Wendy memasuki ruang rawat Lastri. Ia masuk secara perlahan agar tidak membangunkan Lastri yang sedang tertidur pulas. Ia membuka infus yang ada pada hidung Lastri sehingga sang pemilik hidung itu pun bangun dengan nafas yang tidak teratur.
Hah... Hah.. hah.. siapa kau?
Haha tidak perlu tahu siapa aku, kau harus segera ku singkirkan!
Lalu Wendy mengambil bantal yang ada disamping Lastri untuk menutupi wajah Lastri dengan bantal tersebut.
Tolong.. aku tidak bisa bernapas
Rasakan kau! Sekarang Candra akan jadi milikku hahaha!
Hah.. hah.. tolong lepaskan aku, aku tidak kuat lagi.
Biarkan saja, aku akan membunuhmu Lastri!
"TIDAK!" Lastri terbangun dari tidurnya.
Syukurlah itu hanya mimpi, tapi mimpi itu hampir terlihat nyata.
"Ada apa Lastri? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jeffry yang sedari tadi menemani Lastri disini.
"Tidak apa-apa je?"
"Jeffry. Namaku Jeffry." Ucap Jeffry lalu tersenyum.
"Maaf, tapi kenapa aku tidak bisa mengingatmu?"
Jeffry memegang tangan Lastri.
"Aku tidak masalah saat ini kau belum mengingatku, yang terpenting aku ini masih kekasihmu. Cepat sembuh sayang." Kemudian Jeffry mencium tangan Lastri.
"Terima kasih." Lastri pun terkekeh
Kemudian datanglah Candra dan anggota Blackexo lainnya.
"Bolehkah kami masuk?" Tanya Candra.
"Tentu saja, tapi tolong jangan berisik ya."
Mereka pun akhirnya memasuki ruangan Lastri.
"Lastri apa kau mengingatku?" Tanya jichu.
"Siapa ya? Tunjukkan ciri khasmu agar aku bisa mengingatmu."
Jichu meniru gaya kelinci dan melakukan gaya yang imut.
"Ah ya aku ingat, kau pasti jichu?"
"Haha benar sekali, aku tahu kau pasti ingat denganku."
"Bagaimana dengan aku?"
Lalu Ninie menirukan gayanya yang cool tetapi tiba-tiba dia melakukan gaya yang imut.
"Apakah namamu Ninie?"
"Ya itu benar sekali haha akhirnya kau ingat denganku."
"BAGAIMANA DENGANKU LASTRI?" Teriak lilis.
Jichu menepuk pundak Lilis agar tidak berteriak dirumah sakit.
"Hei pelankan suaramu!" Omel ninie kepada lilis.
"Maaf ninie, hanya itu ciri khasku agar Lastri mengingatku haha."
"Aku tidak ingat kau siapa." Ucap Lastri
Kemudian Lilis pun kecewa.
"Aku hanya bercanda haha, kau pasti Lilis itu yang suka berteriak dimana pun kau berada."
Lilis langsung memeluk Lastri, begitu juga dengan jichu dan Ninie. Mereka memeluk Lastri bergantian.
Kini giliran anggota Exo yang menyapa Lastri.
Mata Lastri tertuju pada satu orang, Candra.
"Candra? Sedang apa kau disitu?" Tanya Lastri sambil tersenyum.
Semua yang ada di ruangan itu sangat terkejut dibuatnya. Bagaimana tidak? Jeffry yang kekasihnya saja tidak Lastri ingat, Candra? Dia hanya mantan lastri, tapi Lastri ingat nama dan wajahnya.
"Kau mengingatku?" Tanya Candra
"Tentu saja! Bagaimana bisa aku melupakan orang yang sangat aku sayang!"
Suasana menjadi hening. Jeffry melihat Lastri dengan raut wajah yang sedih. Jichu pun membisikan sesuatu ke telinga Lastri.
Yang itu namanya Candra, dia mantanmu Lastri. Pacarmu adalah Jeffry, tolong jangan sakiti hati mereka oke?
"Ah ya, aku minta maaf. Sepertinya aku salah karena berkata seperti itu."
"Tidak apa-apa." Ucap Candra
"Lalu kalian ini siapa? Apa tidak ingin memperkenalkan diri?" Lastri menunjuk seluruh anggota Exo.
"Mereka ini anggota Exo." Ucap Candra
"Aku Suho, kekasih jichu." Suho merangkul jichu.
"Aku kai, kekasih Ninie." Tak mau kalah, kai ikut merangkul Ninie.
"Aku Sehun, kekasih Lilis." Sang maknae pun ikut merangkul Lilis.
"Aku Kyungsoo. Kakaknya Lilis."
"Aku Xiumin."
"Aku Baekhyun tralala tralala uye!" Baekhyun sambil berjoget.
"Astaga haha, mungkin aku akan sangat mudah mengingatmu Baekhyun." Ucap Lastri.
"Aku sang penyelamat Chen! Treng treng treng treng treng." Sambil menirukan gaya pahlawan.
"Kau ini sama saja dengan Baekhyun haha!"
"Kami ini dijuluki Beagle Line oleh anggota Exo. Tambah Candra, jadi ada aku, Chen, dan Candra. Jika tidak ada kami tidak akan rame haha." Ucap Baekhyun
"Astaga dia yang paling rusuh." Ucap Candra.
