Bulan ini Lastri memasuki semester 7, yang dimana sebentar lagi dia akan di sibukkan oleh skripsi. Sementara adiknya Lastri, akan memasuki kampus yang sama dengan kakaknya.
My boy ❤️ : Sayang, apa kamu ingin aku jemput hari ini?
Lastri : Tidak usah sayang, aku akan berangkat bersama supirku. Sekalian mengantarkan adikku ke kampus, dia akan masuk sini. Aku akan memperkenalkannya kepadamu nanti.
My boy ❤️: baiklah hati-hati dijalan sayang
"Kak, apakah pacarmu itu tampan?" Tanya adiknya Lastri di dalam mobil.
"Oh tentu saja tampan. Eh tapi ingat, kau tidak boleh menyukainya, dia hanya milikku!"
"Ya ampun haha, apakah selama ini aku pernah merebut pacarmu? Bahkan ka Candra yang sangat tampan itu, aku tidak pernah merebutnya darimu."
Lastri terdiam, adiknya yang menyadari bahwa kakaknya berubah segera mencairkan suasana.
"Astaga maafkan aku ka, aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini. Demi Tuhan maafkan aku, jika pacarmu tahu aku membuatmu sedih seperti ini, dia tidak akan mengampuniku."
Tawa mereka pun meledak.
"Aku sangat percaya padamu adikku, aku sangat menyayangimu."
"Aku lebih menyayangimu ka."
Mereka akhirnya berpelukan. Sampai akhirnya mereka sudah sampai di kampus.
Lastri mencari Jeffry dan dia akhirnya menemukan pria itu. Dia memanggilnya
"Jeffry! Jeffry! Sini!" Sambil menyuruh Jeffry mendekatinya dan adiknya
Jef.. Jeffry? Astaga nama itu, kenapa nama itu bisa sama seperti masa laluku? Batin adiknya Lastri
Yang di panggil pun segera mendekati Lastri dan adiknya, setelah Jeffry ada di hadapan Lastri dan adiknya seketika suasana menjadi hening. Badan Jeffry dan adiknya kaku seketika.
"Jeffry perkenalkan ini adikku somi, somi perkenalkan ini pacarku Jeffry." Ucap Lastri memperkenalkan mereka.
Namun Jeffry dan somi hanya saling bertatapan dengan arti mereka merindukan satu sama lain. Lastri yang menyadari itu langsung membuyarkan lamunan mereka berdua.
"Hei ada apa dengan kalian? Kenapa saling bertatapan seperti itu?"
"Dia somi? Adikmu?
"Iya, dia somi adikku. Ada apa Jeffry?"
"Kenapa selama aku main kerumahmu aku tidak pernah melihatnya?"
"Itu karena sejak SMA dia sekolah di Australia, sama sepertiku dulu. Dan saat kuliah, ayah dan ibuku memutuskan dia untuk kuliah disini agar aku bisa mengawasinya."
Mereka berdua pun berdiam lagi
"Kenapa kalian berdua diam? Sebenarnya ada apa dengan kalian?"
"Eh? Tidak ada apa-apa sayang, hanya saja dia mirip dengan mantanku dulu."
"Oh ya? Aku harap kamu tidak mencintainya seperti kau mencintai mantanmu dulu ya haha." Lastri terkekeh
Ya Tuhan, takdir apa ini? Kenapa aku harus bertemu dengan mantan yang sangat aku sayangi? Dan lebih parahnya dia adalah pacar dari kakakku. Kakak yang sangat aku sayangi sejak dulu. Batin somi
"Oh tentu saja sayang, aku akan tetap mencintaimu." Jeffry mencium kening Lastri di hadapan somi.
Maafkan aku somi, aku terpaksa melakukan ini agar kakakmu tidak curiga
Dia? Mencium kakakku? Astaga hatiku sangat panas, ingin rasanya aku menangis disini. Dia sangat mencintai kakakku, bagaimana bisa aku cemburu? Ya Tuhan aku harus tahan air mataku agar tidak jatuh
"Hai, aku somi. Aku adiknya ka Lastri." Ucap somi sambil menyodorkan tangannya pada Jeffry
"Saya Jeffry, pacarnya Lastri." Jeffry menyalami tangan somi.
