi apa yang aku inginkan, silahkan lihat siksaan yang akan aku berikan kepada Lastri dan jichu haha."
"Bodoh! Aku tidak mungkin menikah denganmu!" Teriak Candra
"Oh jadi begitu, lihatlah apa yang bisa aku lakukan."
Lalu Wendy menyiletkan sebuah silet kecil ke tangan Lastri, kemudian teriakan Lastri tertahankan akibat solasi yang masih ada di mulutnya. Air mata dari kelopak mata Lastri terus menerus turun dengan deras.
"Hentikan!" Lay ingin maju tapi sebuah pistol menembak tubuhnya.
Wendy menembak tepat ditubuh Lay sehingga dia harus tersungkur kebawah.
Lastri yang melihat itu semakin menangis deras, ingin rasanya ia berteriak. Kemudian Candra, Jeffry, dan Lilis bertengkar dengan para suruhan Wendy itu. Sementara Ninie membawa Lay ke tempat yang aman.
Lastri semakin marah. Ia pun menginjak kaki sang pria yang sedari tadi memegangi tangannya agar tidak kabur. Ia juga menendang kaki pria yang memegangi jichu. Kemudian mereka berdua kabur ingin menghampiri Lay dengan tangan yang masih terikat.
"Bertahanlah kak Lay. Aku akan menelepon ambulance kesini." Kata Ninie sambil terisak
"Tolong pastikan Lastri selamat. Aku tidak ingin dia kenapa-kenapa, aku minta tolong kepadamu Ninie."
Ninie hanya mengangguk lalu menelepon ambulance.
Belum sampai Lastri dan jichu ke tempat dimana Lay berada, kepada Lastri terpukul kayu dengan sangat kencang.
Bruk!
Tiba-tiba kepada Lastri sangat pusing. Pandangannya seketika buram dan kemudian dia pingsan ditempat.
"LASTRI!" Ucap Candra dan Jeffry langsung menghampiri Lastri yang tersungkur ditanah.
Jichu yang melihat itu langsung menendang pria yang memukul kepala Lastri. Kemudian mengambil kayu itu untuk melepaskan ikatan tali ditangannya, kemudian melepaskan solasi dimulutnya.
Sebuah mobil polisi beserta ambulance datang diwaktu yang tepat dan menangkap Wendy beserta anak buahnya. Ternyata orang tua Lastri dan jichu yang melaporkan ke polisi
"Nak, Lastri tidak apa-apa?" Tanya ibunya Lastri kepada Candra.
"Kepala Lastri terpukul kayu bu. Kak Lay tertembak pistol oleh Wendy."
"Jichu kau tidak apa-apa?" Tanya orang tua jichu
"Aku baik-baik saja bu, yah. Lebih baik kita segera bawa Lastri dan kak Lay ke rumah sakit dan segera kabari kak seulgi agar dia tidak khawatir." Ucap jichu yang di angguki semuanya.
Selama perjalanan dirumah sakit mereka semua hanya menangis. Bagaimana bisa adik kakak yang sangat mereka sayangi bahkan terluka dihari yang sama dan ditempat yang sama.
"Sayang bangun aku mohon. Jangan seperti ini, aku sangat mengkhawatirkanmu." Ucap Jeffry sambil menangis.
Candra yang melihat itu hanya bisa diam.
Setelah sampai dirumah sakit, dokter segera menangani mereka berdua.
"Ayah, bagaimana ini? Mamah sangat mengkhawatirkan kedua anak mamah." Mrs. Kinozard kini menangis sangat kencang
"Tenang mah, percayakan semua kepada dokter. Tugas kita hanya berdoa untuk kesembuhan mereka." Mr. Kinozard kemudian memeluk istrinya.
Tidak beberapa lama kemudian, Seulgi dan Somi datang menghampiri mereka.
"Mah, pah. Bagaimana keadaan Lastri dan Lay? Apakah mereka baik-baik saja?" Tanya seulgi sambil terisak
"Aku sangat mengkhawatirkan mereka. Bahkan kak Lay baru saja menjadi pengantin baru." Ucap Somi
"Serahkan semuanya kepada dokter. Dan jangan lupa berdoa untuk kesembuhan mereka." Ucap Mr kinozard.
Keduanya pun mengangguk.
Lalu dokter Kris keluar dari ruangan Lastri
"Bagaimana keadaan Lastri dok?" Tanya ibunya Lastri.
Dokter Kris menghembuskan nafasnya pelan.
"Dia baik-baik saja."
Semuanya pun bernapas lega.
"Tapi dia kehilangan ingatannya dikarenakan benturan di kepalanya yang sangat kencang. Ia perlu waktu yang lama untuk mengingat semuanya. Tapi jangan terlalu memaksakannya untuk mengingat semua karena itu akan membuatnya bertambah pusing. Pelan-pelanlah untuk membuatnya kembali ingat." Jelas dokter Kris.
"Baik terima kasih dok. Bolehkah kami menemuinya?" Tanya seulgi
"Tentu saja, tapi tolong jangan berisik. Saya tinggal dulu."