Hari ini adalah hari pernikahan Lay dan Seulgi. Seluruh orang telah sibuk dengan tugasnya masing-masing. Lastri membantu Seulgi untuk memakai gaun dan hiasan lainnya yang akan ia kenakan untuk akad nanti. Jangan lupa gaun untuk resepsi yang tidak cukup hanya satu gaun.
Jangan lupakan juga kartu undangan yang terlihat sederhana namun sangat berkesan. Di cover undangannya terdapat foto Lay dan Seulgi sedang berpose.
"Kak lihat, disini kakak sangat cantik. Seperti bidadari yang turun dari surga untuk kakakku." Goda Lastri kepada seulgi.
"Benarkah? Coba kulihat."
"Apa aku terlihat tampan di sana?" Tanya Lay menaik turunkan alisnya.
"Ya lumayanlah, lebih baik dari sebelumnya."
"Kenapa kau sangat susah untuk mengakui bahwa aku memang tampan?"
"IYA IYA TAMPAN!"
"Haha. Kau kapan menyusul hm?"
"Kak, lihatlah calon suamimu. Dia suka sekali meledekku. Padahal hari ini baru saja kalian akan melangsungkan pernikahan, tapi dia malah menyuruhku untuk menyusul." Lastri mengadu kepada Seulgi.
"Sudahlah Lay, jangan mengganggunya. Oh iya, dimana Somi?"
"Aku belum melihatnya, mungkin masih di kamar." Kata Lay.
"Astaga anak itu, aku akan menyuruhnya untuk membantumu kak."
"Baiklah suruh cepat ya, aku masih membutuhkanmu untuk merias wajahku." Kata Seulgi
Lastri hanya mengacungkan jempolnya.
Di lain sisi Somi sedang berdandan dengan cantik didepan cermin. Astaga bukannya membantu seulgi dia malah sibuk mempercantik diri.
Tok tok tok
"Hei Somi sedang apa kau didalam?! Apa tidak ingin membantuku untuk mempersiapkan pernikahan kak Lay dengan kak Seulgi?"
"Masuk saja pintunya tidak dikunci kak. Aku sedang berdandan sebentar."
"Berdandan?! Ya ampun Somi, kita masih bisa berdandan nanti. Yang terpenting kak Lay dan kak Seulgi sudah siap untuk menikah. Cepat selesaikan atau aku tidak akan memberimu coklat lagi?" Kata Lastri mengancam.
"Iya iya ini sudah selesai. Kak tolong pilihkan baju mana yang cocok untukku."
"Baiklah, tolong di percepat."
"Apa yang ini bagus?" Tanya Somi sambil menunjukkan baju berwarna putih panjang.
"Tidak tidak. Kau ini ingin ke pesta pernikahan, jangan yang itu."
"Ini?"
"Tidak."
"Bagaimana dengan yang ini?"
Lastri menggeleng.
"Ah, yang ini! Bagus dan cocok sekali denganmu Somi. Pasti akan terlihat cantik jika kau pakai." Kata Lastri sambil mengambil baju berwarna hitam.
"Benar! Seleramu sangat tinggi kak. Aku akan memakai baju ini dan bergegas kesana! Tunggu sebentar lagi aku akan kesana."
"Baiklah baiklah. Aku juga akan berganti baju setelah kak Seulgi sudah siap."
"Tidak! Kau ganti baju sekarang saja. Nanti kau tidak akan sempat, sebentar lagi penghulunya akan datang."
"Kau benar. Aku akan ke kamar lalu kesini."
"Siap."
Lastri pun ke kamarnya. Dia pun bingung harus memilih baju yang mana. Lalu dia melihat baju berwarna hitam. Tampak sederhana namun elegan. Ya mungkin Dimata Lastri baju itu sederhana, entah menurut orang lain bagaimana.
"Aku sudah selesai Somi!" Ucap Lastri saat pergi ke kamar Somi.
"Wah sepertinya warna gaun kita sama kak. Ayo kita bergegas ke kak Lay dan kak Seulgi."