Tangan ini, aku sangat merindukannya. Tangan yang lembut dan wangi. Aku ingin memeluknya saat ini juga. Ah Jeffry apa yang kau pikirkan? Bagaimana dengan Lastri? Batin Jeffry
Kenapa tangan dia tidak berubah sejak dulu? Batin somi
"Sudah kan salamannya? Somi, ayo kita pergi. Akan ku tunjukkan kelasmu. Sayang aku duluan ya?" Ucap Lastri menyadarkan mereka dari lamunan masing-masing.
"Baiklah sayang, kau hati-hati ya?"
Lastri pun tersenyum dan langsung meninggalkan Jeffry.
***
Disini, caffe ini menjadi saksi dua pasangan yang sudah lama berpisah kini bertemu lagi. Jeffry dan somi sedang berbicara di caffe ini. Bagaimana dengan Lastri? Dia sedang ada urusan dengan teman-temannya di rumah Lilis. Lastri menyuruh Jeffry pulang duluan, dan menjemputnya saat pulang, tetapi Jeffry malah mengajak somi bertemu.
"Aku sangat merindukanmu somi." Ucap Jeffry sambil memegang tangan somi.
"Oh aku pun seperti itu, aku bahkan masih mencintaimu sampai saat ini. Tapi kakakku.."
"Aku juga sangat mencintaimu. Aku mencintai Lastri, tapi aku lebih mencintaimu. Aku bingung, aku tidak bisa meninggalkan kalian berdua." Kini Jeffry mencium tangan somi
"Maafkan aku Jeffry. Aku penyebab kita harus mengakhiri hubungan kita dulu."
Flashback on
"Jeffry, maafkan aku. Aku harus meneruskan SMA ku di Australia. Aku ingin kita mengakhiri hubungan kita, karena aku ingin fokus pada sekolahku."
"Tidak! Jangan lakukan itu somi, aku sangat mencintaimu. Aku rela pacaran jarak jauh asalkan aku masih bisa menjadi pacarmu."
"Tapi aku tidak bisa Jeffry, disana aku pasti akan sibuk dan tidak akan sempat menghubungimu."
"Aku tidak masalah somi. Aku mohon jangan kau akhiri hubungan ini, aku tidak bisa melepaskanmu."
"Maafkan aku, aku harus pergi." Ucap somi terakhir kalinya, dia mencium kening Jeffry lalu pergi ke bandara untuk sekolah di Australia.
"SOMI! AKU PERCAYA KAU AKAN KEMBALI MENJADI MILIKKU!" Teriak Jeffry sambil menahan air matanya.
Flashback off
"Dan sekarang kau sudah menemukan kakakku, jangan pernah kau sakiti dia Jeffry. Dia sangat mencintaimu."
Jeffry terdiam.
Lastri POV
Aku sudah selesai mengerjakan urusan kampusku dirumah Lilis. Aku harus pulang sekarang. Aku menyuruh supirku, Pak Bagas untuk tidak menjemputku karena aku akan pulang dengan Jeffry.
"Lilis aku pulang dulu ya, kai sudah menungguku di depan." Ucap Jennie
"Aku juga Lis, Suho sudah datang." Ucap jichu
"Iya iya baiklah, bagaimana denganmu las?" Lilis menengok ke Lastri.
"Entahlah, Jeffry belum datang. Aku akan menelponnya."
"Kau disini saja dulu sampai Jeffry datang."
Lastri mengangguk lalu mencari kontak Jeffry. Setelah di angkat dia langsung mengarahkan ponselnya ke telinga
My boy ❤️ : Halo sayang, ada apa?
Lastri : Kau bilang, kau akan menjemputku jef, dimana kau sekarang?
Jeffry yang masih bersama somi pun kebingungan harus menjawab apa. Dia melirik somi.
Lastri : Halo Jef? Apa kau baik-baik saja?
My boy ❤️ : Iya sayang, maaf aku tidak bisa menjemputmu. Aku harus menjemput adikku si jaemin. Maafkan aku sayang, jangan marah ya? Aku mencintaimu
Lastri : Oh baiklah aku tidak marah. Kau harus menjemput jaemin, kalau tidak nanti dia akan mengamuk haha
My boy ❤️ : Lalu bagaimana kau akan pulang? Apa kau akan dijemput oleh pak Bagas?