"Tidak, kau yang selalu tertawa sambil memukul orang. Aku jadi kasihan dengan Suho, dia selalu menjadi korban pukulanmu saat kau tertawa." Balas Baekhyun
"Diamlah kalian, hanya aku yang paling pendiam." Ucap Chen
"Pendiam dari mana? Chen ini sangat jahil." Ucap Xiumin.
"Tapi walaupun begitu dia sangat peduli dengan anggota Exo lainnya." Ucap Kyungsoo.
"Astaga apakah barusan Kyungsoo memujiku? Ah, ini harus dirayakan haha." Ucap Chen yang disambut tawaan semua orang.
"Oh ya, yang aku ingat anggota Exo memiliki 9 orang. Kemana.. la.. la.. kak Lay? Benar bukan? Kak Lay itu kakakku?" Tanya Lastri
"Iya kak Lay itu kakakmu." Ucap lilis
"Lalu kemana dia?"
Lilis melihat ke seluruh anggota Blackexo untuk meminta saran apa yang harus ia katakan kepada Lastri. Semuanya mengangguk untuk menyuruh Lilis mengatakannya.
"Ada suatu hal yang membuat kau dan kak Lay berada dirumah sakit. Kak Lay ada diruangannya, tetapi dia akan baik-baik saja." Ucap lilis
"Aku ingin melihatnya."
Saat Lastri ingin bangun, semua orang menahannya agar tidak beranjak dari tempat tidur.
"Jangan Lastri, kau masih belum pulih. Besok kami akan mengajakmu melihat kak Lay, kau harus tunggu keadaanmu membaik dulu." Ucap jichu menenangkan.
"Benarkah? Apa kalian berjanji?"
"Ya kami berjanji."
"Em.. bolehkah kalian keluar dulu? Aku ingin berbicara dengan jichu, ninie, dan lilis." Ucap Lastri kepada anggota Exo dan Jeffry.
"Baiklah kami akan keluar, jika membutuhkan sesuatu panggil saja kami." Ujar Jeffry.
Lalu mereka semua keluar menyisakan Lastri dan teman-temannya disana.
"Ada apa?" Tanya Ninie
"Aku mimpi aneh tadi."
"Mimpi apa kau?" Tanya jichu
"Aku bermimpi ada seorang bernama Wendy kesini, dia seperti ingin membunuhku."
"Apa?!" Teriak mereka bersamaan
"Hei pelankan suara kalian, ini rumah sakit!"
"Hehe maaf Lastri, lalu apa yang terjadi?" Tanya lilis
"Dia membuka infusku lalu menindih wajahku dengan bantal sehingga aku tidak bisa bernapas."
"Aku harap mimpi itu tidak akan terjadi. Kita harus disini untuk menjaga Lastri 24 jam." Ucap Ninie
"Tidak usah, kalian juga punya kesibukan masing-masing. Aku tidak keberatan jika hanya ada perawat yang disini."
"Jangan seperti itu! Apa kau tahu? Perawat disini bisa saja dibayar oleh Wendy itu!" Ucap Lilis yang mendapati pukulan di pundaknya oleh jichu.
"Astaga pelankan suaramu. Mereka bisa saja dengar!" Omel jichu kepada Lilis
"Sebenarnya Wendy itu siapa? Apa dia orang jahat?"
"Itu- dia.. dia.." Lilis menggantungkan kata-katanya lalu melirik jichu dan ninie untuk memberi saran apa yang harus ia katakan
"Dia kenapa? Jangan buat aku penasaran."
"Ya, dia orang jahat. Kau jangan coba-coba untuk dekat dengannya!" Ucap jichu
"Benarkah?"
"Iya. Kami akan disini untuk menjagamu." Ucap Lilis.
"Jangan, lebih baik kalian makan saja. Kalian pasti lapar bukan?"
"Kami tidak lapar." Lalu perut Ninie berbunyi menandakan ia sedang lapar
"Tidak lapar bagaimana? Perutmu bunyi seperti itu. Sudahlah jangan khawatirkan aku, kalian makan saja."
"Baiklah kami akan makan, tapi nanti kami akan membelikanmu makanan. Kau ingin apa?"
"Aku bubur ayam saja Lis."
"Baiklah kami akan segera kembali."
Kemudian mereka semua meninggalkan Lastri sendirian disana. Jujur, ia ingin sekali bertemu dengan Lay saat ini. Karena ia sangat merindukan kakaknya itu.
"Aku harus menemui kak Lay."
Lastri bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan membawa infusnya. Ia ke tempat kasir lalu menanyakan dimana ruang Lay dirawat.
"Pasien dengan nama Lay dimana ya?" Tanya Lastri kepada perawat.
"Maksud anda Lay Yixing?" Tanya perawat yang berada di kasir
"Iya Lay Yixing."
"Sebentar ya saya cek dulu."
Lastri mengangguk.
"Pasien dengan nama Lay Yixing ada dilantai dua kamar mawar nomor 10."
"Apa ini lantai satu?"
"Iya, jadi jika mba ingin kesana harus naik lift dulu mba. Ingin saya bantu?"
"Oh tidak usah mba, saya bisa sendiri. Terima kasih."
Lastri menuju ke lift, tapi kondisinya yang belum makan membuatnya lemah. Saat didepan lift..
Bruk!
Ia terjatuh saat ingin masuk kedalam lift, seseorang mengangkatnya lalu membawanya keruang rawat.
Mata Lastri terbuka, sekarang ia sudah sadar.
"Kau siapa?" Lastri melihat seorang gadis cantik, ya sangat cantik baginya.
"Perkenalkan aku Irene." Ucap wanita itu sambil mengulurkan tangannya.
.
.
.