Lastri pun mengangguk lalu berjalan menuju kedua calon pengantin tersebut. Disana sudah banyak tamu undangan yang berdatangan. Teman-teman Lastri pun ikut datang, seperti anggota Exo dan Blackpink dan tentu saja Jeffry, kekasih Lastri dan Somi.
Lastri dan Somi berjalan membuat semua orang melihat kearah mereka dengan kagum.
"Cantik ya."
"Inceran saya tuh yang baju hitam."
"Semuanya juga hitam."
"Ah saya bingung harus memilih yang mana."
"Keduanya sangat cantik."
Begitulah kira-kira kata orang yang berada disana.
"Oh Lastri! Somi! Kalian anggun sekali!" Ucap Lilis yang baru saja datang bersama teman-teman Blackpink nya.
"Terima kasih! Aku kesana dulu ya?" Ucap Somi pergi meninggalkan mereka berempat.
"Kau juga sangat cantik hari ini!"
"Hari ini saja maksudmu?!"
"Tidak tidak, maksudku setiap hari. Tapi hari ini berbeda."
"Ninie, jichu. Kalian juga sangat cantik." Ucap Lastri kini melihat kedua sahabatnya itu.
"Terima kasih, ayo kita ke anggota Exo. Mereka sudah menunggumu."
"Menungguku? Untuk-"
Belum sempat Lastri selesai bicara, mereka sudah menarik tangan Lastri menuju ke anggota Exo.
"Wah kau sangat cantik ya Lastri." Ucap Suho.
Jichu yang melihat itu segera menyenggol lengan Suho.
"Maafkan aku sayang, kau tetap yang paling cantik."
"Hai sayang, kau sangat cantik hari ini." Ucap Jeffry kepada Lastri.
Sesak? Sakit? Cemburu? Itulah yang dirasakan Candra saat ini. Namun ia hanya bisa menyembunyikan itu semua sambil tersenyum.
"Apa menurutmu aku hanya cantik hari ini saja?"
"Tentu saja tidak, kau setiap hari cantik."
"Baiklah ayo kita kesana. Acara akadnya akan segera dimulai."
"Ayo."
Kemudian acara akad sudah berjalan dengan lancar. Para pengantin pun dipersilahkan untuk bersungkem kepada keluarganya dan mertuanya.
"Mah, maafin Lay ya kalau selama ini Lay nyusahin mamah. Maaf kalau Lay belum jadi anak yang baik. Tolong restui Lay ya?" Ucap Lay.
"Iya mamah maafin kamu, kamu anak yang baik kok, siapa bilang kamu belum jadi anak yang baik? Tanpa kamu suruh mamah juga sudah restui kamu."
"Makasih mah. Lay sayang mamah." Ucap Lay sambil memeluk ibunya.
Kini Lay menuju ke Mr kinozard.
"Yah, maafin Lay ya kalau selama ini Lay nyusahin ayah. Maaf kalau Lay belum jadi anak yang baik. Tolong restui Lay ya?" Ucap Lay.
"Iya, anak ayah udah gede. Jangan kecewakan istrimu ya? Bahagiakan dia, karena wanita itu perhiasan dunia."
"Siap yah. Lay akan selalu dengar nasihat dari ayah. Lay sayang ayah." Lalu Lay memeluk ayahnya.
Kemudian mata Lay tertuju kepada Lastri. Lastri langsung memeluk kakak yang sangat ia sayangi itu.
"Kak, cepat sekali ya kakak nikah hiks. Aku tuh masih mau kakak disini, aku masih mau cerita tentang hari-hari aku ke kakak, aku masih mau dijagain sama kakak, aku masih mau diledekin sama kakak, aku masih mau dengerin nasihat kakak tapi kakak udah nikah. Gapapa kok kak, sudah waktunya juga kakak punya keluarga sendiri jadi aku gak akan ngelarang. Tapi aku cuma sedih aja, habis ini siapa lagi yang aku ajak cerita huhu." Ucap Lastri sambil menangis.
