Tok Tok Tok!
Suara ketukan dari pintu kamar Lastri
"Masuk."
Terlihat somi memasuki kamarnya
"Kak, apakah kakak baik-baik saja?"
"Seperti yang kamu lihat."
"Tadi kakak di antar pulang oleh siapa?"
"Candra."
"APA?! BAGAIMANA BISA?"
"Ya, dia menemukanku pingsan di halte itu saat hujan deras."
"Lalu? Kakak sudah makan?"
"Sudah."
"Bersama ka Candra?"
"Ya."
"Lalu apa yang kalian bicarakan?"
"Kami tidak membicarakan apa-apa somi, aku hanya menceritakan bagaimana aku bisa tergeletak di halte itu saat hujan deras."
"Bagaimana dengan Jeffry? Apa kakak sudah memberitahunya?"
Lastri mengerutkan keningnya.
"Apa aku tidak salah dengar somi? Kau bilang Jeffry? Seperti kau sudah sangat akrab dengannya. Biasanya setiap yang menjadi pacarku kau akan memanggil dengan sebutan 'kakak'. Lantas kenapa kali ini berbeda?"
"Oh- ya maksudku ka Jeffry. Apa dia tahu?"
"Tidak, aku belum memberitahunya."
"Kenapa kakak tidak memberitahunya?"
"Entahlah aku malas membahas pria itu."
"Apakah kakak ada masalah dengannya?"
"Tidak."
"Lalu kenapa kakak malas membahasnya?"
Lastri seperti sedang di interogasi oleh adiknya ini. Tidak biasanya somi sangat ingin tahu tentang hubungannya. Biasanya kalau Lastri tidak cerita, ia tidak akan menanyakan apapun.
"Aku hanya malas saja."
"Bagaimana jika nanti ka Jeffry mengkhawatirkan kakak?"
"Sudahlah somi aku sangat lelah, jangan membahas lelaki itu. Lagi pula kenapa kau jadi sangat ingin tahu seperti ini? Kau jadi aneh."
"Eh? Anu- aku hanya.. ingin memastikan hubungan kalian baik-baik saja. Aku minta maaf apabila aku lancang. Aku pergi dulu kak, kakak istirahat saja disini."
Lastri mengangguk, lalu somi menutup pintu kamar Lastri.
Somi POV
Aku harus memberitahu Jeffry tentang kabar ini, bagaimanapun dia adalah kekasih ka Lastri.
Jeffry : Halo sayang?
Somi : Cih, sayang-sayang! Ini penting tau!
Jeffry : Hahaha, iya ada apa somi?
Somi : Besok kau harus kesini! Kakakku, dia tadi pingsan di halte dan di tolong oleh kak Candra. Aku takut mereka jatuh cinta kembali.
Jeffry memang sudah tahu bahwa Candra adalah mantannya Lastri, karena tadi aku menceritakan itu.
Jeffry : Bukankah itu bagus? Jadi aku akan cepat menikahkanmu.
Somi : Ck, kau sudah tidak waras! Kau harus kesini dan beri perhatian lebih kepada kakakku! Aku tidak suka jika kau menyakitinya!
Jeffry : Lalu bagaimana denganmu? Apa aku tidak menyakitimu?
Aku yang mendengar itu hanya meneteskan air mata, lalu dengan cepat ku usap kembali dan tersenyum tipis.
Somi : Aku tidak masalah, asalkan kakakku bahagia. Aku akan rela melakukannya.
Jeffry : Bisakah kau tidak terus berpura-pura? Aku tahu kau saat ini sedang sedih, tapi kau menutupinya. Oh somi kau sangat baik hati, itu sebabnya aku menyayangimu.
Somi : Hentikan itu, ingat kau adalah pacar kakakku! Datang saja besok kerumah jika kau masih ingin melihatku
Jeffry : Baiklah besok aku akan datang. Baik-baik disana, jaga kesehatan. Love you!
Somi : Hm
Aku lalu menutup teleponnya dan langsung tidur menuju alam mimpi.
Author POV
Tanpa ia sadari, sejak tadi ada yang mendengar percakapan mereka. Ya, itu adalah ibunya. Ibunya tahu hubungannya dengan Jeffry, maka dari itu ibunya lebih setuju Lastri dengan Candra.
Jeffry POV
Aku akan video call dengan wanitaku.
My girl ❤️ : Halo?
Jeffry : Halo sayang, bagaimana kabarmu hari ini?
My girl ❤️ : Hm, tidak baik
Jeffry : Kenapa?
My girl ❤️ : Tidak apa-apa
Jeffry : Jangan berbohong, wajahmu terlihat bahwa kau tidak baik-baik saja.
My girl ❤️ : Ya, aku sedang tidak enak badan
Jeffry : Kau habis pingsan di halte saat hujan deras kan?