Lastri : Tadi aku menyuruhnya untuk tidak menjemputku karena aku bilang aku akan pulang denganmu. Tapi aku akan coba menghubunginya lagi untuk menjemputku.
My boy ❤️ : Astaga maafkan aku sayang. Karena diriku kau jadi susah seperti ini
Lastri : Tidak masalah, aku tutup teleponnya ya?
My boy ❤️ : Hati-hati dijalan, aku sangat mencintaimu.
Lastri : Aku lebih mencintaimu
Aku menutup telepon. Lalu mencari kontak pak Bagas agar segera menjemputku. Baru saja aku ingin mengirim pesan, ponselku malah mati. Aku lupa tidak bawa charger.
"Lilis? Apa kau punya charger dengan merk ponselku ini?"
"Maaf Lastri, aku tidak mempunyai charger seperti ponselmu. Di keluargaku semua memakai android."
"Oh sial, lalu bagaimana aku akan pulang lis?"
"Apa kau sudah menelepon Jeffry?"
"Sudah, dia bilang dia tidak bisa menjemputku. Dia harus menjemput adiknya jaemin."
"Bagaimana dengan pak Bagas? Apa kau sudah menghubunginya?"
"Itu dia masalahnya, aku ingin menghubunginya tapi baterai ponselku habis."
"Bagaimana jika kakakku yang mengantarmu pulang?"
"Ka kyungsoo? Ah, aku tidak ingin merepotkannya. Cara dia menatapku sangatlah seram haha."
"Apa yang kau katakan Lastri?" Tiba-tiba yang sedang di bicarakan datang.
"Haha tidak apa-apa ka, aku hanya bercanda."
"Maaf Lastri, aku tidak bisa mengantarmu. Aku ingin menjemput pacarku Joy."
"Tidak masalah ka, jemput saja pacar kakak."
"Baiklah, Lilis Lastri, aku pergi dulu ya."
"Hati-hati ka kyungsoo." ucap Lilis dan Lastri kompak.
"Apa kau mau aku antar Lastri?"
"Tidak! Aku tidak ingin kau mengajakku jatuh lagi."
Lilis terkenal tidak bisa mengendarai mobil, jangankan mobil, motor saja jika dia yang mengendarai akan mengajak jatuh siapa saja penumpangnya.
"Hahaha iya aku tahu, lalu bagaimana kau akan pulang?"
"Mungkin aku akan mencari taksi di depan, aku duluan ya? Sudah mau malam nih."
"Iya hati-hati Lastri, kalau butuh bantuanku kau datang saja kesini."
Aku berjalan ke jalan raya mencari taksi. Namun aku tidak menemukan satupun kendaraan yang bisa aku tumpangi. Aku melirik jam tanganku, sudah pukul 17:50 yang artinya sebentar lagi akan malam.
Tidak terasa sekarang sudah pukul 18:30, sudah lama aku menunggu kendaraan yang bisa aku tumpangi, tapi aku tidak menemukannya. Aku berjalan ke halte dan duduk disana. Perutku terasa sangat lapar, aku menyesal tadi jam istirahat aku tidak menerima ajakan Ninie untuk makan di kantin. Ya, aku belum makan sejak pagi. Sekarang aku sangat lapar, kepalaku pusing.
Tunggu, kenapa semuanya mendadak gelap? Dan akhirnya
Bruk!
Aku tidak ingat apa-apa lagi
Candra POV
Aku sedang keluar untuk membeli obat untuk ibuku. Obat ini sudah ku beli, sekarang aku harus pulang. Tapi tunggu dulu, disaat hujan lebat begini, siapa yang tertidur sendirian di halte itu?
Aku pun menghampiri wanita yang tertidur itu. Aku memberanikan diri untuk menggerakkan badannya agar bangun.
"Hai mbak. Ini sudah malam dan hujan, apakah mbak tidak mau pulang?"
Oh ya ampun badannya sangat dingin, aku bisa menebak bahwa dia sudah berada disini sekitar 30 menit yang lalu. Dan sepertinya dia tidak tertidur, dia pingsan. Aku mencoba membalikkan tubuhnya dan melihat wajahnya.
"Lastri?"
Aku menggendongnya dan membawanya langsung ke mobilku. Aku memakaikannya jaket yang aku punya, lalu memakaikan minyak angin pada lehernya lalu hidungnya. Dan akhirnya dia tersadar.