"Ya ampun kamu jangan nangis seperti ini. Gak salah kan kakak bilang kamu anak kecil? Karena sikapmu memang seperti itu haha. Sudah jangan nangis dasar cengeng. Kalau kamu kangen sama kakak kan bisa telepon atau kerumah kakak. Kalau mau cerita kakak siap kok dengerin walau lewat ponsel atau langsung. Jangan nangis lagi, nanti make up kamu luntur harus make up ulang tuh haha." Ucap Lay sambil mencium kepala adiknya.
"Iya habis ini aku akan make up lagi. Pokoknya kakak habis nikah jangan berubah ya? Tetap jadi kakak yang aku sayang."
"Iya iya bawel."
Kemudian Lay menuju ke Somi.
"Hai anak bayi, apa gak mau peluk kakakmu yang tampan ini?" Tanya Lay sambil tersenyum simpul.
"Kak kenapa kakak cepet banget ninggalin aku? Aku tuh masih mau cerita sama kakak, tapi kakak secepat ini ninggalin aku hiks.. hiks." Ucap Somi sambil memeluk Lay.
"Sudahlah anak bayi, kau akan tetap jadi anak bayi yang nakal bagi kakak. Jangan sungkan jika ingin bercerita. Kan bisa meneleponku atau sekedar mengirim pesan? Kau juga bisa bertemuku dikantor atau dirumah baruku nanti." Ucap Lay sambil mengusap kepala Somi
"Iya kak. Jadi suami dan ayah yang baik ya? Jangan nakal."
"Wah adikku ini sudah bisa jadi penasihat ya haha. Siap bos, akan kujalankan perintah itu." Ucap Lay sambil memberi hormat.
Kemudian acara resepsi dilakukan. Semua tamu undangan memberi ucapan dan sekedar berfoto dengan Lay dan seulgi.
Kini giliran anggota Exo naik ke pelaminan untuk menyalami mereka berdua.
"Hei bro! Selamat ya. Semoga langgeng." Ucap Suho
"Yoi thanks ya. Jangan lupa nyusul sama jichu haha."
"Santai, segera kok nyusulnya."
"Selamat menempuh hidup baru Lay."
"Jangan lupa kasih kita ponakan haha."
"Jangan macem-macem sama istri."
"Jadi suami yang baik."
"Sakinah mawadah warahmah Lay."
"Jangan sombong kalau kita adain reuni."
"Banyakin ibadah jangan dosa dibanyakin."
"Doain nyusul."
"Iya iya makasih buat kalian semua yang udah doain. Ayo kita foto dulu."
Lalu setelah itu mereka turun, giliran anggota blackpink dan Jeffry yang naik ke atas pelaminan. Lalu mengucapkan selamat kepada mereka berdua.
"Selamat kak! Jadi suami yang baik."
"Selamat kak, jagain kak seulgi ya."
"Kak seulgi, tahan-tahan ya sama kak Lay."
"Kak seulgi jangan lupa kasih kita ponakan haha."
"Iya makasih ya kalian semua. Ayo foto dulu."
"Aku turun ya? Kalian aja foto dulu." Ucap Jeffry.
"Baiklah."
Dan setelah mereka turun, naiklah Somi lalu Jeffry mengikutinya? Entahlah apa yang dipikirkan Jeffry, apa dia tidak takut jika ketahuan?
"Selamat kak Lay, kak Seulgi. Semoga jadi keluarga yang bahagia ya." Ucap Somi sambil tersenyum simpul.
"Makasih dek." Ucap Lay dan Seulgi bersamaan.
"Selamat juga ya kak Lay, kak Seulgi."
"Thanks bro, by the way kok gak bareng Lastri malah bareng Somi?" Tanya Lay.
"Eh? Itu- tadi kan Lastri sama temannya, jadi aku kesini aja mumpung ada Somi juga." Ucap Jeffry gugup.
"Hm? Oh begitu."
Pasti ada yang disembunyikan mereka, aku harus cari tahu.