My girl ❤️ : Bagaimana kau tahu?
Jeffry : Somi memberitahuku
My girl ❤️ : Bagaimana kau bisa mempunyai nomor somi? Aku bahkan tidak pernah mengirimkan nomor ponsel somi kepadamu.
Oh sial, aku harus jawab apa
Jeffry : Ah- ya, tadi saat aku selesai mengantarkan jaemin, aku kerumah somi untuk menanyakanmu apakah sudah pulang atau belum. Jadi aku meminta nomor somi."
My girl ❤️ : Oh seperti itu. Jeffry aku istirahat dulu ya, aku sangat lelah
Jeffry : Good night sayang💘 Have a nice dream. Love u
My girl ❤️ : Love u too
Aku pun langsung mematikan ponsel dan langsung ingin tidur. Aku sangat lelah hari ini.
***
11:00
Tok tok tok!
"Aduh siapa sih pagi-pagi gini ganggu orang tidur aja?!"
TOK TOK TOK!
TOK!
TOK TOK TOK TOK!
"LASTRI CEPAT BUKA PINTUNYA!"
"Mama ngapain sih bangunin aku pagi pagi buta begini?" Teriak Lastri masih dalam mata terpejam.
"PAGI KAU BILANG? LIHAT SEKARANG PUKUL BERAPA?!"
"APA? SEKARANG PUKUL 11? MAMA KENAPA TIDAK MEMBANGUNKANKU SIH?"
Ucap Lastri langsung membuka pintunya.
Mamanya langsung menjitak Lastri pelan.
"Dasar kebo! Mama sudah membangunkanmu sejak pagi tadi, kau saja yang tidak bangun. Cepat pergi mandi, dibawah sudah ada Lilis, Ninie, dan jichu sudah menunggumu."
Lastri langsung menuju ke kamar mandi.
***
Lastri turun dari tangga dan melihat ketiga sahabatnya itu sedang berbincang dengan mamanya.
"LASTRI!! APA KAU BAIK-BAIK SAJA?"
Lilis yang melihat Lastri turun dari tangganya bergegas memeluk Lastri
"Aku tidak apa-apa Lilis. Kenapa kau sangat khawatir?"
"Karena aku tidak mengantarmu pulang jadi aku sangat merasa bersalah."
"Tidak apa-apa Lilis."
"LASTRI! APA YANG TERJADI PADAMU? DENGAN SIAPA KAU PULANG? BAGAIMANA BISA KAU PINGSAN DI HALTE SAAT HUJAN LEBAT?" tanya jichu dengan berbagai macam pertanyaannya, tidak lupa jichu juga sudah memeluk Lastri.
"Sebaiknya suruh Lastri duduk dulu baru dia akan cerita." Ucap Ninie. Di antara mereka berempat memang Ninie lah yang paling berpikiran dewasa, walaupun jichu yang paling tua, tetap saja sifatnya masih seperti Lastri dan Lilis.
Tingnong Tingnong
Suara bel rumah Lastri berbunyi pertanda ada tamu yang ingin masuk. Sang bibi pun membukakan pintu kepada tamu itu, saat pintu terbuka semua mata tertuju kepada pria tampan bak surga. Siapa lagi jika bukan kekasih kesayangan Lastri. Ya, itu adalah Jeffry yang datang membawakan sesuatu di tangannya.
"Hai, ganggu ya?" Tanya Jeffry yang merasa bersalah sudah datang disaat mereka sedang bercerita.
"Tentu saja tidak, duduklah." Ucap Lastri disertai senyuman.
"Aku membawakan ini untukmu Lastri. Aku harap kau memaafkanku untuk kejadian kemarin."
Terlihat Lastri mengambil bunga mawar yang dibawakan Jeffry.
"Terima kasih ya."
"Jangan lupa untuk menyimpannya."
"Asik nih dibawain bunga sama pacar."
"Iya asik lah nie, emangnya kita yang di gantungin." Sindir lilis
"Haha aku akan bilang kepada Sehun tentang itu Lis, sepertinya kau sudah tidak sabar untuk menjadi pacar Sehun." Goda jichu tertawa
"Heh jangan! Kau ingin mati di tanganku?! Bahkan kau sendiri masih digantung oleh Suho!" Goda lilis tak mau kalah
"Hei diamlah kalian! Apa tidak malu disini ada Jeffry selaku temannya Suho, Sehun, Candra, dan kai?"
"Tidak apa-apa Ninie, aku akan menyampaikannya kepada mereka."
"Jangan! Akan sangat malu apabila mereka semua tahu."
"Bukankah itu yang kau inginkan jichu?" Sindir Lastri.
"Astaga kau ini. Lihat Suasana sedikit Lastri!!"
Tawa mereka pun meledak.
Namun percakapan itu berhenti ketika dua orang pria tampan memasuki rumah. Siapa mereka?