"A- aku dimana?" Dia melirikku
"Kamu tadi pingsan di halte itu Lastri, jadi aku membawamu ke mobilku. Apa yang sedang kau lakukan di derasnya hujan ini? Dan bagaimana kamu bisa pingsan?"
Pertanyaanku mungkin terlalu banyak sehingga dia pusing dan bingung harus menjawab yang mana.
"Aku sangat pusing Candra, tolong jangan tanyakan itu dulu."
"Aku minta maaf. Apakah kau sudah makan?"
Kulihat Lastri menggeleng lemah.
"Kau harus mengisi perutmu dulu agar tidak lemas, makan denganku ya?"
Lalu dia mengangguk. Aku pun menjalankan mobilku ke restoran terdekat, oh bukan dekat saja.. ini, restoran yang sering kami kunjungi saat masih pacaran dulu.
Lastri membuka jaket yang diberikan Candra.
"Kau ingin pesan apa Lastri?"
"Seperti biasa, aku ingin makanan yang dulu selalu kita pesan." Jawab Lastri sambil tersenyum manis, sangat manis.
"Bebek goreng, lalu minumnya mango juice? Aku benar kan?"
Kulihat Lastri mengangguk dan tersenyum. Senyum yang aku rindukan sejak dulu, ah ada apa dengan kau Candra? Dia sudah milik orang lain.
"Dan kau, pasti ingin memesan ayam bakar dengan minum avocado juice? Benarkan?"
"Astaga kau ternyata masih mengingatnya Lastri."
"Tentu saja, aku bahkan heran denganmu kenapa kau sangat suka dengan jus alpukat? Padahal rasanya sangat tidak enak."
"Kau harus mencobanya Lastri, waktu itu kau minum yang belum diberikan gula, dan kulitnya ikut ke dalam jus itu makanya terasa sangat pahit."
"Tidak Candra, aku sangat tidak suka alpukat. Aku hanya suka dirimu." Ucap Lastri tersenyum.
Tunggu, apa yang barusan dia bilang? Dia bilang suka padaku?
Lastri POV
Astaga Lastri, apa yang barusan aku katakan? Aku bahkan tidak menyadari aku berbicara seperti itu.
"Ehm.. maksudku aku hanya suka dengan jus mangga."
Candra hanya ber oh ria.
Makanan pun datang, mereka menyantap makanan masing-masing.
"Lastri, apa aku boleh bertanya padamu?"
"Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa kau berpacaran dengan Jeffry?"
Uhuk uhuk
"Oh maafkan aku Lastri, minum dulu jika kau tersedak."
Aku minum jus mangga, mendengar pertanyaan Candra membuatku tersedak.
"Bisakah kau menjawab?" Candra menanyakannya lagi.
"Bagaimana kau tahu?"
"Tentu saja aku tahu."
"Jeffry bilang padamu?"
"Ehm.. tidak. Tapi saat aku berkumpul dengan teman-temanku, Suho berkata bahwa Jeffry sudah berpacaran dengan Lastri.
"Oh, hm iya aku berpacaran dengannya."
"Sudah kuduga. Semoga kau bahagia dengannya ya?"
Kulihat Candra mengatakan itu dengan senyum palsu. Ya aku tahu sekali senyum itu di buat-buat.
"Oh iya, kau harus menjelaskan kenapa tadi kau pingsan di halte saat hujan lebat?"
Aku pun menceritakan semuanya kepada Candra.
"Astaga, kenapa kau tidak makan tadi saat di kantin? Dan Jeffry juga, dia sudah janji akan menjemputmu, kenapa dia malah ingkar janji?"
"Maaf Candra, tadi siang aku tidak ingin makan. Moodku sedang tidak baik, urusan Jeffry? Dia tidak salah. Dia bilang dia harus menjemput adiknya jaemin, jadi aku tidak akan mempermasalahkan itu."
"Baiklah, Lastri aku ingin menjelaskan tentang kejadian itu dengan Wendy."
"Aku ingin pulang, tolong antara aku pulang."
"Hm, baiklah mungkin ini belum waktunya. Pakai saja jaketku, bawa pulang jangan kau lepas."
Lastri pun mengangguk.
Hai readers gimana ceritanya?