Disisi lain, Lastri terlihat ingin mengambil sebuah pancake. Namun tangannya tidak sengaja tersentuh oleh tangan seseorang, tangan Candra.
"Maaf aku tidak sengaja." Ucap Candra.
"Tidak apa-apa, kau mau?"
"Kau saja duluan, aku akan menunggu."
"Ini aku sendokkan untukmu. Ayo kita makan bersama."
"Kita? Bagaimana dengan Jeffry?"
"Tidak usah menghiraukan dia, dia sedang sibuk dengan dunianya sendiri." Ucap Lastri lalu menunjuk Jeffry yang sedang tertawa dengan temannya.
"Baiklah ayo."
Lalu mereka mencari meja yang kosong. Setelah menemukannya, mereka makan kue itu bersama disana.
"Lastri?"
"Ya?"
"Bagaimana hubunganmu dengan Jeffry? Apakah ada masalah?"
"Tidak ada."
"Cerita saja kepadaku. Aku dapat dipercaya."
Lastri menghembuskan nafasnya, memang benar Candra dapat dipercaya. Buktinya saja semua rahasia yang Lastri ceritakan kepada Candra saat berpacaran, sampai sekarang tidak pernah Candra sebar ke siapapun termasuk keluarganya.
"Akhir-akhir ini aku merasa Jeffry banyak berubah. Jaemin bilang Jeffry selalu pulang larut malam, bahkan sampai jam satu. Lalu setiap aku mengajaknya jalan dia selalu bilang bahwa dia harus menemani ibunya dirumah sakit. Namun saat aku tanya kepada Jaemin, dia bilang ibunya sudah sembuh seminggu yang lalu. Entahlah aku merasa ada yang ia sembunyikan dariku."
"Lastri, kenapa tidak kau tanyakan kepada Jeffry? Kau ini pacarnya, kau pantas untuk mengetahui aktivitasnya. Apalagi kau sudah tahu bahwa dia berbohong."
"Tidak. Aku akan menyelidikinya, aku juga sudah curiga dengan satu orang lagi."
"Siapa?"
"Somi."
"Apa? Kena-"
"Candra!"
Tiba-tiba seorang wanita cantik datang menghampiri mereka yang sedang berbincang. Wanita itu adalah Wendy, wanita yang dahulu merusak hubungan Candra dan Lastri.
"Kenapa kau ada disini? Bukannya kau ada di Canada?" Tanya Candra heran
"Aku di undang oleh Seulgi untuk kesini. Kau lupa? Seulgi itu teman lamaku."
Benar juga. Candra baru mengingatnya, apalagi dengan Irene. Seulgi pasti akrab dengannya.
Untuk informasi, Irene adalah kakaknya Wendy. Irene, Wendy, dan seulgi sudah menjadi teman lama sejak duduk di bangku SMA.
"Sudahlah kau jangan menggangguku." Ucap Candra mengusir Wendy.
"Kenapa kau jadi me- Oh ternyata dia? Pantas saja kau mengusirku!" Ucap Wendy sambil menunjuk Lastri.
"Apa? Kau mau mengusirku? Tidak bisa! Karena aku adiknya kak Lay! Kemungkinan aku yang akan mengusirmu!"
"Sudahlah Wen, ayo kita temui seulgi dulu. Dari pada kau buat ribut disini." Ucap Irene mencairkan suasana.
"Awas kau merebut Candra dariku!" Kini Wendy menatap Lastri dengan tatapan tajam.
Yang ditatap hanya memutar bola matanya malas.
"Can, aku kesana dulu ya?"
"Hati-hati."
"Astaga aku hanya ingin ketempat teman-temanku, apa yang harus di khawatirkan."
Kemudian mereka berdua terkekeh.
"Baiklah, bergegaslah kesana."
Kemudian Lastri menghampiri teman-temannya disana dan mengobrol bersama.
Mata Wendy terus saja memperhatikan Lastri dari kejauhan.
Aku harus menyingkirkannya agar ia tak merebut Candra dariku. Batin Wendy